Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI


Dosen Pengampu : Dr. Maryati Evivani Doloksaribu, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Ayu Masytah Dewi (4191121012)


Dian Ronaldo Sihotang (4193321011)
Lailu Suja (4193121015)
Mita Suryani Daulay (4193121045)
Pimpy Sheila Sigalingging (4192421011)
Wuri Cahyaningrum (4193121007)

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Book Report untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti. Kami berterima kasih kepada Ibu
Maryati Evivani Doloksaribu, M.Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan
banyak bimbingan kepada saya selama proses pembelajaran mata kuliah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami meminta maaf jika memiliki kesalahan
dalam penulisan. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Medan, 5 Mei 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

BAB I PENDAHULUAN ii

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report 1


B. Tujuan 1
C. Identitas Buku 2

BAB II RINGKASAN BUKU 3

A. Buku 1 3
B. Buku 2 8

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 21

A. Buku 1 21
B. Buku 2 21

BAB IV PENUTUP 23

A. Kesimpulan 23
B. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report


Buku teks pelajaran merupakan salah satu dari unsur sarana dan prasarana
dalam proses pendidikan dimana susunan dan penulisannya harus mengacu pada tujuan
awalnya yakni tujuan pendidikan nasional. Buku teks pelajaran yang digunakan wajib
yang memuat materi pelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan,
kemampuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi, budi pekerti juga kepribadian, serta
kepekaan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Banyak buku yang berisikan informasi atau materi yang berkaitan dengan
materi Model-model Inti ini. Setiap buku akan berisikan informasi atau penyajian yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dalam kesempatan ini, saya sebagai mahasiswa yang memiliki
kewajiban mengerjakan salah satu tugas KKNI yaitu Critical Book Report, akan
melakukan kritikan terhadap dua buah buku yang berbeda yang berkaitan dengan
Model-model Inti.

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang model-model inti


2. Mengetahui kelebihan buku yang direview
3. Mengetahui kekurangan buku yang direview
4. Mengetahui kelayakan buku yang direveiw

1
C. Identitas Buku

• Buku 1
Judul Buku : Pendahuluan Fisika Inti
Edisi :1
Penulis : Nurdin Siregar, Yul Ifda Tanjung dan Budiman Nasution
Penerbit : Engineer Warungnesia
Tahun terbit : 2020
Kota terbit : Medan
ISBN : 978-6-239-31281-7

• Buku 2
Judul Buku : Introductory Nuclear Physics
Edisi :2
Penulis : Samuel SM. Wong
Penerbit : John Wiley & Sons, Inc
Tahun terbit : 2004
Kota terbit : New Jersey
ISBN : 978-0-471-23973-4

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku 1 :

Model-Model Inti

A. Pendahuluan

Disebabkan pengetahuan tentang gaya inti belum sempurna, maka teori struktur
inti belum memuaskan. Selain itu, untuk memahami struktur dan sifat-sifat inti dibutuhkan
solusi problem dari teori banyak benda yang sampai saat ini hanya dapat dipecahkan dengan
aproksimasi sangat kasar. Untuk menghindari kesukaran itu dibuatlah model-model inti,
suatu hal yang ideal apabila dapat dibuat hanya satu model saja yang dapat menerangkan
segala macam sifat- sifat inti. Beberapa model inti yang diajukan adalah:

• Model tetes zat cair


• Model kulit
• Model kolektif
• Model gas fermi
• Model inti majemuk
• Model interaksi langsung
• Model optik

Model di atas dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Model partikel bebas

Dalam model ini, nukleon dianggap bergerak dalam orbit suatu potensial Sentral
yang ditimbulkan oleh nukleon-nukleon dalam inti. Interaksi antara nukleon diabaikan.
Termasuk dalam kategori ini adalah model kulit yang akan dibahas kemudian.

3
2. Model statistik

Model ini menganggap interaksi antara nukleotida dengan nukleosida besar.


Nukleon-nukleon bergerak secara kolektif dan dipecahkan secara statistik. Termasuk
dalam kategori ini adalah model tetes zat cair, model gas fermi dan model kolektif.

3. Model penyatuan

Kombinasi antara kedua golongan tersebut menghasilkan suatu model yang


realistis, akan tetapi persoalan matematikanya menjadi sangat rumit. Termasuk dalam
kategori ini adalah model penyatuan. Ada beberapa lagi yang tidak termasuk dalam
klasifikasi tersebut diantaranya adalah model partikel Alpha, model optik untuk reaksi
inti.

B. Model Tetes Zat Cair

Model tetes zat cair pertama kali diajukan oleh Bohr (1935) berdasarkan analogi antara
inti dengan setetes zat cair. Telah diketahui bahwa inti berbentuk bulat dan terdiri dari
nukleon yang didistribusikan secara seri dan uniform. Walaupun model ini memberikan
informasi Mini mengenai gaya inti, akan tetapi berhasil memberi informasi sifat-sifat inti
dalam beberapa parameter misalnya tegangan permukaan dan kompresibilitas. Model tetes
zat cair berhasil dalam menurunkan rumus massa semi empirik Wizsacker dan berhasil
menerangkan pembelahan inti (fisi). Karakteristik inti memiliki sifat yang mirip dengan
tegangan permukaan dari suatu tetes zat cair sehingga berbentuk bola.

Menurut Bohr dan asistennya kalkar, nukleon-nukleon di dalam inti unsur berat
bergerak di dalam bola, gerakan yang mirip dengan gerakan molekul-molekul di dalam
suatu tetes zat cair. Seperti yang disebut di atas, model tetes zat cair dari inti telah
membantu penjelasan mengenai kejadian di dalam inti. Hal tersebut dijelaskan sebagai
berikut:

a. Peluruhan

Pada peluruhan partikel dari suatu inti dapat dijelaskan kan sebagai analog
dengan penguapan dari molekul-molekul zat cair pada tetes zat cair. Jika temperatur
bertambah penguapan menjadi makin cepat, di mana mirip dengan itu adalah
pertambahan gerakan nukleon di dalam inti yang memperbesar kemungkinan terjadinya
4
peluruhan.
b. Pembelahan Inti (fisi)

Bhor dan Wheeler yang pertama menjelaskan proses pembelahan inti dengan
model tetes zat cair inti. Menurutnya Penjelasan bahwa pembelahan inti disebabkan
karena getaran yang dibawa oleh neutron yang ditembakkan. Karena itu, terdapat
ukuran maksimum dari tetes zat cair yang dapat berada dalam bentuk stabil. Apabila
ukuran ini sedikit dilewati, tetes zat cair menjadi kurang stabil dan terjadi perubahan
bentuk.

c. Variasi energi ikat pernukleon terhadap nomor massanya yang dapat diamati

Anggap energi ikat per nukleon berharga tertentu U, dimana energi ini
sebenarnya negatif karena berkaitan dengan gaya tarik, tetapi biasanya ditulis positif
Karena energi ikat dipandang sebagai kuantitas positif supaya memudahkan. Karena
setiap energi ikat U diantara cara dua nukleon yang masing-masing berenergi ikat ½ U.
Sebenarnya nukleon harus terdapat pada permukaan setiap inti, sehingga memiliki
tetangga kurang dari 12 titik banyaknya tetangga nukleon seperti itu tergantung pada
luas permukaan yang ditinjau titik inti berjari-jari R mempunyai luas:

Gaya tolak listrik antara setiap pasang Proton dalam inti memberi kontribusi
pada pengurangan energi ikat. Energi colomb (Ec) suatu inti sama dengan kerja yang
dilakukan untuk membawa z proton dari tak terhingga ke suatu tempat menjadi
kumpulan berbentuk bola yang ukurannya sama dengan sebuah inti.

Persamaan energi ikat di atas Diperbaiki dengan memasukkan 2 efek yang tidak
cocok dengan model tetesan cairan sederhana, tetapi dapat diterangkan dalam model
yang menghasilkan tingkat energi. satu efek ini terjadi jika jumlah neutron dalam inti
melebihi jumlah proton atau sebaliknya, ini berarti tingkat energi yang lebih tinggi
harus terisi sedangkan hal itu tidak terjadi di jika N dan Z sama.
5
energi panas yang diperlukan untuk mengubah cairan ke keadaan uap sebanding dengan
massa cairan tersebut. Nukleon di permukaan inti tidak sepenuhnya dikelilingi oleh
nukleon lainnya.

Dampak lain yang mencairkan energi yang mengikat adalah tolakan elektrostatik
Coulomb. Karena masing-masing partikel bermuatan di nukleus menolak semua
partikel bermuatan lainnya, disana energi ini secara langsung berbanding ke jumlah
kemungkinan Kombinasi yang diberikan Proton nomor Z yang mana [Z(Z-1)]1/2.

Model tetes cairan berhasil menjelaskan pembagian nukleus menjadi dua atau lebih
bagian 1 Fisika Inti terjadi titik namun, modelnya tidak memadai untuk
menggambarkan keadaan energi yang bersangkutan yang diketahui ada di dalam inti.
Untuk alasan ini, model inti lain harus dikembangkan.

C. Model Kulit

Seperti halnya dengan elektron, nukleon juga membentuk kulit kulit sebagai akibat
prinsip pauli. Apabila jumlah elektron di dalam atom sama dengan 2, 10, 18, 36, 54 dan 86
maka kulit- kulitnya terisi penuh, sehingga keadaan atom sangat stabil. Ini menyebabkan
atom tersebut tidak dapat melakukan reaksi kimia atau pembentukan molekul homopolar.

Menurut model kulit, setiap nukleon bergerak bebas dalam setiap suatu potensial rata-
rata yang menyatakan interaksinya dengan nukleon lainnya. Untuk menurunkan bilangan
mukjizat digunakan solusi persamaan Schrodinger dengan potensial V(r). Setelah dicoba
tiga bentuk potensial yaitu:

• Potensial sumur persegi


• Potensial isolator harmonik
• Kombinasi potensial a dan b

Dalam model kulit ini, sifat dari A inti ganjil ditentukan oleh sifat nukleon yang ganjil
Sedangkan untuk inti ganjil ganjil ditentukan oleh neutron maupun Proton yang ganjil.
Model partikel tunggal adalah perluasan dari model partikel yang bebas yang berada dalam
kulit yang penuh dianggap memegang peranan dalam menentukan sifat-sifat dari intinya.

6
D. Analisa Dengan Model Kulit

Sebahagian telah diketahui model kulit, semula dipusatkan untuk dapat menerangkan
adanya bilangan bilangan mukjizat, Ternyata bukan hanya berhasil dalam tugas semula
tetapi juga dapat menerangkan momen magnetik dari inti. Keberhasilan lain dari model ini
ialah ramalannya terhadap spin dan paritas tingkat dasar terutama untuk inti A ganjil.
Bahkan model ini walaupun belum dapat dikatakan berhasil sering Pulau dapat meramalkan
dengan baik dan paritas tingkat dasar dari inti ganjil ganjil.

a. Inti genap-genap

Model kulit menyatakan bahwa pengisian dari kulit-kulit oleh nukleon-nukleon


tersebut condong untuk membentuk pasangan-pasangan yang menghasilkan spin
sama dengan 0. Jadi untuk inti genap genap Spin dari tingkat dasar 1 = 0, sesuai
dengan hasil pengamatan.

b. Inti A ganjil

Sifat-sifat dari a ganjil banyak ditentukan oleh sifat-sifat dari neutron proton
yang ganjil dari inti yang bersangkutan. Secara eksperimen, sudah ditetapkan bahwa
banyak sifat inti berbeda secara berkala dengan cara yang mudah menyimpang ke
jalan di mana sifat atom bervariasi sesuai dengan tabel periode dari unsur-unsur.
Misalnya inti yang paling stabil terjadi saat jumlah proton Z atau jumlah neutron
(N=A-Z) sama dengan salah satu dari angka berikut, 2,8, 20, 50, 82, 126,.. yang
disebut angka ajaib. Angka ajaib ini telah dijelaskan oleh model kulit yang
mengusulkan agar proton dan neutron membentuk cangkang tertutup mirip dengan
kulit elektronik.

Berdasarkan model kulit, total momentum sudut dari nucleus (disebut putaran inti)
diberikan oleh putaran inti.

7
E. Model Kolektif

Model tetes zat cair berhasil dengan baik jika digunakan pada inti inti berat, sedangkan
model kulit hanya berlaku untuk inti-inti mukjizat dan tetangganya. Selain itu, model kulit
juga tidak berhasil menerangkan Mengapa beberapa inti mempunyai momen kuadrupol
listrik besar dan bentuk intinya tidak bulat. Efek tersebut hanya ditimbulkan oleh gerak
kolektif oleh sejumlah besar nukleon.

Dalam model kolektif, kerasnya juga berperan karena dengan adanya gerak kolektif
nukleon, bentuk teras berubah menjadi tidak bulat. Hal ini disebabkan interaksi antara
nukleon- nukleon di luar teras dengan derasnya yang menimbulkan gerak vibrasi dan rotasi
seperti molekul. Adanya keadaan rotasi dalam inti telah diamati dalam percobaan pada inti-
inti dengan 155 < A < 185 dan a > 255. Model kolektif berhasil dengan baik untuk
menerangkan sifat-sifat inti di antara dua inti mukjizat.

Buku 2 :

Model mikroskopis dari Struktur Nuklir

Nukleus adalah sistem banyak tubuh mekanika kuantum. Metode yang kuat dan elegan
telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk menangani masalah tersebut. Beberapa
faktor, bagaimanapun, berkontribusi untuk membuat masalah banyak tubuh nuklir agak unik.
Pertama, interaksinya rumit dan masih belum diketahui dalam banyak aspek. Kedua, simetri
rotasi memaksakan kondisi bahwa setiap keadaan yang diamati memiliki putaran yang pasti.
Dengan demikian kopling momentum sudut menjadi masalah penting dalam perhitungan
praktis apa pun. Akhirnya, bahkan di nukleus terberat, jumlah nukleon tidak cukup besar untuk
diperlakukan sebagai sistem tak terbatas di mana banyak penyederhanaan dapat diterapkan.

Inti terdiri dari neutron dan proton. Oleh karena itu wajar untuk mengadopsi Hamiltonian
berdasarkan nukleon, berinteraksi satu sama lain melalui potensi dua tubuh. Eigenfunctions
diperoleh dengan memecahkan persamaan Schrödinger dapat digunakan untuk menghitung
observables dan hasilnya dibandingkan dengan percobaan.

8
A. Negara Basis Banyak Tubuh
Untuk menggambarkan nukleus menggunakan derajat kebebasan nukleon, kita perlu
mengekspresikan fungsi gelombang dalam hal nukleon individu. Langkah pertama dalam
perhitungan mikroskopis untuk masalah banyak tubuh nuklir adalah kemudian
menemukan seperangkat fungsi gelombang singleparticle yang sesuai. Produk
antisymmetrized dari fungsi tersebut membentuk dasar negara untuk sistem banyak tubuh
kita yang terbuat dari nukleon A.

Secara matematis, kita dapat mengambil serangkaian fungsi lengkap sebagai dasar
menyatakan. Namun, ruang Hilbert secara umum tak terbatas dalam dimensi, dan
pemotongan ruang ke subset terbatas kecil sangat penting dalam perhitungan praktis apa
pun. Pemilihan ruang truncated, atau actwe, ini tergantung pada dasar negara yang dipilih.
Untuk alasan ini, pemilihan dasar negara merupakan langkah penting dalam perhitungan.
Seperti yang akan kita lihat di bagian selanjutnya dalam bab ini, fungsi gelombang dasar
partikel tunggal yang dipilih dengan baik dapat sangat menyederhanakan masalah.

Metode matriks untuk memecahkan masalah eigenvalue. Perhitungan kami berpusat di


sekitar solusi untuk masalah eigenvalue banyak tubuh

(7-1)

di mana EQ adalah energi negara dengan fungsi gelombang "2, • , rA). Hamiltonian terdiri
dari sejumlah energi kinetik dari setiap nukleon dengan massa berkurang dan interaksi
antara dua nukleon,

(7-2)

Untuk banyak tujuan, lebih mudah untuk memecahkan Eq ( 7-1) menggunakan metode
matriks. Dalam pendekatan ini, kita mulai dengan seperangkat keadaan dasar lengkap
untuk sistem partikel A, {(bk(rl, • • . , r A)) untuk k = 1, 2, D, di mana D adalah jumlah
keadaan

9
linier independen di ruang Hilbert. Untuk kenyamanan matematika, kita akan berasumsi
bahwa dasarnya adalah ortogonal dan dinormalisasi. Setiap eigenvector Wa (rl, r2, . . . , r
A) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari basis D ini menyatakan,

(7-3)

Spektrum partikel tunggal adalah spektrum yang tak terbatas. Hal ini terikat pada ujung
energi rendah oleh keadaan dasar tetapi meluas ke tak terbatas di ujung lain. Ini sangat
mirip dengan spektrum energi osilator harmonik. Bahkan, kita akan melihat bahwa osilator
harmonik sering digunakan sebagai titik awal fungsi gelombang partikel tunggal nuklir.
Jika kita memilih satu set keadaan dengan energi partikel tunggal yang dekat dengan yang
ditemukan dalam inti yang sebenarnya, adalah mungkin untuk memotong ruang Hilbert
berdasarkan pertimbangan energi. Sebagian karena alasan ini, lebih mudah untuk
mengambil sebagai dasar menyatakan eigenfunctions dari Hamiltonian partikel tunggal,

= EkÖk(rt)

Hamiltonian di Eq (7-1) dapat dinyatakan dalam bentuk

B. Angka Ajaib dan Energi Partikel Tunggal

Bukti terbaik untuk perilaku partikel tunggal ditemukan dalam inti cangkang tertutup, 4 He
16
0 40 Ca 90 Zr, dan 208 Pb, Ini adalah inti dengan bilangan proton Z = 2, 8, 20, 40, 82 dan nomor
neutron N = 2, 8, 20, 50, 82, 126. Mereka memiliki fitur khusus, seperti:

• Energi penghapusan neutron tunggal dan proton tunggal,

• Bentuk intrinsik dari keadaan tanah adalah bulat, seperti yang dapat dilihat dari
pengamatan seperti transisi elektromagnetik.

10
C. Hartree-Fock Hamiltonian Partikel Tunggal

Dalam bentuknya yang paling dasar, Hamiltonian nuklir, seperti yang diberikan
sebelumnya di Eq( 7-2), adalah jumlah dua istilah, satu berasal dari energi kinetik nukleon
individu dan yang lainnya dari interaksi timbal balik antara nukleon. Tidak ada potensi satu
tubuh mendasar karena, misalnya, dalam kasus elektron dalam atom di mana daya tarik
Coulomb dari nukleus menyediakan interaksi satu tubuh. Ketika ini ditambah dengan fakta
bahwa interaksi dua tubuh antara nukleon cukup kuat, tidak mudah secara umum untuk
memotong ruang Hilbert yang terlibat hingga ukuran yang cocok untuk perhitungan praktis.
Kami melihat di bagian sebelumnya bahwa salah satu cara untuk memecahkan diffculty ini
adalah dengan membuat transformasi fungsi gelombang dasar partikel tunggal sehingga
energi partikel tunggal mencerminkan sebagian besar interaksi nukleon-nukleon. Salah satu
tujuan pendekatan Hartree-Fock terhadap masalah banyak tubuh nuklir adalah untuk
menemukan representasi partikel tunggal sehingga interaksi residu kecil.

Perhitungan variasional. Untuk tujuan diskusi, kita akan mulai dengan seperangkat
keadaan partikel tunggal yang sewenang-wenang sebagai fungsi uji coba. Hasil akhirnya,
pada prinsipnya, independen dari pilihan ini; dalam praktiknya, adalah menguntungkan
untuk mengambil satu set yang nyaman dari sudut pandang matematika, seperti fungsi
gelombang osilator harmonik.

Dengan tidak adanya interaksi residu dua tubuh, keadaan tanah diberikan oleh
konfigurasi dengan thc terendah A keadaan partikel tunggal ditempati dan energi Fermi r
ditentukan oleh keadaan partikel tunggal tertinggi ditempati. Fungsi gelombang I) untuk
sistem nukleon A adalah penentu Slater yang dibangun dari serangkaian fungsi gelombang
singleparticle ini. Untuk menyederhanakan notasi, mari kita gunakan • • On) untuk mewakili
penentu Slater yang diberikan oleh Eq. Dengan demikian, kita memiliki

Jika I) adalah fungsi gelombang keadaan dasar yang sebenarnya dari sistem, ia harus
memenuhi kondisi variasional.

11
Artinya, fungsi I) adalah salah satu yang menghasilkan minimal energi. Tujuan dari
perhitungan Hartree-Fock adalah untuk menemukan satu set partikel tunggal menyatakan
bahwa, sejauh mungkin, memenuhi kondisi ini.

D. Keadaan Partikel Tunggal Cacat

Sejauh ini, kami telah mengambil potensi satu tubuh yang efektif yang timbul dari
interaksi rata-rata nukleon dengan semua nukleon lain dalam nukleus menjadi bulat. Ini
adalah asumsi yang masuk akal hanya jika bentuk kesetimbangan nukleus itu sendiri
memiliki bentuk yang sama. Seperti yang kita lihat sebelumnya di 56-3, bagi banyak inti,
bentuk cacat sebenarnya lebih stabil. Untuk inti ini, lebih tepat untuk menggunakan potensi
rata-rata cacat dengan baik untuk menghasilkan keadaan dasar partikel tunggal.

Hamiltonian partikel tunggal yang cacat. Mari kita lagi mengasumsikan simetri
aksial untuk kesederhanaan. Alih-alih Eq (7-19), kita dapat mengadopsi Hamiltonian
partikel tunggal semi-empiris dari bentuk berikut:

Di sini ho adalah bagian bola, umumnya diambil untuk menjadi Hamiltonian dari osilator
harmonik tiga dimensi isotropik mirip dengan yang diberikan dalam Eq.

Istilah dan memperlakukan ho + h.å dalam sistem koordinat silinder. Hamiltonian dari Eq
(7-29) sekarang dapat ditulis sebagai

di mana frekuensi osilator di sepanjang sumbu simetris memiliki nilai,

dan ke arah tegak lurus terhadapnya,

12
Dalam hal w i dan w3, parameter deformasi yang diberikan oleh

hubungan W -L ̄ (-03

di mana frekuensi rata-rata

y(2WI + W3) WO

Banyak negara bagian dalam skema Nilsson. Orbital Nilsson untuk nukleus cacat dapat
dianggap setara dengan keadaan partikel tunggal Hartree-Fock dalam batas bola, Perbedaan
utama, terlepas dari bentuk potensial, adalah bahwa perhitungan Hartree-Fock dimulai
dengan potensial nukleon-nukleon. Sebaliknya, model Nilsson, dalam bentuknya yang
paling dasar, menyesuaikan parameter deformasi agar sesuai bentuk nuklir. Selanjutnya,
Hamiltonian yang diberikan oleh Eq (7-29) adalah yang sangat sederhana dan intuitif. Fakta
bahwa ia bekerja dengan sangat baik dalam menggambarkan berbagai sifat nuklir telah
menyebabkan sejumlah perkembangan menarik dalam struktur nuklir. Beberapa di
antaranya akan dibahas dalam 59- 2.

Untuk pendekatan partikel independen secara cacat, kita dapat mengabaikan interaksi
residu. Hamiltonian nuklir kemudian merupakan jumlah dari harniltonian partikel tunggal
yang diberikan dalam Eq. Keadaan partikel tunggal rnay dibagi menjadi tiga kelompok:
keadaan inti, keadaan valensi, dan keadaan kosong. Untuk membatasi ukuran ruang Hilbert
untuk perhitungan, kita akan mengambil beberapa keadaan partikel tunggal yang diisi
secara permanen dengan nukleon. Karena nukleon ini tidak pernah bersemangat, satu-
satunya peran yang mereka mainkan adalah memberikan potensi rata-rata (cacat) untuk sisa
nukleon. Dengan kata lain, mereka membentuk "inti inert" untuk nukleon aktif kita. Ini
adalah asumsi yang masuk akal jika kita menempatkan, misalnya, nukleon dalam beberapa
keadaan terendah sebagai inti, karena dibutuhkan lebih banyak energi untuk
mempromosikan partikel-partikel ini ke keadaan kosong daripada kisaran energi eksitasi
yang menarik bagi kita.

Dengan cara yang sama, keadaan partikel tunggal yang jauh di atas energi Fermi tidak
menarik, karena setiap eksitasi kepada mereka akan membutuhkan lebih banyak energi
13
daripada yang kita khawatirkan. Akibatnya, negara-negara ini tidak akan, untuk semua
tujuan praktis, masuk ke dalam perhitungan kita dan kita mungkin juga meninggalkannya.
Ini membentuk negara-negara kosong. Sisanya adalah negara-negara yang aktif. Mereka
terbuat dari keadaan partikel tunggal di dekat tingkat Fermi, keduanya ditempati dari mana
nukleon dapat bersemangat dan kosong satu di mana nukleon bersemangat dapat
diletakkan.

Karena partikel tunggal Hamiltonian h (r) adalah hasil dari nukleon valensi berinteraksi
dengan inti, nilai parameter deformasi tergantung pada bentuk inti. Karena inti itu sendiri
ditinggalkan dari perhitungan, kita tidak memiliki cara untuk menentukan parameter
deformasi dalam pendekatan partikel independen tersebut. Seperti yang akan kita lihat di
W-2, bentuk kesetimbangan inti biasanya dipertimbangkan secara terpisah, dengan cara
yang sama seperti penentuan momen inersia T berada di luar model rotasi sederhana, seperti
yang telah kita lihat di 56-3.

Untuk nilai bosc tertentu, energi partikel tunggal diberikan oleh eigenvalues dari
persamaan Hamiltonian cacat (7-29) dan beberapa yang dataran rendah ditampilkan sebagai
fungsi dalam Gambar 7-5. Orbit Nilsson merosot dalam energi sehubungan dengan tanda
O, dan sebagai hasilnya, setiap orbit dapat menampung dua nukleon identik, satu dengan
nilai positif O dan yang lainnya dengan Q negatif. Untuk membangun konfigurasi keadaan
tanah dari n nukleon aktif, kami melanjutkan dengan mengisi keadaan partikel tunggal
terendah yang tersedia dengan nukleon aktif. Karena urutan keadaan Nilsson berbeda untuk
deformasi yang berbeda, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 7-5, keadaan banyak
partikel yang terbentuk tergantung pada nilai öosc. Mari kita ilustrasikan hal ini
menggunakan beberapa contoh spesifik.

Contoh perhitungan model Nilsson. Untuk kesederhanaan kita akan memeriksa putaran
keadaan dasar dari beberapa inti pada awal ds-shell. Untuk ini, kita dapat mengambil 16 0
sebagai inti inert dan ds-shell sebagai ruang aktif. Secara bola, energi partikel tunggal Id5/2
adalah yang terendah di antara orbit ds-shell, seperti yang dapat dilihat 7 5 for = O. Dalam
17
hal ini, kami berharap bahwa konfigurasi energi inti terendah di awal d.s-shell, dari 0
hingga 28 Si, dibuat dengan mengisi orbit dengan nukleon. Inti genap tidak menarik di sini,
karena keadaan dasar harus memiliki J T = 0 + karena interaksi pasangan.

14
Dengan keadaan partikel tunggal yang cacat, kita tidak memiliki spin j yang pasti untuk
setiap nukleon. Akibatnya, tidak mungkin untuk menggabungkan momenta sudut dari
semua nukleon aktif untuk membentuk spin keadaan tanah nuklir J. Sebaliknya, kita akan
melanjutkan dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan dalam kasus model rotasi.
Karena proyeksi j pada sumbu 3-tetap tubuh adalah konstanta gerak, jumlah

untuk semua nukleon aktif juga merupakan konstanta gerak. Dengan menggunakan fakta
bahwa K adalah proyeksi J pada sumbu 3, putaran keadaan dasar inti cacat harus memiliki
putaran J = K. Ini adalah argumen yang sama yang digunakan sebelumnya untuk
menyimpulkan spin dalam model rotasi. Dari kolom terakhir Tabel 7-2, kita menemukan
bahwa K = untuk 19 F dan 19 Ne dan K = untuk 21 Ne dan 23 Ne. Oleh karena itu J = untuk
dua inti pertama dan J = g untuk pasangan kedua, sesuai dengan pengamatan. Jika deformasi
oblate (bosc < 0), nukleon yang tidak berpasangan akan berada di orbital 5,}1220), dan
sebaliknya, dan putaran tanah inti akan f, 4 , l , dan bertentangan dengan nilai-nilai yang
diamati.
Interaksi residu dalam dasar partikel tunggal yang cacat, pada prinsipnya, kecil. Namun,
untuk setiap sifat rinci inti, kita perlu melampaui independen model partikel. Kita akan
membahas topik ini di bagian berikutnya untuk kasus bulat. Dalam dasar cacat, matematika
yang terlibat jauh lebih rumit, karena kita tidak lagi memiliki kesederhanaan simetri rotasi,
dan karenanya tensor bulat dan aljabar momentum sudut, untuk membantu kita.
E. Model Shell Bulat
Kita telah melihat dalam tiga bagian sebelumnya bahwa model partikel independen,
menggunakan dasar bulat atau cacat, mampu menjelaskan sejumlah sifat nuklir. Untuk
informasi yang lebih tepat, perlu untuk memasukkan interaksi residual dalam penelitian
kami. Karena keadaan partikel independen sudah merupakan perkiraan yang baik, kita
dapat menggunakan ambang sebagai dasar untuk studi kita yang lebih rinci. Peran interaksi
residual dapat dilihat sebagai memperkenalkan pencampuran konfigurasi di antara keadaan
tersebut

15
sehingga fungsi gelombang, sekarang terbuat dari kombinasi linier dari keadaan "dasar"
ini, memberikan deskripsi yang lebih baik tentang situasi fisik yang sebenarnya.

Ruang banyak partikel yang membentang oleh berbagai produk dari keadaan partikel
tunggal tidak terbatas dalam dimensi. Untuk melakukan perhitungan praktis, perlu untuk
memotong ruang Hilbert ke yang terbatas. Karena pilihan negara partikel tunggal kami dan,
oleh karena itu, keadaan dasar banyak tubuh didasarkan pada dasar fisik, seperti pendekatan
HartreeFock yang dibahas dalam 97-3, kami berharap bahwa perkiraan yang wajar untuk
fungsi gelombang nuklir yang sebenarnya dapat dicapai di bagian yang relatif kecil dari
ruang yang lengkap. Selanjutnya, kita melihat sebelumnya di G7-2 bahwa orbit partikel
tunggal dipisahkan menjadi "cangkang" karena kesenjangan energi yang besar antara
kelompok orbit. Ini memberi kita cara alami untuk memilih ruang aktif. Untuk alasan ini,
pendekatan ini diberi nama model shell. Pada prinsipnya, perhitungan shell-model juga
dapat dilakukan secara cacat. Namun, kenyamanan matematika membuat pendekatan yang
layak terutama dalam batas bola, dan ini adalah apa yang kita akan membatasi diri untuk.

Ada tiga langkah yang harus dilakukan sebelum kita dapat melakukan perhitungan:
pilihan dasar partikel tunggal, pemilihan ruang aktif, dan derivasi interaksi yang efektif.
Ketiga langkah ini terkait erat satu sama lain, seperti yang akan kita lihat dari diskusi
berikut.

Pemilihan ruang shell-model. Dalam model cangkang bola, setiap nukleon memiliki
spin intrinsik 8 dan menempati keadaan momentum sudut orbital yang pasti 2. Keadaan
dasar banyak tubuh yang dibentuk dengan menempatkan nukleon A ke dalam keadaan
partikel tunggal digabungkan bersama untuk membentuk keadaan dengan momentum sudut
total J dan isospin T. Ada dua cara untuk melakukan kopling momentum sudut. Dalam skema
kopling LS, momentum sudut orbital dan putaran intrinsik masing-masing nukleon pertama
kali digabungkan secara terpisah ke momentum sudut orbital total L dan total spin intrinsik
S:

Momentum sudut total, atau spin, dari keadaan adalah jumlah vektor L dan S,

16
Atau, dalam skema jj-coupling, momentum sudut orbital dan putaran intrinsik masing-
masing nukleon digabungkan bersama terlebih dahulu untuk membentuk spin nukleon j, ,

ji = + 81 maka putaran nuklir

diperoleh dengan menjumlahkan ji spin nukleon individu.

Interaksi efektif semi-empiris. Mari kita gunakan contoh sederhana untuk


menggambarkan pendekatan semi-empiris untuk interaksi yang efektif. Beberapa tingkat
41 48
dataran rendah dalam isotop kalsium, Ca hingga Ca, dapat diperkirakan oleh ruang
40
model cangkang yang terbuat dari orbit lfrp saja. Inti inert di sini adalah inti Ca, dan 40
nukleon yang mengisi Is-, Ip-, Id-
, dan 28-orbit tidak boleh bersemangat. Semua nukleon aktif dalam hal ini adalah neutron.
Karena f7 / z-orbit dapat mengambil maksimum 2j + 1 = 8 neutron, ruang aktif benar-benar
terisi ketika kita datang ke 48 Ca.

Posisi tingkat energi yang dihitung dari keadaan bersemangat di 43 Ca hingga 46 Ca juga
dibandingkan dengan nilai eksperimental dalam Tabel 7-3. Jelas ada negara-negara yang
lebih bersemangat dalam inti ini daripada yang tercantum. Karena ruang model kami
terbatas pada orbit Ifrp saja, hanya tingkat yang diamati milik ruang model ini yang dapat
digunakan dalam perbandingan. Pada prinsipnya, seseorang dapat mengidentifikasi tingkat
If7/2 dengan mengukur distribusi sudut kekuatan transfer satu nukleon . Dalam praktiknya,
identifikasi tidak selalu sederhana, seperti yang diharapkan oleh campuran substansial dari
keadaan partikel tunggal lainnya, seperti 2173/2 dan 2P1/2. Oleh karena itu, perbandingan
antara nilai yang dihitung dan diamati dalam tabel harus dilihat dengan kesederhanaan
ruang model yang digunakan untuk contoh ilustratif ini dalam pikiran. Bahkan, perjanjian
itu lebih baik dari yang bisa kita harapkan. Operator yang efektif. Alasan di balik biaya
efektif yang besar untuk operator transisi E2 dapat ditelusuri ke jumlah nukleon aktif yang
relatif kecil yang digunakan dalam perhitungan.

17
Karena gerakan kolektif melibatkan aksi sejumlah besar nukleon, termasuk beberapa
dari mereka yang dianggap sebagai bagian dari inti "lembam" dalam perhitungan model
cangkang, muatan efektif yang besar diperlukan. Hal ini juga menarik untuk dicatat bahwa
peningkatan besar seperti itu karena nukleon inti dapat dipertanggungjawabkan oleh pada
dasarnya faktor keseluruhan dalam bentuk muatan yang efektif. Kemungkinan melakukan
koreksi dengan cara yang sederhana memberikan dukungan pada gagasan di balik
renormalisasi operator.
Tidak setiap operator membutuhkan renormalisasi besar seperti yang telah kami
gunakan di atas untuk transisi quadrupole listrik. Misalnya, transisi Gamow-Teller di
seluruh dB-shell telah ditemukan diberikan oleh operator telanjang tanpa modifikasi yang
nyata (39). Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa peluruhan ß bukanlah fenomena
kolektif seperti, misalnya, transisi E2.

Selain efek karena pemotongan ruang shell-model, renormalisasi operator eksitasi dari
nilai nukleon telanjang mereka mungkin juga diperlukan karena mesonik dan derajat
kebebasan lainnya dalam inti. Ketika nukleon tertanam di dalam nukleus, kami
mengharapkan proses seperti pertukaran meson virtual berbeda dari situasi ketika nukleon
adalah partikel yang bebas dan terisolasi. Dalam beberapa tahun terakhir salah satu
perkembangan menarik dalam model cangkang nuklir adalah ke arah mendapatkan efek
renormalisasi tersebut dari pendekatan field- theoretic.al. Dengan cara ini, pemahaman yang
lebih baik dan lebih mendasar tentang perilaku nukleon di dalam nukleus dapat dicapai.

Karena hubungan langsungnya dengan tingkat kebebasan nukleon individu dalam


nukleus terbatas, model shell juga dapat digunakan untuk "mensimulasikan" data untuk
menguji model lain. Ini mirip dengan simulasi numerik yang digunakan di banyak bidang
lain untuk melengkapi data dan untuk membantu kita menyelidiki aspek alam yang diffcult
untuk diperiksa secara eksperimental. "Eksperimen" numerik semacam itu tidak
menggantikan pengamatan aktual yang melibatkan inti nyata. Namun, mereka
menyediakan jalan yang nyaman untuk menguji model kami dan pemahaman kami tentang
situasi fisik dan berguna sebagai alat untuk memajukan pengetahuan kita tentang inti.

18
F. Model Lainnya

Dalam bab sebelumnya kita telah melihat bahwa sifat nuklir tertentu dapat dipahami
dari sudut pandang makroskopik dalam hal derajat kebebasan kolektif. Atau, seseorang
dapat mulai dari derajat kebebasan nukleon individu dan mencoba memahami fenomena
yang diamati dari sudut pandang mikroskopis, seperti yang telah kita lakukan dalam bab
ini. Perhitungan mulai dari derajat kebebasan nukleon individu menarik, karena kita dapat
membuat koneksi dengan interaksi antara nukleon. Ini, pada gilirannya, memungkinkan
kita untuk melakukan kontak dengan interaksi kuat mendasar antara nukleon. Sayangnya,
masalah banyak tubuh nuklir, mirip dengan banyak masalah tubuh di cabang fisika lainnya,
tidak mudah dipecahkan. Untuk alasan ini, beberapa teknik, selain yang dijelaskan di atas,
telah dikembangkan sehingga kita mungkin dapat memeriksa aspek-aspek spesifik tertentu
dari beberapa masalah dengan cara yang lebih nyaman. Mungkin berguna untuk
menyebutkan beberapa ini sangat singkat di sini, meskipun ruang lingkup buku ini dan
pengetahuan latar belakang yang diperlukan menghalangi diskusi terperinci.

Jika kita hanya peduli dengan perilaku terbatas di beberapa negara khusus, tampaknya
berlebihan untuk memanggil model cangkang nuklir dan memecahkan masalah eigenvalue
lengkap. Seperti yang telah kita lihat sebelumnya dalam diskusi tentang teknik Hartree-
Fock, eksitasi Iplh (satu lubang satu lubang) dalam sistem banyak tubuh dapat ditangani
dengan relatif mudah. Ini adalah keuntungan, karena Iplh-excitations merupakan
komponen dominan dalam berbagai proses. Misalnya, negara-negara nuklir yang memiliki
komponen Iplh besar sangat bersemangat oleh proses elektromagnetik, seperti hamburan
elektron inelastis, dan oleh probe interaksi yang kuat dalam bentuk hamburan nukleon
energi menengah, seperti yang dijelaskan kemudian pada 58-4.

Salah satu perhatian utama dalam penelitian tersebut adalah untuk membangun korelasi
yang benar antara komponen Iplh yang berbeda sehingga dapat menghasilkan, misalnya,
peningkatan kekuatan yang kuat. Salah satu diffculties di sini adalah untuk memiliki fungsi
gelombang keadaan tanah yang tepat di mana kita dapat membangun eksitasi. Model
partikel independen sederhana seringkali tidak memadai, karena korelasi yang dihasilkan
dari sisa interaksi dua tubuh sebagian besar tidak ada. Pendekatan fase acak (RPA)
memecahkan masalah ini dengan berkonsentrasi hanya pada jenis korelasi penting tertentu
dan dengan 19
demikian dapat menjelaskan eksitasi Iplh yang kuat yang diamati di banyak inti dengan
perhitungan yang relatif sederhana. Diskusi yang lebih rinci tentang RPA dapat ditemukan
di Fetter dan Walecka.

Untuk tujuan ilustrasi, kami telah memisahkan sifat nuklir menjadi perilaku kolektif dan
partikel tunggal. Dalam praktiknya, kedua jenis fenomena hadir dalam nukleus yang sama.
Selain itu, mereka dapat berpasangan satu sama lain untuk membentuk keadaan dengan
kedua jenis perilaku yang hidup berdampingan satu sama lain. Apa yang terutama telah kita
lakukan sejauh ini adalah untuk memeriksa dua ekstrem secara terpisah untuk
menggambarkan fisika yang mendasarinya. Keadaan tertentu diidentifikasi sebagai partikel
tunggal atau kolektif tergantung pada salah satu dari dua ekstrem ini yang mendominasi
properti negara. Bahkan, negara-negara yang dapat diidentifikasi dengan cara yang
sederhana hanya merupakan minoritas di antara banyak yang dikenal. Untuk sebagian besar
negara bagian, semua prinsip fisik sedang dimainkan. Pemahaman menyeluruh tentang
struktur nuklir akan mengharuskan kita untuk memeriksa negara-negara ini juga.

20
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Buku 1 :

1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value) :Buku Pendahuluan Fisika Inti memiliki
tampilan cover yang didesign cukup sederhana, namun tetap menarik sehingga
membuat pembaca merasa tertarik membaca buku tersebut.
2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis penggunaan font : Buku Pendahuluan
Fisika Inti memiliki aspek tata letak yang teratur dan tersusun rapi, hal ini dpat dilihat
dari keteraturan pemaparan sub bab dengan konteks materi sehingga membuat pembaca
lebih mudah memahami materi yang disajikan dalam buku..
3) Dari aspek isi buku : Buku Pendahuluan Fisika Inti memuat materi dengan sangat rapi
dan sangat terstruktur. Bahasan dan penjelasannya juga memiliki cakupan yang luas
khususnya pada materi “Model-model Inti”. Namun yang menjadi kelemahan atau
kekurangan pada buku ini yaitu tidak memuat penjelasan tentang beberapa model inti
lainnya, yaitu model gas fermi, model inti majemuk, model inti interaksi langsung dan
model optik.
4) Dari aspek tata bahasa : Pendahuluan Fisika Inti merupakan buku yang ditulis dengan
bahasa Indonesia, sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami isi materi dari buku
tersebut.

Buku 2 :

1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value) : Buku Introductory Nuclear Physics
memiliki tampilan cover yang didesign dengan dominasi warna putih dan dipadukan
dengan warna biru sebagai variasi warna. Tampilan covernya sederhana Namun dengan
adanya gambar yang sesuai dengan judul buku jadilah cover buku ini tampak lebih
menarik.
2) Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis penggunaan font : Buku Introductory
Nuclear Physics memiliki aspek tata letak yang terlalu padat walaupun tersusun
dengan

21
rapi, paragraf pada materi juga seluruhnya disusun rata kiri sehingga sulit bagi pembaca
untuk menentukan mana sub materi.
3) Dari aspek isi buku : Buku Intoductory Nuclear Physics memuat materi yang detail
dilihat dari pada setiap sub bab memiliki penjelasan mengenai pengertian, persamaan,
rumus, dan juga gambar khususnya pada materi “Microscopic Models of Nuclear
Structure”. Pada Bab ini yang mana merujuk pada materi ‘’Model-model inti”
menyajikan model Many-Body basis states, Magic Number and Single-Particle Energy,
Hartree-Fock Singe-Particle Hamiltonian, Deformed Single-Particle States, Spherical
Shell Model yang mana kurang sesuai dengan model-model inti yang kita ketahui
secara umum yaitu Model tetes zat cair, Model kulit, Model kolektif, Model gas fermi,
Model inti majemuk, Model interaksi langsung, dan Model optik
4) Dari aspek tata bahasa : Buku Introcudtory Nuclear Physics merupakan buku yang
ditulis dengan bahasa Bahasa inggris dan tata bahasanya baku juga ilmiah, sehingga bagi
pembaca yang kurang dalam berbahsa inggris akan sulit mengerti. Namun, dapat
dikatakan tata Bahasa buku ini baik karena menggunakan bahasa yang baku dimana
sesuai denga napa yang disajikan yaitu materi sains.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Buku pertama memiliki face value yang cukup sederhana namun tetap menarik, tata
letak yang teratur serta tersusun rapi, bahasan dan penjelasannya memiliki cakupan
yang luas.
2) Hal yang menjadi kelemahan buku ialah tidak memuat penjelasan beberapa model inti
lainnya, penggunaan bahasa Indonesia yang sasaran penggunanya hanya kalangan
orang lokal Indonesia saja.
3) Kelebihan buku 2 dari aspek face value sangat sederhana dengan dominasi warna putih
dan gambar sesuai judul sehingga tampak menarik. Pada aspek isi buku, materi yang
disajikan cukup detail. Lalu pada aspek tata bahasa, penggunaan bahasa Inggris
sehingga sasaran pembaca lebih luas.
4) Kelemahan pada buku 2 ini ialah paragraf pada materi disusun rata kiri yang sangat
menyulitkan pembaca untuk menentukan sub materi. Dari aspek isi, beberapa
pembahasan model kurang sesuai dengan model-model inti secara umum.

B. Saran
Saran dari penulis, kedua buku ini sangat bagus sebagai referensi bagi siapa saja yang
hendak menggunakannya terkhusus bagi mahasiswa yang ingin menambah pengetahuan
dalam mata kuliah pendahuluan fisika inti terkhusus pada materi model-model inti. Karena
pemaparan materi yang disampaikan pada kedua buku ini cukup baik dan jelas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, dkk. 2020. Pendahuluan Fisika Inti. Medan: Engineer Warungnesia.


Wong, S. S. 2004. Introductory Nuclear Physics. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

24

Anda mungkin juga menyukai