Anda di halaman 1dari 26

MINI RISET (MR)

“Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Media Pembelajaran Berbasis Web


Dalam Materi Radioaktivitas Di SMA/MA”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti

Dosen Pengampu:
Dr. Maryati Evivani Doloksaribu, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (Tiga)

Ayu Masytah Dewi (4191121012)


Dian Ronaldo Sihotang (4193321011)
Lailu Suja (4193121015)
Mita Suryani Daulay (4193121045)
Pimpy Sheila Sigalingging (4192421011)
Wuri Cahyaningrum (4193121007)

FISIKA DIK A 2019


PROGRAM S1-PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini merupakan Mini Riset yang
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti. Harapan
penulis adalah agar makalah ini dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca khususnya
mahasiswa FMIPA UNIMED.

Mini Riset ini penulis yakini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar mini
riset ini dapat menjadi lebih baik lagi. Kritik dan saran dari para pembaca berguna untuk
meningkatkan dan memperbaiki makalah mini riset pada tugas yang lain pada waktu
mendatang.

Medan, Mei 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II: KAJIAN TEORITIS ............................................................................................. 3
2.1. Media Pembelajaran ................................................................................................... 3
2.2. Media Pembelajaran Berbasis Web ............................................................................. 5
2.3. Teori Radioaktivitas ................................................................................................... 7
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 12
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................... 12
3.2. Populasi dan Sampel Populasi .................................................................................. 12
3.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 12
BAB IV: PEMBAHASAN ................................................................................................. 13
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................................ 13
4.2. Pembahasan.............................................................................................................. 13
BAB V: PENUTUP ........................................................................................................... 22
5.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 22
5.2. Saran ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media pembelajaran adalah adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan
pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Hasil belajar
adalah hasil yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, ketrampilan pada diri siswa dengan
adanya perubahan tingkah laku. Media pembelajaran berfungsi sebagai salah satu
sumber belajar bagi siswa untuk memperoleh pesan dan informasi yang berikan oleh
guru sehingga materi pembelajaran dapat lebih meningkat dan membentuk
pengetahuan bagi siswa.
Media pembelajaran berbasis web merupakan salah satu layanan edukasi ber
basis soab yang memungkinkan terwujud nya edutainment dengan menggunakan media
internet. Media pembelajaran berba sus web dapat menghubungkan pembel ajaran
antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online. Per masalahan
pembelajaran konvensional di bandingkan dengan pembelajaran berbasis web dapat
ditinjau dari segi interaktivitas pendidik dan peserta didik yang terbatas, fleksibilitas
dalam hal penyediaan waktu, tempat dan bahan ajar serta aksebilitas sumber materi
pembelajaran. Media pem belajaran berbasis web tercipta untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut. Pengembangan media pembel ajaran berbasis
web sangat tepat dilaksan akan karena dengan sistem pembelajaran yang melibatkan
berbagai media (multi media) seperti teks, gambar, audio, video, animasi dan e-book
digital dalam pembel ajaran, guru dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih
menarik, tidak mo noton dan memudahkan penyampaian ke pada peserta didik. Peserta
didik mem punyai sumber belajar alternatif yang dapat digunakan untuk belajar mandiri
dan membantu mereka untuk lebih memahami materi yang diajarkan
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala yang terjadi di
alam dan membahas bagaimana gejala tersebut terjadi. Menurut Mariati (2013:68),
“fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari hukum-hukum alam
dalam bentuk materi dan energi dan interaksi di antaranya.” Fisika memiliki materi
yang berragam sesuai dengan tingkatan pendidikan. Pokok bahasan fisika pada sekolah
menengah atas seringkali mengandung konsep abstrak. Konsep abstrak menimbulkan

1
kesulitan pemahaman oleh siswa dan membutuhkan imajinasi tinggi. Salah satu pokok
bahasan fisika yang memiliki konsep abstrak yakni pokok bahasan radioaktivitas.
Pokok bahasan radioaktivitas seringkali kurang didalami oleh siswa, karena pokok
bahasan ini berada di akhir semester 2 kelas 12 SMA.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Mini Riset ini adalah Bagaimana Peningkatan
Pemahaman Siswa Melalui Media Pembelajaran Berbasis Web Dalam Materi
Radioaktivitas Di SMA/MA

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Mini Riset ini adalah Mengetahui Peningkatan Pemahaman
Siswa Melalui Media Pembelajaran Berbasis Web Dalam Materi Radioaktivitas Di
SMA/MA

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Media Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam
ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Kata media pembelajaran
berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan
media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan
dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional.
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.22 Menurut Suprapto dkk, menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung menggunakan definisi media
pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya
dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga dapat mencakup definisi dari para
ahli pendidikan lainnya.

3
2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran
Pemanfaatan media harus terencana dan sistematik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kehadiran media sangat membantu siswa untuk memahami suatu konsep tertentu yang sulit
dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan demikian pemanfaatan media sangat tergantung pada
karakteristik media dan kemampuan pengajar maupun siswa memahami cara kerja media
tersebut, sehingga pada akhirnya media dapat dipergunakan dan dikembangkan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Sudjana dan Rivai (2013:2) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, yaitu:

1. Mengajar akan menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi


belajar.
2. Makna materi pelajaran akan lebih jelas sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
siswa, dan memungkinkan siswa untuk lebih menguasai tujuan pembelajaran.
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak hanya narasi verbal melalui kata-kata
guru. Agar siswa tidak bosan, dan guru jangan sampai kehabisan tenaga apalagi saat
guru mengajar setiap pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya mendengarkan
deskripsi guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.

2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena guru dapat
menyampaikan materi kepada siswa menjadi lebih bermakna. Guru tidak hanya menyampaikan
materi berupa kata-kata dengan ceramah tetapi dapat membawa siswa untuk memahami secara
nyata materi yang di sampaikan tersebut. Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa fungsi dari
penggunaan media pembelajaran yaitu:
1) Fungsi komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan
dan penerima pesan. Sehingga tidak ada kesulitan dalam menyampaikan bahasa verbal dan
salah persepsi dalam menyampaikan pesan.
2) Fungsi motivasi.
Media pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam belajar. Dengan pengembangan media
pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistic saja akan tetapi memudahkan siswa
mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

4
3) Fungsi kebermaknaan
Penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna yakni pembelajaran bukan hanya
meningkatkan penambahan informasi tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
menganalisis dan mencipta.
4) Fungsi penyamaan persepsi
Dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang di sampaikan.
5) Fungsi individualitas
Dengan latar belakang siswa yang berbeda, baik itu pengalaman, gaya belajar, kemampuan
siswa maka media pembelajaran dapat melayani setiap kebutuhan setiap individu yang
memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda
Media pembelajaran juga mempunyai fungsi yang lain yaitu sebagai berikut:
1. Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Dapat diabadikan dengan foto,
film atau direkam melalui video atau audio
2. Memanipulasi keadaan atau obyek tertentu. Melalui media pembelajaran guru dapat
menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah
dipahami.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Dengan penggunaan media, perhatian siswa
terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai salah
satu sumber belajar bagi siswa untuk memperoleh pesan dan informasi yang berikan oleh guru
sehingga materi pembelajaran dapat lebih meningkat dan membentuk pengetahuan bagi siswa.

2.2 Media Pembelajaran Berbasis Web


Media pembelajaran berbasis web merupakan salah satu layanan edukasi berbasis web
yang memungkinkan terwujudnya edutainment dengan menggunakan media internet. Media
pembelajaran berbasis web dapat menghubungkan pembelajaran antara pendidik dan peserta
didik dalam sebuah ruang belajar online. Permasalahan pembelajaran konvensional
dibandingkan dengan pembelajaran berbasis web dapat ditinjau dari segi interaktivitas
pendidik dan peserta didik yang terbatas, fleksibilitas dalam hal penyediaan waktu, tempat dan
bahan ajar serta aksebilitas sumber materi pembelajaran. Media pembelajaran berbasis web
tercipta untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Pengembangan media
pembelajaran berbasis web sangat tepat dilaksanakan karena dengan sistem pembelajaran yang
melibatkan berbagai media (multimedia) seperti teks, gambar, audio, video, animasi dan e-

5
book digital dalam pembelajaran, guru dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik,
tidak monoton dan memudahkan penyampaian kepada peserta didik. Peserta didik mempunyai
sumber belajar alternatif yang dapat digunakan untuk belajar mandiri dan membantu mereka
untuk lebih memahami materi yang diajarkan. Maran, Selvaraj & Ravikumar (2011, p.92)
menyatakan bahwa penggunaan multimedia dalam sumber belajar memberikan keuntungan
bagi peserta didik dan pengajar. Pada penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa teknologi
multimedia memiliki potensi besar untuk membantu belajar dan visualisasi pembelajaran siswa
pada pemahaman konsep materi. Pembelajaran IPA berbasis web akan mempunyai kelebihan
yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktifitas, kecepatan dan visualisasi dalam proses
pembelajaran. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan di Wilfrid Laurier University (1998)
Canada (Surjono, 1999, p.6) mengemukan bahwa peserta didik yang menggunakan web dalam
pembelajarannya terbukti dua kali lebih cepat waktu belajarnya dibanding peserta didik
klasikal, 80% peserta didik tersebut berprestasi baik dan amat baik, serta 66% dari mereka tidak
memerlukan bahan cetak (hard copy). Disamping itu, penelitian yang dilakukan oleh Supriyono
(2014, p.62) menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis web layak
digunakan dalam proses pembelajaran karena mampu meningkatkan rata-rata hasil belajar
peserta didik dari 43% menjadi 86% dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 4% menjadi
90% sehingga media pembelajaran berbasis web yang dikembangkan terbukti efektif dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran yang melibatkan semua indra peserta didik membuat pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan diharapkan mampu menjadi solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi guru dan peserta didik. Selain itu, proses pembelajaran tidak hanya terpaku di sekolah
saja, peserta didik juga dapat mengakses media pembelajaran melalui komputer, smartphones
maupun tablet diluar sekolah asalkan sudah terkoneksi dengan internet.
Media pembelajaran berbasis web diharapkan menjadi solusi pembelajaran untuk lebih
memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Karakteristik yang
dimiliki media pembelajaran berbasis web seperti interaktivitas, fleksibilitas, aksebilitas dan
pengayaan akan membuat masalah belajar yang dihadapi akan lebih mudah diatasi yang pada
akhirnya akan berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Melalui
pengembangan media pembelajaran berbasis web, pengembang akan sekaligus memberikan
solusi terhadap kebutuhan yang dihadapi peserta didik, pendidik dan sekolah. Pengembangan
media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
materi saling ketergantungan dalam ekosistem diharapkan dapat mengatasi keterbatasan dari
ruang dan waktu yang dihadapi sekolah. Keindahan, kemenarikan, dan adanya interaktivitas

6
dalam suatu media pembelajaran merupakan sarana agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti
pembelajaran. Efek terbesar yang diharapkan dengan adanya media pembelajaran berbasis
web, siswa dapat termotivasi untuk lebih giat belajar, mempermudah siswa dalam memahami
materi pelajaran dan mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3 Teori Radioaktivitas


2.3.1 Definisi Radioaktivitas
Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah yaitu peristiwa
terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel
alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik
gelombang pendek). Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan
zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.

Istilah keradioaktifan (radioactivity) pertama kali diciptakan oleh Marie Curie (1867 -
1934), seorang ahli kimia asal Prancis. Marie dan suaminya, Pierre Curie (1859 - 1906),
berhasil menemukan unsur radioaktif baru, yaitu polonium dan radium. Ernest Rutherford
(1871 - 1937) menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang
bermuatan positif dan sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard (1869 - 1915),
seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar
gamma.

2.3.2 Sinar Radioaktif


Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi tiga, yaitu sinar alfa,
sinar beta, dan sinar gamma :
1. Sinar Alfa (Sinar α)
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar ini ditemukan secara
bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang
berlangsung secara spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri
atas dua proton dan dua neutron. Berikut ini adalah sifat alamiah sinar alfa:
 Sinar alfa merupakan inti He.
 Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi).
 Daya ionisasi sinar alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
 Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar radioaktif.
 Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
 Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di dalam logam.

7
2. Sinar Beta (Sinar β)
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari inti atom. Berikut ini
beberapa sifat alamiah sinar beta:
 Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
 Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
 Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.

3. Sinar Gamma (Sinar γ)


Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom
dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma
ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar
gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma
memiliki beberapa sifat alamiah berikut ini:
 Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber
intensitasnya makin kecil.
 Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
 Mempunyai daya tembus yang terbesar.
 Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

2.3.3 Peluruhan Radioaktif


1. Peluruhan Sinar Alfa
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan
energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti
anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Persamaan peluruhannya sinar alfa:

Contoh peluruhan sinar alfa:

8
Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa
elektron dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian
dapat menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan
menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama).

2. Peluruhan Sinar Beta


Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan
meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral
yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang
lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino.
Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar
perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti
atom tetap stabil.
Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta (β) maka nomor massa inti tetap (jumlah
nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan sinar beta, yaitu

Contoh peluruhan sinar beta :

3. Peluruhan Sinar Gamma


Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar
(ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini
dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang
memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi
energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.

9
Gambar 2.1 Peluruhan radioaktif.
Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang
tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi
diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain.
Persamaan peluruhan sinar gamma:

Inti yang berada dalam keadaan eksitasi pada umumnya terjadi setelah peluruhan. Misalnya:

2.3.4 Waktu Paruh


Waktu paruh adalah waktu yag diperlukan oleh zat radioaktif untuk berkurang menjadi
separuh (setengah) dari jumlah semula. Dengan mengetahui waktu paruh suatu unsur
radioaktif, dapat ditentukan jumlah unsur yang masih tersisa setelah selang waktu tertentu.
Setiap unsur radioaktif mempunyai waktu paruh tertentu, misalnya karbon -14 (C-14) memiliki
waktu paruh 5.730 tahun.

10
Dari persamaan (3a) maka:
untuk t = T-------> N = ½ N0
sehingga, ½ N0 = N0. e-λt
λ .T = ln 2 λ = 0,693/T
T = 0,693/T (4)
Dari persamaan (4), maka dapat ditentukan jumlah inti radioaktif setelah peluruhan maupun
aktivitas radioaktif setelah peluruhan melalui persamaan:

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24-26 April 2022 melalui whatsapp grup siswa
SMA Negeri 2 Tanjung Morawa Kelas XII MIPA Beralamat di Jl. Pendidikan, Limau
Manis, Kec. Tj. Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20362.

3.2 Populasi dan Sampel Populasi


Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas XII MIPA SMA Negeri 2 Tanjung
Morawa. Pengambilan sampel penelitian berupa 40 siswa/i yang berjumlah 3 kelas.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa/siswi
yang menjadi sampel penelitian. Mengingat situasi pandemi COVID-19 dan masih
diberlakukannya PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) maka metode pengumpulan
data ini berupa kuesioner online yang disebarkan di grup Whatsapp dengan menggunakan
google form sebagai instrument penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawab.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan
1. Soal Pertama:
 Isotop bismuth 212 memiliki besar waktu paruh 60,5 detik, berapakah ketetapan
peluruhannya?
a) 0,1015 detik^-1
b) 0,0115 detik^−1
c) 1,0150 detik^-1
d) 1,5010 detik^-1

13
 Grafik Respon Siswa :

 Pembahasan :
Berdasarkan persentase diatas bahwa tingkat kemampuan siswa menjawab soal
no 1 dengan benar yakni 32,5% atau hanya berjumlah 13 siswa saja yang dapat
menjawab soal tersebut. Selebihnya berjumlah 27 siswa tidak dapat menjawab
dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan
mencari nilai ketetapan peluruhan dari isotop bismuth 212 tersebut. Maka
diperlukanlah sebuah solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami dan mengerjakan soal tersebut. Maka diperlukanlah sebuah solusi
lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan
mengerjakan soal tersebut.
2. Soal Kedua :
 Berapa banyaknya isotop bismuth yang tersisa dalam waktu 121 detik, jika pada
keadaan awal terdapat 1000 gram bismuth 212?
a) 200 gram
b) 225 gram
c) 250 gram
d) 270 gram
 Grafik Respon Siswa :

14
 Pembahasan :
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal no 2 dengan benar yakni 30% atau hanya berjumlah 12 siswa saja
yang dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selebihnya berjumlah 28 siswa
tidak dapat menjawab dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
mengalami kesulitan mencari banyaknya isotop bismuth jika diketahui waktu dan
ketetapan awal bismuth tersebut. Maka diperlukanlah sebuah solusi untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut.
Maka diperlukanlah sebuah solusi lain untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut.
3. Soal Ketiga :
 Suatu unsur radioaktif meluruh dan tinggal 25 % dari jumlah semula. Setelah 30
jam berapakah waktu paruh unsur radioaktif tersebut?
a) 15 jam
b) 16 jam
c) 17 jam
d) 18 jam
 Grafik Respon Siswa :

 Pembahasan :
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal no 3 dengan benar yakni 90% atau berjumlah 36 siswa yang dapat
menjawab soal tersebut dengan benar. Selebihnya berjumlah 4 siswa tidak dapat
menjawab dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
mengalami kesulitan atau siswa mampu dalam mencari waktu paruh radioaktif
tersebut. Maka tidak terlalu diperlukan solusi untuk menambah penguatan
kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut

15
4. Soal Keempat :
 Dari pertanyaan di atas, berapakah jumlah radio aktif yang tersisa setelah 60 jam?
a) 6,25% N0
b) 5,50% N0
c) 5,25% N0
d) 6,50% N0
 Grafik Respon Siswa :

 Pembahasan :
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal no 4 dengan benar yakni 82,5% atau berjumlah 33 siswa yang dapat
menjawab soal tersebut dengan benar. Selebihnya berjumlah 7 siswa tidak dapat
menjawab dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
mengalami kesulitan atau siswa mampu dalam mencari jumlah radioaktif yang
tersisa dalam soal tersebut. Maka tidak terlalu diperlukan solusi untuk menambah
penguatan kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut
5. Soal Kelima :
 Sebuah radioaktif mengalami peluruhan yang digambarkan grafik peluruhan
massanya terhadap waktu seperti pada gambar di atas. Berapakah besar waktu
paruhnya?

a) 30 Menit
b) 20 Menit
c) 15 Menit
d) 10 Menit

16
 Grafik Respon Siswa :

 Pembahasan :
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal no 5 ini dengan benar yakni 90% atau berjumlah 36 siswa yang
dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selebihnya berjumlah 4 siswa tidak
dapat menjawab dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
mengalami kesulitan atau siswa mampu dalam mencari nilai waktu paruh jika
disediakan grafik peluruhan massanya dalam soal tersebut. Maka tidak terlalu
diperlukan solusi untuk menambah penguatan kemampuan siswa dalam memahami
dan mengerjakan soal tersebut
6. Soal Keenam :
 Sebuah radioaktif mengalami peluruhan yang digambarkan grafik peluruhan
massanya terhadap waktu seperti pada gambar di atas. Berapakah ketetapan
peluruhannya?

a) 0,025 menit^-1
b) 0,015 menit^-1
c) 0,020 menit^-1
d) 0,035 menit^-1

17
 Grafik Respon Siswa

 Pembahasan
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal nomor 6 dengan benar yakni 35% atau berjumlah 14 siswa.
Selebihnya berjumlah 26 siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan atau siswa tidak mampu
dalam mencari ketetapan peluruhan berdasarkan grafik peluruhan yang disediakan.
Maka diperlukanlah sebuah solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami dan mengerjakan soal tersebut. Maka diperlukanlah sebuah solusi
lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan
mengerjakan soal tersebut.
7. Soal Ketujuh :
 Sebuah radioaktif mengalami peluruhan yang digambarkan grafik peluruhan
massanya terhadap waktu seperti pada gambar di atas. Berapakah waktu yang
dibutuhkan supaya bahan radioaktif tersebut tinggal 10%?

a) 52,5 menit
b) 57,5 menit
c) 61,4 menit
d) 66,4 menit

18
 Grafik Respon Siswa

 Pembahasan
Berdasarkan persentasi diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa untuk
menjawab soal nomor 7 dengan benar yakni 22,5% atau berjumlah 9 siswa.
Sebanyak 31 siswa tidak dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan waktu
yang dibutuhkan agar bahan radioaktif tinggal 10%. Maka diperlukan solusi untuk
menambah penguatan kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal
tersebut. Maka diperlukanlah sebuah solusi lain untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut.
8. Soal Kedelapan :
 Sebuah benda dari kayu tua memiliki 20% karbon radioaktif dibandingkan dengan
kayu segar. Berapa umur kayu tua tersebut jika waktu paruh karbon radioaktif
tersebut 5700 tahun ?
a) 12.345 tahun
b) 12.435 tahun
c) 13.235 tahun
d) 12.325 tahun
 Grafik Respon Siswa

19
 Pembahasan
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal nomor 8 ini dengan benar yakni 80% atau berjumlah 32 siswa yang
dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selebihnya berjumlah 8 orang tidak
dapat menjawab dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak
mengalami kesulitan atau siswa mampu mencari waktu paruh pada soal tersebut.
Maka tidak terlalu diperlukan solusi untuk menambah penguatan kemampuan siswa
dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut
9. Soal Kesembilan :
 Massa unsur radioaktif suatu fosil ketika ditemukan 0,5 gram. Diperkirakan massa
unsur radioaktif yang dikandung mula-mula adalah 2 gram. Jika waktu paruh
radioaktif tersebut adalah 6000 tahun maka umur fosil tersebut adalah...
a) 18.000 tahun
b) 12.000 tahun
c) 9.000 tahun
d) 6.000 tahun
 Grafik Respon Siswa

 Pembahasan
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal nomor 9 dengan benar yakni 75% atau berjumlah 30 siswa yang
dapat menjawab soal tersebut dengan benar. 10 siswa lainnya tidak dapat menjawab
dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak begitu mengalami
kesulitan atau siswa mampu dalam menentukan umur fosil jika massa dan waktu
paruh yang sudah ditentukan. Maka tidak terlalu diperlukan solusi untuk menambah
penguatan kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal tersebut

20
10. Soal Kesepuluh :
 Setelah 40 hari massa bahan radioaktif tinggal 1/32 massa semula, berarti waktu
paruh bahan tersebut adalah...
a) 2 hari
b) 8 hari
c) 32 hari
d) 64 hari
 Grafik Respon Siswa

 Pembahasan
Berdasarkan persentase diatas didapat bahwa tingkat kemampuan siswa
menjawab soal nomor 10 ini dengan benar yakni 87,5% atau berjumlah 32 siswa.
Selebihnya berjumlah 5 siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan atau siswa mampu dalam
menentukan nilai paruh waktu berdasarkan soal tersebut. Maka tidak terlalu
diperlukan solusi untuk menambah penguatan kemampuan siswa dalam memahami
dan mengerjakan soal tersebut

21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Upaya Peningkatan
Pemahaman Siswa Melalui Media Pembelajaran Berbasis Web Dalam Materi
Radioaktivitas Di SMA/MA dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis web
kurang meningkatkan pemahaman siswa dalam materi radioaktivias dilihat dari 4 soal
yang memiliki persen yang rendah pada hasil pengujian.

5.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas Mini Riset ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan rekomendasi, saran ataupun kritik yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas kami ini.agar dalam pembuatan tugas
kedepannya jauh lebih baik

22
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


Hadi, W, S., Dwijananti, P. 2015. Pengembangan Komik Fisika Berbasis Android Sebagai
Suplemen Pokok Bahasan Radioaktivitas Untuk Sekolah Menengah Atas. Unnes
Physic Education Journal. 3(1): 16-24.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1),
171.
Januarisman, E., & Ghufron, A. (2016). Pengembangan media pembelajaran berbasis web mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk siswa kelas VII. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 3(2), 166-182.
Krane, Kenneth. (2008). Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Lasmi, Ni Ketut. (2012). SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga

23

Anda mungkin juga menyukai