Warga
Jerman, karyanya dalam bidang
distribusi spectrum radiasi yang
membuka jalan ke teori
kuantum, dihargai dengan
penganugrahan hadiah Nobel
tahun 1918. Dalam tahun-tahun
terakhirnya, ia banyak menulis
tentang agama dan filsafat.
2 Fisika Kuantum
1.2. Radiasi Termal
R () max.
1250 K
max.
1000 K
(m)
4 Fisika Kuantum
(R () T 4) ; karena intensitas total tak lain adalah luas
daerah di bawah kurva-kurva intensitas radiant pada
Gambar 1.2, maka dapat dituliskan :
0
R d T 4 (1.1)
di mana telah diperkenalkan sebuah tetapan banding .
Persamaan (1.1) ini dikenal sebagai hukum Stefan dan
tetapan banding dikenal sebagai tetapan Stefan –
Boltzmann. Dari sejumlah percobaan seperti yang
dilukiskan pada Gambar 1.1, nilai tetapan banding
diperoleh sebesar :
= 5,6703 x 10-8 W/m2.K4
2. Panjang gelombang di mana masing-masing kurva
mencapai nilai maksimumnya, yang disebut maks. (walau ia
bukanlah suatu panjang gelombang maksimum), menurun
jika suhu pemancar ditingkatkan, ternyata sebanding
dengan kebalikan suhu, sehingga maks. 1/T. Dari
percobaan diperoleh bahwa nilai tetapan bandingnya
adalah :
maks. T = 2,898 x 10-3 mK (1.2)
8 V
N d (1.3)
V adalah volume kotak. Persamaan (1.3) merupakan
perluasan gelombang elektromagnetik tiga dimensi.
6 Fisika Kuantum
2. Tiap – tiap gelombang memberikan saham energi kT bagi
radiasi di dalam kotak. Hasil ini diperoleh dari
termodinamika klasik.
8 c
R ,T kT (1.4)
4
4
Hasil ini dikenal sebagai rumus Rayleigh–Jeans. Penurunannya
menggunakan teori klasik elektromagnet dan termodinamika,
yang merupakan usaha maksimal kita dalam menerapkan fisika
klasik untuk memahami persoalan radiasi benda hitam..
R ()
max.
(m)
Gambar 1.3. Distribusi energi radiasi klasik.
8 Fisika Kuantum
1. Osilator di dalam benda hitam tidak memancarkan cahaya
secara kontinu melainkan hanya berubah amplitudenya –
taransisi amplitudo besar ke kecil menghasilkan emisi
cahaya sedangkan transisi dari amplitudo kecil ke besar
dihasilakan dari absorbsi cahaya.
E n n h (1.5)
En 1 En n 1 h n h h (1.6)
(1.8)
(1.9a)
dan
z ex (1.9b)
n h
n0
e kT
n0
z
1 z z 2 ...... (1.10)
1
1 z
Sehingga
(1.11)
10 Fisika Kuantum
Substitusi Persamaan (1.10) dan (1.11) ke Persamaan (1.8)
serta mengingat pemisalan (1.9a) dan (1.9b), diperoleh
z h
E h h / k T (1.12)
z 1 e 1
8 2
g (1.13)
c3
u , T g E (1.14)
Dengan demikian
8 3
u , T
1
c3 hc
kT
e 1
c 8 h c 1
4 (1.15)
4 k T
hc
e 1
Dan seterusnya.
Energi rata – rata osilator,
12 Fisika Kuantum
Penyelesaian :
Diketahui :
= 5500 Å = 5,5 x 10-7 m
R = d / 2 = 0,1 mm / 2 = 0,05 mm = 0,05 x 10-3 m
h = 6,63 x 10-34 J.s
k = 1,38 x 10-23 J/K
c 8 h c 1
U ( ) 4 h c
4 e k T 1
16
3,74 10
5,0 10 32 77,9
9,60 1013 W / m 3
Daya pancar :
Kmaks = e VS (1.16)
14 Fisika Kuantum
Dari berbagai percobaan, kita pelajari fakta-fakta terinci
efek fotolistrik sebagai berikut.
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas
cahaya.
2. Laju pemancaran elektron tak bergantung pada panjang
gelombang cahaya di bawah suatu panjang gelombang
tertentu ; di atas nilai ini, arus secara berangsur-angsur
menurun hingga menjadi nol pada suatu panjang
gelombang ambang (cutoff – wavelength) C. Ini biasanya
terdapat pada spektrum daerah biru dan ultraviolet.
16 Fisika Kuantum
buntelan diskrit kecil atau kuanta, yang kita sebut foton. Sebuah
foton adalah satu kuantum. Energi elektromagnet yang diserap
atau dipancarkan, dan sejalan dengan usulan Planck, tiap-tiap
foton dari radiasi berfrekuensi memiliki energi.
E=h (1.17)
K maks h W (1.20)
18 Fisika Kuantum
Penyelesaian :
(a) Dari Persamaan (1.22) diperoleh
h c 1240 eV nm
C 274 nm
W 4,53 eV
yang berada dalam daerah ultraviolet.
(b) Pada panjang gelombang yang lebih pendek, berlaku
hc
K maks h W W
1240 eV nm
4,52 eV
200 nm
1,68 eV
(c) Potensial hentinya tidak lain adalah tegangan yang
berkaitan dengan Kmaks,
K maks 1,68 eV
VS 1,68 V
e e
Foton datang
E, p
Ee , pe
Elektron hambur
E
p (1.24)
c
20 Fisika Kuantum
relativistik bagi elektron). Dalam interaksi ini berlaku
persyaratan kekekalan energi dan momentum, yaitu :
Eawal Eakhir
E me c 2 E ' Ee (1.25a)
p x awal p x akhir
p pe cos p ' cos (1.25b)
p y awal p y akhir
0 pe sin p ' sin (1.25c)
1 1
1
1 cos (1.28)
E E me c 2
'
'
h
1 cos (1.29)
me c
adalah panjang gelombang foton datang dan ’ panjang
gelombang hambur. Besaran h / mec dikenal sebagai panjang
gelombang Compton dari elektron yang memiliki nilai
0,002426 nm; namun perlu diingat bahwa ini bukanlah suatu
panjang gelombang dalam arti sebenarnya, melainkan semata
– semata suatu perubahan panjang gelombang.
Persamaan (1.28) dan (1.29) memberikan perubahan
dalam energi atau panjang gelombang foton, sebagai fungsi
dari sudut hamburan . Karena besaran di ruas kanan tidak
pernah negatif, maka E’ selalu lebih kecil daripada E – foton
hambur memiliki energi yang lebih kecil daripada foton datang ;
selisih E–E’ adalah energi kinetik yang diberikan kepada
elektron, (Ee – mec2). Begitu pula, ’ selalu lebih kecil daripada
-foton hambur memiliki panjang gelombang yang lebih
panjang daripada milik foton datang; perubahan panjang ini
merentang dari 0 pada = 00 hingga dua kali panjang
gelombang Compton pada = 1800. Tentu saja deskripsi foton
dalam energi dan panjang gelombang adalah setara, dan
pilihan mengenai mana yang digunakan hanyalah masalah
kemudahan belaka.
Peragaan eksperimen pertama dari jenis hamburan ini
dilakukan oleh Arthur Holly Compton pada tahun 1923. Pada
percobaan ini seberkas sinar–X dijatuhkan pada suatu sasaran
hamburan, yang oleh Compton dipilih unsur karbon. (Meskipun
tidak ada sasaran hamburan yang mengandung elektron yang
benar-benar bebas, elektron terluar atau elektron valensi dalam
22 Fisika Kuantum
kebanyakan materi terikat sangat lemah pada atomnya
sehingga berperilaku seperti elektron hampir “bebas”. Energi
kinetik elektron ini dalam atom sangatlah kecil dibandingkan
terhadap energi kinetik Ke yang diperoleh elektron dalam
proses hamburan ini). Energi dari sinar–X yang terhambur
diukur dengan sebuah detektor yang dapat berputar pada
berbagai sudut .
Contoh 1.4 :
Sinar–X dengan panjang gelombang 0,2400 nm dihamburkan
secara Compton dan berkas hamburnya diamati pada sudut
60,00 relatif terhadap arah berkas datang. Carilah : (a) panjang
gelombang sinar – X hambur, (b) energi foton sinar – X hambur,
(c) energi kinetik elektron hambur, dan (d) arah gerak elektron
hambur.
Penyelesaian :
h c 1240 eV nm
E' 5141 eV
' 0.2412 nm
(c) Dari Persamaan (1.25a) bagi kekekalan energi, diperoleh
Ee E E ' me c 2 K e me c 2
Ke E E '
hc
Energi E dari foton awal adalah : 5167 eV , jadi
tan
E ' sin
5141 eV sin 60 0
E E ' cos 5167 eV 5141 eV cos 60 0
= 1,715
= 59,70.
24 Fisika Kuantum
-e
v
F
+ Ze
r
1 1 e2
K mv2 (1.31)
2 8 o r
mv r n (1.34)
2
1 1 n 1 e2
2
mv m (1.35)
2 2 m r 8 o r
26 Fisika Kuantum
4 o 2 2
rn n ao n 2 ((1.36)
m e2
4 o 2
ao 0,0529 nm (1.37)
m e2
Hasil penting ini ternyata berbeda sekali dari yang kita
perkirakan menurut fisika klasik. Sebuah satelit dapat
ditempatkan dalam orbit Bumi pada sebarang jari-jari orbit
dengan mendorongnya ke ketinggian memadai dan kemudian
memberikannya laju singgung yang tepat. Sedangkan bagi orbit
elektron, hal ini tidak berlaku–karena hanya jari-jari orbit
tertentu saja yang perkenankan oleh model Bohr. Jari-jari orbit
elektron hanya dapat bernilai ao, 4ao,9ao,16ao, dan seterusnya,
tidak pernah bernilai 3ao atau 5,3 ao.
Dengan menggabungkan pernyataan r yang kita peroleh
di atas dengan Persamaan (1.33), diperoleh
m e4 1
E (1.38)
32
n 2 2 2
o n2
Jelas n pada eergi E mencirikan tingkat energi. Dengan
menghitung semua nilai tetapannya, diperoleh
13,6 eV
E n (1.39)
n2
n= E=0
n=4 E = - 0,8 eV
n=3 E = - 1,5 eV
n=2 E = - 3,4 eV
28 Fisika Kuantum
Pada tingkat yang lebih rendah, energi yag dimiliki elektron
lebih rendah daripada di tingkat sebelumnya. Beda energi ini
muncul sebagai sebuah kuantum radiasi berenergi h yang
sama besar dengan beda energi antara kedua tingkat tersebut.
Artinya, jika elektron melompat dari n = n1 ke n = n2, seperti
pada Gambar 1.8 berikut,
n = n1
h
n = n2
h En1 En 2 (1.40)
atau
m e4 1 1
2 2 (1.41)
64 n2
3 2
o
3
n1
64 3 o2 3 c
c n12 n22
2
2
m e4 n1 n2
Contoh 1.5.
Carilah panjang gelombang transisi dari n1 = 3 ke n2 = 2 dan
dari n1 = 4 ke n2 = 2.
Peyelesaian :
Persamaan (142) memberikan
1 32 2 2
2 656,1 nm
2
1,0973731 10 7 3 2
dan
1 42 22
2 486,0 nm
2
1,0973731 10 7 4 2
n12
364,5 nm 2
n1 4
30 Fisika Kuantum
hydrogen dapat dicocokkan dengan rumus serupa sebagai
berikut.
n2
lim it
2
(1.43)
n n0
2
1 1
n3 n 2 c R 2
2
n3 n2
1 1
n 2 n1 c R 2 2
n2 n1
dengan demikian
n3 n 2 n 2 n1 n3 n1
1 Z e2
F (1.44)
4 o r2
32 Fisika Kuantum
4 o 2 2 ao n 2
rn n (1.45)
Z m e2 Z
E
m Z e2
2
1 Z2
13,6 eV 2 (1.46)
32 2 o2 2 n 2
n
n
Jadi garis edar pada atom dengan nilai Z yang lebih tinggi,
letaknya lebih dekat ke inti atom, dan memiliki energi yang lebih
besar (negatif) ; yang berarti bahwa elektronnya terikat lebih
kuat pada inti atomnya.
Contoh 1.6.
Hitunglah kedua panjang gelombang terpanjang deret Balmer
ion berilium terionisasi tiga kali (Z = 4).
Penyelesaian :
Karena semua radiasi deret Balmer berakhir pada tingkat n = 2,
kedua panjang gelombang terpanjang tersebut adalah radiasi
yang berkaitan dengan transisi n = 3 n = 2, dan n = 4
n = 2. Energi dan panjang gelombang radiasi yang
bersangkutan adalah
2 1 1
E3 E2 13,6 eV 4 30,2 eV
9 4
h c 1240 eV . nm
41,0 nm
E 30,2 eV
h c 1240 eV . nm
30,4 nm
E 40,8 eV
34 Fisika Kuantum
kuantum) sebagai suatu hal khusus dari fisika klasik, melainkan
apakah elektron yang dipercepat meradiasikan energi
elektromagnet atau tidak !!! Dilema ini dipecahkan oleh Bohr
dengan mengajukan azas persesuaian (Correspondence –
Principle), yang mengatakan bahwa hukum fisika klasik hanya
berlaku dalam ranah klasik, sedangkan hokum fisika kuantum
berlaku dalam ranah atom ; pada ranah di mana keduanya
bertumpah tindih, kedua himpunan hokum fisika itu harus
memberikan hasil yang sama.
Mari kita lihat bagaimana azas ini dapat diterapkan pada
atom Bohr. Menurut fisika klasik, sebuah partikel bermuatan
listrik yang bergerak sepanjang sebuah lingkaran meradiasikan
gelombang elektromagnet dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi gerak melingkarnya. Untuk gerak edar
elektron dalam atom, periode gerak melingkar adalah jarak
tempuh satu gerak edar, 2 r, dibagi dengan laju edar
2K
v , dengan K adalah energi kinetik. Jadi, dengan
m
menggunakan pernyataan (1.31) bagi energi kinetik, periode T
diberikan oleh
2 r r 2m 8 o r
T (1.47)
2K / m e
1 e
(1.48)
T 16 3 0 m r 3
m e4 1 1
64 3 o2 3 n 12 n12
m e4 2n 1
(1.50)
64 3 o2 3 n 2 n 12
m e4 2n
64 n 4
3 2
o
3
m e4 1
3 2 3 3
(1.51)
64 o n
36 Fisika Kuantum
meradiasi dengan frekuensi yang diberikan oleh Persamaan
(1.51).
Dalam rentang n besar, di mana fisika klasik dan
kuantum bertumpang – tindih, pernyataan kuantum dan klasik
bagi frekuensi radiasi keduanya identik. Ini adalah salah satu
contoh penerapan azas persesuaian Bohr. Penerapan azas ini
tidak hanya berlaku bagi atom Bohr. Azas ini juga penting
dalam memahami bagaimana kita beranjak dari ranah di mana
berlaku hokum-hukum fisika klasik ke ranah di mana berlaku
hokum-hukum fisika kuantum.
***************************
***************