Hai teman-teman perkenalkan nama saya ................................ SDN GULUN 1. Kali ini saya
Dulu di sebuah hutan yang lebat hiduplah sepasang suami istri, namanya Ki Pasir dan Nyi
Pasir. Sepasang suami istri ini bertahan hidup dari hasil bercocok tanam di ladang.
Suatu hari seperti biasa Ki Pasir pamit untuk pergi bekerja di ladang. Ia berangkat dengan
semangat.
Ki Pasir : “ Nyi, hari ini aku akan ke ladang dulu untuk menyiangi pohon-pohon yang
menutupi tanaman.”
Nyi Pasir : “ Iya Ki, hati-hati di ladang. Jangan pulang terlalu sore.”
Ia berangkat dengan penuh semangat, lalu ia bekerja dengan sangat keras sepanjang hari.
Ki Pasir : “ (crok – crok – crok) huufff.. tidak terasa hari mulai petang, waktunya untuk
pulang.”
Tapi saat perjalanan pulang, Ki Pasir melihat sesuatu yang tidak biasa.
Ki Pasir : “ Hah apa itu ya? Kok seperti telur, tapi aku tidak melihat hewan atau unggas
di sekitar sini. Telur apa itu? Hhmmm... lebih baik aku dekati saja.”
Setelah sampai di depan sebuah pohon yang besar ternyata benar itu adalah sebuah telur.
Ki Pasir : “ Hah, ternyata benar ini adalah sebuah telur. Tapi aneh sekali, aku belum
pernah melihat telur seperti ini. Ah saya bawa pulang saja kalau begitu. Siapa
kepada istrinya. Keesokan harinya sang istri segera memasak telur itu dan setelah matang
Setelah selesai makan telur tersebut, Ki Pasir pamit untuk pergi bekerja di ladang. Tapi
Lalu tiba-tiba tubuh Ki Pasir berubah menjadi seekor naga. Sementara itu perasaan Nyi Pasir
merasa tidak enak di rumah, lalu ia memutuskan untuk pergi ke ladang. Saat perjalanan
Nyi Pasir : “ Aduh.. tiba-tiba tubuhku kenapa terasa gatal sekali, apa yang terjadi, tadi
Dan ternyata tubuh Nyi Pasir juga pelan-pelan berubah menjadi naga. Sesampainya di ladang,
Nyi Pasir melihat suaminya juga berubah menjadi seekor naga. Akhirnya kedua naga tersebut
Mereka terus berputar dan berguling-guling dalam waktu yang sangat lama. Tanpa disadari di
tanah itu akhirnya terbentuklah sebuah lubang. Sebuah cekungan yang sangat besar dan luas.
Dari dalam tanah muncullah sumber air yang sangat deras. (Pyur.. pyur.. Pyur.. pyur..) air itu
semakin tinggi dan tinggi dan semakin tinggi. Akhirnya kedua naga itu menghilang dan tidak
Sejak saat itu, di tempat itu terbentuklah sebuah telaga yang disebut sebagai telaga pasir, atau
masyarakat menyebutnya telaga sarangan. Disebut telaga sarangan karena lokasinya berada