2. PONS
Klinis: Sindroma Millard Gubler hemiplegia alternans N. Abduscens (N. VI) dan
N.Fascialis (N. VII) mulutnya miring kearah kontralateral lesi
3. MESENSEFALON
4. MEDULA OBLONGATA
Secara Klinis :
TROMBUS EMBOLI
-Timbul tiba2 saat istirahat -timbul tiba2 saat aktivitas
-onset lama/perlahan -onset cepat
-pada usia tua -pada usia muda
-target: pembuluh darah kecil/distal -target: pembuluh darah
besar/proksimal
-FR : aterosklerosis,DM,HT, -FR: penyakit jantung -> Atrial
hiperlipidemia fibrillation
-Nadi regular -nadi irregular
-tx:trombolitik/anti platelet -tx: antikoagulant
PIS PSA
Sakit Kepala (-) (+)
Penurunan Kesadaran Lebih lambat Mendadak
Rangsang meningeal (-) (+)
Kejang (-) (+)
Defisit neurologis Lebih sering +/-
Rebleeding (-) (+)
Prognosa Lebih baik Lebih buruk
Lumbal Punksi Darah (-) Darah (+)
7. epilepsy
1. Afasia werncike: ketidakmampuan memahami substansi kata namun bicaranya lancar. Letak
di area 22 lobus temporal
Afasia broca: ketidakmampuan bicara namun mampu memahami substansi kata. Area 44
dan 45. Lobus parietal
2. Chiasma optikum :
Kiasma optik merupakan komisura yang dibentuk dari persilangan saraf optic
3. HNP : Hernia Nukleus Pulposus(HNP) merupakan suatu gangguan yang melibatkan ruptur
annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging) dan menekan kearah kanalis
spinalis.
Gejala klinik bervariasi tergantung pada derajatnya dan radiks yang terkena. Pada stadium
awal, gejala asimtomatik. Gejala klinis muncul ketika nucleus pulposus menekan saraf.
Gejala klinis yang paling sering adalah iskialgia (nyeri radikuler). Nyeri biasanya bersifat
tajam, seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai bawah lutut. Bila saraf sensoris kena
maka akan memberikan gejala kesemutan atau rasa baal sesuai dermatomnya. Bila
mengenai conus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan disfungsi
seksual. Nyeri yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri radikuler) dan
kelemahan otot sesuai dengan miotom yang terkena
Kejadian HNP yang paling sering (90%) yaitu mengenai diskus intervertebralis L5-
S1 dan L4-L5, kemudian daerah servikalis (C6-C7 dan C5-C6)
dan paling jarang terkena yaitu di daerah torakalis
4. TATALAKSANA TIA:
PENATALAKSANAAN
Obat antiplatelet (aspirin 75 mg per hari) Kontraindikasi pada pasien ulkus peptikum aktif.
oClopidogrel merupakan obat antiplatelet pilihan untuk pasien yang tidak dapat
mentoleransi aspirin.
Antikoagulan (warfarin) Jika diketahui sumber emboli dari jantung (kardiogenik), meliputi
fibrilasi atrium nonreumatik.
Endarterektomi karotis Setelah terjadi TIA atau stroke minor, mungkin diperlukan
intervensi bedah untuk membersihkan ateroma pada arteri karotis berat yang simtomatik
(stenosis lebih dari 70%). Indikasi endarterektomi karotis pada pasien TIA tergantung pada
banyak faktor, di antaranya tingkat berat stenosis dan morbiditas serta mortalitas
pembedaan di tempat pusat pelayanan tersebut. Pada tempat dengan tingkat morbiditas
serta mortalitas pembedahan terbukti bermanfaat bagi pasien dengan stenosis sebesar
>70% dan riwayat TIA.
5. Sefalgia primer: TTH, MIGRAIN, CLUSTER, dan other primary headache
6.
7.