Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DESA KARANG SARI KECAMATAN KARANG AGUNG ILIR

KABUPATEN BANYUASIN
Nomor Tahun 2021
TENTANG
PERLINDUNGAN BURUNG HANTU (Tyto alba)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA DESA KARANG SARI

Menimbang : 1. bahwa populasi tikus cenderung terus menerus


menimbulkan kerusakan tanaman pertanian
2. bahwa pemakaian pestisida berupa racun tikus beresiko
dalam mencemari lingkungan
3. bahwa perkembangan populasi predator yang memangsa
tikus, memiliki terbatas jumlah
4. bahwa butir (1) berdampak pada hasil pertanian tidak
maksimal
5. bahwa butir ( 1 dan 2 ) perlu adanya tindakan penanganan
penanggulangan secara hayati
6. bahwa sehubungan butir ( 1, 2 dan 3 ) di atas perlu
ditetapkan burung Tyto alba sebagai agen hayati predator /
pemangsa tikus

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 1990


tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem
Budidaya Pertanian Berkelanjutan
3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Perundang-undangan
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 Tahun
1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang
Perburuan Satwa Buruan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun 1999 tentang
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
9. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
10. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Senjata Api untuk Kepentingan Olahraga
dengan persetujuan

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KARANG SARI

menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG BURUNG HANTU (Tyto alba)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Burung Tyto alba atau yang lebih dikenal dengan burung Serak Jawa adalah burung malam
dengan makanan spesifik tikus, tergolong dalam kelompok carnivora / pemakan daging.
Burung ini tinggal di tempat yang terlindung, semacam gua, lubang kayu besar atau sering
ditemukan di gedung-gedung sekolah, ataupun gedung-gedung tua tak berpenghuni dan
tempat-tempat yang menurut mereka bisa hidup nyaman dan tak terganggu. Burung hantu
yang selanjutnya disebut Tyto alba di Desa Karang Sari, dipelihara dan dikelola kelestariannya
oleh masyarakat serta difungsikan sebagai burung pengendali populasi tikus. Karena
termasuk binatang buas maka haram dikonsumsi bagi pemeluk agama Islam.

Pasal 2
Ciri – ciri umum Tyto alba :
Bulu lembut berwarna tersamar, bagian atas berwarna kelabu terang dengan sejumlah garis
gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Ada tanda mengkilap pada sayap dan punggung.
Bagian bawah berwarna putih dengan sedikit bercak hitam, atau tidak ada. Bulu pada kaki
jarang-jarang. Kepala besar, kekar dan membulat. Wajah berbentuk jantung, warna putih
dengan topi coklat. Mata menghadap ke depan. Iris mata berwarna hitam. Paruh tajam
menghadap ke bawah, warna keputihan. Kaki warna putih kekuningan sampai kecoklatan.
Jantan betina hampir sama dalam ukuran dan warna meski betina seringkali lebih besar 25
% dibandingkan jantan. Betina dan hewan muda umumnya punya bercak lebih rapat.

Pasal 3
Sarang Burung Tyto alba menempati :

1. kolong jembatan;
2. pohon yang berlubang berdiameter minimal 20 centimeter;
3. gedung-gedung yang telah lama berdiri dan memiliki langit-langit / eternit;
4. gedung-gedung yang jarang dijamah manusia;
5. tempat yang diusahakan / dibudidayakan manusia seperti butir 1 & 4 tersebut yang
biasa kita kenal pagupon atau nestbox;

Pasal 4
Pengertian pagupon adalah :
Tempat yang berbentuk seperti rumah kecil minimal berukuran ± 60 X 45 x 50 cm dengan
tiang penyangga pohon hidup maupun sengaja manusia yang ditempatkan di sawah-sawah
untuk berteduh dan berkembang biak burung Tyto alba di wilayah Desa Karang Sari
Kecamaan Karang Agung Ilir Kabupaten Banyuasin;
Pasal 5
Yang dimaksud dengan :

1. Mengganggu burung dan pagupon adalah tindakan orang yang mengakibatkan


ketidaknyamanan Tyto alba tinggal di pagupon dimana burung tersebut telah lama
menempati pagupon tersebut;
2. Merusak adalah tindakan orang yang mengakibatkan burung mati dan rusaknya
pagupon.
3. Jual beli Tyto alba adalah : transaksi di mana burung Tyto alba yang terdapat di
wilayah Karang Sari ditukar dengan uang atau barang dengan cara apapun;
4. Berburu burung Tyto alba adalah tindakan orang mengambil burung Tyto alba di
wilayah Desa Karang Sari dengan menggunakan alat apapun juga;
5. Pelestarian adalah tindakan nguri-uri atau membuat burung Tyto alba semakin
berkembang, meliputi ;
a. Mendirikan pagupon di sekitar sawah.
b. Penangkaran;
c. Sosialisasi dan Publikasi tentang peran burung Tyto alba;
d. Adanya lembaga swadaya pelestari burung Tyto alba;
e. Peran serta petani selaku pemangku kepentingan;
f. Melarang mengganggu, menembak, mengetapel burung dan pagupon
6. Wilayah burung Tyto alba adalah wilayah Desa Karang Sari dan desa-desa di
sekelilingnya;
7. Lintasan burung tyto alba adalah jarak terbang / gerak burung dari pagupon ke
wilayah berburunya;
8. Kepemilikan : Pemilik / yang punya burung adalah Pemerintah Desa Karang Sari
Kecamatan Karang Agung Ilir Kabupaten Banyuasin;
9. Masyarakat adalah warga Desa Karang Sari;
10. Pemangku kepentingan adalah pemilik tanah sawah dan penggarapnya serta unsur
lain yang dirugikan oleh efek tikus;
11. Burung adalah burung Tyto alba;
12. Penangkaran adalah pengembangbiakan burung dan pengelolaannya sampai burung
Tyto alba berfungsi sebagai predator tikus;

BAB II
KEWAJIBAN MASYARAKAT
Pasal 6

1. Melestarikan burung Tyto alba;


2. Merelakan tanah miliknya ditempati bangunan pagupon tanpa kompensasi;
3. Menjaga keamanan burung dan pagupon;
4. Menegur, menangkap, terhadap oknum perusak pagupon dan pemburu burung Tyto
alba serta melaporkan kepada penegak hukum;
5. Bagi pemangku kepentingan berswadaya berupa dana dan tenaga untuk mendirikan
pagupon;
BAB III
LARANGAN
Pasal 7

1. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang menangkap,
melukai, mengangkut dan memperniagakan Tyto alba dalam hidup dalam wilayah
Desa Karang Sari;
2. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang menyimpan,
mengangkut dan memperniagakan Tyto alba dalam keadaan mati dalam wilayah Desa
Karang Sari;
3. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang mengeluarkan
burung Tyto alba dari suatu kawasan dalam wilayah Desa Karang Sari;
4. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang
memperniagakan, menyimpan, atau memiliki bagian-bagian tubuh maupun dalam
keadaan utuh untuk dipergunakan sebagai barang hiasan atau fungsi lainnya;
5. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang mengambil,
merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur Tyto alba
6. Warga Desa Karang Sari dan orang dari luar Desa Karang Sari dilarang merusak
bangunan tempat tinggal burung Tyto alba dan ekosistemnya yang terdapat dalam
wilayah Desa Karang Sari.

BAB IV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 8
Barangsiapa yang dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat 1 s/d 6 :

1. Melalui keputusan Kepala Desa setelah menganalisi bobot permasalahan yang


dilakukan;
2. Dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 1,000,000 ( satu juta rupiah );

BAB V
HAK WARGA
Pasal 9

1. Berhak menuntut dan melaporkan siapapun yang melakukan pelanggaran


sebagaimana dimaksud pada pasal 7, kepada pihak berwenang;
2. Warga berhak mengajukan bantuan panduan dan konsultasi untuk pengadaan
burung hantu bagi pagupon yang telah selesai dibangun secara swadaya kepada
Petugas /POPT/PPL;

BAB VI
PENUTUP
Pasal 10
Hal-hal teknis yang belum diatur dalam peraturan desa ini akan diatur lebih lanjut oleh
Kepala Desa Karang Sari;
Pasal 11
Peraturan Desa ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Karang Sari
Pada tanggal :
KEPALA DESA KARANG SARI

MOCHAMAD ZAKA

Disyahkan : Camat Karang Agung Ilir Bagian Hukum Kabupaten Banyuasin

YOSE RIZAL, SH
Pembina Tk 1
NIP. 19660108199302 1 001

Anda mungkin juga menyukai