Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK II
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Pembelajaran Inovasi Bidang Fisika”. Dengan dosen pengampu “Drs. Mariati Purnama
Simanjuntak,S.Pd., M.Si”. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang berisifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
KELOMPOK II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Strategi Pembelajaran...............................................................................2
B. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran...............................................................................2
C. Strategi Pembelajaran Yang Efektif dan Cocok Untuk Era Trend Abab 21........10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan
pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang
tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar,
memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan
individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan
memfasilitasi belajar kontekstual. Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di
dalam proses pembelajaran itu sendiri guru masih belum bisa mengondisikan
pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun kurikulum yang dituntut.
Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami seperti apa pembelajaran
siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Strategi yang diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran disebut Strategi Pembelajaran. Pembelajaran adalah
upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan
strategi pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah
pendidik (perorangan dan atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok,
dan atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang aktif, interaktif,
kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Untuk terjadinya hal tersebut dibutuhkan
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran mengandung
rentetan aktivitas yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi
sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran juga
mengandung siapa melakukan apa dalam proses pembelajaran, bagaimana
melaksanakan tugas pembelajaran, serta dimana kegiatan pembelajaran berlangsung.
2
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran.
4
- Jika pendidik akan mengajar pada sekolompok peserta didik yang rata-rata
memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang
berhasil diterapkan kepada peserta didik yang kurang memiliki
kemampuan berpikir;
- Jika jumlah peserta didik yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh pendidik;
- Jika pendidik memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada peserta didik
5
inkuiri, pendidik perlu yakin terlebih dahulu bahwa peserta didik
sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada
dalam rumusan masalah (Sanjaya, 2006: 200-201).
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji. Pada langkah ini peserta didik
diharapkan mampu merumuskan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sanjaya, 2006: 201).
4. Mengumpulkan data. Mengumpulkan data merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Langkah ini sangat penting dalam pengembangan
intelektual peserta didik, karena dalam proses pengumpulan data bukan
hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan keterampilan menggunakan kemampuan
intelektualnya (Sanjaya, 2006: 202).
5. Menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah proses menentukan
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan data-data yang dikumpulkan (Sanjaya, 2006:
202).
6. Merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan merupakan
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Kesalahan yang sering terjadi, kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan.
Agar peserta didik dapat merumuskan kesimpulan dengan akurat,
sebaiknya pendidik perlu membimbing peserta didik tentang data mana
yang relevan dengan masalah yang hendak dicarikan solusinya
(Sanjaya, 2006: 199-202).
6
- Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah
adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu) dan emperis
(didasarkan pada data dan fakta yang jelas).
7
Kerjasama yang dilakukan tersebut dalam rangka menguasai materi yang pada
awalnya disajikan oleh pendidik.
Menurut Reinhartz dan Beach (1997: 158), strategi pembelajaran
kooperatif adalah strategi di mana para peserta didik bekerja dalam kelompok-
kelompok atau tim-tim untuk mempelajari konsep-konsep atau materi-materi.
Langkah-langkah dalam strategi pembelajaran kooperatif tersebut
secara umum adalah sebagai berikut :
- Pertama, persiapan, yang meliputi;
1. penentuan bahan/materi ajar sesuai dengan kurikulum, pembuatan
lembar kerja peserta didik, lembar jawaban kerja peserta didik, dan
kuis untuk setiap bagian pelajaran,
2. pembentukan kelompok berdasarkan peringkat peserta didik.
Setiap kelompok terdiri dari empat anggota, yang masing-masing
kelompok terdiri dari satu peserta didik berprestasi tinggi, dua
peserta didik berprestasi sedang, dan satu peserta didik berprestasi
rendah, dan
3. menentukan skor dasar awal berdasarkan nilai ujian akhir peserta
didik tahun sebelumnya
- Kedua, penyajian pelajaran
1. pembukaaan, berisi penjelasan tentang materi yang akan dipelajari,
mengulang materi prasyarat agar peserta didik ingat kembali apa yang
sudah dipelajari dan berhubungan dengan yang dipelajari hari ini. Hal
ini senada dengan pendapat Leighton, bahwa bagian pembukaan dari
tahap penyajian pelajaran pada umumnya mencakup penjelasan tujuan
pelajaran, membangkitkan perhatian, serta mengulang secara ringkas
keterampilan prasyarat,
2. pengembangan, fokus pada pemahaman, menilai pemahaman peserta
didik dengan memberi pertanyaan, menjelaskan mengapa jawaban
salah atau benar, kecuali jawabannya telah nyata, dan
3. bimbingan-latihan, seperti semua peserta didik mengerjakan soal atau
mempersiapkan jawaban, pilih peserta didik secara acak, agar semua
peserta didik menyiapkan jawabannya masing-masing
- Ketiga, kerja kelompok merupakan kegiatan inti yang bertujuan agar
peserta didik belajar bersama untuk memahami materi. Setelah pendidik
menyajikan materinya, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja
atau materi yang lain.
- Keempat, kuis (tes individu).
Kuis ini mencakup latihan mandiri dan penilaian. Setelah satu atau dua
priode presentasi pendidik dan satu sampai dua priode kerja kelompok,
peserta didik mengikuti kuis individu. Peserta didik tidak dibolehkan
menolong yang lain selama kuis. Setiap peserta didik bertanggung jawab
secara individu untuk menguasai materi. Penilaian kuis didasarkan atas
skor peningkatan individu. Gagasan dibalik skor peningkatan individu ini
8
adalah untuk memberikan kepada setiap peserta didik tujuan berprestasi,
yang dapat diperoleh jika ia bekerja lebih keras dan berprestasi lebih baik
dari masa lalu.
9
mengaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga pada gilirannya siswa dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sanjaya (2006: 254), terdapat lima karakteristik penting dalam proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan
demikian pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik adalah
pengetahuan yang utuh;
2. Pemerolehan dan penambahan pengetahuan baru. Pengetahuan baru
itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya;
3. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan
untuk dihapal tetapi untu dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara
meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya
dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan;
4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan
dalam kehidupan peserta didik, sehingga tampak perubahan perilaku
peserta didik; 118 STRATEGI PEMBELAJARAN
5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan
penyempurnaan strategi.
a. Kerjasama;
b. Saling menunjang;
c. Menyenangkan;
d. Tidak membosankan;
e. Belajar dengan bergairah;
f. Pembelajaran terintegrasi; g
g. Menggunakan berbagai sumber dan siswa aktif (Trianto, 2009: 110)
10
a. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi kedalam beberapa bagian
(segmen);
b. Bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
segmen yang ada;
c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
pelajaran yang berbeda-beda;
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok;
e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam
kelompok;
f. Beri peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi.
11
mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan
membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Sediakan kesempatan kepada
peserta didik untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu’. Demonstrasi memberi
peserta didik peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan
mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka (Al
Rasyidin dan Nasution, 2015: 192-193). Kelima, ulangi berarti merekatkan
gambaran keseluruhannya. Tunjukkan kepada pemelajar cara-cara mengulang
materi dan menegaskan, ‘aku tahu bahwa aku memang tahu ini’. Pengulangan
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “ Aku tahu bahwa aku tahu
ini” Jadi pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multi
kecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda dengan asalnya
(permainan, pertunjukan, drama, dan sebagainya). Keenam, rayakan
merupakan pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberi rasa rampung dengan
menghormati usaha, ketekunan dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak
dipelajari maka layak pula dirayakan
C. Strategi Pembelajaran Yang Efektif dan Cocok Untuk Era Trend Abab 21
Proses belajar mengajar siswa abad 21 ini tentu berbeda cara mengajarnya. Ciri-ciri
siswa abad 21 adalah memegang kendali, suka dengan banyak pilihan pembelajaran,
suka berkolaborasi, dan pengguna teknologi digital. Para guru abad 21 harus
memastikan Pengajaran mereka ditingkatkan melalui penggunaan teknologi,
mengembangkan kemampuan siswa.
Strategi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa adalah Strategi pembelajaran berbasis masalah. PBL biasanya dimulai
dengan presentasi masalah atau siswa mencari masalah yang berkaitan dengan
kehidupan nyata/kehidupan sehari-hari. Siswa terlibat dengan masalah, menghasilkan
ide dan solusi yang mungkin, menentukan apa yang saat ini mereka ketahui dan tidak
tahu, menetapkan tujuan pembelajaran, melakukan penelitian untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan solusi yang
layak untuk masalah, merefleksikan masalah memanfaatkan informasi baru, dan
merefleksikan proses pemecahan masalah mereka.
Dengan strategi Pbl ini pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru atau Teacher
centered learning tetapi sudah berpusat pada siswa atau student centered learning.
Didalam PBL ini proses berpikir siswa juga dilatih yaitu berpikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan suatu masalah.
12
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan pendidik dan peserta
didik dalam mewujudkan peristiwa pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan,
secara efektif dan efisien terbentuk oleh paduan antara urutan kegiatan, metode dan
media pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Ada banyak strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti :Ekspositori,
Inkuiri, Berbasis Masalah, Kooperatif, Afektif, Kontekstual, dan Quantum.
B. SARAN
Semoga makalah yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
dijadikan acuan dalam pencarian materi terkait strategi pembelajaran.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Zainal & Setiawan, Agus. (2020). Strategi Belajar Dan Mengajar Guru Pada
Abad 21. Indonesian Journal of Instructional Technology, Vol. 1, No. 2, Hal : 37 – 46.
Baroya, Epi Hifmi. (2018). STRATEGI PEMBELAJARAN ABAD 21. Jurnal Ilmiah,Vol.1,
No.01, Hal : 101-115.
16