Anda di halaman 1dari 6

CONTOH 1

Datu Pujung

contoh teks sejarah datu pujang

Abstrak = Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terdapat pasar terapung Muara Kuin. Pasar Muara
Kuin di atas Sungai Barito. Para pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli dari atas jukung
(perahu). Berbagai hasil bumi diperjualbelikan di pasar Muara Kuin. Pada zaman dahulu, di daerah
Kuin pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar di perintah oleh
seorang raja yang bernama Sultan Suriansyah (1520-1550)

Orientasi = Pada masa itu, hiduplah seorang laki-laki yang sudah tua. Masyarakat di sekitarnya
memanggilnya si Pujung. Krena usianya yang sudah tua, ia juga sering juga di panggil Datu Pujung.
Ia sangat arif dan bijaksana serta menguasai banyak ilmu sehingga ia dijadikan sebagai panutan warga
sekitarnya. Namun anehnya, tidak seorang pun yang mengathui asal-usulnya.(contoh teks cerita
sejarah)

Komplikasi = pada suatu hari, Kerajaan banjar kedatangan tamu yang tidak di undang. Sebuah kapal
berbendera asing bergerak menuju pelabuhan Muara Sungai Barito, yaitu Muara Kuin atau Delta
Kuin. Penduduk negeri terheran-heran melihat bentuk kapal yang panjang dan besar itu. Keheranan
merka tidak hanya itu, tetapi juga anak buah kapalnya yang berkulit sulau, berambut pirang seperti
rambut jagung dan bermata biru seperti air laut. Sikap mereka yang ada di dalam kapal itu
menunjukkan keangkuhan.

Mengetahui hal itu, beberapa penduduk negeri segera memberi tahu penguasa negeri. Sadarlah Sultan
Suriansyah, sang penguasa negeri, bahwa kerajaannya kedatangan tamu yang tidak diundang dan
mempunyai maksud yang tidak baik terhadap negerinya. Sultan Suriansyah segera mengumpulkan
para punggawa Kerajaan Banjar untuk mengadakan musyawarah. Untuk mengantisipasi serangan
mendadak dari tamu asing tersebut, Sultan Suriansyah pun menyiagakan seluruh prajuritnya di sekitar
istana.

Mengetahui hal itu, beberapa penduduk negeri segera memberi tahu penguasa negeri. Sadarlah Sultan
Suriansyah, sang penguasa negeri, bahwa kerajaanya kedatangan tamu yang tidak diundang dan
mempunyai maksud yang tidak baik terhadap negerinya. Sultan Suriansyah segera mengumpulkan
para punggawa Kerajaan Banjar untuk mengadakan musyawarah. Untuk mengantasipasi serangan
mendadak dari tamu asing tersebut. Sultan Suriansyah pun menyiagakan seluruh prajuritnya di sekitar
istana. (contoh teks cerita sejarah)

Seluruh punggawa telah berkumpul. “aku mempunyai firasat kalau kedatangan orang-orang yang ada
di dalam kapal besar itu akan membawa bencana di negeri kita. Sebelum kapal itu berlabuh di
pelabuhan dan asuk ke pusat kerajaan, sabiknya kita tempatkan barikade di muara sungai,” titah
Sultan Suriansyah dalam musyawarah itu.

“mohon ampun, Baginda. Muara sungai sangat dalam dan berarusderas. Untuk membuat barkade,
tidak ada pilihan lain kecuali meramu pohon-pohon yang besar dan batangnya tinggi. Pohon-pohon
tersebut selanjutnya kita tancapkan ke dasar sungai,” saran salah seorang punggawa. Usualan itu
teryata diterima oleh seluruh peserta musyawarah, termasuk Sultan Suriansyah. “ Bentuk dan bannya
terserah kalian !” seru Sultan Suriansyah memberikan putusan.

“mengingat waktunya sangat mendesak dan kemampuan kita sangat terbatas, bagaimana kalau kita
membuat sayembara ? Barangsiapa yang mampu meramu dan menancapkan batang kayu ke dasar
sungai, akan kita berikan hadiah yang besar,” usul punggawa lainnya

(contoh teks cerita sejarah)

“aku setuju usual itu” ujar Sultan Suriansyah

“tapi, Baginda. Hanya orang yang memiliki kesaktian yang mampu melakukan pekerjaan
itu,”komentar petugas pelabuhan.

“benar Baginda ! kita tidak pernah mendengar ada warga di kerajaan ini yang memiliki kesaktian
seperti itu,” tambah punggawa lainnya
“wah, kalau begitu, rencana ini kita batalkan. Kita cari cara yang lainnya,” sambung Sultan
Suriansyah.

Ucapan Sultan membuat suasana menjadi hening. Seluruh peserta yang hadir hanya terdiam dan
menunduk. Tiba-tiba, suasana keheningan menjadi pecah mendengar suara dari arah belakang.
“hamba pikir itu saran yang amat bagus,” ujar seseorang yang mengenakan jubah. Semua pandangan
tertuju kepadanya.

“bagus memang. Tapi siapa orang sanggup melaksanakan pekerjaan seberat itu dalam waktu singkat?
Apakah kamu sanggup? Bantah seorang punggawa dengan nada sedikit melecehkan. Peserta
musyawarah lainnya pun tertawa. Keadaan itu segera ditenangkan oleh ketukan palu Sultan
Suriansyah pada meja di depannya.(contoh teks cerita sejarah)

Komplikasi = “teruskan bicaramu !’ titah Sultan Suriansyah.

“baiklah Baginda. Hamba memang belum selesai bebicara. Rupanya ada di antara kita yang tidak
sabar,” kata orang yang duduk paling belakang itu merendah. Lalu ia menjelaskan kepada seluruh
peserta musyawarah , “perlu diketahui, meramu kayu memerlukan waktu yang lama. Apalagi,
menancapkan kayu-kayu ke dasar sungai bukanlah pekerjaan yang mudah. Musuh kita dalam kapal
layar tersebut akan cepat mengetahui. Tidak mustahil merka akan menyerang sebelum barikade
diselesaikan.”

“lalu bentuk barikade bagaimana yang mesti kita buat?” tanta Sultan Suriansyah penasaran.

“Jika dipercaya, izinkan hamba mengerjakannya menurut kemampuan dan cara hamba. Hamba jamin
kapal asing itu akan kandas di Muara Sungai Barito. Namun, perlu diingat bahwa pekerjaan ini hamba
lakukan bukan karena memburu hadiah, tapi demi keamanan negeri kita. Permisi !”

Oarang itu langsung berdiri dan berkelebat, kemudian hilang dari pandangan mata para peserta
musyawarah. Sultan Suriansyah tercengang-cengang menyaksikan kejadian itu.

“siapa orang itu tadi?” tanya Sultan Suriansyah kepada seorang yang duduk paling dekat dengan
orang yang baru saja pergi.

“Datu Pujung, Baginda,” jawab orang itu dengan penuh hormat.

Malam semakin gelap. Di atas kapal asing itu terlihat beberapa anak buah kapal sedang berjaga-jaga,
merka mondar-mandir sambil menentang senjata. Tib-tiba, langkah mereka terhenti. Merka
merasakan kapal sedang miring ke kanan. Belum sempat berkata-kata, merka sudah terjatuh ke
sungai. Tak lama, kapal miring ke kiri. Penjaga di sebelah kiri kapal juga terjatuh ke sungai.
Menyadari ada sesuatu yang tidak beres, kapten kapal segera membunyikan tanda bahaya. Sejumlah
anak buah kapal yang bersenjata lengkap keluar dari ruangan dalam kapal. Di atas geladak, mereka
melihat seseorang berjubah putih yang tidak dikenal. Mereka mengejar dan mengepungnya. Ketika
orang berjubah putih sudah tersudut di halam kapal, kapten kapal punsegera memerintahkan anak
buahya untuk menangkapnya.

“jangan biarkan dia lolos. Tangkap dia hidup-hidup” (contoh teks cerita sejarah)

Karena tidak mungkin lagi menghindar, orang berjubah putih tiba-tiba mengentakan kakinya ke
geladak kapal dan menyebabkan kapal berderak pecah. Orang berjubah putih itu pun jatuh ke sungai.
Nmun dengan satu lompatan yang ringan, ia sudah berada jauh di buritan kapal. Anak buah kapal
yang berjaga di buritan terkesiap. Tanpa menunggu perintah dari kapten kapal, ia menembak orang
berjubah itu dengan sebuah tembakan sehingga bergema memecah keheningan malam.

Klimaks = anak buah kapal melihat si jubah putih terkapar di geladak. Rupanya tembakan mereka
mengenainya. Karena belum yakin si Jubah Putih terkapar di geledak. Rupanya tembakan mereka
mengenainya. Karena belum yakin si Jubah Putih sudah mati, mereka melakukan tembakan salvo ke
tubuh yang terkapar itu, diikuti tusukan serempak labih dari selusin bayonet.

“ha ... ha... itu hanya bajuku,” terdengar suara lantang di sudut kapal. Karena gelapnya malam, semua
mata awak kapal disipitkan ke sumber suara. Mereka melakukan tembakan salvo ke arah suara itu.
Sejumlah anak buah kapal di posisi itu bertumbangan terkena sasaran tembakan kawannya sendiri.

Tak lama, suara lantang dengan nada terdengar kembali,” mata kalian kurang jeli!”. Sumber suara itu
dari rah kemudi kapal. Tembakan salvo anak buah kapal mengarah ke sumber suara itu. Seorang anak
buah kapal menjadi sasaran tembakan itu sehingga terkapar tak berdaya.

Si jubah Putih, rupanya sudah bosan bermain kucing-kucingan dengan anak buah kapal yang bodoh
tersebut.

“Cukup!” seru suara itu.

Tiba-tiba terlihat bayangan putih melambung tinggi-tinggi dan kemudian meluncur ke arah geladak
kapal. Sekali hentakan, kapal itu terbelah menjadi dua. Anak buah kapal dan seluruh isi kapal
tenggelam seketika ke dasar Sungai Barito.

Resolusi = dengan demikian, selamatlah Kerajaan banjar dari ancaman berbahaya itu. Sultah
Suriansyah dan para punggawa kerajaan serta seluruh penduduk negeri sangat gembira. Sultan
Suriansyah pun mengadakan kenduri besar, sebagai tanda syukur karena terhindar dari bencana.
Sesuai dengan janjinya, sang Sultan memberi imblan atas jasa-jasa dan pengabdian Datu Pujung
terhadap negeri. Sang Sultan menghadiahi Dutu Pujung berupa pangkat, jabatan, emas, berlian dan
makanan yang banyak.
Sesuai dengan janjinya pula, Datu pujung tidak rela menerima semua pemberian sang Sukltan

“hadiah pangkat dan jabatan hamba terima dengan senang hati. Namun saat ini izinkan hamba untuk
mengemalikannya kepada Tuanku. Hamba tidak layak diberi pangkat dan jabatan. Hamba kembalikan
juga semua makanan dan barang mewah ini. Hamba hanya seorang diri. Selembar baju yang ada
sudah lebih dari cukup hamba gunakan sebagai penutup aurat. Hamba tidak pernah kekurangan
makanan. Bumi Tuhan ini sangat luas dan setiap jengkal tanahnya menjadikan rezeki bai yang mau
berusaha. Barangkali ada warga kerajaan yang lebih membutuhkan. Ke sanalah sebaiknya hadiah ini
Tuanku berikan,” Dutu Pujung menolak segala macam hadiah dengan halus.

Resolusi = “mulia benar hatimu,” puji Sultan Suriansyah

CONTOH 2

Tragedi Trisakti

Orientasi

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa
pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka-luka.

Urutan Peristiwa 1

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998,yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia
sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung
DPR/MPR mahasiswa Universitas Trisakti.

Urutan Peristiwa 2

Mahasiswa melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul
12.30. Namun aksi mereka di hambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa
mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak polisi.

Urutan Peristiwa 3

Pada sore hari pukul 05.15, para mahasiswa bergerak mundur diikuti bergerak majunya aparat
keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa
panik dan berhamburan, sebagian besar berlindung di Universitas Trisakti. Namun aparat keamanan
terus melakukan penembakan. Ratusan korban pun berjatuhan dan dilarikan ke RS. Sumber Waras.
Urutan Peristiwa 4

Melihat keadaan sedikit aman, mahasiswa mulai berani keluar dari ruangan. Terjadi negosiasi
antara Dekan Fe dengan Kol.Pol.Athur Dumanik. Mahasiswa dapat pulang dengan syarat keluar
secara sedikit demi sedikit di jamin mahasiswa akan pulang dengan aman.

Urutan Peristiwa 5

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade mobil Kepolisian RI.
Batalyon Kovaleri g, Batalyon Infateri 203 Artikel Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Ifanteri 202,
Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gar air
mata, sliyer dan SS-1

Urutan Peristiwa 6

Namun pada pukul 20.00 di pastikan empat mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam
keadaan kritis. Hasil otopsi menunjukan kematian di sebabkan peluru tajam. Tetapi hasil sementara di
prediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakarn peringatan.

Reorientasi

Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan yang menewaskan mahasiswa Universitas


Trisakti. Terguncangnya ekonomi Indonesia pada awal 1998, karena krisis moneter, sehingga para
mahasiswa melakukan demonstrasi besar ke gedung DPR/MPR.

Anda mungkin juga menyukai