NIM
: D11111010
Deret Fourier
Dalam interferensi, difraksi, terjadi superposisidua buah gelombang bahkan
lebih.Seringkali superposisi terjadi antara gelombang yang memiliki amplitudo, panjang
gelombang yang berbeda, sehingga sulit untukmendeskripsikan gelombang hasil superposisi.
Baron de Fourier (1768-1830) membuat Teorema untuk mengatasi masalah tersebut
(TEOREMA FOURIER).
Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi jumlahan fungsi-fungsi
berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun eksponensial kompleks. Studi deret
Fourier merupakan cabang analisis Fourier. Deret Fourier diperkenalkan oleh Joseph Fourier
(1768-1830) untuk memecahkan masalah persamaan panas di lempeng logam.
Persamaan panas merupakan persamaan diferensial parsial. Sebelum Fourier,
pemecahan persamaan panas ini tidak diketahui secara umum, meskipun solusi khusus
diketahui bila sumber panas berperi laku dalam cara sederhana, terutama bila sumber banas
merupakan gelombang sinus atau kosinus. Solusi sederhana ini saat ini kadang-kadang
disebut sebagai solusi eigen. Gagasan Fourier adalah memodelkan sumber panas ini sebagai
superposisi (atau kombinasi linear)gelombang sinus dan kosinus sederhana, dan menuliskan
pemecahannya sebagai superposisi solusi eigen terkait. Superposisi kombinasi linear ini
disebut sebagai deret Fourier.
Suatu fungsi periodik terhadap waktu, xp(t), dengan perioda dasar T0 , dapat
dinyatakan sebagai jumlah tak hingga dari gelombang-gelombang sinusoidal. Fungsi
periodik: xp(t) = xp(t + T0)dapat dinyatakan dalam bentuk Deret Fourier sebagai berikut:
Misalkan f(x) didefinisikan pada selang (-L,L) dan diluar selang ini oleh f(x+2L)=f(x) yaitu
diandaikan bahwa f(x) mempunyai periode 2L. Deret fourier atau uraian fourier yang
bersesuaian dengan f(x) ditentukan oleh Persamaan (1)
a0
nx
nx
f ( x )= + an cos
+b n sin
2 n=1
L
L
an =
1
dx
f ( x ) cos nx
L L
L
L
1
nx
bn = f ( x ) sin
dx
L L
L
n=0,1,2,......
jika f(x) mempunyai periode 2L, maka koefisien an dan bn dapat ditentukan ekivalen(setara)
dengan bentuk Persamaan (3)
1
an =
L
c+2 L
1
bn =
L
c+2 L
f ( x ) cos
nx
dx
L
f ( x ) sin
nx
dx
L
Dimana c suatu bilangan rill. Dalam kasus khusus, c=-L, (3) menjadi (2)
Untuk menentukan a0 pada (1),kita gunakan (2) atau (3) dengan n=0. Sebagai contoh dari (2)
a0 1 L
= f ( x ) dx . Perhatikan bahwa suku konstanta pada (1) sama dengan
2 L L
a0 1 L
=
f ( x ) dx , yang merupakan rata-rata f(x) pada suatu periodenya.
2 2 L L
Jika L =, deret (1) dan koefisien (2) atau (3) sangat sederhans. Fungsi dalam contoh ini 2.
Dalam hal ini, f(x) dikatakan teruraikan dalam deret sinus (an = 0). Seperti biasa
L = T = periode.
Contoh :
Diketahui fungsi
Dengan demikian uraian deret fourier untuk f(x) = x dengan selang dasar
adalah
< x<
2
2