Anda di halaman 1dari 3

A.

Identitas Masalah

Pendidikan yang baik mampu memfasilitasi peserta didik secara maksimal


sehingga mampu berkontribusi positif untuk perkembangan serta
pembangunannasional. Salah satu komponen pendidikan yang wajib ada dalam
pendidikan yaitu sarana dan prasarana. Menurut Mulyasa 2003: 49 (dalam
Nasrudin dan Maryadi) sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat
laboratorium dan media pengajaran. Sedangkan Barnawi 2012: 47-48 (dalam
Nasrudin dan Maryadi), berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah. Contohnyan : lokasi, bangunan sekolah, lapangan
dll. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan
pendukung terlaksanakannya proses belajar dan mengajar dengan baik dan
optimal.

Fisika merupakan bagian dari sains adalah pengetahuan yang telah disusun
secara sistematik, terorganisir, didapatkan melalui observasi dan eksperimentasi
serta bermanfaat bagi manusia. Mengacu kepada pengertian ini, jelas bahwa fisika
harus diawali dengan melakukan observasi dan ekperimentasi, yang berarti sangat
mengutamakan proses tentang bagaimana cara memperoleh pengetahuan (Sundoro,
dkk, 2013). Menurut Edi (2014), kegiatan praktikum di laboratorium memiliki
beberapa tujuan pokok yang antara lain adalah membangun konsep dan
mengkomunikasikan berbagai fenomena alam yang terjadi dalam sains kepada
siswa serta mengatasi miskonsepsi siswa karena siswa memperoleh konsep
berdasarkan pengalaman nyata. Maka peran laboratorium itu sendiri sangat penting
sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika, yang mana menurut
Widyarti dalam Sundoro (2013), laboratorium adalah suatu ruangan tempat
melakukan kegiatan praktik atau penelitian yang ditunjang oleh adanya
seperangkat alat-alat laboratorium serta adanya infrastruktur laboratorium yang
lengkap.

Bahkan kegiatan laboratorium ini pun mempunyai kontribusinya terhadap hasil


belajar siswa, yang mana hasil belajar peserta didik dikelompokkan menjadi tiga
ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup kegiatan
mental, sedangakan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, serta nilai. Menurut Leighbody dalam Sundoro (2013)
berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan
menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan
dan kemudian menyusun urut-urutan pengerjaan (3) kecepatan mengerjakan tugas,
(4) kemampuan membaca gambar dan symbol, dan (5) keserasian bentuk atau
ukuran yang telah ditentukan.

Sarana adalah sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud tujuan yakni seperti perabot, perlengkapan alat dan bahan percobaan,
media percobaan, dan perlengkapan lainnya seperti jam dindingdan lain-lain.
Sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya suatu proses, prasarana yang dimaksud yaitu rasio minimum
ruang laboratorium fisika (Satrio, 2018).

Berdasarkan permendiknas No. 24 Tahun 2007 sarana dan prasarana


laboratorium memiliki standar minimumnnya yang tertuang dalam pasal 1 ayat 1
dan 2, yakni:

1. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya


kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus.
2. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
3. Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m.
4. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek

Alat/sarana, struktur organisasi dan pengelolaan laboratorium juga merupakan


faktor penting. Agar kesinambungan dan daya guna laboratorium dapat
dipertahankan, laboratorium perlu dikelola secara baik, salah satu bagian dari
pengelolaan laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Menurut
Wirjosoemarto dkk (2004:464) tentang struktur organisasi dan pengelolaan
laboratorium, staf atau personal laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap
efektifitas dan efesiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan
praktikum. Pada sekolah menengah atas, biasanya laboratorium dikelola oleh
seorang kepala laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru fisika, selain
pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium. Tugas
teknisi laboratorium membantu penyiapan bahanbahan/ alat-alat praktikum,
pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan.
Besarnya peran laboratorium dalam pembelajaran sains/fisika akan mempengaruhi
hasil belajar fisika siswa.

Mengingat demikian vital peranan laboratorium dalam pembelajaran sains dan


adanya hubungan antara intensitas penggunaan laboratorium dengan hasil belajar,
pemerintah telah menetapkan standar sarana prasarana yang didalamnya mencakup
standar laboratorium. Setiap sekolah wajib memenuhi standar itu, namun fenomena
di lapangan masih banyak sekolah yang belum dapat memenuhi standar itu. Untuk
mendeskripsikan secara lebih detail tentang kontribusi laboratorium fisika SMA di
kabupaten Jembrana, perlu dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan laboratorium yang memenuhi
standar.

Anda mungkin juga menyukai