Anda di halaman 1dari 17

BAB VI

WADUK
6.1. Pendahuluan
Suatu waduk penampang atau waduk konservasi dapat menahan air
kelebihan pada saat aliran air tinggi untuk dipergunakan selama masa kekeringan.
Selain menampung air untuk pemanfaatan di kemudian hari, penampungan air
banjir tersebut dapat pula memperkecil kerusakan banjir di hilir waduk.
Sedangkan waduk distribusi di dalam suatu tata penyediaan air dapat
memungkinkan pengoperasian sarana pengolahan air atau pemompaannya dengan
laju yang kira-kira seragam kemudian memberikan air dari waduk bila
kebutuhannya melampaui laju tersebut.
Fungsi utama waduk adalah memantapkan aliran air, baik dengan cara
pengaturan persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah maupun
dengan cara memenuhi tuntutan kebutuhan yang berubah-ubah dari para
konsumen.
6.2.

Ciri-ciri Fisik Waduk


Ciri fisik waduk yang paling penting adalah kapasitas tampungan. Suatu
lengkung luas elevasi (Gambar 1) dibentuk dengan cara mengukur luas yang
diapit oleh tiap-tiap garis kontur di dalam kedudukan waduk tersebut dengan
planimeter. Integral dari lengkung luas elevasi tersebut merupakan lengkung
tampungan atau lengkung kapasitas dari suatu waduk. Pertambahan tampungan
antara dua buah elevasi dihitung dengan mengalikan luas rata-rata pada kedua
elevasi tersebut dengan perbedaan elevasinya. Jumlah seluruh pertambahan di
bawah suatu elevasi adalah merupakan volume tampungan di bawah ketinggian
tersebut. Kapasitas tampungan waduk juga dapat dihitung dari penampangpenampang melintang yang diukur dengan menggunakan rumus prisma.

VI - 1

Gambar 6.1. Lengkung elevasi-tampungan dan lengkung elevasi luas untuk


Waduk Cherokee di Sungai Holston, Tennessee
Permukaan genangan normal : elevasi maksimum yang dicapai oleh
kenaikan permukaan waduk pada kondisi
operasi biasa yang umumnya ditentukan
oleh elevasi mercu pelimpah atau puncak
pintu-pintu pelimpah.
Permukaan genangan minimum : elevasi terendah yang dapat diperoleh bila
genangan dilepaskan pada kondisi normal
yang dapat ditentukan oleh elevasi dari
bangunan pelepasan yang terendah di
dalam bendungan atau kondisi operasi
turbin-turbinnya.
Kapasitas berguna : volume tampungan yang terletak antara permukaan
genangan minimum dan normal.
Kapasitas mati : air yang ditahan di bawah permukaan genangan minimum.
Pada waduk serbaguna, kapasitas berguna dapat dibagi menjadi kapasitas
konservasi dan kapasitas pengurangan banjir. Pada waktu banjir dapat terjadi
kapasitas tambahan, namun kondisi ini tidak dapat dipertahankan untuk
penggunaan selanjutnya.
Tampungan tebing yang terjadi akibat air yang masuk ke dalam tanah, dapat
meningkatkan kapasitas waduk. Besarnya tampungan tebing tergantung pada
kondisi geologis dan dapat mencapai beberapa persen dari volume waduk. Air di
dalam alur sungai alamiah menempati tampungan lembah. Pertambahan bersih
dari kapasitas tampungan yang berasal dari pembangunan waduk adalah kapasitas
keseluruhan dikurangi dengan tampungan lembah alamiah.
Tampungan efektif waduk : kapasitas berguna ditambah kapasitas tambahan
dikurangi tampungan lembah alamiah yang
berkaitan dengan laju aliran yang masuk waduk
(Gambar 6.2.).

Gambar 6.2. Daerah-daerah tampungan di dalam suatu waduk


Pada waduk-waduk yang relatif dalam dan sempit, permukaan air pada
waktu aliran besar dapat menjauhi garis datar (Gambar 6.3.). Elemen yang
berbentuk pasak di atas garis datar adalah merupakan kapasitas tambahan.
VI - 2

Gambar 6.3. Penampang permukaan air di Waduk Wheeler pada


Sungai Tennessee
Suatu penampang yang berbeda akan terjadi untuk setiap kombinasi antara
laju aliran dan elevasi permukaan air dibendung. Perhitungan penampang
permukaan air merupakan bagian yang penting dari perencanaan waduk yang
akan menjadi dasar penetapan kebutuhan lahan bagi waduk tersebut. Tampungan
waduk yang dipengaruhi oleh aliran balik (backwater) tidak dapat dikaitkan hanya
pada elevasi permukaan air. Suatu parameter kedua seperti laju aliran masuk pada
suatu pos pengukuran di dekat ujung atas waduk juga harus digunakan. Volume
tampungan untuk tiap-tiap penampang dapat dihitung dari penampangpenampangnya dengan metode yang dipergunakan untuk menghitung pekerjaanpekerjaan tanah.
6.3.

Produksi Waduk
Produksi waduk : jumlah air yang dapat disediakan oleh waduk dalam suatu
jarak waktu tertentu yang tergantung pada aliran masuk
dan akan berubah-ubah dari tahun ke tahun.
Produksi aman atau pasti : jumlah air maksimum yang dapat dijamin
penyediaannya selama suatu jangka waktu
yang kritis (jangka waktu aliran alamiah
terendah yang tercatat untuk suatu sungai).
Produksi maksimum : aliran masuk dikurangi kehilangan akibat penguapan
dan peresapan.
Produksi sekunder : air yang diperoleh di atas jumlah produksi aman selama
masa air tinggi.

6.4.

Pemilihan Kapasitas Waduk Distribusi untuk Produksi Tertentu


Penetapan kapasitas guna menyediakan produksi yang besarnya tertentu
didasarkan pada persamaan tampungan. Aliran keluar seharusnya sama dengan
aliran masuk dikurangi buangan dan kehilangan-kehilangan yang tidak
terhindarkan. Pada Gambar 6.4., kapasitas tampungan didapat dari :
VI - 3

(O I ) dt

di mana :

aliran keluar(kebutuhan)

aliran masuk (laju pemompaan)

Gambar 6.4. Gambaran grafis tentang perhitungan kapasitas waduk


yang dibutuhkan
6.5.

Pemilihan Kapasitas untuk Waduk Sungai


Penelaahan operasi : penetapan kapasitas untuk suatu waduk sungai yang
merupakan suatu simulasi dari pengoperasian waduk
untuk suatu jangka waktu yang sesuai dengan
seperangkat aturan yang ditetapkan.
Penelaahan operasi (operation study) hanya menganalisis masa kritis yang
dipilih yaitu pada waktu aliran sangat rendah tetapi praktek modern lebih banyak
memanfaatkan data sintesis yang panjang. Suatu penelaahan operasi dapat
dikerjakan berdasarkan interval tahunan, bulanan atau harian. Bila data sintetis
yang panjang harus dianalisis, maka dapat dikerjakan dengan komputer dan
biasanya dipergunakan algoritma puncak-urutan (sequent-peak algorithm)
(Gambar 6.5.).

VI - 4

Gambar 6.5. Lengkung Algoritma Puncak-Urutan


Tampungan yang dibutuhkan untuk interval yang bersangkutan merupakan
perbedaan antara puncak awal dengan ceruk terendah di dalam interval itu. Proses
ini diulangi untuk semua kasus yang ada dalam jangka waktu yang ditelaah
kemudian nilai yang terbesar dari tampungan yang dibutuhkan dapat ditetapkan.
Lengkung massa : gambaran kumulatif dari aliran masuk bersih ke dalam
waduk di mana lerengnya merupakan ukuran aliran
masuk pada saat itu (Gambar 6.6. dan Gambar 6.7.).
Lengkung kebutuhan yang mewakili kebutuhan dengan laju seragam akan
berupa garis. Garis kebutuhan yang digambarkan dengan tangen terhadap titiktitik punggung lengkung massa menyatakan laju pelepasan aliran dari waduk. Jika
dianggap bahwa waduk sedang penuh dimanapun garis kebutuhan memotong
lengkung massa, maka jarak maksimum antara garis kebutuhan dan lengkung
massa menyatakan kapasitas waduk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Jarak tegak antara tangen-tangen yang berurutan menyatakan jumlah air
yang dibuang melalui pelimpah. Bila besarnya kebutuhan tidak seragam, maka
garis kebutuhan akan berubah menjadi lengkung (lengkung massa dari suatu
kebutuhan) tetapi analisisnya tidak berubah. Lengkung massa juga dapat
dipergunakan untuk menetapkan besarnya produksi yang dapat diharapkan dari
kapasitas waduk tertentu.

VI - 5

Gambar 6.6. Penggunaan lengkung massa untuk menetapkan kapasitas waduk


yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi yang besarnya tertentu

Gambar 6.7. Penggunaan suatu lengkung massa untuk menetapkan


kemungkinan produksi suatu waduk yang kapasitasnya tertentu
VI - 6

Analisa data terperinci yang diperlukan dalam menetapkan keputusan


tentang kapasitas waduk harus memperhitungkan rembesan sebagai fungsi dari
permukaan air waduk, penguapan sebagai fungsi dari dan potensi penguapan yang
berubah-ubah serta peraturan-peraturan operasi yang mungkin tergantung pada
aliran masuk alamiah, kapasitas tampungan waduk dan faktor-faktor lainnya.
Kehilangan bersih akibat evapotranspirasi karena adanya waduk adalah :
Ew - Ea Ew - (P q)
di mana : Ew
=
penguapan dari permukaan air bebas
Ea
=
evapotranspirasi yang sebenarnya dari lahan yang
digenangi oleh waduk
P
=
curah hujan
q
=
debit dari daerah yang bersangkutan sebelum
penggenangan waduk
Volume air yang bersangkutan dapat diperoleh dengan mengalikan
kehilangan bersih per satuan luas dengan luas waduk pada permukaan genangan
rata-ratanya.
6.6.

Keandalan Waduk
Keandalan waduk : besarnya peluang bahwa waduk akan mampu memenuhi
kebutuhan yang direncanakan sepanjang masa hidupnya
tanpa ada kekurangan.
Masa hidup merupakan umur ekonomis (50 sampai 100 tahun).
Suatu lengkung keandalan (Gambar 6.8.) dapat menunjukkan besarnya
peluang bahwa kebutuhan yang ditetapkan selama masa hidup proyek dapat
dipenuhi sebagai fungsi dari kapasitas waduk.

Gambar 6.8. Suatu lengkung keandalan waduk

VI - 7

6.7.

Angkutan Sedimen oleh Sungai


Setiap sungai membawa sejumlah sedimen terapung (suspended sediment)
serta menggerakkan bahan-bahan padat di sepanjang dasar sungai sebagai muatan
dasar (bed load). Bila air yang mengandung sedimen mencapai suatu waduk,
maka kecepatan dan turbulensinya akan sangat jauh berkurang. Partikel-partikel
terapung yang agak besar serta kebanyakan muatan dasar akan mengendap
sebagai suatu delta di hulu waduk (Gambar 6.9.). Partikel-patikel yang lebih kecil
akan tetap terapung lebih lama dan akan mengendap lebih jauh di bagian hilir
waduk walaupun demikian, sebagian darinya mungkin melewati bendungan
bersama dengan air yang mengalir melalui alur buangan, turbin-turbin atau
pelimpah banjir.

Gambar 6.9. Bagan tentang pengumpulan sedimen di dalam waduk


pada umumnya
Sedimen terapung pada sungai-sungai diukur dengan cara mengambil
contoh air, menyaringnya untuk memisahkan sedimen, mengeringkannya dan
kemudian menimbang bahan-bahan yang disaring tersebut. Muatan sedimen
dinyatakan dalam parts per million (ppm) yang dihitung dengan cara membagi
berat sedimen dengan berat sedimen ditambah air dalam botol lalu mengalikannya
dengan 106. Contoh air biasanya diambil di dalam botol yang dipasang pada
sebuah pengambil contoh (Gambar 6.10.). Muatan dasar umumnya berkisar antara
5 sampai 25 persen dari muatan terapungnya.
Hubungan antara angkutan muatan terapung Q8 dan aliran sungai Q sering
dinyatakan dengan suatu grafik logaritmik (Gambar 6.11.) atau dengan
persamaan:
Qs
=
kQn
dimana : n
=
bernilai antara 2 sampai 3
k
=
pembatas bila Q = 1

VI - 8

Gambar 6.10. Pengambilan contoh sedimen yang memadukan kedalaman,


Model U.S. DH-48 untuk sungai kecil

Gambar 6.11. Lengkung aliran sedimen untuk Sungai Powder


di Arvada, Wyoming
Laju erosi berubah-ubah untuk setiap hujan, tergantung pada intensitas
curah hujannya, keadaan tanah serta pertumbuhan tanamannya. Lengkung aliran
sedimen dapat digunakan untuk memperkirakan angkutan sedimen terapung.
Angkutan sedimen keseluruhan dapat diperkirakan dengan menambahkan suatu
jumlah yang cocok bagi sumbangan muatan dasar pada angkutan sedimen
terapung.
Produksi sedimen : jumlah keseluruhan dari sedimen yang melewati setiap
penampang suatu sungai.
6.8.

Pengendapan di Waduk
Perencanaan waduk harus meliputi pertimbangan tentang kemungkinan laju
pengendapan untuk menetapkan apakah masa manfaat waduk yang direncanakan
cukup untuk menjamin pembangunannya.
VI - 9

Presentase dari aliran sedimen masuk yang tertahan di dalam waduk (trap
efficiency / efisiensi tangkapan) merupakan fungsi dari angka perbandingan antara
kapasitas waduk dan seluruh aliran masuk. Gambar 6.12. menunjukkan hubungan
antara efisiensi tangkapan waduk dengan angka perbandingan kapasitas aliran
masuknya. Efisiensi tangkapan suatu waduk akan berkurang sejalan dengan
umurnya karena kapasitas waduk akan dikurangi oleh tumpukan sedimen. Masa
manfaat dapat diperhitungkan dengan menetapkan seluruh jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengisi volume tampungan kritisnya.

Gambar 6.12. Efisiensi tangkapan waduk sebagai fungsi dari angka


perbandingan kapasitas aliran masuk
6.9.

Pengendalian Pengendapan Waduk


Salah satu cara untuk menghambat pengendapan di waduk adalah dengan
memilih suatu tempat yang aliran sedimen masuknya secara alamiah rendah.
Besar kecilnya jumlah sedimen tergantung pada jenis tanah, kemiringan lahan,
tumbuhan penutup serta ciri-ciri hujannya. Gambar 6.13. menunjukkan
perpindahan relatif dari sedimen di dalam berbagai waduk serta suatu perkiraan
lengkung perencanaan yang disarankan oleh U.S. Bureau of Reclamation.
Kapasitas waduk perlu dibuat cukup besar untuk mendapatkan masa
manfaat yang cukup untuk menjamin pembangunannya. Pada berbagai waduk,
suatu aliran masuk yang mengandung sedimen dapat mengalir melalui genangan
sebagai suatu arus kerapatan atau lapisan air yang kerapatannya agak berbeda
daripada badan air waduk yang utama. Perbedaan kerapatan dapat diakibatkan
oleh sedimen, mineral-mineral terlarut atau oleh suhu.

VI - 10

Gambar 6.13. Perpindahan relatif dari sedimen di dalam berbagai waduk


6.10. Dorongan Angin dan Gelombang di dalam Waduk
Bendungan tanah harus mempunyai tinggi jagaan yang cukup di atas
permukaan genangan maksimum agar gelombang tidak dapat menyapu mercu
bendungan.
Dorongan angin : miringnya permukaan air waduk karena gerakan air
permukaan ke arah tebing pantai yang terletak di bawah
angin akibat tiupan angin.
Arus air permukaan ini merupakan hasil tekanan-tekanan tangensial angin
dan air serta akibat perbedaan tekanan atmosferis di atas waduk. Dorongan angin
biasanya lebih besar pada waduk yang dangkal dengan dasar yang kasar.
Dorongan angin dapat diperkirakan dari :
Zs

di mana :

Zs =
Vw =
d
=

Vw2 F
1400 d

kenaikan di atas permukaan air tenang (feet atau meter)


kecepatan angin (mil/jam atau kilometer/jam)
kedalaman rata-rata dari genangan waduk di sepanjang
fetch (feet atau meter)
Jika menggunakan satuan metrik SI, konstanta pada pembagi diganti dengan
angka 63.200. Pengaruh-pengaruh dorongan angin dapat merambat di sekeliling
tikungan dalam suatu waduk sehingga nilai F yang dipergunakan dapat agak lebih
panjang daripada fetch yang lurus.
Bila angin mulai bertiup di atas permukaan yang halus akan timbul
gelombang-gelombang kecil yang disebut gelombang kapiler sebagai akibat dari
adanya pusaran-pusaran turbulen pada aliran angin tersebut. Gelombanggelombang ini akan bertambah besar dan panjang akibat dorongan angin yang
terus-menerus pada punggung gelombang serta akibat adanya gesekan atau gaya
VI - 11

tangensial antara angin dan air. Pada waktu ukuran dan panjang gelombang
bertambah, kecepatannya akan meningkat hingga mendekati kecepatan angin.
Karena pertumbuhan gelombang sebagian tergantung pada perbedaan antara
kecepatan angin dan gelombang, maka laju pertumbuhannya akan mendekati nol
bila kecepatan gelombang hampir sama dengan kecepatan angin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi puncak gelombang adalah lamanya
angin, saat terjadinya dan arah tiupannya. Pertumbuhan gelombang angin
merupakan fungsi dari fetch, kecepatan dan lamanya angin yang dapat dihitung
berdasarkan pengetahuan tentang mekanismepertumbuhan gelombang serta
penggunaan hasil-hasil empiris.
Data penting gelombang yang dikumpulkan dari dua buah waduk besar
memberikan kepastian tentang data teoretis dan eksperimental untuk gelombanggelombang laut bila dipergunakan suatu nilai fetch yang diubah dengan
persamaan :
Zw

0,034Vw1, 06 F 0 , 47
di mana :Zw =

tinggi rata-rata dari 1

3 jumlah gelombang yang paling

tinggi (feet atau meter)


kecepatan angin pada ketinggian kira-kira 25 ft
(= 7,6 m) di atas permukaan air (mil/jam atau
kilometer/jam)
F
=
fetch (mil atau kilometer)
Harga Zw disebut juga tinggi gelombang yang berarti. Dalam satuan
metrik SI koefisiennya menjadi 0,005.
Angka perbandingan antara kecepatan angin di atas lahan dengan kecepatan
angin di atas air dapat dipergunakan untuk melakukan koreksi atas kecepatan
angin yang diamati agar sesuai dengan kondisi waduk nantinya seperti berikut :
Vw =

Tabel 6.1. Hubungan antara Angin yang Lewat di Atas Lahan dan yang
Lewat di Atas Air (dari Saville, Mc. Clendon dan Cochran)
Fetch, mil (km) 0,5 (0,8) 1 (1,6) 2 (3,2) 4 (6,5) 6 (9,7) 8 (12,9)
Vair / Vlahan
1,08
1,13
1,21
1,28
1,31
1,31
Tinggi dari gelombang yang berarti akan dilampaui pada kira-kira 13 persen
waktu. Bila sebuah gelombang menabrak lereng lahan, ia akan mendekati lereng
itu hingga ketinggian yang melebihi tingginya pada air bebas. Jumlah pendakian
tergantung pada permukaannya. Tinggi pendakian zr merupakan angka
perbandingan zr /zw dan tergantung pada angka perbandingan antara tinggi dan
panjang gelombang (kecuraman gelombang). Panjang gelombang untuk
gelombnag-gelombang pada air yang dalam dapat dihitung dari :

5,12 t w2 feet
atau

1,56 t w2 meter
dengan tw adalah jangka waktu gelombang yang dapat dihitung dengan :
tw

0,46 Vw0, 44 F 0,28


di mana jika digunakan satuan metrik SI, koefisiennya menjadi 0,32.

VI - 12

Tabel 6.2. Prosentase dari Jumlah Gelombang yang Melampaui Tinggi


Berbagai Gelombang yang Lebih daripada z w (dari Saville, Mc.
Clendon dan Cochran)
1,67 1,40 1,27 1,12 1,07 1,02 1,00
z/zw
Prosentase dari gelombang
0,4
2
4
8
10
12
13
yang > z
6.11. Pembersihan Waduk
Kerugian yang diakibatkan dengan membiarkan tanaman di dalam waduk
adalah pohon-pohon akhirnya akan mengambang dan menjadi sampah di
bendungan, menimbulkan pemandangan yang tidak nyaman dan pembusukan
bahan-bahan organik dapat menimbulkan bau atau rasa yang tidak sedap pada
waduk-waduk penyediaan air
6.12. Kebocoran Waduk
Bila dinding waduk terdiri dari batuan yang mengalami keretakan berat,
bahan vulkanik yang lulus air atau batu kapur yang berliang, maka kebocoran
yang berat mungkin terjadi. Kebocoran dapat mengakibatkan kehilangan air. Bila
kebocoran terjadi melalui beberapa buah alur yang jelas kedudukannya atau di
dalam batuan retak yang tidak luas, maka ada kemungkinan untuk menyumbat
daerah yang bersangkutan dengan suntikan bertekanan tinggi.
6.13. Pemilihan Kedudukan Waduk
Aturan umum untuk pemilihan kedudukan waduk adalah :
1. Ada tempat yang cocok untuk kedudukan bendung.
2. Harga pembebasan lahan untuk waduk tidak terlalu mahal.
3. Kedudukan waduk harus mempunyai kapasitas yang cukup.
4. Waduk yang dalam lebih baik daripada waduk yang dangkal karena harga
lahan per satuan kapasitasnya lebih rendah, lebih sedikit penguapan dan
kemungkinan ditumbuhi oleh gulma air.
5. Menghindari daerah-daerah anak sungai yang memiliki produksi sedimen
cukup besar.
6. Mutu air yang ditampung memenuhi tujuan pemanfaatannya.
7. Tebing waduk dan lereng-lereng bukit yang berdekatan harus stabil agar tidak
memberikan banyak bahan tanah pada waduk. Longsoran tersebut juga dapat
membangkitkan suatu gelombang yang melimpas di atas bendungan.

VI - 13

Contoh Soal :
1. Persediaan air untuk suatu kota dipompa dari sumur-sumur ke dalam suatu
waduk distribusi. Perkiraan kebutuhan air jam-jaman untuk hari maksimum
diperlihatkan dibawah ini. Bila pompa bekerja dengan laju yang seragam,
berapakah kapasitas waduk distribusi yang dibutuhkan?
Akhir
Jam
0100
0200
0300
0400
0500
0600
0700
0800
0900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
Jumlah

Kebutuhan
273
206
256
237
257
312
438
627
817
875
820
773
759
764
729
671
670
657
612
525
423
365
328
313
12.703

Laju
Pemompaan
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
529,3
12.703,0

Dibutuhkan
dari waduk
0
0
0
0
0
0
0
98
288
346
291
244
230
235
200
142
141
128
83
0
0
0
0
0
2.426

Catatan : semua laju aliran dalam m3/jam

Penyelesaian :

Laju aliran rata-rata ditetapkan dengan membagi total jumlah pemompaan


dengan 24.

Kapasitas waduk yang dibutuhkan adalah jumlah dari seluruh kebutuhan


jam-jaman dari tampungan, yaitu 2426 m3.
2. Berapakah besar produksi yang tersedia bila suatu waduk yang kapasitasnya
30.000 acre-ft dibangun pada tempat di mana berlaku lengkung massa pada
gambar di bawah ini.
Penyelesaian :
VI - 14

Gambar 6.14. Tangen-tengen terhadap lengkung massa


Tangen-tangen terhadap lengkung massa pada gambar 6.14. digambar
sedemikian rupa sehingga jarak maksimumnya terhadap lengkung massa
menjadi 30.000 acre-ft. Tangen dari B mempunyai lereng terkecil, yaitu
60.000 acre-ft/tahun, inilah produksi minimum. Tangen di A menunjukkan
kemungkinan produksi sebesar 95.000 acre-ft pada tahun itu, tetapi kebutuhan
ini tidak dapat dipenuhi di antara titik B dan C tanpa kapasitas yang lebih
besar dari 30.000 acre-ft.
3. Di bawah ini diberikan data tentang aliran masuk bulanan selama suatu jangka
waktu air rendah pada suatu tempat rencana bendungan, dikaitkan dengan
penguapan dan curah hujan bulanan dari suatu pos pengukuran yang
berdekatan serta perkiraan kebutuhan air bulanan. Ijin penggunaan air yang
telah diterbitkan terlebih dahulu mengharuskan pelepasan aliran alamiah
sepenuhnya atau 100 acre-ft/bulan, yaitu dipilih mana yang lebih kecil.
Anggaplah bahwa 25 % dari curah hujan di atas lahan yang akan digenangi
telah masuk ke dalam sungai di waktu yang lalu. Pergunakanlah suatu
peningkatan luas daerah genangan bersih sebesar 1000 acres dan koefisien
penguapan panci sebesar 0,7. Hitunglah kapasitas tampungan waduk yang
diperlukan.

VI - 15

Bulan

Aliran
Acre-ft

Peng.
Panci
inci

Curah
Hujan
inci

Kebutuhan
Acre-ft

Kebutuhan
Hilir
Acre-ft

Penguapan*
Acre-ft

Curah
Hujan**
Acre-ft

Aliran
yg disesuaikan***
Acre-ft

Dibutuhkan
dari
waduk****
Acre-ft

(1)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jml

(2)
2.100
4.400
30
10
5
3
1
0
0
0
0
3
6.552

(3)
3,5
5,0
5,8
6,1
5,4
4,6
3,0
1,7
0,8
1,0
1,3
2,4
40,6

(4)
4,5
4,7
0,5
0,7
0,2
0
0
0
0
0,4
0,8
4,6
16,4

(5)
40
40
80
130
140
140
130
120
80
40
30
30
1.000

(6)
100
100
30
10
5
3
1
0
0
0
0
3
252

(7)
203
291
340
356
315
269
175
100
47
59
76
140
2.371

(8)
281
294
31
44
12
0
0
0
0
25
50
288
1.025

(9)
2.078
4.303
-309
-312
-303
-269
-175
-100
-47
-34
-26
148
4.954

(10)
0
0
389
442
443
409
305
220
127
74
56
0
2.465

*
:
** :
*** :
**** :

kolom 3 x 1000/12 x 0,7


kolom 4 x 1000/12 x 0,75
kolom 2 kolom 6 kolom 7 + kolom 8
kolom 9 kolom 5 bila hasilnya negatif

4. Dengan mempergunakan Gambar 6.14., hitunglah kemungkinan masa hidup


suatu waduk yang kapasitas awalnya adalah 30.000 acre-ft bila aliran masuk
tahunan rata-ratanya adalah 60.000 acre-ft aliran-masuk sedimen tahunan
rata-ratanya adalah 200.000 ton. Anggaplah bahwa berat jenis endapan
sedimen adalah 70 pcf. Masa manfaat waduk akan berakhir bila 80 % dari
kapasitas awalnya terisi oleh sedimen.

Kapasitas
Acre-ft

Angka
perb.
kapasitas
aliran
masuk

30.000
24.000
18.000
12.000
6.000

0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

Efisiensi Tangkapan
Pada vol.
yang
ditunjuk
%
96,0
95,5
95,0
93,0
87,0

Tangkapan sedimen
tahunan

Rata-rata
untuk
pertambahan
%

Ton

Acreft*

95,7
95,2
94,0
90,0

191,400
190,400
188,400
180,000

126
125
123
118

Jumlah

Volume
tambahan
acre-ft

Jumlah
tahun
pengisian

6.000
6.000
6.000
6.000

48
48
49
51
196

* 1 acre-ft = 43.560 x 70/2000 = 1525 ton


1 acre = 0,4646 Ha
5. Hitunglah kemungkinan masa hidup suatu waduk yang kapasitas awalnya
adalah 30.000 acre-ft. Bila aliran masuk tahunan rata-ratanya adalah 60.000
acre-ft. Aliran masuk sedimen tahunan rata-ratanya adalah 200.000 ton.
Anggaplah berat jenis sedimen adalah 70 pcf. Masa manfaat waduk akan
berakhir bila 80% dari kapasitas awalnya terisi oleh sedimen.
VI - 16

Kapasitas
(acre ft)

(1)
30.000
24.000
18.000
12.000
6.000
Jumlah

Angka
perb.
kapasitas
al.masuk

(2)
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

Tangkapan
sedimen tahunan

Effisiensi Tangkapan
Pada vol.
yang
ditunjuk
(%)
(3)
96,0
95,5
95,0
93,0
87,0

Vol.
Tambahan
Acre-ft

Jumlah
tahun
pengisian

Rata-rata
pertambahan
(%)

Ton

Acre-ft*

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

95,7
95,2
94,0
90,0

191.400
190.400
188.000
180.000

126
125
123
118

6000
6000
6000
6000

48
48
49
51
196

Keterangan
* =1 acre-ft = 43,560 x 70/2000 = 1525 ton
Kolom (2)
Kolom (3)
Kolom (5)

: 1/inflow
: dari Grafik Brune
: (4) x inflow

Kolom (6) : (5) / 1525


Kolom (7) :Vol.tambahan (80% x kap.)
Kolom (8) : (7) / (6)

VI - 17

Anda mungkin juga menyukai