Anda di halaman 1dari 12

A.

Ringkasan Buku 1
1. Persamaan Difusi
Salah satu bentuk persamaan difusi adalah aliran panas pada suatu benda. Aliran
panas pada suatu benda tertentu dapat terjadi dalam segala arah baik benda dengan bahan
homogen maupun tidak homogen. Aliran panas pada suatu benda dengan bahan
homogen diatur dengan pemanasan difusi berupa persamaan diferensial parsial sebagai
berikut.

Persamaan (4.1) dapat ditulis dalam bentuk persamaan 4.2, 4.3, dan 4.4 sebagai berikut.

Dengan :

a) Persamaan Difusi Satu Dimensi


Bentuk umum persamaan difusi satu dimensi diatur dengan persamaan
differensial parsial.

Bentuk homogen dengan kondisi batas homogen dari persamaan 4.5


Penyelesaian umum persamaan diferensial di atas dalam bentuk penjumlahan
seperti berikut.

Penyelesaian khusus persamaan diferensial di atas sebagai berikut.

Bentuk homogen dengan kondisi batas tidak homogen dari persamaan 4.5

Penyelesaian umum dari persamaan di atas sebagai berikut.

Penyelesaian khusus dari persamaan di atas adalah sebagai berikut.

b) Persamaan Difusi 2 Dimensi


Persamaan difusi 2 dimensi diatur dengan persamaan diferensial parsial berikut
ini.
Penyelesaian umum dari persamaan di atas adalah sebagai berikut.

Penyelesaian khusus dari persamaan di atas adalah sebagai berikut.

2. Persamaan Gelombang
Gelombang pada permukaan air, gelombang aliran bunyi pada suatu benda
(media) dan gelombang-gelombang lain bentuk persamaanya didekati dengan
persamaan diferensial parsial dua dimensi sebagai berikut.

a) Persamaan Gelombang Satu Dimensi

Bentuk homogen dengan kondisi batas homogen dari persamaan 4.9

Penyelesaian umum

Penyelesaian khusus
b) Persamaan Gelombang Dua Dimensi

3. Persamaan Laplace
Persamaan laplace diatur dengan persamaan diferensial parsial sebagai berikut.

B. Ringkasan Buku 2

A. Persamaan Laplace

Persamaan Laplace merupakan persamaan differensial parsial yang berbentuk :

∇2 u= 0

Dengan ∇2 merupakan operator differensial parsial yang dinamakan laplacian dan u adalah
suatu fungsi medan skalar. Bentuk laplacian dalam suatu sistem koordinat berbeda dengan
bentuk laplacian dalam sistem koordinat yang lain. Dalam sistem koordinat kartesian, bentuk
operator laplacian adalah
sehingga persamaan laplace dalam sistem koordinat kartesian adalah

Persamaan Laplace sering muncul untuk persoalan potensial gravitasi, potensial listrik,
temperatur untuk kondisi tidak adanya sumber.

1. Persamaan Laplace satu dimensi

Dalam hal ini T adalah fungsi temperatur pada batang, secara lengkap perlu diingat bahwa
T adalah fungsi dari jarak terhadap ujung batang artinya T = T(x). Persamaan differensial
tersebut relatif mudah diselesaikan dengan menggunakan cara integrasi. Dapat diperoleh
bahwa

Dengan A adalah suatu konstanta. Pengintegralan sekali lagi persamaan differensial


tersebut di atas akan memberikan

yang memberikan B = 0. Selanjutnya dari syarat kedua dan dengan menggunakan nilai B
yang telah diperoleh

Dengan demikian bentuk fungsi T(x) yang diperoleh adalah


Setelah bentuk fungsi T(x) diketahui, berarti temperatur di bagian manapun dari batang
dapat diketahui.

2. Persamaan Laplace dua dimensi: metode pemisahan variable

Untuk menyelesaikannya, digunakan metode pemisahan variabel (separation of variables).


Dalam metode pemisahan variabel, dimisalkan bahwa fungsi T(x,y) adalah perkalian dua
buah fungsi yang masing-masing hanya mempunyai satu variabel, sehingga dapat dinyatakan

dengan X(x) adalah suatu fungsi yang hanya mempunyai variabel x sedangkan Y (y)
adalah fungsi yang hanya mempunyai variabel y. Bila bentuk fungsi T = XY tersebut
dimasukkan ke dalam persamaan laplace dua dimensi tersebut di atas maka akan diperoleh

Selanjutnya bila persamaan tersebut dikalikan dengan


Perhatikan bahwa suku pertama adalah fungsi yang variabelnya hanya x sementara suku
kedua adalah fungsi yang variabelnya hanya y. Karena jumlah kedua suku tersebut sama
dengan nol, maka berarti kedua suku tersebut haruslah berupa suatu konstanta yang bila
dijumlahkan hasilnya sama dengan nol. Misalnya dinyatakan

Dengan demikian berarti diperoleh dua buah persamaan differensial biasa yaitu

Persamaan differensial biasa tersebut mudah dicari solusinya (lihat kembali pembahasan
pada BAB sebelumnya tentang persamaan differensial biasa), yaitu solusi untuk fungsi X(x)
adalah berupa fungsi harmonik:

sedangkan bentuk solusi untuk Y (y) adalah

Dengan demikian dari syarat batas tersebut dapat diperoleh bahwa C = 0, maka bentuk
fungsi Y (y) yang memenuhi syarat batas yang diberikan adalah

Y (y) = De-ky 5.19

Berikutnya tinjau syarat batas ketiga yang dinyatakan dengan T(x = L,y) = 0. Karena
syarat ini berlaku untuk berapapun nilai y, maka agar T = 0 yang harus sama dengan nol
adalah fungsi X(x). Karena telah diperoleh bahwa bentuk fungsi X(x) adalah X(x) = B sinkx,
maka dengan memasukkan syarat batas ketiga ini akan diperoleh

yang memberikan suatu kondisi untuk konstanta k, yaitu


Dengan demikian bentuk solusi dari fungsi temperatur pada lempeng tersebut adalah

Kemudian bila ditinjau syarat batas pertama yang dinyatakan dengan T(x,y = 0) = 100,
maka bila syarat ini diterapkan pada fungsi T(x,y) akan diperoleh

Kondisi tersebut tidak akan terpenuhi bila konstantaC bernilai tunggal, sebagai gantinya
kondisi tersebut dapat dipenuhi jika fungsi T(x,y) direpresentasikan dalam bentuk deret (lihat
kembali pembahasan tentang deret Fourier). Dalam hal ini fungsi temperatur T(x,y)
dinyatakan kembali dalam bentuk

Jadi penerapan syarat batas pertama pada fungsi T(x,y) akan memberikan

Konstanta Cn dapat diperoleh dengan memanfaatkan sifat ortogonalitas fungsi harmonik


sinus dan cosinus (lihat kembali pembahasan tentang deret Fourier). Bila persamaan 5.24
dikalikan dengan fungsi

kemudian di integralkan dalam interval [0,L], maka akan diperoleh


Dengan demikian koefisien Cn dapat dihitung sebagai berikut

Sehingga bentuk fungsi temperatur pada lempeng dinyatakan dengan

B. Persamaan Difusi
Jadi, solusi lengkap dari persamaan (5) merupakan perkalian dari solusi (9) dan solusi (14)
seperti yang dapat dilihat pada persamaan (15).

Variabel A, B, dan k dapat diketahui dengan cara memasukkan syarat batas pada persamaan
(15).
Syarat batas pertama, yaitu ketika berada pada tepi pelat dan saat tertentu (0,t) suhunya
mencapai 0 K (persamaan (16)). Dengan substitusi syarat batas (16) ke dalam persamaan (15)
maka dapat diketahui nilai variabel B (19). Dari proses (17)-(19) diperoleh bentuk solusi
yang baru dari permasalahan difusi ini seperti pada persamaan (20).

Syarat batas kedua, yaitu ketika berada pada tepi pelat lainnya dan saat tertentu (l,t)
suhunya mencapai 0 K atau dapat dinyatakan dalam persamaan (21). Substitusi persamaan
(21) ke solusi (20) akan diperoleh nilai dari variabel k, yaitu seperti pada persamaan (25).
Substitusi persamaan (25) ke dalam persamaan (20) diperoleh solusi dalam bentuk persamaan
(26).

Syarat batas ketiga yaitu menunjukkan kondisi awal suhu di sepanjang pelat atau pada
sumbu x. Kondisi awal dari sumbu x dapat diketahui dengan substitusi kondisi awal (t = 0)
pada persamaan (27) ke dalam persamaan (28) sehingga diperoleh persamaan (30). Dengan
substitusi persamaan (30) ke dalam persamaan (26) diperoleh persamaan (31).

Anda mungkin juga menyukai