Anda di halaman 1dari 4

Dalam dunia kerja, tingkat pendidikan tidak selalu menjadi hal utama sebuah perusahaan

mempertimbangkan karyawan yang akan direkrut. Ada hal yang penting yang menjadi tolok
ukur keberhasilan kamu dalam dunia kerja. Salah satunya adalah soft skill yang menyertai
keterampilan atau hard skill. Untuk itu, meningkatkan soft skill menjadi modal penting
mahasiswa sebelum mereka lulus dan terjun ke dalam dunia kerja.

A. Pengertian Soft Skill

Soft skill merujuk pada sekelompok kualitas pribadi, kebiasaan, sikap dan social
graces yang membuat seseorang baik dan kompatibel untuk bekerja. Keterampilan
tersebut menurut Kamus Oxford adalah “Kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan
baik”. Soft skill yang didefinisikan sebagai ‘sekelompok ciri-ciri kepribadian’ dapat
dikatakan menggabungkan semua aspek keterampilan generik yang meliputi unsur-unsur
kognitif yang terkait dengan keterampilan non – akademik. Soft skill diidentifikasi
sebagai keterampilan yang paling penting dalam pasar kerja global saat ini terutama di
era teknologi yang pesat.

Sebuah perbedaan menunjukkan antara soft skill dan hard skill. Hard skill
mengacu pada keterampilan teknis dan akademis, sedangkan soft skill mengacu pada
keterampilan pribadi dan interpersonal. Keterampilan akademis dan teknis dapat lebih
mudah didefinisikan, diamati dan diukur. Namun, pengukuran keterampilan pribadi dan
interpersonal membutuhkan faktor-faktor kompleks. Faktual sangat sulit mendefinisikan,
mengamati dan mengukurnya dan karena soft skill sesuatu yang tidak berwujud. Upaya
riset dan penelitian ahli telah mencari pendapat dalam upaya menentukan soft skill yang
spesifik untuk diterapkan dan digunakan di lembaga-lembaga pendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian disepakati terdapat tujuh soft skill telah diidentifikasi
dan dipilih untuk diterapkan di lembaga pendidikan tinggi. Ketujuh soft skill dimaksud
yaitu:

1. Keterampilan Komunikasi,

2. Keterampilan Berpikir dan pemecahan masalah,


3. Kerja Tim dan keterampilan manajemen,

4. Long-Life Learning dan Manajemen Informasi,

5. Keterampilan usaha/Entrepreneur,

6. Etika , moral dan profesionalisme,

7. Keterampilan Kepemimpinan.

B. Pentingnya Soft Skill

Soft skill sangat penting untuk kemajuan karir. Jika seseorang tidak dapat
berkomunikasi dengan baik dengan rekan atau klien, mungkin dianggap tidak kompeten,
meskipun kemampuan teknis jauh lebih unggul dari orang lain. Tetapi ketika seseorang
berinteraksi lebih baik dengan mitra kerjanya, maka kesan positif akan mereka bawa. Arti
kesan positif tentunya berdampak pada lebih banyak kesempatan, dan lebih banyak
tanggung jawab.
Dengan demikian, manfaat utama soft skill adalah pemberdayaan. Soft skill
berguna untuk menciptakan dan memanfaatkan peluang pekerjaan, karir maupun bisnis.
Mengembangkan keterampilan soft skill harus diasah merupakan long life learning.
Langkah pertama yang baik adalah melupakan sifat negatif. Kedua, bertahan untuk
menempatkan keterampilan yang dipelajari dalam praktek sehingga menjadi kebiasaan
dan merembes ke dalam perilaku.
C. Peningkatan Soft Skill
Meskipun tidak dapat dipelajari menggunakan rumus, catatan, dan lain
sebagainya, tetapi soft skill dapat dibangun seiring berjalannya waktu. Namun, tentu saja
hal itu tetap membutuhkan usaha dan kemauan yang kuat. Berikut adalah beberapa cara
membangun soft skill:
1. Aktif Ikut Organisasi
Cara membangun soft skill yang pertama adalah dengan mengikuti berbagai
organisasi sejak dini. Saat ini, sekolah sudah menyediakan banyak kegiatan yang
dapat meningkatkan soft skill. Dari organisasi ini,banyak hal yang dapat dipelajari
mulai dari cara berkomunikasi yang baik, bekerja sama, menghargai pendapat orang
lain, mendapat relasi, dan lain sebagainya.
2. Rajin Mengikuti Seminar
Kebanyakan karyawan malas untuk mengikuti seminar. Bahkan, beberapa
diantaranya hanya mengikuti seminar karena ingin sertifikatnya saja. Padahal,
seminar memiliki banyak manfaat dalam pelatihan soft skill. Melalui seminar, kita
dapat belajar mengenai suatu hal secara langsung dari ahlinya. Bahkan juga dapat
mengajukan pertanyaan sekaligus mendapat jawaban. Alhasil, kemampuan
komunikasi akan meningkat dengan sendirinya. Tak hanya itu saja, dengan mengikuti
seminar, kita juga bisa mendapat inspirasi sekaligus motivasi agar dapat sukses
seperti para narasumber.
3. Belajar Mengatur Waktu
Sebagai orang yang berkarir nantinya , tentu saja kita harus pandai mengatur
waktu. Meskipun ada banyak pekerjaan yang menumpuk, tapi hal itu tidak akan
terasa berat jika mampu me-manage waktu dengan baik. Melakukan pekerjaan secara
terburu-buru akan mengakibatkan hasil kerja menjadi berantakan. Untuk itu, kita
harus bisa menyesuaikan waktu bekerja agar tidak bertabrakan dengan kegiatan lain.
Dengan adanya pelatihan soft skill ini, kita akan belajar bagaimana cara membedakan
hal-hal primer, sekunder, dan tersier. Alhasil, kegiatan akan lebih teratur dan
terjadwal dengan baik.
4. Mengendalikan Emosi
Ada sebuah kalimat “diri kita adalah pemilik emosi”, kalimat ini rasanya sangat
tepat untuk menggambarkan cara membangun soft skill. Jika ingin soft skill
berkembang, maka kita harus mengatur berbagai emosi yang dimiliki. Meskipun tidak
mudah, tapi kita harus berusaha sebaik mungkin untuk mengendalikan emosi. Dalam
hal ini, pengendalian diri sangat dibutuhkan. Jika menjadi sosok yang pemarah, maka
rekan kerja akan merasa tidak nyaman atau bahkan ketakutan saat bekerja bersama.
5. Perbanyak Interaksi
Cara yang terakhir adalah dengan membangun interaksi dan komunikasi dengan
orang lain. Dengan begitu, akan memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk
memahami sikap dan perilaku orang lain. Selain itu, juga dapat mengoreksi sikap dan
perilaku kita jika kiranya kurang berkenan di hati orang lain. Dari berbagai tanggapan
rekan kerja, kita bisa belajar dan memperbaiki diri. Secara tidak langsung soft skill
akan berkembang pesat.

Anda mungkin juga menyukai