Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Eksternalitas Dan Barang
Publik “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber
dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
           

                                                                    BONDOWOSO 18 JANUARI 2022

                                                                                                             Penyusun
 
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai
keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu
kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau
melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak
menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang
tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah.
Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme
pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.

B.    Rumusan Masalah
1. Seperti apakah konsep dan pengertian eksternalitas ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab eksternalitas ?
3. Bagaimana eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi ?
4. Apa saja jenis-jenis eksternalitas ?
5. Bagamana kebijakan publik dalam mengatasi eksternalitas ?
6. Seperti apakah barang publik dan sumber daya milik bersama ?
7. Seperti apakah sumber daya milik bersama ?

C.    Tujuan
1. 2.    Untuk mengetahui konsep dan pengertian eksternalitas
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab eksternalitas.
3. Untuk mengetahui eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun
konsumsi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis eksternalitas
5. Untuk mengetahui kebijakan publik dalam mengatasi eksternalitas.
6. Untuk mengetahui barang publik dan sumber daya milik bersama.
7. Untuk mengetahui sumber daya milik bersama.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dan Pengertian Eksternalitas


Bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak
tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering terjadi (dan kadang sulit
dihindari) dampak dari tindakan satu atau kelompok orang terhadap
kesejahteraan orang di sekitarnya. Dalam aktivitas kehidupan manusia,
khususnya aktivitas ekonomi, bentuk tindakan manusia dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu aktivitas konsumsi dan aktivitas produksi.
Bila seseorang melakukan aktivitas konsumsi, maka akan terlihat dampak
terhadap orang lain yang disebut dengan eksternalitas. Eksternalitas dari
konsumsi ini dapat berupa hal baik (positif), seperti pakaian tetangga yang
wangi dan indah, masakan tetangga yang berbau harum, maupun hal yang tidak
menyenangkan atau beban (negatif), seperti asap rokok dan sebagainya.

B.Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas


Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau
dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak
tercermin dalam harga pasar. sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan
apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya
yang pada umumnya secara efisien. Eksternalitas timbul pada dasarnya karena
aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang
berwawasan lingkungan.
Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidakefisienan timbul
karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang
efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya publik, ketidak
sempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana
unsur hak pemilikan atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak
terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka
eksternalitas dan ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari.
Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang. Bagaimana
mekanisme timbulnya eksternalitas dan ketidakefisienan dari alokasi sumber
daya sebagai akibat dari adanya faktor diatas diuraikan satu per satu berikut ini :

1.      Keberadaan Barang Publik


Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan
sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama
terhadap seluruh anggota masyarakat.
2.      Ketidak Sempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam
suatu tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu
mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang
tidak sempuna (Inperfect Market) seperti pada kasus monopoli (penjual
tunggal).
3.      Kegagalan Pemerintah
Sumber ketidakefisienan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh
kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan karena kepentingan pemerintah
sendiri atau kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi.
Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan
(rent seeking) melalui proses politik.

C.    Eksternalitas Negatif Dan Positif Dalam Produksi Maupun Konsumsi


       Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang
negatif dari suatu tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan)
yang di derita oleh pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut
(bystander). Misalnya pada umumnya pabrik akan mengeluarkan asap. Yang
secara umum dapat dikatakan bahwa setiap tindakan ekonomi berpotensi
membawa efek samping, yang permasalahannya hanya pada tingkat
gangguannya saja.
       Dengan demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan
ekonomi pada sektor usaha ini. dengan adanya efek negatif ini maka biaya tidak
hanya ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Total biaya (internal
perusahaan dan eksternal perusahaan) biasa disebut sebagai biaya sosial (social
cost). dengan adanya hal tersebut maka biaya eksternal dapat dibuat menjadi
internal sehingga menjadi biaya perusahaan yang tercantum dalam dokumen
akuntansi. dengan demikian biaya total perusahaan menjadi lebih tinggi dan
dengan sendirinya akan menaikan harga jual produk yang dihasilkan.
       Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu
tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya
kompensasi dari pihak yang diuntungkan. meskipun banyak pasar dimana biaya
social melebihi biaya pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni
biaya pribadi para produsen lebih besar dari biaya sosialnya.di pasar inilah,
eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti menguntungan pihak lain (selain
produsen dan konsumen).
       Contoh yang dapat di kemukakan disini adalah pasar robot industry (robot
yang khusus di rancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di
pabrik-pabrik). Robot adalah ujung tombak dari kemajuan tekhnologi yang
mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot, akan berkesempatan
besar menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik.
Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan perusahaan yang
bersangkutan, namun juga masyarakat secara keseluruhan karena pada akhirnya
rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang bermanfaat.
       Eksternalitas dalam konsumsi Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas
hanya eksternalitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Selain itu masih
ada eksternalitas yang terkandung dalam kegiatan konsumsi. Konsumsi
minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika si
peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah
mabuk, sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam
konsumsi ini juga ada yang bersifat positif.
       Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang
terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan
lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu
menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat. Solusi swasta terhadap
eksternalitas kita telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat
mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak
efisien. Namun sejauh ini kita baru mengulas secara sekilas tentang cara-cara
mengatasi eksternalitas tersebut.
       Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat
mengatasi eksternalitas itu, melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu
pribadi/kelompok maupun perusahaan/organisasi kemasyarakatan. Untuk
mudahnya, kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak
“pribadi” atau “swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh
pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan
dengan penanggulangan eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong
alokasi sumber daya agar mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada
bagian pembahasan berikut kita akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya
yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private solutions) dalam mengatasi
persoalan eksternalitas.

D.    Jenis-Jenis Eksternalitas
Efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar
dengan kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan
tindakan individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen
mempunyai dampak (externality) baik terhadap mereka sendiri maupun
terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi
berikut ini
:
1.      Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap
produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau
penggeseran fungsi produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang
termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air
yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh produsen hilir (downstream
producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan
oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen hilir
membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa
dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi
(misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah residu produk sisa yang
beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga
produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para
penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut
mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan
inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi
komoditi lain.
2.      Dampak Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen,
jika aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga
(konsumen). Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori
kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi
suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena
pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta
polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau
masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen)
yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai
mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam
tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap
pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi
udara.
3.      Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas
seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas
konsumen yang lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya
oleh efek samping dari kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh
individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen
yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat
pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga,
asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.
4.      Dampak Konsumen Terhadap Produsen
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen
mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu.
Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran
sungai dan mencemarinya sehingga menganggu perusahaan tertentu yang
memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan
air bersih.

E    Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas


       Setiap kali eksternalitas muncul sehingga mengakibatkan alokasi sumber
daya yang dilakukan pasar tidak efisien, pemerintah dalam melakukan salah
satu dari dua pilihan tindakan yang ada. Pilihan pertama adalah menerapkan
kebijakan-kebijakan atau pendekatan komando dan kontrol (command-and-
control policies), atau menerapkan kebijakan-kebijakan berdasarkan pendekatan
pasar (market-base policies). Bagi para ekonom, pilihan kedua lebih baik,
karena kebijakan berdasarkan pendekatan pasar akan mendorong para pembuat
keputusan di pasar swasta, untuk secara sukarela memilih mengatasi
masalahnya sendiri.
       Regulasi Pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang
atau mewajibkan perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh,
untuk mengatasi kebiasaan membuang limbah beracun ke sungai, yang biaya
sosialnya jauh lebih besar dari pada keuntungan pihak-pihak yang
melakukannya, pemerintah dapat menyatakannya sebagai tindakan kriminal dan
akan mengadili serta menghukum pelakunya. Dalam kasus ini pemerintah
menggunakan regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk
melenyapkan eksternalitas tadi. Namun kasus-kasus polusi umumnya tidak
sesederhanana itu.
       Tuntutan para pecinta lingkungan untuk menghapuskan segala bentuk
polusi, sesungguhnya tidak mungkin terpenuhi, karana polusi merupakan efek
sampingan tak terelakkan dari kegiatan produksi industri. Contoh yang
sederhana, semua kendaraan bemotor sesungguhnya mengeluarkan polusi. Jika
polusi ini hendak dihapus sepenuhnya, maka segala bentuk kendaraan bermotor
harus dilarang oleh pemerintah, dan hal ini tidak mungkin dilakukan. Jadi, yang
harus diupayakan bukan penghapusan polusi secara total, melainkan
pembatasan polusi hingga ambang tertentu, sehingga tidak terlalu merusak
lingkungan namun tidak juga menghalangi kegiatan produksi.
       Untuk menentukan ambang aman tersebut, kita harus menghitung segala
untung ruginya secara cermat. Pajak Pigovian dan Subsidi Selain menerapkan
regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat menerapkan
kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat
memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh,
seperti telah disinggung diatas pemerintah dapat menginternalisasikan
eksternalitas dengan menggunakan pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan eksternalitas negatif, dan sebaliknya memberi subsidi untuk
kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif.
       Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu
eksternalitas negatif lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigovian tax),
mengambil nama ekonom pertama yang merumuskan dan menganjurkannya,
yakni Arthur Pigou. Para ekonom umumnya lebih menyukai pajak Pigovian dari
pada regulasi sebagai cara untuk mengendalikan polusi, karena biaya penerapan
pajak itu lebih murah bagi masyarakat secara keseluruhan.

F    Barang Publik Dan Sumber Daya Milik Bersama


       Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan
sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama
terhadap seluruh anggota masyarakat. Adapun Jenis-Jenis Barang Adalah
Sebagai Berikut :
1.      Barang Pribadi/Swasta (private goods) Yakni barang-barang yang
memiliki sifat ekskludabilitas dan sifat bersaingan.
2.      Barang Publik (public goods) Yakni barang-barang yang tidak memiliki
sifat ekskludabilitas maupun sifat sifat persaingan.
3.      Sumber daya milik bersama (common resources) Yakni barang-barang
yang tidak memiliki sifat ekskludabilitas, namun memiliki sifat persaingan.
4.      Ada pula barang yang memiliki ekskludabilitas, namun tidak memiliki sifat
persaingan. Barang seperti ini hanya muncul dalam situasi “monopoli alamiah”
(natural monopoly).
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Ketika suatu transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung
memengaruhi pihak ketiga, efek ini disebut suatu eksternalitas. Eksternalitas
negatif seperti polusi, menyebabkan jumlah optimal secara sosial dalam pasar
kurang dari jumlah keseimbangannya. Eksternalitas positif, seperti imbas
teknologi, menyebabkan jumlah optimal secara sosial lebih dari jumlah
keseimbanganya. Pihak-pihak yang terkena efek dari eksternalitas dapat
menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sebagai contoh ketika suatu bisnis
menghasilkan eksternalitas bagi bisnis lain keduanya dapat
menginternalisasikan eksternalitas itu dengan cara merger.
       Alternatifnya pihak pihak yang berkepentingan dapat mengatasi masalah itu
dengan mengalokasikan kontrak. Menurut teori macoase, jika orang-orang dapat
melakukan tawar menawar tanpa memakan biaya, maka mereka selau dapat
mencapai kesepakatan yang dapat mengalokasikan sumber daya dengan efisien.
Akan tetapi pada banyak kasus, mencapai sesuatu kesempatan antara banyak
pihak berkepentingan sulit terjadi, sehingga trorema coase tidak berlaku. Ketika
pihak-pihak swasta tidak mampu menangani efek-efek eksternal, seperti polusi,
pemerintahan membantu dengan ikut campur.
       Kadang-kadang pemerintah menghindari dilakukannya kegiatan-kegiatan
yang tidak efisien dari segi sosial dengan melarang perilaku-perilaku tertentu.
Pada kesempatan yang lain, pemerintah menginternalisasikan eksternalitas
dengan menerapkan pajak Pigovian suatu kebijakan Publik yang lain adalah
mengeluarkan izin. Sebagai contoh, pemerintah dapat melindungi lingkungan
dengan mengeluarkan sejumlah terbatas izin berpolusi. Hasil akhir dari
kebijakan ini hampir sama dengan penerapan pajak Pigovian terhdap para
polusi.

B.    Saran
       Kami menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari kata sempurna,
Kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk sempurnakan isi
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Publik. Edisi kedua, Indeks: jakarta    
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, BPFE:
Yogyakarta
Najiyahnana. 2015. Eksternalitas Dan Barang Publik.

Anda mungkin juga menyukai