Intan Pariwara
Intan Pariwara
Oleh
INTAN PARIWARA
15.13201.11.15
Oleh
INTAN PARIWARA
15.13201.11.15
INTAN PARIWARA
Partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu merupakan salah satu faktor
pendukung yang sangat diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan anaknya. Hal ini
dapat dilihat dari keaktifan orang tua membawa anaknya ke Posyandu dapat dilihat
dari tren partisipasi masyarakat yang tergambar dari perbandingan antara jumlah anak
yang ditimbang dengan seluruh anak yang ada diwilayah Posyandu tersebut. Tingkat
partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu minimal harus mencapai 80% maka
dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan berat badan sangatlah rendah.
Penelitian ini bertujuan diketahuinya Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23 Ilir
Palembang Tahun 2019. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14-24 Juni 2019.
Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan survei analitik
menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai balita berjumlah 469 orang di Posyandu diwilayah kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang. Sampel penelitian berjumlah 82 orang dipilih dengan tehnik
proportional random sampling. Data penelitian ini didapat menggunakan kuesioner,
selanjutnya dilakukan analisis menggunakan uji chi square dengan tingkat
kemaknaan (α = 0,05).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan (p value
= 0,011), pendidikan (p value = 0,031), dan tidak ada hubungan pekerjaan (p value
= 0,138) sikap (p value = 0,269), pada partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu
di Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2019.
Disarankan untuk mengikutsertakan peran keluarga balita dalam
mendukung partisipasi ibu balita serta meningkatkan sosialisasi yang berkaitan
dengan masalah kesehatan balita.
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, 10 July 2019
INTAN PARIWARA
iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
- Ibu : Ermawati
Handphone : 081279060015
Gmail : Intanpariwara73@gmail.com
Riwayat Pendidikan
vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan kepada :
MOTTO
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.
Dengan selesainya penelitian skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dewi Suryanti, SST, M.Kes sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.dr. Chairil Zaman,
M.Sc selaku Ketua STIK Bina Husada, Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dr. Yanuardi
Yazid, M.Sc selaku penguji satu dan Ibu Atma Deviliawati, SKM, M.Kes selaku
penguji dua dalam penyusunan skripsi, dan Ibu Ilustri, S.Psi, M.Kes selaku
pembimbing akademik selama mengikuti pendidikan di Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 10 Juli 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMANJUDUL DENGAN SPESIFIKASI ......................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ........................................................ vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS.................................................................... vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO............................................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 7
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 7
1.4.1Tujuan umum ...................................................................... 7
1.4.1 Tujuan khusus .................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 8
1.5.1 Bagi Puskesmas 23 Ilir Palembang.................................... 8
1.5.2 Bagi Ibu ............................................................................. 8
1.5.3 Bagi STIK Bina Husada Palembang.................................. 9
1.5.4 Bagi peneliti....................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 9
x
2.2.4 Sasaran Posyandu............................................................... 19
2.2.5 Fungsi Posyandu ................................................................ 19
2.2.6 Pelaksanaan sistem lima meja Posyandu ........................... 20
2.2.7 Manfaat Posyandu .............................................................. 22
2.2.8 Lokasi ................................................................................. 25
2.2.9 Proses pembentukan Posyandu .......................................... 25
2.2.10 Kegiatan Posyandu........................................................... 27
2.2.11 Pembinaan dan pengawasan Posyandu ............................ 30
2.2.12 Tingkat perkembangan Posyandu .................................... 31
2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu dalam
Kegiatan Posyandu...................................................................... 33
2.3.1 Peran serta masyarakat dalam Posyandu............................ 33
2.3.2 Partisipasi Ibu dalam kegiatan Posyandu ........................... 38
2.3.3 Pengetahuan (knowledge)................................................... 49
2.3.4 Sikap (attitude)................................................................... 41
2.3.5 Pekerjaan ............................................................................ 44
2.3.6 Pendidikan.......................................................................... 45
xi
4.1.4 Fasilitas pelayanan kesehatan............................................. 66
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 68
4.2.1 Hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi Ibu ....... 71
4.2.2 Hubungan antara pendidikan dengan partisipasi Ibu ......... 72
4.2.3 Hubungan antara pekerjaan dengan partisipasi Ibu............ 73
4.2.4 Hubungan antara sikap dengan partisipasi Ibu................... 74
4.3 Pembahasan .................................................................................. 75
4.3.1 Hubungan antara pengetahuan pada partisipasi Ibu
Balita dalam kegiatan Posyandu di Puskesmas 23 Ilir
Palembang Tahun 2019...................................................... 75
4.3.2 Hubungan antara pendidikan pada partisipasi Ibu
Balita dalam kegiatan Posyandu di Puskesmas 23 Ilir
Palembang Tahun 2019...................................................... 77
4.3.3 Hubungan antara pekerjaan pada partisipasi Ibu
Balita dalam kegiatan Posyandu di Puskesmas 23 Ilir
Palembang Tahun 2019...................................................... 78
4.3.4 Hubungan antara sikap pada partisipasi Ibu Balita
dalam kegiatan Posyandu di Puskesmas 23 Ilir
Palembang Tahun 2019 ..................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran :
1 : Kuesioner
3 : Hasil Uji Normalitas
4 : Hasil Uji Chi square
5 : Surat Selesai Penelitian
6 : Dokumentasi Penelitian
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Upaya mewujudkan paradigma sehat ini dilakukan melalui pendekatan keluarga dan
tercermin dalam program kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya
seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial, dan pemerintah juga memiliki peranan
yang cukup besar. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang
1
Who Health Organization (WHO 2005) yang telah ditetapkan pada keputusan
Penilaian Status Gizi Anak. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang
didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U). Pemantauan Status Gizi
bahwa persentase gizi buruk pada balita usia 0 - 59 bulan di Indonesia adalah 3,8%,
sedangkan persentase gizi kurang adalah 14%. Hal tersebut tidak berbeda jauh
dengan hasil PGS tahun 2016 yaitu persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan
sebesar 3,4% dan persentase gizi kurang sebesar 14,43%. Provinsi dengan persentase
tertinggi gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah
Nusa Nenggara Timur, sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Bali
kematian bayi dibawah usia 5 tahun mencapai 6,6 juta jiwa atau hampir 18.000 orang
setiap hari. Risiko seorang anak untuk meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun
untuk kawasan Eropa sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup dan di Afrika sekitar 8 kali
lebih tinggi dari kawasan Eropa (95 per 1000 kelahiran hidup). Sedangkan di
kawasan Asia, khususnya Asia Selatan adalah 50 per 1000 kelahiran hidup (WHO,
2013: 1).
Angka kematian ibu dan anak (KIA) di Indonesia masih tergolong tinggi
2
yang ditulis dalam sains.kompas.com. Hasilnya, tingkat kematian ibu dan anak masih
tinggi dengan jumlah kasus kematian yang dicanangkan oleh PBB, yaitu 305 per
100.000 kelahiran, sedangkan PBB sendiri mencanangkan kasus KIA hanya sebatas
102 per 100.000 kelahiran. Pada laman tersebut juga dipaparkan penyebab kematian
ibu dan anak berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan
hidup, sedangkan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 37 per 1000 kelahiran hidup.
Untuk kota Palembang tahun 2016, jumlah kematian balita sebanyak 56 orang balita
per 29.521 kelahiran hidup atau 1,9 per 1000 kelahiran hidup. Untuk Kota Palembang
tahun 2017, jumlah kematian balita sebanyak 8 orang balita (6 lain - lain, 2 DBD, dan
1 diare) per 27.876 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang 2016 -
2017: 11)
posyandu dan sebanyak 169.087 atau sekitar 57,43% posyandu aktif. Posyandu aktif
adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap
bulan (KIA : ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan
Pada tahun 2017 diseluruh Puskesmas Kota Palembang terdapat 902 posyandu,
berjumlah 6,10%. Sedangkan posyandu aktif di Kota Palembang tahun 2017 adalah
3
645 posyandu aktif, Kecamatan Seberang Ulu I memiliki jumlah posyandu yang
Barat II memiliki jumlah posyandu yang paling sedikit yaitu 10 posyandu, sedangkan
di Kecamatan Bukit Kecil yang termasuk dalam Puskesmas 23 Ilir dan Merdeka
Pada tahun 2017 yang mendapat cakupan pos pelayanan terpadu dari 41
sebesar 2,457 orang dengan presentase 99.19%, cakupan yang terendah di Puskesmas
Punti Kayu sebesar 68,26% dan di Puskesmas 23 Ilir Palembang yaitu 1,271 orang
dengan presentase yaitu 86,82% (Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2017: 140 -
141).
Anak yang masuk dalam kategori balita adalah anak berusia 1 hingga 5 tahun.
Para ahli mengatakan bahwa usia ini adalah usia yang sangat penting, khususnya
dalam pertumbuhan otak anak. Oleh karena itu, para pakar menyebut fase ini dengan
istilah golden age atau masa keemasan. Karena pada tiga tahun pertama masa
berkembang secara bertahap. Sangat dianjurkan kepada orang tua pada saat anak
4
Menurut Kemenkes (2013) posyandu merupakan salah satu bentuk dan upaya
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita
dikembangkannya posyandu oleh Presiden Soeharto tahun 1986 pada saat itu
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Kurnia, 2019: 11).
Partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu merupakan salah satu faktor
pendukung yang sangat diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan anaknya. Hal ini
dapat dilihat dari keaktifan orang tua membawa anaknya keposyandu yang mana
dapat dilihat dari tren partisipasi masyarakat yang tergambar dari perbandingan antara
jumlah anak yang ditimbang dengan seluruh anak yang ada diwilayah posyandu
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini
akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader
posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya
atau pola pertumbuhan berat badannya dalam (Wilianarti dkk, 2017: 1).
Penelitian terkait oleh Nila Eriza Sativa (2017), “Faktor - faktor aktor yang
Berhubungan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi
5
Kabupaten Sleman” dapat disimpulkan bahwa dari 77 responden ibu balita di
posyandu dusun Mlangi Kabupaten Sleman, lebih banyak memiliki pendidikan tinggi
(SMA, Perguruan Tinggi) yaitu sejumlah 44 orang (57,1%), mayoritas ibu bekerja
posyandu sebanyak 26 orang (33,8%), ibu balita mengatakan kader berperan aktif
(53,2%), mayoritas ibu memiliki sosial ekonomi tinggi sebanyak 41orang (51,9%)
program posyandu balita pada tahun 2018 di Puskesmas 23 ilir terbagi Kelurahan 23
Ilir dan 24 Ilir dengan 14 Posyandu yaitu 11 Posyandu di Kelurahan 24 Ilir dan 3
yaitu Posyandu Mawar Merah yaitu 90 balita, Posyandu Melati yaitu 182 balita,
Posyandu Bougenvil yaitu 197 balita, Dengan persentase 98,9% dari target
70%, cakupan Posyandu balita di Puskesmas 23 Ilir. Berdasarkan data tersebut maka
dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Kelurahan 23
6
1.2 Rumusan Masalah
dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2019.
Faktor - faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam
dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2019.
sikap) terhadap partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja
7
5) Diketahuinya hubungan antara sikap dengan partisipasi ibu balita dalam
Palembang.
bagi ibu balita dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
Posyandu.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan sumber bacaan
baik buku maupun jurnal untuk dapat menambah referensi literatur di Perpustakaan
STIK Bina Husada Palembang khususnya informasi tentang faktor - faktor yang
8
yang telah didapat selama dibangku kuliah dan dapat dipergunakan untuk masa yang
akan datang serta sebagai syarat untuk kelulusan program pendidikan strata I.
faktor - faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan
Posyandu balita selama 1 tahun terakhir yaitu tahun 2018 adalah 469 orang. Sampel
kemaknaan (α = 0,05).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
rumah sakit dan klinik - klinik kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan
jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap
kecamatannya, terlebih lagi pada daerah - daerah pedalaman yang sulit untuk
menjangkau wilayah rumah sakit dikarenakan akses terhadap infra struktur desa yang
(Ryadi, 2016: 20), Puskesmas adalah suatu unit kesatuan organisasi kesehatan
terkecil dan terdepan secara fisik, fungsional, dan administratif dalam sistem
tertentu.
10
kerja tertentu dalam membentuk usaha - usaha kesehatan pokok (dr. Azrul Azwar
pembangunan kesehatan di suatu wilayahkerja itu sendiri (Suhadi dan Rais, 2015: 8).
masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Suhadi dan Rais, 2015: 8).
hidup yang sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja Puskesmas itu,
agar dapat terwujud derajat kesehatan yang merata (Suhadi dan Rais, 2015: 8).
1) Kecamatan
2) Kepadatan penduduk
3) Luas daerah
4) Keadaan geografik
5) Infrastruktur
11
6) Sasaran penduduk 30.000 jiwa.
Untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh Puskesmas pusat makan didirikan
perorangan dan kemudian pelayanan kepada masyarakat (Suhadi dan Rais, 2015: 9).
Menurut Suhadi dan Rais (2015: 9) fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut :
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah
Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
12
pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyakit tanpa
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
meliputi :
13
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan Kabupaten/Kota, yang bekerja sebagai unit pelaksana teknis dinas yang
Kabupaten/Kota, dan juga sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama (Suhadi
14
Untuk kota besar wilayah kerja Puskesmas dapat hanya satu kelurahan,
berfungsi sebagai pusat rujukan dari Puskesmas kelurahan yang juga mempunyai
fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas rata-
rata 30.000 penduduk. Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah Puskesmas di
daerah pedesaan adalah suatu areacdengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah
Untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh Puskesmas pusat makan didirikan
Puskesmas yang ruang lingkupnya kecil, seperti di 2-3 desa (Suhadi dan Rais, 2015:
8).
2) Keluarga Berencana
4) Kesehatan lingkungan
15
5) Pemberantasan penyakit menular
9) Kesehatan olahraga
2.2 Posyandu
meyangkut kesehatan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1970an
16
prinsip yang sama tentang posyandu. Dalam pelaksanaannya, PKMD melibatkan
swadaya masyarakat dan gotong royong, dengan harapan masyarakat dapat menolong
dirinya sendiri, minimal tahu tindakan apa yang harus dilakukan saat mereka
terpadu) instruksi bersama Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN, dan Menteri Dalam
Presiden Soeharto diharapkan dapat menurunkan angka kematian AKI, AKB, dan
AKABA yang begitu besar pada saat itu. Tahun 1984 posyandu baru dilaksanakan
Nasional. Dilakukan secara masal oleh Presiden Soeharto sebagai kepala negara
Republik Indonesia pada saat itu. Sejak saat itu keberadaan posyandu semakin
Menurut Kemenkes (2013), Posyandu merupakan salah satu bentuk dan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
17
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, anak balita dan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Masyarakat yang menjadi petugas
penyelenggaranya, diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan bahkan
dihilangkan, juga kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dapat betul-
masyarakat, dikelola dari, oleh dan untuk rakyat dan dijalankan secara swadaya
dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.
a) Tujuan umum
ibu, pasangan usia subur dan untuk mengurangi, bahkan menghilangkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Ditegaskan oleh
b) Tujuan khusus
dan AKABA.
18
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan posyandu,
1) Bayi
2) Anak balita
1). Sebagai wadah untuk memberdayakan masyarakat dalam hal pemerolehan dan
2). Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, yang berkaitan
19
2.2.6 Pelaksanaan sistem lima meja Posyandu
pada hari buka Posyandu. Langkah 1 sampai 4 dilaksanakan oleh kader, sedangkan
langkah 5 oleh petugas sector yaitu petugas kesehatan, PLKB atau sektor yang
lainnya. Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5 meja karena ini
hanyalah merupakan sistem kegiatan ini artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak
Menurut (Waryana, 2016: 384) Alur kegiatan Posyandu dengan sistim 5 meja
yaitu :
a) Kegiatan di meja 1
1). Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu - ibu yaitu nama bayi/balita
diberikan, merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak
20
ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada
KMSnya.
2). Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil : yaitu nama ibu hamil tersebut
ditulis pada formulir atau register ibu hamil apabila ibu hamil tidak
b) Kegiatan di meja 2
c) Kegiatan di meja 3
kertas catatan kepada kader di kegiatan 3m, setelah itu kader memindahkan
catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak
tersebut.
ke kegiatan 4.
d) Kegiatan di meja 4
1) Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita. Kader
KMS tersebut.
21
2) Kader kemudian memberikan penyuluhan kepada keluarga balita, baik
dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil terhadap anaknya.
apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil atau ibu menyusui.
4) Selain itu kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan
e) Kegiatan di meja 5
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas
1) Imunisasi
a) Bagi Masyarakat
penyuluhan dan diskusi tentang kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita.
22
3). Bayi dan balita akan mendapatkan kapsul vitamin A kurang maupun gizi
buruk .
5). Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan akan mendapatkan tablet
6). Ibu pasca melahirkan akan memperoleh vitamin A dan tablet tambah darah
(Fe).
8). Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu setelah
Puskesmas terdekat.
paham dalam :
23
2) Mendapatkan bimbingan teknis dari petugas kesehatan setempat sebagi
c) Bagi Puskesmas
kesehatan.
Menurut (Kurnia, 2016: 36) Manfaat Posyandu bagi sektor lain yaitu :
24
2.2.8 Lokasi
layanan kesehatan. Hal ini dilator belakangi dengan tingginya kasus kematian ibu dan
akan kesehatan dan hidup sehat. Ditambah lagi kasus kematian ibu dan anak yang
jumlahnya cukup memprihatinkan angka kelahiran pun dinilai cukup tinggi, oleh
berikut :
1) Pendekatan Internal
25
2) Pendekatan Eksternal
moril, finansial dan material seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan
belonging) melalaui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang
kepala keluarga yang terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan
dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta
hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari,
MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan
26
dilakukan sesuai dengan konsep Posyandu yaitu : KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare.
Menurut (Kurnia, 2019: 48) dalam kegiatan Posyandu terdapat kegiatan sebagai
berikut :
a) Ibu hamil, adapun layanan yang di dapat oleh ibu hamil yaitu :
dan selamat
asi, beragam pola makan ibu hamil, peragaan perawatan bayi baru
lahir.
27
b) Layanan Bagi Ibu Nifas dan Menyusui
1) Penyuluhan penggunaan KB
2) Pemberian ASI
4) Pemeriksaan payudara
pemeriksaan lochia
4) Pemberian imunisasi
mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
28
pemberian kondom, pil, KB IUD, KB Implan, kontrasepsi progestin, kontrasepsi
mantap/sterilisasi.
Fertility Rate (ASFR), dan unmet need. Target nasional indikator tersebut tahun 2015
adalah CPR sebesar 65%, ASFR usia 15-19 tahun sebesar 30/1000 perempuan usia
kematian ibu dengan kondisi 4T yaitu: terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20
tahun), terlalu sering melahirkan terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang
lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin, Kemenkes,
Encarta 2007 dalam (Kurnia, 2019: 71), Imunisasi disebut juga dengan
vaksinasi yaitu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit
seperti bakteri atau virus yang telah dijinakkan. Tujuan dari imunisasi adalah untuk
memberikan perlindungan bagi tubuh terhadap serangan penyakit, dan juga untuk
melindungi dari zat - zat berbahaya yang ada di lingkungannya, seperti polusi dan
29
juga berbagai kuman yang bersarang dimana - mana. Beberapa penyakit yang dapat
ditangkal setelah imunisasi yaitu : cacar, campak, gondok, polio, difteri, tetanus,
batuk rejan.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi menyebabkan beberapa efek serius seperti : kegagalan pertumbuhan fisik, tidak
daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan
3) Penanggulangan Diare
Menurut (Oktiawati, 2016: 74) Diare umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan
yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk
dan frekuensi jumlah BAB lebih dari tiga kali sehari. Pencegahannya : beri minum
misalnya oralit (minuman yang mengandung ion). Pencegahan diare lainnya yaitu :
4) Imunisasi campak.
30
dilakukan dari tiga aspek manajemen yaitu melalui aspek program, kelembagaan, dan
SDM. Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berjenjang dari hulu ke hilir
yaitu : dimulai dari tingkat pusat, provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, hingga tingkat
Perbaikan Gizi Daerah (BPGD), Tim Upaya Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK),
Pokja BKB, Forum PAUD, Tim Pangan dan Gizi, Badan Ketahanan Pangan. Untuk
pembiayaan seluruh kegiatan pokjanal diambil dari APBN, APBD Provinsi dan
APBD Kab/kota. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan operasional pokjanal yaitu
ini dinilai belum bisa mandiri, sehingga penyelenggaraan posyandu belum berjalan
dengan baik dan secara reguler. Selain itu jumlah kader posyandu sangat sedikit yaitu
kurang dari lima orang. Untuk meningkatka Posyandu ini perlu dukungan masyarakat
Posyandu.
31
2) Posyandu Tingkat Madya
jumlah sudah memiliki minimal lima kader, kegiatan sudah berjalan secara regular
diselenggarakan lebih dari 8 kali dalam setahun. Dalam pelaksanaan cakupan lima
kegiatan Posyandu belum maksimal (kurang dari 50%). Intervensi yang dapat
dibandingkan tingkat madya dapat melaksanakan kegiatan utamanya lebih dari 50%
dan ditambah program tambahan. Kegiatan posyandu sudah dilakukan lebih dari 8
kali per tahunnya. Posyandu purnama mendapatkan kucuran dana sehat untuk
menyokong kegiatan Posyandu di wilayah kerjanya dan dikelola oleh masyrakat yang
pesertanya kurang dari 50% kepala keluarga (KK). Untuk meningkatkan peringkat
b). Pelatihan dana sehat, agar dapat menumbuhkan dana sehat yang kuat dengan
cakupan yang lebih luasyaitu lebih dari 50% jumlah KK diwilayah kerja
posyandu. Peserta pelatihan yaitu: para tokoh masyarakat, pengurus dana sehat
32
4). Posyandu Tingkat Mandiri
dari 8 kali dalam setahun. Tingkat mandiri juga dapat melaksanakan lebih dari 50%
memperoleh sokongan dana untuk menunjang kegiatan Posyandu yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja posyandu. Intervensi tingkat ini bukan berupa pelatihan lahi, melainkan lebih
kepada pembinaan, khusunya dalam mengelola dana sehat. Tujuannya untuk menjaga
kesinambungan kegiatan Posyandu dan pengelolaan dan dengan baik. Selain itu
Posyandu
1). Pembentukan suatu lembaga atau unit pengelola posyandu didesa yang
33
2). Pemberian penghargaan kepada kader berupa dana hibah atau pinjaman modal
usaha bagi kader yang kinerjanya baik sebagai suatu perangsang agar terus
ekonomi kader.
bersumber dari dana masyarakat, seperti zakat dan sumbangan keagamaan yang
5). Kemitraan yang dapat diwujudkan dengan cara membentuk dan memperkuat
jejaring antar dan atau beberapa posyandu yang diselenggarakan oleh berbagai
organisasi kemasyarakatan, baik yang berada dalam satu desa atau sebutan lain,
ataupun pada wilayah yang lebih luas. Dalam kemitraan, inti kegiatannya dapat
34
A) Peranan partisipasi masyarakat
Menurut Dubois dan Miley (1992) dalam (Subaris, 2016: 36), ada tiga alasan
b) Masyarakat akan mencapai proyek atau program jika merasa dilibatkan dalam
35
Sastropoetro (1988) dalam (Subaris Heru, 2016: 36), menyebutkan ada 10 buah
2) Dengan partisipasi pelayanan atau servis dapat diberikan dengan biaya yang
murah
3) Partisipasi memiliki dasar yang sangat berarti untuk peserta karena menyangkut
dilibatkan
36
3) Melibatkan diri pada kegiatan - kegiatan organisasi untuk menggerakkan
Solomon dalam Dubois dan Miley (1992) dalam (Subaris Heru, 2016: 46)
Faktor-faktor kontekstual seperti struktur ekonomi dan politik, nilai dan kepercayaan,
serta definisi peran, secara langsung atau tidak langsung mendukung atau
keterampilan yang belum berkembang, dan sumber daya manusia yang dihasilkan
dari diskriminasi, struktur yang menghambat pendanaan atau adanya sanksi politik,
Watson dalam Adi (2003) dalam (Subaris Heru, 2016: 47) menjelaskan bahwa
1) Kestabilan (homeostatis)
2) Kebiasaan (Habit)
5) Ketergantungan (dependence)
6) Superego
37
7) Rasa tidak percaya diri (self - distrusr)
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Profil
jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain
masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
yaitu :
2) Keluarga berencana
3) Imunisasi
4) Gizi
38
Dalam Kurnia, 2019. Penelitian ini hasil ukur akan dihitung dengan kategori yaitu :
Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :
1) Tahu (know)
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
39
2) Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi (aplication)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum - hukum, rumus, metode dan prinsip dalam
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen - komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5) Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
40
6) Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu berdasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Menurut Budiman dan Riyanto (2013: 11) dalam membuat kategori tingkat
pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti
Sikap adalah derajat efek positif yang dikaitkan dengan suatu obyek psikologis.
Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui
individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Dari sini sikap
dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka atau tidak suka
terhadap suatu obyek. Sikap pada hakekatnya adalah tingkah laku yang tersembunyi
41
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulasi atau obyek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakam suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku
Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2014: 141 - 142)
42
Menurut Budiman dan Riyanto (2013: 18), pengukuran sikap berbeda dengan
pengukuran pengetahuan jika peneliti ingin melakukan kajian mengenai sikap, maka
yang digunakan adalah skala Likert. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
Skala Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada
dua bentuk skala Likert yaitu pernyataan Positif yang diberi skor : 5, 4, 3, 2, dan 1.
1) Pernyataan Positif
Setuju (S) :4
2) Pernyataan Negatif
Setuju (S) :2
43
Menurut Hastono (2016: 100) untuk mengetahui suatu data berdistribusi
1) Dilihat dari grafik histogram dan kurva normal, bila bentuknya menyerupai bel
2) Menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, bila nilai skewness dibagi
3) Uji kolmogorov smirnov, bila hasil uji tidak signifikan (Pvalue > 0,05) maka
distribusi normal. Namun jika uji kolmogorov sangat sensitif dengan jumlah
sampel, maksudnya untuk jumlah sampel yang besar uji kolmogorov cenderung
normal
Dalam penelitian ini hasil ukur yang akan dihitung dengan kategori sebagai berikut :
2.3.5 Pekerjaan
dirancang untuk dikerjakan oleh satu orang dan sebagai imbalan diberikan upah dan
Menurut (Achmadi, 2013), bekerja itu dalam arti yang sangat mendasar adalah
44
sekelompok orang dalam suatu lingkungan tertentu dimana melalui kegiatan tersebut
mereka dapat menemukan jati diri (ektensi) mereka, Karl max mengatakan bahwa
Dalam penelitian ini hasil ukur yang akan dihitung dengan kategori sebagai berikut :
1). Bekerja
2.3.6 Pendidikan
penting untuk menunjang program - program kesehatan yang lain. Lawrence Green
menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor
pokok yaitu faktor predisposisi, faktor yang mendukung, dan faktor yang
memperkuat atau mendorong atau penguat. Oleh sebab itu pendidikan dalam
kesehatan upaya intervensi perilaku harus diarahkan pada tiga faktor pokok tersebut
45
(UU RI No. 13 Tahun 2015) Penelitian ini hasil ukur akan dihitung dengan
kategori :
46
2.4 Penelitian Terkait
Tabel 2.1
Penelitian Terkait
No Nama Peneliti Desain Peneliti Hasil Peneliti Perbedaan Penelitian
dan Judul
Peneliti
1. Penelitian Penelitian ini adalah Hasil penelitian Desain penelitian
yang dilakukan deskriptif korelasi, ini menunjukan menggunakan metode
oleh Nila Eriza penelitian ini responden kuantitatif dengan
Sativa (2017) dilakukan untuk dengan pendekatan survei
“Faktor-faktor menganalisis korelasi pengetahuan analitik melalui studi
yang antara variabel baik dan kurang cross sectional sampel
Berhubungan independen (faktor baik (33,8%), dalam penelitian 96
dengan pengetahuan, tingkat orang responden.
Keaktifan Ibu pendidikan, pekerjaan, pendidikan Variabel yang diteliti
Balita dalam peran kader, dan tinggi (57,1%), yaitu : pengetahuan,
Kegiatan sosial ekonomi) dan bekerja (64,9%), pendidikan, pekerjaan,
Posyandu di variabel dependen kader berperan sikap, peran kader
Dusun Mlangi (keaktifan kunjungan aktif (68,8%), dengan partisipasi ibu
Kabupaten ibu ke posyandu). sosial ekonomi dalam kegiatan
Sleman” Pendekatan yang tinggi (51,9%), Posyandu di wilayah
digunakan adalah responden aktif kerja Kelurahan 23 Ilir
Cross Sectional yaitu keposyandu Palembang 2019.
variabel sebab dan (53,2%).
akibat. Populasi dalam
penelitian sebanyak
77 orang secara
Proportional Random
Sampling.
Pengambilan data
menggunakan
kuesioner. Hubungan
kedua variabel di uji
dengan menggunakan
rumus Chi-Square.
2. Penelitian Penelitian ini bersifat Ada hubungan Desain penelitian
yang dilakukan observasional yang bermakna menggunakan metode
oleh Nur Ain Deskriptif dengan antara usia, kuantitatif dengan
Oliviana pendekatan Cross tingkat pendekatan survei
Hasan (2013) Sectional. Populasi pengetahuan, analitik melalui studi
“Faktor-faktor dalam penelitian ini tingkat pekerja, cross sectional sampel
47
yang adalah seluruh ibu tingkat dalam penelitian 96
Berhubungan yang mempunyai pendidikan dan orang responden.
dengan balita (bayi usia 1-5 dukungan tokoh Variabel yang diteliti
Partisipasi Ibu tahun) pemilihan masyarakat yaitu : pengetahuan,
Balita dalam sampel penelitian ini dengan pendidikan, pekerjaan,
Kegiatan menggunakan total partisipasi ibu sikap, peran kader
Posyandu di sampling. Yang balita dalam dengan partisipasi ibu
Kelurahan menjadi variabel kegiatan dalam kegiatan
Kayumerah bebas adalah faktor posyandu Posyandu di wilayah
Kecamatan internal (usia, kerja Kelurahan 23 Ilir
Limboto pengetahuan) dan Palembang 2019.
Kabupaten faktor eksternal
Gorontalo”. (pendidikan, status
pekerjaan dukungan
tokoh masyarakat) dan
variabel terikat adalah
: partisipasi ibu.
Pengambilan data
menggunakan
kuesioner. Pengujian
hipotesis penelitian uji
statistic dengan uji
Chi Square.
3. Penelitian Desain penelitian ini Hasil penelitian Desain penelitian
yang dilakukan menggunakan metode ini ada pengaruh menggunakan metode
oleh Ita (2015) kuantitatif, jenis antara status kuantitatif dengan
dengan judul penelitian survey bekerja ibu, pendekatan survei
“Faktor – analitik dengan tingkat analitik melalui studi
faktor yang pendekatan cross pengetahuan ibu cross sectional sampel
Mempengaruhi sectional. Sampel dan kebutuhan dalam penelitian 96
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini yang dirasakan orang responden.
Balita ke berjumlah 130 ibu ibu balita dalam Variabel yang diteliti
Posyandu balita. Tehnik pelayanan yaitu : pengetahuan,
Kuncursari di pengambilan sampel diposyandu, pendidikan, pekerjaan,
Dukuh accidental sampling, sedangkan umur sikap, peran kader
Tegaltandan dan sampel berjumlah ibu, pendidikan dengan partisipasi ibu
Desa 64 responden ibu dan jarak dalam kegiatan
Banguntapan diwilayah kerja posyandu tidak Posyandu di wilayah
Kabupaten Kencursari di Dukuh ada pengaruh, kerja Kelurahan 23 Ilir
Bantul Tegaltandan Desa dan status Palembang 2019.
Banguntapan bekerja ibu lebih
Kabupaten Bantul. berpengaruh 7
48
kali terhadap
partisipasi ibu
balita ke
posyandu
Kencuransari I
4. Penelitian Desain penelitian ini Hasil penelitian Desain penelitian
yang dilakukan adalah penelitian non- ini peran kader menggunakan metode
oleh Laksmita experimental dengan di posyandu kuantitatif dengan
(2018) “Faktor pendekatan cross wilayah kerja pendekatan survei
– faktor yang sectional. Populasi Puskesmas analitik melalui studi
Berhubungan dalam penelitian ini Sangkrah cross sectional sampel
dengan adalah seluruh ibu termasuk dalam penelitian 96
Tingkat yang mempunyai anak kategori baik orang responden.
Kehadiran usia 0-59 bulan yang yaitu 228 Variabel yang diteliti
Balita di bertempat tinggal di responden yaitu : pengetahuan,
Posyandu wilayah kerja (83,8%), pendidikan, pekerjaan,
Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah dukungan sikap, peran kader
Puskesmas sebanyak 3236 balita. keluarga 234 dengan partisipasi ibu
Sangkrah” Pemilihan sampel responden dalam kegiatan
menggunakan (86,0%), Posyandu di wilayah
proportional random motivasi ibu 225 kerja Kelurahan 23 Ilir
sampling sebanyak responden Palembang 2019.
272 responden. (82,7%), dan
Analisis bivariat status pekerja
menggunakan chi- 190 responden
square. (69,9%).
49
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pendapatan keluarga
4. Pengetahuan
5. Sikap
sdfghjkl
6. Riwayat penyakit
keluarga
Faktor Pendukung
1. Biaya
2. Informasi kesehatan Perilaku Kesehatan
3. Pelayanan kesehatan
4. Media informasi
Faktor penguat
1. Keluarga
2. Teman
3. Guru
4. Petugas Kesehatan
50
BAB III
METODE PENELITIAN
survei analitik dan metode cross sectional atau studi potong lintang. Menurut
Notoatmodjo (2018: 37) cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor - faktor resiko dengan efek, dengan suatu pendekatan,
observasi atau dengan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach) artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Dengan subyek penelitian ini untuk memberikan gambaran secara lebih
jelas tentang masalah pada subyek pengumpulan data, data akan dilanjutkan dengan
51
3.3 Populasi dan Sampel
ingin diteliti. Bailey (1978) menyatakan populasi atau universe ialah jumlah
keseluruhan dari unit analisis, sedangkan Spiegel (1961) menyatakan pula bahwa
populasi adalah keseluruhan unit (yang telah ditetapkan) mengenai dan dari mana
informasi yang diinginkan (Yusuf, 2014: 147). Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita yang berjumlah 469 orang di
Menurut Yusuf (2014: 150) secara sederhana dapat dilakukan, bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian
dan mewakili dalam batasan di atas merupakan dua kata kunci dan merujuk kepada
semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing - masing
tertentu, maka sebagian dan mewakili dalam hal ini hendaklah mencakup kesepuluh
karakteristik tertentu, dan dari masing - masing karakteristik diambil dari sebagian
kecil sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam menentukan besarnya ukuran
sampel. Disamping itu perlu diperhatikan pula teknik analisis yang akan digunakan
sehingga data yang terkumpul dapat diolah dengan teknik yang tepat.
52
Pada penelitian ini jumlah sampel diperoleh berdasarkan rumus Slovin
N
n=
2
N.d + 1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
N
n=
N.d² + 1
469
n=
469.0,1² + 1
469
n=
5,69
s = 82,42 = 82
Menentukan ukuran sampel dengan teknik proportional random sampling, teknik ini
masing - masing strata sebanding dengan jumlah anggota populasi pada masing -
53
masing stratum populasi (Yusuf, 2014: 162). Secara sederhana dapat digunakan
rumus :
Tabel 3.1
Menentukan ukuran sampel setiap Posyandu yang ada di wilayah kerja
Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2018
kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan
a) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri - ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
130).
54
Kriteria inkluasi penelitian ini adalah :
b) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri - ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
3) Ibu dalam keadaan sakit dan tidak bisa berkomunikasi dengan peneliti
55
3.4 Kerangka Konsep
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
Partisipasi Ibu dalam
2. Pendidikan
Kegiatan Posyandu
3. Pekerjaan
4. Sikap
56
3.5 Definisi Operasional
Bagan 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional ukur
57
kebutuhan
sehari-hari
5. Sikap Respon ibu Wawancara Kuesioner 1. Baik : jika Ordinal
terhadap skor > mean
pernyataan yang (15,23)
diberikan 2. Tidak baik :
tentang kegiatan jika skor ≤
Posyandu mean (15,23)
(Hastono,
2016)
3.6 Hipotesis
2) Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu dalam kegiatan
3) Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan partisipasi ibu dalam kegiatan
4) Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan partisipasi ibu dalam kegiatan
58
3.7 Pengumpulan Data
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
Data primer adalah sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau saksi
utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di
lapangan (Sumantri A, 2011: 226). Sumber data penelitian ini diperoleh dari data
primer yaitu data yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang diberikan langsung
kepada responden penelitian. Berupa kuesioner tentang partisipasi ibu dalam kegiatan
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden dengan cara
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan mengumpulkan. Data sekunder terkait dengan sumber selain dokumen langsung
yang menjelaskan tentang suatu gejala. Informasi (subjek) adalah salah satu sumber
(indepth) terkait dengan permasalahan yang diteliti selain itu, juga data yang sudah
tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan (Sumantri A, 2011: 224).
59
Data sekunder dalam penelitian ini dari Profil, laporan bulanan data cakupan
responden penelitian.
Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah.
penelitian sangat ditentukan oleh : objek penelitian, sumber data, waktu, dan
danayang tersedia, jumlah tenaga peneliti, teknik yang akan digunakan untuk
Alat pendukung pegumpulan data dalam penelitian ini adalah Kuesioner yang
berfungsi untuk pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti kepada informan
yaitu Masroah “Faktor – faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu yang
mempunyai bayi dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Lago
Tahun 2010.
60
1) Editing
2) Coding
“kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat
sering digunakan untuk entry data penelitian adalah paket program SPSS.
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
koreksi.
61
3.10 Analisis data
Menurut Yusuf (2014: 225) analisis data merupakan salah satu langkah dalam
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis
datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar
deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
Dalam penelitian ini data univariat nya berupa distribusi frekuensi dari
posyandu.
berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini dilakukan beberapa tahap
yaitu :
62
b) Analisis dari hasil uji statistik (chi-square test, Z tes, t test dan sebagainya).
Melihat dari hasil uji statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan 2
c) Analisis keeratan hubungan antara dua variabel tersebut, dengan melihat Odd
Menurut di dalam buku Sugiyono (2017: 107) rumus dasar dari chi square
kuadrat adalah :
( )
∑
Keterangan :
X2 : Chi Kuadrat
f0 : Frekuensi Observasi
fh : Frekuensi Harapan
Dalam penelitian ini derajat kepercayaan yang digunakan tersebut adalah 95%
dengan α sebesar 5%. Sehingga bisa diasumsikan jika Pvalue ≤ 0,05 disimpulkan
hubungan antara variabel yang diteliti sedangkan, jika Pvalue > 0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak terdapat hubungan yang signifikan
63
BAB IV
Bukit Kecil yang terletak di Jl. Datuk M Akib No. 100. Berdiri pada tahun 1984
(Proyek Inpres) dan sudah direnovasi pada tahun 2006 dan pada 2017 Puskesmas 23
Kelurahan 23 Ilir dan Kelurahan 24 Ilir. Dengan luas wilayah 6043 KM dan sebagian
Tabel 4.1
Pimpinan Puskesmas 23 Ilir dari Tahun 1997 - sekarang
64
4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas 23 Ilir Palembang
4.1.2.1 Visi
4.1.2.2 Misi
Wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir terdiri dari dataran rendah dan pinggiran
sungai (Parit Besar). Puskesmas 23 Ilir terletak ditepi jalan untuk mencapai
Puskesmas 23 Ilir relatif lebih mudahkarena dilalui oleh kendaraan umum dan juga
dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya ditengah Kota.
Tabel 4.2
Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
65
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan 18 Ilir
Ibu hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin), Ibu nifas (Bufas), Ibu menyusui
Busui)
b) Pelayanan Pengobatan
Pengobatan umun
Pengobatan gigi
Rujukan
c) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan di Puskesmas
Penyuluhan di Posyandu
Penyuluhan di SD/SLTP
Penyuluhan di Kelurahan
d) Pelayanan Laboratorium
Pemeriksaan HB
Pemeriksaan Trombosit
Tes kehamilan
66
Pemeriksaan Dahak BTA
e) Gilingan Emas
1). Gizi
BCG
Polio
DPT,HB,HIB ( Pentavalent)
Hepatitis B
Campak
f) Klinik IMS
Klinik ini dimulai pada Tahun 2009 bekerjasama dengan Global Fun (GF)
Puskesmas 23 Ilir ini mempunyai wilayah kerja yang merupakan daerah rawan untuk
67
kasus IMS Wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir penduduknya sangat dinamis dan
Kegiatan Kespro
P2 Kelamin
Penyuluhan
g) Lain-lain
Pelaksanaan BIAS dilakukan 1 tahun sekali pada murid kelas 1,2 dan kelas
3 SD.
variabel penelitian, baik variabel dependen (partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu)
68
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Partisipasi Ibu dalam
Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
ibu dalam kegiatan Posyandu, yang menunjukan bahwa dari 82 responden, responden
yang aktif partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu sebanyak 30 responden (36,6%)
lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak aktif partisipasi ibu dalam
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Ibu dalam
Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
69
dibandingkan dengan responden yang menyatakan memiliki pengetahuan kurang baik
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pendidikan Ibu dalam
Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pekerjaan Ibu dalam
Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
responden (52,4%).
70
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Sikap Ibu dalam
Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil distribusi frekuensi variabel sikap, yang
Tabel 4.7
Hubungan antara Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Partisipasi Ibu
Variabel Jumlah
No Aktif Tidak Aktif P Value OR
Pengetahuan
N % N % N %
1 Baik 18 54,5 15 45,5 33 100 0,011 3,700
2 Kurang Baik 12 24,5 37 75,5 49 100
Jumlah 30 36,6 52 63,4 82 100
Sumber : Penelitian Pariwara Tahun 2019
responden, responden yang memiliki pengetahuan baik dan menyatakan aktif dalam
71
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik tetapi menyatakan aktif dalam
pengetahuan baik tetapi menyatakan tidak aktif dalam pasrtisipasi ibu berjumlah 15
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,011, ini berarti ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu
di wilayah kerja Kelurahan 23 Ilir Palembang 2019. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR = 3,700 artinya ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik mempunyai
peluang 3,700 kali lebih tinggi untuk tidak aktif dalam partisipasi ibu.
Tabel 4.8
Hubungan antara Pendidikan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Partisipasi Ibu
Variabel Jumlah
No P Value OR
Pendidikan Aktif Tidak Aktif
N % N % N %
1 Tinggi 16 53,3 14 46,7 30 100 0,031 3,102
2 Rendah 14 26,9 38 73,1 52 100
Jumlah 30 36,6 52 63,4 82 100
Sumber : Penelitian Pariwara Tahun 2019
responden, responden yang memiliki pendidikan tinggi dan menyatakan aktif dalam
72
responden yang memiliki pendididikan rendah tetapi menyatakan aktif dalam
pendidikan tinggi tetapi menyatakan tidak aktif dalam partisipasi ibu berjumlah 14
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,031, ini berarti ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu di
wilayah kerja Kelurahan 23 Ilir Palembang 2019. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR = 3,102 artinya ibu yang memiliki pendidikan rendah mempunyai peluang
3,102 kali lebih tinggi untuk tidak aktif dalam partisipasi ibu.
Tabel 4.9
Hubungan antara Pekerjaan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Partisipasi Ibu
Variabel Jumlah
No P Value
Pekerjaan Aktif Tidak Aktif
N % N % N %
1 Bekerja 18 46,2 21 53,8 39 100 0,138
2 Tidak Bekerja 12 27,9 31 72,1 43 100
Jumlah 30 36,6 52 63,4 82 100
Sumber : Penelitian Pariwara Tahun 2019
73
dengan responden yang tidak bekerja tetapi menyatakan aktif berjumlah 12 responden
(27,9%). Sedangkan responden yang bekerja tetapi menyatakan tidak aktif dalam
responden tidak bekerja tetapi menyatakan tidak aktif dalam partisipasi ibu berjumlah
31 responden (72,1%).
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,138, ini berarti tidak ada hubungan
yang bermakna antara pekerjaan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan
Tabel 4.10
Hubungan antara Sikap dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan 23
Ilir Palembang Tahun 2019
Partisipasi Ibu
Variabel Jumlah
No P Value
Sikap Aktif Tidak Aktif
N % N % N %
1 Baik 19 43,2 25 56,8 44 100 0,269
2 Kurang Baik 11 28,9 27 71,1 38 100
Jumlah 30 36,6 52 63,4 82 100
Sumber : Penelitian Pariwara Tahun 2019
responden, responden yang memiliki sikap baik dan menyatakan aktif dalam
responden yang memiliki sikap kurang baik tetapi menyatakan aktif dalam partisipasi
74
kurang baik tetapi menyatakan tidak aktif dalam partisipasi ibu berjumlah 25
responden (56,8%), lebih kecil dibandingkan sikap kurang baik tetapi menyatakan
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,269, ini berarti tidak ada hubungan
yang bermakna antara sikap dengan partisipasi ibu yang memiliki balita dalam
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan antara pengetahuan pada partisipasi Ibu Balita dalam kegiatan
Berdasarkan hasil analisis hasil uji statistik didapatkan p value = 0,011 ini
berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan partisipasi ibu balita
dalam kegiatan posyandu di Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2019. Dari hasil
analisis diperoleh pula nilai OR = 3,700 artinya ibu yang memiliki pengetahuan
kurang baik mempunyai peluang 3,700 kali lebih tinggi untuk tidak aktif dalam
partisipasi ibu.
75
Posyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Profil
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sativa (2017)
dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam
dengan menggunakan uji statistic Chi Square didapatkan nilai p 0,000 artinya
bahwa pengetahuan yaitu salah satu faktor untuk memotivasi suatu perilaku atau
pengetahuan yang kurang terhadap partisipasi ibu dalam posyandu, maka ibu tersebut
akan membuat keputusan yang salah dalam hal partisipasi ibu dalam kegiatan
posyandu. Selain itu mereka juga bisa selalu memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayinya setiap bulannya. Ketidak aktifan seorang ibu dalam mengikuti
kegiatan Posyandu disebabkan ketidaktahuan ibu akan pentingnya ikut serta dalam
kegiatan Posyandu, adanya pengetahuan yang kurang dan informasi yang kurang juga
76
4.3.2 Hubungan antara pendidikan pada partisipasi Ibu Balita dalam kegiatan
Berdasarkan hasil analisis bivariat hasil uji statistik didapatkan p value = 0,031
ini berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan partisipasi ibu
balita dalam kegiatan posyandu di Kelurahan 23 Ilir Palembang Tahun 2019. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,102 artinya ibu yang memiliki pendidikan
rendah mempunyai peluang 3,102 kali lebih tinggi untuk tidak aktif dalam partisipasi
ibu.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
penting untuk menunjang program - program kesehatan yang lain. Lawrence Green
menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor
pokok yaitu faktor predisposisi, faktor yang mendukung, dan faktor yang
memperkuat atau mendorong atau penguat. Oleh sebab itu pendidikan dalam
kesehatan upaya intervensi perilaku harus diarahkan pada tiga faktor pokok tersebut
77
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2015)
analisis statistik dengan menggunakan uji statistik Chi Square didapatkan nilai p
0,848 artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan partisipasi ibu balita.
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
mempunyai bayi dalam kegiatan Posyandu, responden yang tidak aktif dalam
dengan yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan rendah akan lebih sulit
ibu yang berpendidikan tinggi. Pendidikan yang kurang memadai dapat menyebabkan
informasi yang diterima juga sangat kurang, keterampilan mereka juga sangat terbatas
sehingga menyebabkan ibu tidak membawa bayinya ke Posyandu. Seorang ibu yang
karena jenjang pendidikan yang dicapai seorang ibu dapat mempengaruhi perilaku
4.3.3 Hubungan antara pekerjaan pada partisipasi Ibu Balita dalam kegiatan Posyandu
Berdasarkan hasil analisis bivariat hasil uji statistik didapatkan p value = 0,138
ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara yang memiliki pekerjaan dengan
78
partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Kelurahan 23 Ilir
dirancang untuk dikerjakan oleh satu orang dan sebagai imbalan diberikan upah
Menurut (Achmadi, 2013), bekerja itu dalam arti yang sangat mendasar adalah
sekelompok orang dalam suatu lingkungan tertentu dimana melalui kegiatan tersebut
mereka dapat menemukan jati diri (ektensi) mereka, Karl max mengatakan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2015)
analisis statistik dengan menggunakan uji statistik Chi Square didapatkan nilai p
0,025 artinya terdapat hubungan antara pekerjaan dengan partisipasi ibu balita.
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
ibu yang tidak bekerja lebih teratur kunjungan Posyandu dari pada ibu yang bekerja.
Disebabkan ibu yang bekerja, pada saat kegiatan Posyandu berlangsung merupakan
79
jam kerja yang tidak bisa ditinggalkan sehingga jarang ibu bekerja dapat berkunjung
ke Posyandu.
4.3.4 Hubungan antara sikap pada partisipasi Ibu Balita dalam kegiatan Posyandu di
Berdasarkan hasil analisis bivariat hasil uji statistik didapatkan p value = 0,269
ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan partisipasi ibu
Sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif yang dikaitkan dengan suatu
obyek psikologis. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur
respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Dari sini
sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka atau tidak
suka terhadap suatu obyek. Sikap pada hakekatnya adalah tingkah laku yang
tersembunyi yang terjadi secara disadari atau tidak disadari (Priyoto, 2015: 231).
80
Upaya meningkatkan peran dan fungsi posyandu bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain sebagai
untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Profil
Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tampak. Menyatakan sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk
reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka,
predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi
sikap dan tindakan yang sering kali jauh berbeda (Kholid, 2015: 23).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sativa (2017)
dengan judul “ Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Ibu Balita dalam
Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman” Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji statistik Chi Square didapatkan nilai p 0,099 artinya tidak ada
Menurut hasil penelitian teori dan penelitian terkait maka peneliti berasumsi
bahwa sikap atau tingkah laku yang dapat suatu penyebab terhadap partisipasi ibu
balita. Apabila ibu dapat menunjukan sikap baik merespon dan menerima terhadap
81
kesehatan balita, namun sebaliknya ibu yang tidak menunjukkan sikap yang tidak
Posyandu.
82
BAB V
5.1 Simpulan
4) Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan partisipasi ibu
83
5.2 Saran
sebagai berikut :
meningkatkan penyuluh dan sosialisasi dalam bentuk leafleat atau spanduk tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya berpartisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu
untuk lebih mengerti dan memiliki kemauan untuk lebih memanfaatkan Posyandu.
Bagi STIK Bina Husada Palembang diharapkan sebagai acuan dan menambah
masyarakat dalam kegiatan Posyandu balita, serta program studi lainnya yang
menjalin kerjasama kepada pihak terkait seperti : Puskesmas dan instansi lainnya.
peneliti selanjutnya untuk membahas tentang program Posyandu balita yang ada di
84
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 2013.
Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
__________________________.2017.
Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016. (http://dinkes.palemb
ang.go.id/, diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 12.00 WIB)
_____________________.2017.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. (http://www.depkes.go.id/, diakses
pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 16.05 WIB)
__________________.2012
Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Rineka Cipta: Jakarta
__________________.2014
Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta: Jakarta
Priyoto. 2015.
Perubahan dalam Perilaku Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Riduwan. 2013.
Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta: Bandung
Satrianegara, M. Fais.2014.
Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan : Teori dan Aplikasi dalam
Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Salemba Medika: Jakarta
Sugiyono. 2016.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&O. Alfabeta: Bandung
UU RI NO 13 Tahun 2015
UU RI NO 13 Tahun 2015. http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id, diaks
es tanggal 12 Mei 2019 pukul 15.40 WIB
Waryana. 2016.
Promosi Kesehatan Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Nuha
Medika: Yogyakarta
UJI NORMALITAS
SIKAP
Descriptives
Median 16.00
Variance 8.872
Minimum 11
Maximum 23
Range 12
Interquartile Range 5
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Frequencies
PARTISIPASI IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
SIKAP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Crosstab
PARTISIPASI IBU
Total Count 30 52 82
a
Pearson Chi-Square 7.678 1 .006
b
Continuity Correction 6.437 1 .011
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,07.
N of Valid Cases 82
PENDIDIKAN * PARTISIPASI IBU
Crosstab
PARTISIPASI IBU
RENDAH Count 14 38 52
Total Count 30 52 82
a
Pearson Chi-Square 5.720 1 .017
b
Continuity Correction 4.638 1 .031
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,98.
N of Valid Cases 82
PEKERJAAN * PARTISIPASI IBU
Crosstab
PARTISIPASI IBU
Total Count 30 52 82
a
Pearson Chi-Square 2.935 1 .087
b
Continuity Correction 2.201 1 .138
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,27.
N of Valid Cases 82
SIKAP * PARTISIPASI IBU
Crosstab
PARTISIPASI IBU
Total Count 30 52 82
a
Pearson Chi-Square 1.781 1 .182
b
Continuity Correction 1.220 1 .269
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,90.
N of Valid Cases 82
DOKUMENTASI