Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rania Putri N

Kelas : XII IPS 1

PERTARUNGAN DI PULAU KAME

 Kame adalah sebuah pulau bergerak yang berada diatas punggung kura kura purba super besar

berusia ribuan tahun. Kura-kuranya, dipanggil Kamisha yang berjalan terus menerus mengitari lautan

Dunia Baru, tanpa berhenti. Dikenal juga sebagai "Pulau Hantu" karena lokasinya tak dapat ditunjuk oleh

Kompas. Kamisha sendiri, selalu berjalan mengikuti arah laut dan memiliki kesadaran bebasnya sendiri.

Walaupun Kamisha adalah kura-kura purba yang sudah berusia ribuan tahun, ia tetaplah kokoh berdiri di

lautan yang luas dan seringkali diterjang oleh ombak yang besar. Di atas tempurung Kamisha, terdapat

sebuah Kota, yang bernama Kota Sheru (tempurung) . Di kota ini, masyarakat nya hidup dengan damai

dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah. sungguh ajaib dan mustahil, bahwa terdapat kota diatas

tempurung kura-kura. Walaupun begitu masyarakat dikota ini sangatlah melindungi kamisha dari

serangan para pelaut jahat yang menyerangnya.

“ Dor! “ tembakkan semua amunisi senjata kalian! Serang leher kura-kura itu! Terdengar suara

senjata dari bawah pulau, kamisha diserang oleh para bajak laut dengan kaptennya yang bernama Kapten

Kid. Para bajak laut itu sangat ingin menaiki tubuh Kamisha untuk menguasai seluruh kota dan

menduduki kota itu sebagai wilayahnya. Kota Shura mulai sedikit merasa terguncang, masyarakat yang

tadinya sedang berada dirumah, berbelanja, anak kecil yang berlarian, langsung berlindung didalam

rumah. Dan para pengawas dan penjaga pulau langsung menyiapkan senjata untuk menyerang balik para

pelaut itu, demi melindungi Kamisha. Ini bukanlah hal pertama mereka menghadapi kejadian seperti ini.

Jika dilihat dari dekat, banyak sekali goresan, luka tembak, yang ada di bagian bawah tubuh Kamisha.

Tidak menyerah disitu saja, para perompak memakai akal mereka, menancapkan sebuah benda untuk

mendaki di tubuh Kamisha yang sangat besar.

Terdengar aungan kencang Kamisha, karena lukanya yang belum sembuh tadi, ditancapkan benda

yang lebih tajam lagi. Kamisha memberontak, yang hampir membuat Kamisha kehilangan keseimbangan.
Para penjaga kota mulai menyiapkan banyak senjata dan para pasukannya untuk bersiap-siap melawan

para perompak. Mereka tidak terlalu mengerahkan banyak pasukan. karena, para penjaga yakin para

pelaut ini hanyalah pelaut sembrono, banyak omong, tapi tidak memiliki kekuatan yang besar. Tetapi apa

yang mereka duga ternyata salah, para penjaga kalah pada babak pertama. Akhirnya pada hari itu juga,

Kota Shura sudah berada ditangan bajak laut Kapten Kid. Hampir sudah beberapa minggu terlewati,

Kapten Kid dan awaknya sudah menguasai seluruh pulau, para masyarakat dipulau dipaksa bekerja

untuknya.

Para dokter dan perawat Kota Shura ditangkap lalu dipaksa untuk mengobati para awak bajak laut

yang terluka. Harta dan emas pun dimintai dari rumah ke rumah hingga tidak tersisa satuppun. Dalam

beberapa minggu itu Kota Shura terlihat sangat kacau, tidak terurus, dan keindahan alamnya benar benar

hampir hilang. Tapi apakah para masyarakat menyerah? Tentu saja tidak. Diam-diam seluruh masyarakat

merencanakan sesuatu, dan menunggu seseorang untuk pulang. “ K-kapten.. saya agak sedikit khawatir

mengenai rumor itu.. “ salah satu awak berbicara dengan rasa takut. “ hah?! Mau rumor atau betulan aku

tidak peduli! Akan aku kalahkan semua orang yang menghalangiku! “ “ jika kau tidak mempercayai

kekuatanku, kau tau hukumannya kan?! HA HA HA HA “ ucap sang kapten kepada awaknya itu.

Satu bulan telah dilalui, dan sekarang sudah memasuki bulan baru, dan musim baru. Gemuruh

hujan terdengar diseluruh Kota Shura. Kamisha tetap berjalan menerjang ombak dan lautan, membawa

Pulau Kame mengarungi samudra. Tetapi tiba tiba saja ada seseorang yang mendaki ditubuh Kamisha.

Meninggalkan kapalnya, diikat dikaki Kamisha. Mungkinkah seseorang ini yang selalu ditunggu oleh

Kota Shura ? . Seseorang itu terus mendaki dengan wajah yang suram, dan juga marah. Melihat dari luar

tubuh Kamisha yang sudah sangat bisa ditebak, bahwa habis terjadi perang. Sesaat sesampainya di Kota,

ia melihat hutan-hutan yang ditebang, puing-puing bangunan yang berserakan, bunga-bunga yang layu

karena telah diinjak-injak. “ Joy Boy ? kaukah itu? “ kata salahsatu penjaga kota yang berada di pintu

masuk Kota Shura. Saat laki laki yang dipanggil itu menyaut nya, dan tersenyum. “ maafkan aku baru

datang sekarang.. terimakasih karena tetap menjaga kota ini “ ia lalu berkata begitu kepada salahsatu
penjaga. Setelah tau semua situasi yang ada, Joy Boy dan para masyarakat kota yang bergabung untuk

membalas para bajaklaut, melakukan pembuatan rencana baru. Kali ini mereka bekerja sama dengan yang

lain, mengerahkan seluruh pasukan dan menyerang para bajaklaut itu pad saat malam tahun baru.

Malam tahun baru telah tiba, semua melakukan tugas tugas nya. Ada yang menyerang barisan

depan, barisan belakang, ada yang meretas keamanan istana dimana Kapten Kid berada. Namun semua

diluar dugaan, ternyata sang kapten sudah tahu rencana ini sejak lama. Karena ada pengkhianat didalam

kelompok Joy Boy. Walaupun begitu Joy boy sangatlah cerdik ia sudah mengantisipasi tentang hal ini,

karena sebelumnya ia juga sudah mengamati setiap orang. Para pasukan Joy Boy bertarung dengan para

bajaklaut. Joy Boy dan Kapten Kid bertarung di tengah kota yang sepi, tebasan demi tebasan mereka

lakukan demi menumbangkan satu sama lain. Joy Boy mengarahkan pedangnya dan menebas salahsatu

kaki Kapten Kid. Ia kehilangan keseimbangan. Inilah kesempatan terbaik Joy Boy, ia menyerang Kapten

Kid dengan sekuat tenaga. Dan saat tepat jam 12.00 Kapten Kid tumbang dan berakhir di tangan

pahlawan kota yaitu Joy Boy.

Lalu ia berlari ke arah lonceng besar Kota Shura, menandakan perang telah diakhiri. Dan

dimenangkan oleh Joy Boy. Para warga yang mendengar suara lonceng itu, berteriak senang, dan

menangis terharu. Para penjaga yang sedang bertarung bersama para bawahan Kapten Kid pun merasa

sangat bangga kepada Joy Boy. Akhirnya disaat itu juga Kapten Kid dan para pengawalnya pergi

meninggalkan Kota Shura dan meninggalkan harta yang telah diambil. Joy Boy berdiri di panggung

pengunguman, meminta maaf akan dirinya yang telat datang, dan telat melindungi kotanya. Para warga

memaafkannya, karena mereka selalu yakin, Joy Boy akan selalu datang disaat mereka dalam bahaya.

Anak-anak kota kembali ceria lagi, mereka bisa puas bermain lagi dan tak takut akan segala hal karena

Joy Boy selalu ada di kota ini. Meriah nya suasana tahun baru dikota Shura, para warga mengadakan

pesta untuk menyambut Joy Boy, dan kembali nya Kota Shura.

Anda mungkin juga menyukai