Anda di halaman 1dari 61

MODUL PPKn

KELAS XII
SEMESTER 2

PENDIDIKAN PANCASILA
DAN
KEWARGANEGARAAN

PENYUSUN : NASI NOMLENI, S.PD


NIP.197803132009032003
MODUL
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KELAS XII

Penyusun

NASI NOMLENI S.PD

NIP:197803132009 03 2003

SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SoE

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XII Untuk Semua Kompetensi
Keahlian SMK Negeri 2 SoE telah disahkan untuk dipergunakan dalam

Kegiatan Belajar Mengajar

TahunPelajaran 2020/2021

SoE, Januari 2021


Tim Penyusun

1. Nasi Nomleni,S.Pd .........................

2. Melki S.Naitboho,S.Pd...................

3. Frengky Tlonaen,S.Pd...................

Mengetahui

Kepala SMK Negeri 2 SoE

Ayub S. P. Sanam, S.Pd


NIP. 19810829 200604 1 010
Kata Pengantar

Puji syukur dipanjakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenana-Nya saya
dapat menyusun Modul PPKn ini dengan baik. Modul ini telah diverifikasi dan sesuai dengan
silabus kurikulum 2013 PPKn kelas XII SMK semseter 2 dan dapat dipergunakan sebagai
sumber pembelajaran olah guru di SMK Negeri 2 Soe.

Terhitung mulai tahun pelajaran 2020/2021 setiap guru mata pelajaran harus menyususn
administrasi proses KBM yang salah satunya adalah Modul pembelajaran yang dapat disesuakan
dengan Kompetnsi dasar, yang ada dalam kurikulum 2013

Untuk dapat mewujudkan itu maka kami telah melaksanakan IHT Kegiatan pembelajarn
pada setiap awal tauhun yang dipergunakan mulai tahun pelajaran 2020/2021.Isi modul
mungkin jauh dari sempurna ,oleh kareananya masukan yang bersifat membangun sangat kami
harapakan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan
di SMK Negeri 2 Soe

SoE, Januari 2021

Nasi Nomleni,S.Pd
DAFTAR ISI
Hal.
1 Cover : ......................................................................................................
2 Lembar Pengesahan :........................................................................... ........................, i
3 Kata Pengantar : .............................................................................................................. ii
4 Daftra Isi : ............................................................................................. iii
5 Daftar Tujuan Kompetensi : ............................................................... .......................... iv
6 Tes Awal : ......................................................................................... ............................ v
7 Pengantar :
a. Deskripsi : ................................................................................ ............................ vi
b. Prasyarat : ............... ............................................................................................ vii
c. Petunjuk Penggunaan Modul : ... ........................................................................ viii
d. Tujuan akhir : ............................ .........................................................................
8 Kegiatan Pembelajaran :
A. Tujuan Kompetensi : . ........................................................................................ 1
B. Uraian Materi : . .................................................................................................. 1
Kegiatan Belajar :
1. Kegiatan Belajar 1 : Pengaruh positif kemajuan iptek bagi kehidupan 1
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara..............................................................
2. Kegiatan Belajar 2 : Sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh
kemajuan iptek : ............................................... ............................................... 6
3. Kegiatan Belajar 3 : Membangun Sikap Selektif dalam menghadapi berbagai
pengaruh kemajuan iptek : ................................... ............................................ 12
4. Kegitan Belajar 4. : Konsep Negara Kesatuan (Unitarism : ....................... 18
5. Kegitan Belajar 5. : Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia .......... 22
6. Kegitan Belajar 6 : Upaya menjaga dan mempertahanakan NKRI.: ................ 24
7. Kegiatan Belajar 7. Pentingnya menjaga Keutuhan NKRI: .............................. 28
8. Kegiatan Belajar 8: Prose Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari
Masa ke Masa ........................................................................................................ 34
9. Kegiatan belajar 9: MendeskripsikanPengertian, Fungsi, Perkembagan Pers 39
di Indonesia ...........................................................................................................
10. Kegiatan Belajar 10.: Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai
Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokratis : ...................................... 48
11. Kegiatan Belajar 11.: Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan
Kebebasan Media Massa dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia: ...... ........ 52
12. Kegiatan Belajar 12. : Etos Kerja: ........ .................................................... 56
13. Kegiatan Belajar 13 : katareristik manusia indonesia: ................................... 59
14 Kegiatan Belajar 14 : Etos kerja msayarakat Indonesia:..................................... 63
9 Glosarium : ...................................................................................................................
10. Daftar Pustaka : ............................................................................................................
Lampiran : .....................................................................................................................
Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 ANALISIS DAN


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI KI
1 2 3
3.24 Menganalisis pengaruh 4.24 Menyaji hasil analisis • dan KI-4 keterampilan;
kemajuan ilmu pengetahuan tentang adalah untuk program
dan teknologi terhadap pengaruh kemajuan ilmu pendidikan 3 tahun`
bangsa pengetahuan dan teknologi
• KI-3 dan KI-4 tersebut
dan negara dalam bingkai terhadap bangsa dan negara
sesuai menjadi rujukan
Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka
KD-KD mata pelajaran
Tunggal Ika
PPKN

3.25 Mengevaluasi 4.25 Menyaji hasil evaluasi • dan KI-4 keterampilan;


dinamika tentang adalah untuk program
persatuan dan kesatuan dinamika persatuan dan pendidikan 3 tahun`
bangsa sebagai upaya kesatuan bangsa sebagai
• KI-3 dan KI-4 tersebut
menjaga upaya menjaga dan
sesuai menjadi rujukan
dan mempertahankan mempertahankan Negara
KD-KD mata pelajaran
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PPKN
Kesatuan Republik
Indonesia

3.26 Mengevaluasi peranan 4.26 Menyaji hasil evaluasi • KI-3 pengetahuan


pers di Indonesia tentang dan KI-4 keterampilan;
peranan pers di Indonesia adalah untuk program
pendidikan 3 tahun`
• KI-3 dan KI-4
tersebut sesuai menjadi
rujukan KD-KD mata
pelajaran PPKN

3.27 Mengevaluasi etos 4.27 Menyaji hasil evaluasi • KI-3 pengetahuan


kerja tentang dan KI-4 keterampilan;
masyarakat Indonesia etos kerja masyarakat adalah untuk program
Indonesia pendidikan 3 tahun`
• KI-3 dan KI-4
tersebut sesuai menjadi
rujukan KD-KD mata
pelajaran PPKN
Test Awal :

1. Apakah damapak positif dari IPTEK yang ada di Indonesia.


2. Apakah IPTEK dibutuhkan di NKRI jelaskan bserta alasanaya
3. Bagaimana caranaya agar IPTEK tidak merusak generasi generasi bangsa NKRI
4. Jelaskan konsep Iptek &masyarakat
5. Apa pentingnya masyarakat IPTEK
6. Tuliskan minimal 3 contoh persatuan dan kesatuan di keluarga, masyarakat, dan sekolah!
7. Mengapa kita harus bersatu dalam kehidupan sehari-hari?
8. Bagaimana cara kita sebagai bangsa Indonesia dalam melakukan pertahanan dari
ancaman perpecahan dan memperkokoh NKRI dari dalam maupun luar bangsa?
9. Tuliskan 3 manfaat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari!

10 Tuliskan 3 akibat jika kita tidak bersatu!

10. Apa makna dari “Bhinneka Tunggal Ika”?


11. Sebutkan empat macam fungsi pers dan jelaskan sebagai lembaga ekonomi !
12. Salah satu karakteristik pers adalah adanya kebebasan yang bertanggung jawab. Mengapa
demikian ?
13. Jelaskan mengapa tugas kewartawanan memerlukan kode etik jurnalistik
14. Berikan contoh sekurang – kurangnya 3 dampak positif kelahiran era reformasi terhadap
pers di Indonesia !
15. Bagaimana peran masyarakat dalam mencegah dampak penyalahgunaan media massa?
16. Jelaskan Etos kerja pengertian menurut para ahli
17. Uraiakan ciri dan manfaat dari etos kerja
18. Mengapa etos kerja itu penting bagi perkebangan masyarakat indonesia
Pengantar
A. Deskripsi
Judul dan Ruang Lingkup Modul Pada bagian pertama modul ini akan membahas tentang
Mata Pelajaran PPKn. Ruang lingkup dan isi pembahasannya terbagi dalam empat belasa
kegiatan belajar, yaitu : 1). Pengaruh positif kemajuan iptek bagi kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara 2). Sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh
kemajuan IPTEK 3) Membangun Sikap Selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh
kemajuan IPTEK 4) Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme), 5). Karakteristik Negara Kesatuan
Republik Indonesia 6) Upaya menjaga dan mempertahanakan NKRI 7). Pentingnya menjaga
Keutuhan NKRI 8). Proses Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa 9)
MendeskripsikanPengertian, Fungsi, Perkembagan Pers di Indonesia 10) Pers yang Bebas dan
Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokratis 11), Kebebasan
Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa dalam Masyarakat Demokratis di
Indonesia 12). Etos Kerja 13.) Kareristik manusia Indonesia 14) Etos kerja msayarakat
Indonesia.

B. Prasyarat
Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah siswa telah mempelajari
dan menguasai materi PPKn kelas XII Semester 6 secara keseluruhan.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Penjelasan bagi siswa
a) Bacalah dengan cermat kata pengantar dari modul ini, agar anda mengetahui dan
memahami apa, mengapa dan bagaimana cara mempelajarinya.
b) Bacalah secara sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang anda anggab baru serta penting, kemudian carilah dalam kata-kata sulit glosarium
dalam modul ini atau dalam kamus yang anda miliki.
c) Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan
tukar pikiran dengan teman anda, dan guru.
d) Terapkan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam perubahan dan konflik
dalam kerangka piker serta siruasi terbatas melalui stimulus.
e) Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda
berkembang sesuai standar.
f) Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai dengan rencana kegiatan
belajar yang telah anda susun dan disetujui oleh guru dan institusi pasangan penjamin
mutu.
g) Setiap mempelajari suatu kegiatan pembelajaran, amda harus melalui dari menguasai
pengetahuan pendukung (uraian materi), melaksanakan tugas-tugas, mengerjakan lembar
latihan.
h) Dalam mengerjakan lembar latihan, anda jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu,
sebelum anda menyelesaikan lembar latihan.
i) Laksanakan lembar kerja untuk pembentuken keterampilan psikomotorik sampai anda
benar-benar terampil sesuai standar. Apabila anda mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas, konsultasi dengan guru anda.
2. Peran Guru
a) Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b) Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c) Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan
siswa mengenai proses belajar siswa.
d) Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika di perlukan.
f) Melaksanakan penilaian
g) Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan secara pembelajaran selanjutnya.
h) Mencatat pencapaian siswa

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dalam
menganalisis semua KD yang ada dalam Mata pelajaran PPKn Kelas XII.

E. Prasyarat
Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah siswa telah mempelajari
dan menguasai materi PPKn kelas XII semester 5 secara keseluruhan.

F. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Penjelasan bagi siswa
a. Bacalah dengan cermat kata pengantar dari modul ini, agar anda mengetahui dan
memahami apa, mengapa dan bagaimana cara mempelajarinya.
b. Bacalah secara sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang anda anggab baru serta penting, kemudian carilah dalam kata-kata sulit glosarium
dalam modul ini atau dalam kamus yang anda miliki.
c. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan
tukar pikiran dengan teman anda, dan guru.
d. Terapkan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam perubahan dan konflik
dalam kerangka piker serta siruasi terbatas melalui stimulus.
e. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda
berkembang sesuai standar.
f. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai dengan rencana kegiatan
belajar yang telah anda susun dan disetujui oleh guru dan institusi pasangan penjamin
mutu.
g. Setiap mempelajari suatu kegiatan pembelajaran, amda harus melalui dari menguasai
pengetahuan pendukung (uraian materi), melaksanakan tugas-tugas, mengerjakan lembar
latihan.
h. Dalam mengerjakan lembar latihan, anda jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu,
sebelum anda menyelesaikan lembar latihan.
i. Laksanakan lembar kerja untuk pembentuken keterampilan psikomotorik sampai anda
benar-benar terampil sesuai standar. Apabila anda mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas, konsultasi dengan guru anda.
2. Peran Guru
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan
siswa mengenai proses belajar siswa.
d. Membantu siswa dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika di perlukan.
f. Melaksanakan penilaian
g. Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan secara pembelajaran selanjutnya.
h. Mencatat pencapaian siswa
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Pengaruh Positif Kemajuan Iptek Bagi Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa dan bernegara
.
A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 1 maka
diharapkan dapat:Menganalisis Pengaruh Positif dan negatif kemajuan iptek bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara , tanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan

Pengaruh Positif Kemajuan Iptek :


Aspek Politik
Kemajuan Iptek membuat nilai-nilai seperti kebebasan demokrasi dan keterbukaan berpengaruh
terhadap kemajuan pikiran dan partisipasi bangsa Indonesia. Nilai-nilai ini akan menjadi alat
kontrol yang baik bagi keberlangsungan pemerintah yang bersih, jujur, adil, dan mampu
menerima aspirasi dari masyarakat secara baik.
Aspek Ekonomi
Dalam sisi ekonomi, kemajuan Iptek berpotensi mendorong penanaman modal asing,
meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan kesempatan dan devisa kerja serta dan makin
terbukanya pasar internasional untuk produksi di dalam negeri.
Aspek Sosial Budaya
Munculnya internet dan gadget yang canggih telah mempermudah seseorang memperoleh
informasi dari manapun dan kapan pun. Ini juga berperan dalam peningkatan efisiensi dalam
aktifitas sehari-hari.
Aspek Hukum
Kemajuan Iptek akan memberikan efek pada pertahanan dan keamanan, supremasi hukum,
demokrasi, dan tuntutan Hak Asasi Manusia (HAM) semakin menguat. Disamping itu, tuntutan
terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih transparan, professional, dan lebih bertanggung
jawab juga makin menguat
Pengaruh Negatif Perkembangan Iptek
Aspek Politik
Dengan berkembangnya Iptek, maka tidak menutup kemungkinan nilai-nilai seperti kebebasan
demokrasi dan keterbukaan bisa disalahartikan oleh masyarakat. Hal ini bisa membuat
terganggunya stabilitas politik di dalam negeri.
Aspek Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, perkembangan Iptek bisa merugikan lantaran dapat meningkatkan
perdagangan bebas yang membuat terdesaknya produk lokal, timbulnya kesenjangan sosial
akibat adanya persaingan bebas, kemungkinan perekonomian negara untuk dikuasai pihak asing,
dan yang lebih buruk mekanisme pengaturan ekonomi sepenuhnya diatur oleh pasar sehingga
pemerintah hanya sebagai regulator.
Aspek Sosial Budaya
Kemajuan Iptek ini dapat memunculkan sifat hedonisme maupun gaya hidup konsumtif dan
individualisme. Hal ini tentu saja memicu adanya kesenjangan sosial jika seseorang tidak mampu
menerima pengaruh Iptek dengan baik. Selain itu, ada kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai
sosial dan keagamaan. Dimana kemajuan teknologi kadang bisa membuat seseorang melupakan
hubungan dengan orang lain dan melanggar norma agama contohnya mencuri dengan cara
hacking ke suatu lembaga keuangan dan sebagainya.
Aspek Hukum
Kemajuan Iptek di bidang hukum dikhawatirkan akan memunculkan tindakan anarkis dari
masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan maupun stabilitas
nasional. Oleh karena itu, perlu adanya solusi dalam menghadapi pengaruh Iptek terhadap
sebuah negara sehingga kemajuan teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan orang
banyak. Salah satunya perkembangan Iptek harus sesuai dengan sila Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa dan didukung dengan UUD 1945 untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, diharapkan sebuah negara dalam ketahanan ekonominya tidak terlalu bergantung
kepada badan-badan multilateral tetapi lebih memperkuat produksi domestik dengan
menggunakan bahan baku dalam negeri dan berorientasi kepada rakyat.

C. RANGKUMAN
Pengaruh positif kemajuan Iptek meliputi ; Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Budaya
Aspek Hukum, Pengaruh negatif perkembangan Iptek, Aspek Politik
Dengan berkembangnya Iptek, maka tidak menutup kemungkinan nilai-nilai seperti kebebasan
demokrasi dan keterbukaan bisa disalahartikan oleh masyarakat. Hal ini bisa membuat
terganggunya stabilitas politik di dalam negeri.
Aspek Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, perkembangan Iptek bisa merugikan lantaran dapat meningkatkan
perdagangan bebas yang membuat terdesaknya produk lokal, timbulnya kesenjangan sosial
akibat adanya persaingan bebas, kemungkinan perekonomian negara untuk dikuasai pihak asing,
dan yang lebih buruk mekanisme pengaturan ekonomi sepenuhnya diatur oleh pasar sehingga
pemerintah hanya sebagai regulator.
Aspek Sosial Budaya
Kemajuan Iptek ini dapat memunculkan sifat hedonisme maupun gaya hidup konsumtif dan
individualisme. Hal ini tentu saja memicu adanya kesenjangan sosial jika seseorang tidak mampu
menerima pengaruh Iptek dengan baik. Selain itu, ada kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai
sosial dan keagamaan. Dimana kemajuan teknologi kadang bisa membuat seseorang melupakan
hubungan dengan orang lain dan melanggar norma agama contohnya mencuri dengan cara
hacking ke suatu lembaga keuangan dan sebagainya.
Aspek Hukum
Kemajuan Iptek di bidang hukum dikhawatirkan akan memunculkan tindakan anarkis dari
masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan maupun stabilitas
nasional. Oleh karena itu, perlu adanya solusi dalam menghadapi pengaruh Iptek terhadap
sebuah negara sehingga kemajuan teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan orang
banyak. Salah satunya perkembangan Iptek harus sesuai dengan sila Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa dan didukung dengan UUD 1945 untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, diharapkan sebuah negara dalam ketahanan ekonominya tidak terlalu bergantung
kepada badan-badan multilateral tetapi lebih memperkuat produksi domestik dengan
menggunakan bahan baku dalam negeri dan berorientasi kepada rakyat.
D. Tugas 1
Bacalah berita dibawah ini

24 KEPALA DAERAH SEPAKAT E- BUDGETING


Para peserta forum Orientasi Kepemimimpinan dalam Penyelengaraan Pemerintah Daerah
(OKPPD)menyepakati percepatan penggunaan e-budgeting yang terbukti bisa mencegah
penyelewengan dalam dana angaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) e-budgeting akan
meningkatakan kualitas partisispsi politik.Intinya e-budgetingbuat semua warga negara jadi
penting dan dipentingakan”kata ketua OKPPD)
Selain menyepakati percepatan e-budgeting forum juga merekomendasusikan perpanjangan usia
pensiun bagi pegawai negeri sipil (PNS).Hal tersebut dijadikan dasar hukum dalam penyediaan
posisi bagi pejabat struktural yang tidak lolos seleksi terbuka.

Setelah membaca berita diatas jawabalah pertanyaan2 dibawah ini.


1. Apa yang dimksut dengan e-budgeting ….

2. Apa keuntungan penerapan e-budgeting dalam peneyelenggaraan pemerintahan ...

3. Menurut anda apakah saat ini sistem e- budgeting harus sudah diterapakan oleh semua
sektor pemerintahan ? Berikan alasanaya.

4. Bagaiamana damapak penerapan e-budgeting dalam pemebrantasan korupsi

5. Apa saja syarat sebuah daerah untuk menerapakan e-budgeting

“ Selamat bekerja “
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Sikap Selektif Dalam Menghadapi Berbagai Pengaruh Kemajuan Iptek.

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 2 maka diharapkan
dapat:Menganalisis Pengaruh Positif dan negatif kemajuan iptek bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara , tanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi

Dengan adanaya IPTEK, maka pengetahuan masyarakat mengenai teknologi akan berkembang
dan masyarakat akan paham dengan berbagai teknologi yang ada saat ini. tidak hanya itu,
IPTEK merupakan suatu pendukung untuk menyebarkan segala informasi dan pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi atau IPTEK merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
berbagai informasi dan pengetahuan terkait teknologi di berbagai bidang.
Dalam penggunaannya,iptek memiliki berbagai manfaat dalam sektor kehidupan. Dengan
memanfaatkan iptek, banyak hal yang bisa dicapai untuk bisa menjadi yang lebih baik dan bisa
mendapatkan keuntungan untuk berbagai pihak.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini berkembang dengan sangat pesat yang
dipengaruhi oleh pesatnya arus globalisasi. Peradaban manusia yang selalu maju dengan
menciptakan hal baru turut menyukseskan derasnya perkembangan IPTEK ini. Semua barang
dan teknologi yang ada di sekitar kita merupakan hasil dari perkembangan dan penyempurnaan
IPTEK yang telah berjalan sejak lama.

Perkembangan dan kemajuan IPTEK yang mengalir deras sebagai akibat adanya globalisasi.
Proses globalisasi telah meruntuhkan tembok-tembok pembatas antar dunia hingga kini hampir
semua negara-negara di dunia terhubung dalam satu koneksi yang sama. Hal ini turut membuat
budaya lokal negara-negara dunia kian meluntur dan menghasilkan suatu budaya yang sama
yang bersifat global.
Pesatnya kemajuan IPTEK membawa banyak perubahan pada kehidupan masyarakat. Sesuai
dengan teori evolusioner, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berkembang secara
moderat namun mencakup seluruh kehidupan masyarakat meliputi perekonomian, sosial-budaya,
hingga politik. Terkadang, karena perkembangan yang moderat, masyarakat tidak menyadari
adanya perkembangan IPTEK. Hal ini yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan
masyarakat.
IPTEK tercipta berkat adanya inovasi-inovasi yang tercipta dengan tujuan memudahkan
kehidupan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Walaupun pada awalnya inovasi
tersebut banyak menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk
hal negatif. Hal inilah yang harus disadari betul untuk menyikapinya secara bijak.
Dalam menyikapi persoalan ini, masyarakat dituntut untuk selektif dalam menghadapi pesatnya
perkembangan dan kemajuan IPTEK. Dalam konteks ini, selektif yang dimaksud adalah dengan
menyaring dan memilah segala perkembangan yang ada agar tetap sesuai dengan budaya dan
kepribadian asli bangsa Indonesia yang dikenal dengan sikap luhurnya.
Memang, banyak kemudahan dan hal menarik yang ditawarkan oleh perkembangan dan
kemajuan IPTEK. Namun umumnya perkembangan dan kemajuan IPTEK yang muncul berasal
dari negara-negara barat dengan budaya yang seringnya berseberangan dengan budaya di
Indonesia. Dalam hal ini, kita dituntut untuk dapat bersaing melalui perkembangan IPTEK
namun harus tetap menjunjung tinggi budaya lokal yang sangat beraneka ragam ini.
Dalam praktiknya, kemajuan IPTEK yang datang sering kali membuat masyarakat lupa diri akan
nilai dan budaya yang ada. Hingga akhirnya menyerap semua budaya asing yang ikut terbawa
perkembangan IPTEK sehingga budaya lokal menjadi kurang diminati untuk berperan sebagai
pembentuk nilai dan norma yang kemudian berdampak pada nilai-nilai luhur yang tercantum
pada ideologi bangsa Indonesia.
Kemajuan IPTEK juga membuat kompetisi hidup semakin ketat dan persaingan ini bukan hanya
berskala nasional saja, melainkan berskala internasional. Setiap individu dituntut untuk
meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing secara global. Untuk menyiapkan hal ini,
teknologi dan kemudahan dalam mengakses informasi dapat dijadikan modal agar dapat
menambah nilai jual pada diri individu.
Dengan segala dampak positif dan negatif yang timbul akibat pesatnya perkembangan IPTEK,
kita wajib bersikap bijaksana dalam memilih segala arus informasi dan teknologi yang mengalir
deras. Kita bisa menggunakan nilai dan norma yang berlaku pada budaya kita sebagai tolak ukur
atas baik atau tidaknya mengenai informasi dan teknologi yang masu
Sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi secara umum berwujud menerima nilai-nilai dari
luar yang positif menjadi bagian dari kebudayaan kita dan menolak nilai-nilai negatif yang dapat
merusak jati diri bangsa dan negara. Sikap selektif ini di dasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam UUD 1945 dan pancasila. Berikut beberapa contoh wujud dari sikap selektif
terhadap pengaruh globalisasi:
1. Menginternalisasi nilai UUD 1945 dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengantisipasi pengaruh globalisasi demi masa depan.
2. Dalam menghadapi realita kehidupan global yang penuh dengan paradoks, pendidikan di
perlukan sebagai benteng pertahanan dari pengaruh negatif.
3. Sikap selektif terhadap globalisasi terwujud melalui kesadaran warga negara untuk membela
negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku sebagai pola tindak cinta tanah air
berdasarkan Pancasila.
4. Sikap selektif juga dapat diwujudkan melalui peningkatan kualitas manusia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, dan produktif.
5. Sikap selektif akan terwujud melalui pola pikir yang cerdas, logis dan kritis.
6. Sikap selektif juga tercermin dalam sikap menggunakan produk-produk dalam negeri, tidak
bersifat konsumerisme, dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak bertanggung
jawab.
Selain itu, ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat
dan memiliki jati diri yang luhur di antaranay sebagai berikut
a. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi perubahan
c. Belajar untuk mengetahui ilmu penegtahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal
dalam menjalani eraglobalisasi
d. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
e. Melestariakan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai kebudayaan
tersebutbaik seni maupun adat istiadat
f. Memilih inforamsi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari penegaruh efektif
g. Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia barat yang bertentangan dengan nilai dan
norma yabg berlaku,seperti minum-minuman keras, menggunakan narkotik dan obat
terlarang.

C. RANGKUMAN
Apa yang dimaksud dengan sikap selektif? Jadi, sikap selektif adalah sikap memilih-milih,
melakukan seleksi, atau melakukan penyaringan. Pemilihan dilakukan untuk memisahkan hal
baik dan hal buruk dari sesuatu. Sikap selektif dilakukan dengan cara melakukan identifikasi
terhadap segala sesuatu yang terkandung dalam suatu objek, kemudian memilih yang baik dan
membuang yang buruk
Jika dikaitkan dengan kemajuan IPTEK, maka sikap selektif bertujuan untuk memisahkan hal-
hal yang menguntung dan merugikan dari IPTEK. Pemisahan dilakukan agar kita bisa
mengambil hal-hal yang menguntungkan saja, dan membuang semua yang bersifat merugikan.
Dengan begitu, kita akan terhindar dari dampak negatif kemajuan IPTEK.
Contoh Sikap Selektif Terhadapa kemajuan IPTEK
Berikut ini adalah tujuh contoh sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK:
1. Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dalam pendidikan, khususnya untuk
anak yang di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan
2. Memperkuat nilai-nilai spiritual atau agama dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.
3. Memberikan pengajaran etika terhadap anak-anak di bawah umur, agar tertanam akhlak
dan etika.
4. Menjaga dan memelihara adat ketimuran yang selama ini dianut oleh Bangsa Indonesia
5. Pandai memilah dan memilah pengembangan IPTEK yang berkembang di era sekarang
6. Tidak lepas peran dari masing-masing individu, yaitu kesadaran dari tiap-tiap individu
dalam penggunaan IPTEK.
7. Selalu bersikap waspada dan kritis terhadap segala perubahan yang terjadi.

D.Tugas Mandiri

1. Jelaskan apa yang damksut dengan Ilmu Pengetahuan dan teknologi atau IPTEK?
2. Mengapa IPTEK sangat penting bagi bangasa Indonesia?jelaskan
3. Apa manfatnya penggunaan IPTEK ?
4. Mengapa perlu adanya Sikap selektif dalam kehidupan bermasyarakat,berbagsa dan
bernegara?
5. Mengapa Sikap selektif akan terwujud melalui pola pikir yang cerdas, logis dan
kritis.Jelaskan?
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

Membangun Sikap Selektif Dalam Menghadapi Berbagai Pengaruh Kemajuan Iptek

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 3 maka diharapkan
dapat Membangun Sikap Selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh kemajuan iptek,
tanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Sikap Tanggung Jawab dalam Pengembangan IptekBagaimanapun juga manusia hidup di
dunia ini tidak dapat melepaskan diri dari kemajuan iptek. Dengan iptek, hidup manusia akan
dipermudah. Agar tidak menimbulkan permasalahan dan dampak negatif, manusia perlu
memiliki tanggung jawab etis di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek. Bagi bangsa
Indonesia, di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek perlu mengingat landasan idealnya,
yaitu Pancasila dan landasan konstitusionalnya, yaitu UUD NRI Tahun 1945. Dalam kaitannya
dengan Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sebenarnya telah memberikan
peringatan kepada kita bahwa semua ilmu yang ada di dunia berasal dari Tuhan. Alam semesta
ini adalah objek kajian ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, sejak dahulu Tuhan telah menciptakan
bahwa benda yang berat jenisnya kurang dari satu akan terapung di air. Prinsip ini kemudian
ditemukan oleh manusia.Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta untuk
kemaslahatan umat manusia. Menyadari kenyataan ini, setiap manusia Indonesia di dalam
mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya mengingat ajaran dan perintah Tuhan.
Iptek harus dikembangkan dan diterapkan untuk kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa
dan mencelakakan manusia.Sementara itu, UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan
nasional, antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Selain itu, bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk itu, upaya
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek diarahkan agar senantiasa meningkatkan
kecerdasan manusia, meningkatkan pertambahan nilai barang dan jasa, serta kesejahteraan
masyarakat melalui pencepatan industrialisasi sebagai bagian dari pembangunan yang
berkelanjutan dengan mengindahkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat.Dari
amanat UUD NRI Tahun 1945 jelas bahwa pengembangan dan pemanfaatan iptek untuk
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara lahir maupun batin. Itu semua harus
mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat. Ini artinya
pengembangan dan pemanfaatan Iptek di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus
mempertimbangkan lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang ada di
Indonesia.
Usaha pengembangan dan pemanfaatan iptek, setiap manusia Indonesia harus memiliki
kearifan dan berpegang pada prinsip moral. Dengan demikian, pemanfaatan iptek dalam kegiatan
pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup. Akan tetapi, kalau iptek dimanfaatkan
tanpa kearifan dan tidak dengan pertimbangan moral, kecenderungan untuk merusak lingkungan
lebih besar. Sebagai contoh dinamit dan bahan peledak dimanfaatkan untuk mencari dan
menangkap ikan. Hal itu tentunya yang akibatnya dapat merusak habitat dan
lingkungan.Seseorang yang menggunakan bahan peledak, jelas semata-mata hanya demi
keuntungan pribadi, tidak didasari pertimbangan moral dan akibat baik buruknya dari tindakan
itu. Contoh lain misalnya nuklir.. Berbagai penelitian atau eksperimen yang dilakukan manusia,
pada hakikatnya adalah memahami dan ingin mencari kebenaran ilmu dan hukum-hukum Tuhan
di alam raya ini. Orang yang makin paham tentang alam semesta ini tentu makin kagum dan
yakin akan kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kedua, untuk membantu manusia dalam
menjalankan tugasnya untuk membangun alam semesta ciptaan Tuhan. Dengan iptek, akan
diciptakan berbagai perangkat yang dapat mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitas
kehidupannya di muka bumi ini.Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab,
seseorang harus sadar bahwa iptek yang dipergunakan itu dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Di samping itu, rasa tanggung jawab juga mengandung arti bahwa dalam
menerapkan iptek, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kemaslahatan
orang banyak.Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang selalu disertai dengan etika dan rasa
tanggung jawab akan mendatangkan hikmah. Selain itu, juga akan terhindar dari kerusakan
lingkungan hidup. Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang demikian harus disadari sebagai
ibadah.

C.RANGKUMAN
IPTEK merupakan sebuah sumber informasi yang dimana dapat meningkatkan pengetahuan
umum maupun wawasan seseorang pada bidang teknologi. IPTEK juga dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu berupa penemuan baru maupun
perkembangan dari bidang teknologi itu sendiri. Namun tidak semua perkembangan IPTEK
berpengaruh positif. Kita harus tetap mewaspadai adanya kemajuan IPTEK.
Berikut ini ialah merupakan sikap selektif dalam menghadapi pengaruh kemajuan IPTEK :
1. Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang
2. Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik
3. Menegakkan supremasi hukum
4. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank dunia, dan WTO
5. Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama dalam
menghadapi kepentingan negara-negara maju
6. Terbuka dalam berinovasi dan perubahan
7. Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK
8. Menghargai dan menghormati Hak Asasi Manusia
9. Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi
10. Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan

Pembahasan
Sisi negatif dari perkembangan IPTEK sendiri misalnya seperti :
 Dapat merusak moral yang dimana Internet menjadi media IPTEK yang dapat
mempengaruhi moral seseorang
 Dapat menimbulkan polusi
 Dapat membuat orang semakin malas karena IPTEK memiliki tujuan untuk
mempermudah dan memanjakan manusia
Sisi positif dari perkembangan IPTEK misalnya seperti :
 Dapat meringankan berbagai masalah yang dimana dihadapi oleh manusia
 Dapat membuat segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah
 Dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan alami yang semakin kesini semakin langka
 IPTEK juga membawa manusia ke arah lebi maju dan modern

D.TUGAS 2
1. Apa landasan ideal dalam mengembangkan dan menerapkan iptek .Sebutkan dan
jelsakan
2. Mengapa dalam UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan adanya tujuan nasional sesuai
perkembangan Iptek.jelsakan pendapat anda
3. Mengapa dalam penerapan dan pemanfaatan hasil ipek harus mengingat pada etika
sosial kemanusiaan atau etika moral.Jelasakan
4. Bagaimana tanggung jawab anda sebagai sorang pelajar dalam menerapakan Iptek
dalam kehidupan sehari-hari .Deskripdikan jawabanmu.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Konsep negara kesatuan (unitarisme)

A. Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 4 :Dapat
Mengevaluasi konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertangung jawab.
B. Uraian Materi
Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme) istilah Negara kesatuan sering juga disebut sebagai
negara unitaris, unity. yaitu negara tunggal (satu negara) yang monosentris (berpusat satu),
terdiri hanya satu negara, satu pemerintahan, satu kepala negara, satu badan legislatif yang
berlaku bagi seluruh wilayah Negara
Hakikat negara kesatuan yang sesungguhnya adalah kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar
maupun ke dalam dan kekuasaan pemeritah pusat tidak dibatasi.
Menurut C.F Strong dalam bukunya A History of Modern Political Constitution (1963:84),
negara kesatuan adalah bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam
suatu badan legislatif nasional. Kekuasa-an negara dipegang oleh pemerintah pusat. Pemerintah
pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi
pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat. Pendapat C.F Strong
tersebut dapat dimaknai bahwanegara kesatuan adalah negara bersusun tunggal, yakni kekuasaan
untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat
dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya
ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.
Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu
sentralisasi dan desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur
dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-
peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri. Akan tetapi, dalam negara kesatuan
bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri
(otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah.
Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi. Bagaimana dengan
NKRI?Pada saat ini, Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut sistem desentralisasi
melalui mekanisme otonomi daerah. Dengan sistem ini, pemerintah pusat memberikan sebagian
kewenangan pemerintahan kepada daerah otonom (provinsi dan kabupaten kota). Akan tetapi,
ada kewenangan yang tidak diberikan kepada daerah otonom, yaitu kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, agama, yustisi, pertahanan, keamanan moniter dan fisikal secara nasional.
Untuk memahami mengenai negara, maka terlebih dahulu akan diawali dengan
penelusuran kata negara secara literal. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yakni state(bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa Prancis). Kata
staat, state, etat diambil dari bahasa Latin statusatau satum yang berarti keadaan yang tegak dan
tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau satum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan). Istilah
ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama dengan istilah
status civitasi atau status republicae.Dari pengertian yang terakhir inilah, kata status pada abad
ke-16 dikaitkan dengan kata negara. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011. Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia)
Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kebangsaan modern.
Pembentukan negara kebangsaan modern didasarkan pada semangat kebangsaan atau disebut
nasionalisme. Nasionalisme merupakan tekad dari orang-orang yang ada di wilayah itu
(masyarakat bangsa) untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama
walaupun warga masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik, budaya, agama, bahkan dalam sejarah
sekalipun.Istilah negara di ambil dari bahasa Inggris, yakni state istilah ini sudah di gunakan
sejak zaman Yunani kuno. Aristoteles dalam bukunya Politica sudah merumuskan pengertian
negara. Saat itu, Polisyang berarti sebagai negara kota yang berfungsi sebagai tempat tinggal
bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk menjaga keamanan dari serangan
musuh. Selain itu, Plato memandang bahwa negara timbul karena adanya keinginan dan
kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan mendorong mereka untuk bekerja sama dalam
memenuhi kebutuhan.
Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan tersebut
secara sah pada semua orang yang ada didalam wilayahnya, mengatur hubungan,
menyelanggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan bersama.

C.RANGKUMAN
Negara merupakan sebuah terjemahan yang berasal dari kata asing dari Bahasa Inggris „state‟,
„staat‟ (Belanda dan Jerman), atau „etat‟ (Prancis). Sedangkan pengertian secara terminologi,
negara adalah organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita
untuk bersatu, hidup dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.Kata
“negara” mempunyai dua arti. Pertama, negara adalah masyarakat atau wilayah yang merupakan
satu kesatuan politis. Kedua, negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu,
yang menata dan dengan demikian menguasai wilayah itu.
Negara Indonesia terdiri dari banyak kepulauan, suku, adat, dan keyakinan. Bentuk negara
Indonesia sendiri adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pilihan Indonesia
menjadi negara kesatuan, didasarkan bukan hanya sekedar kepentingan atau sikap politik,
melainkan juga didasarkan atas komitmen persatuan dan keadilan.
Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia merujuk pada UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dengan
bunyi,
"Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Ketentuan ini dijelaskan
dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan
kabupaten, yang tiap-tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang."
Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kita wajib mengetahui bentuk negara Indonesia secara
jelas dan terperinci. Untuk mengetahui secara rinci, berikut kami telah rangkum untuk anda
bentuk negara indonesia, tujuan, dan fungsinya, yang dilansir dari Indonesia

D.Tugas 4.

1. Identifikasi tiga pendapat para pakar tentang makna negara kesatuan


2. Analisis persamaan dan perbedaan dari pendapat-pendapat tersebut!
3. Coba Anda rumuskan pengertian negara kesatuan menurut pendapat sendiri!
4. Identifikasi negara-negara di dunia yang berbentuk kesatuan!
5. Identifikasi kelebihan konsep negara kesatuan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5

Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 5 :Dapat
mengidentifikasi Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Uraian Materi
Sebagai warga negara yang baik, tentunya Anda harus memahami karakteristik Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut penting diketahui untuk makin mempertegas
identitas negara Indonesia. Oleh karena itu, pada bagian ini, Anda akan dibekali pengetahuan
mengenai karakteristik NKRI menurut UUD NRI Tahun 1945.Indonesia sejak kelahirannya pada
tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia
internasional dalam bentuk negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi dalam
Negara. Soepomo dalam Sidang BPUPKI, menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan
paham negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain
seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara
yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk
menyatukan seluruh wilayah Nusantara agar menjadi negara yang besar dan kukuh dengan
kekuasaan negara yang bersifat sentralistik. Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea
kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”Perubahan UUD NRI Tahun 1945 mengukuhkan
keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 telah
memperkukuh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun mengubah
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara federal. Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara
kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak
bangsa pada 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin
kukuh setelah dilakukan perubahan dalam UUD NRI Tahun 1945, yang dimulai dari adanya
ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah satunya adalah tidak mengubah
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai bentuk fi nal negara bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan untuk tetap
mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah
bentuk yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk
mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang
(dasar pemikiran). UUD NRI Tahun 1945 secara nyata mengandung semangat agar Indonesia ini
bersatu, baik yang tercantum dalam Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung
menyebutkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat
(1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945
serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keberadaan lembaga-lembaga dalam UUD NRI Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, yaitu “.... dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Karakteristik Negara Kesatuan
Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945
menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-
undang”. Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra
Pasifi k dan Samudra Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan
wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum; 3) kesatuan sosial-
budaya; 4) kesatuan ekonomi serta 5) kesatuan pertahanan dan keamanan. Dengan demikian,
meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya terikat dalam satu
kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C.RANGKUMAN
Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad yang
sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk negara kesatuan.
Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam
menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi dalam negara. Soepomo dalam Sidang BPUPKI,
menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan paham negara integralistik yang melihat
bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain seperti yang dikemukakan oleh Muhammad
Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita
tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut :
1. Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan Indonesia.
2. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi
3. Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau Jawa sehingga tidak ada tenaga di
daerah untuk membentuk negara federal.
4. Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya.
5. Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila sebagai
negara kesatuan.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan
keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara
Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang dirumuskan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi
sumpah anak bangsa pada tahun 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu tanah air,
satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari pertimbangan
bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indonesia
dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau
dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
secara nyata mengandung semangat agar Indonesia bersatu, baik sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu Pasal 1 Ayat (1), Pasal 18 Ayat (1), Pasal 18B Ayat (2), Pasal 25A dan
Pasal 37 Ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, terdapat pula
rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dan keberadaan lembaga-lembaga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas
dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “…
dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”
Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan. Pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara
dengan wilayah yang batas¬-batas dan hak¬haknya ditetapkan dengan undang¬undang”. Istilah
nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah
perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudera Pasifik dan
Samudera Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia

D. TUGAS MANDIRI

1. Identifi kasi keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam berbagai dimensi
kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Dari keunggulan-keunggulan NKRI yang telah Anda identifi kasi, keunggul-an di bidang
apa yang membuat Indonesia lebih maju dibandingkan negara lain? Berikan alasan
Anda!
3. Mengapa Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan.
4. Apa yang dimaksut Negara kesatuan republik Indonesia.Jelskan
5. Apa ketentuan dari Istilah Nusantara.Jelaskan
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6

Upaya menjaga dan mempertahanakan NKRI.

A. Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 6
:Mengevalusai Dinamika persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan NKRI

B. Uraian Materi

A. Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia NKRI .Sejak
saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk menentukan nasib dan
tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan
berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
b. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
c. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang anggotanya
dipilih melalui pemilihan umum.
d. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
e. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
f. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
g. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undangundang.

B. Hakikat dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam
suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan
pemerintah dengan teratur. Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas
yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas
adalah kesatuan sosial yang mengatur, memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat
hidup wajar dan berkembang terus. Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum didalam
undang-undang dasar Negara Indonesia, yaitu pada Alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi: untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, dengan berdasarkan kepada
ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratuan/ perwakilan serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rangkuman
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat
mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Prinsip
Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme Indonesia, kebebasan bertanggung jawab, wawasan
nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita pada era reformasi.
Meningkatkan keadilan dan tidak membeda bedakan antar suku bangsa. Arti Bhinneka
Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau Kitab Sutasoma
karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di
Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun
tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Membangun persatuan dan kesatuan
mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat
untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri
menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Bangsa Indonesia terdiri dari
kolektifitas kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat majemuk. Dari segi etnitasnya
terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300 jenis bahasa-bahasa
daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa suku bangsa (Koentjaraningrat,1993).
Penduduknya sudah mencapai 200 juta, yang menempatkan Indonesia pada urutan keempat
dunia. Suatu masyarakat yang multikultural tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang
memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter, akan tetapi sekaligus juga tidak dapat
disamakan pula dengan masyarakat yang memiliki diferensiasi atau spesialiasi yang tinggi.
Multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman kebudayaan.
Masyarakat yang benar-benar bersifat plural hanyalah apabila ada sesuatu keanekaragaman yang
resmi diakui di dalam sistem dasar dari kelembagaan-kelembagaan yang diwajibkan.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena Letak geografis Indonesia, perkawinan campur
dan iklim

C. RANGKUMAN
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa, terutama
persoalan yang menyangkut keutuhan NKRI, meski tidak dipungkiri bahwa persoalan dalam diri
pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran pemuda untuk mampu merubah dirinya
dari objek pembangunan menjadi subjek pembangunan dan mampu tampil
untuk memajukan bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya dengan
membangun kesadaran bagi pemuda, maka masalah keutuhan NKRI memiliki harapan untuk
makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:
a. bangga sebagai bangsa Indonesia,
b. menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,
c. menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling menghormati
perbedaan,
d. menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi bangsa di
masa mendatang,
e. menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.

D.TUGAS MANDIRI
1. Setiap warga negara harus berpartisipasi dalam upaya bela negara. Jelaskan
maksudnya
2. Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk menentukan nasib dan
tujuannya sendiri dan mengapa bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa
Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jelaskan
3. Berikan contoh sikap dan perilaku menjaga kesatuan NKRI!
4. Sebutkan partisipasi bela negara di dalam lingkungan masyaraka
5. Berikan contoh sikap dan perilaku menjaga kesatuan NKRI!
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7

Pentingnya Menjaga Keutuhan NKRI

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar 7 maka Upaya
Dalam Mempertahankan Keutuhan NKR diharapkan dapat:, tanggung jawab, Cinta damai, ,
cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Semboyan bangsa Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”, artinya meskipun terdiri
dari aneka ragam budaya, tetapitetap satu jua. Semboyan ini mengokohkan Indonesia
sebagaibangsa yang bersatu, bangsa yang mau menghargaiperbedaan, dan bangsa yang
senantiasa menghormatikeragaman budaya yang berpijak pada nilai-nilai Pancasilasebagai dasar
negara.Rintisan perjuangan untuk mewujudkan persatuan dankesatuan bangsa telah dimulai sejak
dikumandangkan SumpahPemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Teks SumpahPemuda itu berisi
tentang satu bahasa, satu bangsa, dan satutanah air yaitu Indonesia. Dengan ikrar yang dikemas
dalamSumpah Pemuda inilah, perjuangan yang masih bersifatkedaerahan bersatu padu untuk
mewujudkan suatu kesatuandalam menggalang kekuata
Dasar-dasar pembentukan jiwa nasional dipelopori olehpara pejuang kemerdekaan
bangsa, antara lain yangdilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional padatahun
1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemudapada tahun 1928. Akhirnya titik akhir sejarah
perjuanganbangsa Indonesia dalam mendirikan negara tercapai dengandiproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal17 Agustus 1945.Sungguh luar biasa, betapa besar nilai
kebersamaandalam mewujudkan cita-cita mulia, cita-cita mencapaiIndonesia merdeka. Bangsa
Indonesia mampu menyatukanadat istiadat yang berbeda. Mampu menyatukan corak
ragambudaya yang berbeda, mampu menyatukan bahasa yangberbeda untuk mewujudkan
harapan satu.Tidak salah jika ada sebuah perumpamaan, “Jika sapulidi itu sendiri, maka cukup
mudah untuk dipatahkan, tetapijika sapu lidi itu disatukan maka akan kuat dan sulit
untukdipatahkan.” Itulah sebuah nilai pentingnya persatuan dankesatuan. Bahkan ada sebuah
semboyan yang perlu untukdirenungkan bersama yaitu, ”Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”
Sebagai warga negara yang baik, penting untuk mengetahui hakikat, sejarah, dan landasan
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Dengan demikian, warga negara dapat
memahami pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
menurut cara pandang geopolitik, kelangsungan hidup suatu bangsa tergantung kepada ruang
untuk hidupnya atau wilayah negara tersebut. Demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia, maka
wilayah negara Republik Indonesia harus dipertahankan. Semua Warga Negara Indonesia (WNI)
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Warga Negara Indonesia juga berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Keutuhan NKRI,
menentukan tercapainya tujuan negara Indonesia yang terdapat dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Keutuhan NKRI, menentukan tercapainya tujuan negara Indonesia yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu:
egara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum; dan ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Sejak awal kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia menyatakan berdaulat atas seluruh
wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. NKRI adalah negara kepulauan. Jumlah pulaunya
mencapai lebih dari 16 ribu pulau. Menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia. Sebagai negara kepulauan, maka wilayah negara Indonesia sebagian besar adalah laut.
Laut mencapai dua pertiga bagian dan sebagian adalah wilayah darat. Wilayah NKRI juga
mencakup udara di atas wilayah laut dan darat. Pembagian wilayah NKRI diatur dalam UUD
1945 pasal 18 ayat 1. NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi menjadi kabupaten
dan kota. Wilayah NKRI dibagi menjadi 34 provinsi dengan ibu kotanya. Kepala daerah provinsi
disebut gubernur. Kepala daerah kabupaten disebut bupati. Kepala daerah kota disebut wali kota.
Pembagian wilayah tersebut dinilai sesuai dengan bentuk negara kesatuan

C.RANGKUMAN
Persatuan dan Kesatuan NKRI harus tetap dijaga dan dipertahankan. Sebab jika tidak
terkelola akan menjadi malapetaka dan kehancuran serta perpecahan dimana-mana. Karena itu,
mengelola sebuah negara besar seperti Indonesia tidaklah mudah. Sedikit salah kelola saja bisa
berimplikasi pada ancaman disintergrasi.
„‟Dengan cara memperkuat idealisme, nasionalisme, dan kecintaan kita terhadap negara ini
adalah merupakan bentuk tanggung jawab kita untuk melawan segenap ancaman terhadap
eksistensi NKRI yang kita cintai ini
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Bagaimana agar keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara
berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi
artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah
dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
diperlukan sikap-sikap:
1) Cinta Tanah Air Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
 Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan
 rakyat. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk
diabdikan
 kepada negara.
2) Membina Persatuan dan Kesatuan Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di
manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
 Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
 Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
 Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,
 Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah
atau menyimpan dendam. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku,
agama, maupun bahasa dan kebudayaan
3) Rela Berkorban Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut: Partisipasi tenaga Partisipasi pikiran
4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI Era globalisasi yang ditandai dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah
mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat
kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan
yang matang diantaranya adalah sebagai berikut : Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan
pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya
suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.
 Kesiapan perekonomian rakyat.
 Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk
ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan
pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah
nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga
untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
internasional.
5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI : Menjaga wilayah dan
kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan,kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa. Menghormati perbedaan suku,
budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan,
bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu
semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah
maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan
terhadap ikrar bersama. Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah
dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan
selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat
Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda,
baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan. Pentingnya Menjaga
Keutuhan Wilayah NKRI Penduduk Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa tersebar di
seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Keadaan penduduk yang tersebar dipelosok nusantara
akan mudah terpecah belah jika masih menonjolkan kepentingan suku, dan golongan oleh karena
itu penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan senantiasa berpegang pada semboyan
bhinneka tunggal ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Bahasa Sansekerta, artinya walau
berbeda-beda tetap satu .

D. TUGAS 7
1. Mengapa pentingnya menjaga keutuhan NKRI .Jelaskan
2. Bagaiaman cara menjaga NKRI sebagai pelajar
3. Apa saja sikap dan perilaku dalam mempertahankan NKRI.Sebutkan.
4. Hal apa saaja yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan
Negara.
5. Apa Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8

Proses Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke 8 makadapat
mendeskripsiakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke yang:,bertanggung
jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural
background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan.
Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi hebat.
Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa
menimbulkan bencana dahsyat.
Nation And Character Building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional sebagai
wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini semangat yang
menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar sepertinya semangat mengutamakan
paham suku bangsa lebih beradab dan maju ketimbang suku bangsa yang lainnya cenderung
tumbuh.
Padahal semangat Kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-bangsanya
di tengah-tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham kebangsaan
yang dikembangkan sejak negara ini berdiri.
Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga,
melindungi, mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab,
setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang
sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekat untuk
membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan mutualisme
(kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang didasarkan atas
kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin pudar. Padahal makna dari
manifesto kultural itu adalah tertanamnya perasaan saling memiliki dan menghargai sesama
warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang etnik dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Berikut ini akan dipaparkan dinamika persatuan dan kesatuan bangsa dari masa ke masa.
Pembahasan difokuskan kepada kondisi politik ketatanegaraan serta contoh gerakan-gerakan
yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa.

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan (18 Agustus 1945
sampai dengan 27 Desember 1949)
Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk pemerintahan adalah republik yang
mana presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara.
Sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem pemerintahan presidensial.Dalam periode ini,
yang dipakai sebagai pegangan adalah Undang-Undang Dasar 1945. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya belum dapat dijalankan secara murni dan konsekuen. Hal ini dikarenakan bangsa
Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Pada waktu itu, semua kekuatan
negara difokuskan pada upaya mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih dari
rongrongan kekuatan asing yang ingin kembali menjajah Indonesia. Dengan demikian, walaupun
Undang-Undang Dasar 1945 telah berlaku, namun yang baru dapat dibentuk hanya presiden,
wakil presiden, serta para menteri dan gubernur yang merupakan perpanjangan tanggan
pemerintah pusat. Adapun departemen yang dibentuk untuk pertama kalinya di Indonesia terdiri
atas 12 departemen. Provinsi yang baru dibentuk terdiri atas delapan wilayah yang terdiri atas
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Kondisi di atas didasarkan pada Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.
Dengan demikian, tidaklah menyalahi apabila MPR/DPR RI belum dimanfaatkan karena
pemilihan umum belum diselenggarakan. Lembaga-lembaga tinggi negara lain yang disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA belum dapat
diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat dan harus dibentuk berdasarkan undang-
undang. Untuk mengatasi hal tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 melalui ketentuan dalam
pasal IV Aturan Peralihan menyatakan bahwa sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan pertimbangan Agung dibentuk menurut undang-undang dasar ini,
segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.Pasal IV
Aturan Peralihan UUD 1945 secara langsung memberikan kekuasaan yang teramat luas kepada
presiden. Dengan kata lain, kekuasaan presiden meliputi kekuasaan pemerintahan negara
(eksekutif), menjalan kekuasaan MPR dan DPR (legislatif) serta menjalankan tugas DPA.
Kekuasaan yang teramat besar itu diberikan kepada presiden hanya untuk sementara waktu,
supaya penyelenggaraan negara dapat berjalan. Oleh karena itu PPKI dalam Undang-Undang
Dasar 1945 mencantumkan dua ayat Aturan Tambahan yang menegaskan bahwa:a. Dalam enam
bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden Indonesia mengatur dan
menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar ini.b. Dalam enam
bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, majelis itu bersidang untuk
menetapkan undang-undang dasar.Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh
Belanda untuk menuduh Indonesia sebagai negara diktator karena kekuasaan negara terpusat
kepada presiden. Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka
pemerintah RI mengeluarkan tiga buah maklumat.a. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca
eks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum
masa waktunya berakhir (seharusnya berlaku selam enam bulan). Kemudian, maklumat tersebut
memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat. Pada dasarnya, maklumat ini adalah penyimpangan terhadap ketentuan
UUD 1945.
Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik
yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa
salah satu ciri demokrasi adalah multipartai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar Dunia
Barat menilai bahwa Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi. c. Maklumat
pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem pemerintahan
presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer. Maklumat tersebut kembali menyalahi
ketentuan UUD RI 1945 yang menetapkan sistem pemerintahan presidensial sebagai sistem
pemerintah Indonesia.Ketiga maklumat di atas memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
sistem ketatanegaraan Indonesia. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 telah
membawa perubahan total dalam sistem pemerintahan negara kita. Pada tanggal tersebut,
Indonesia memulai kehidupan baru sebagai penganut sistem pemerintahan parlementer. Dengan
sistem ini, presiden tidak lagi mempunyai rangkap jabatan, presiden hanya sebagai kepala
negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Kabinet dalam hal ini
para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada DPR yang kekuasaannya
dipegang oleh BP KNIP. Secara konseptual, perubahan ini diharapkan akan mampu
mengakomodasi semua kekuatan yang ada dalam negara ini. Akan tetapi, pada kenyataannya,
sistem ini justru membawa bangsa Indonesia ke dalam keadaan yang tidak stabil. Kabinet-
kabinet parlementer yang dibentuk gampang sekali dijatuhkan dengan mosi tidak percaya dari
DPR. Sistem pemerintahan parlementer tidak berjalan lama. Sistem tersebut berlaku mulai
tanggal 14 November 1945 dan berakhir pada tanggal 27 Desember 1949. Dalam rentang waktu
itu, terjadi beberapa kali pergantian kabinet. Kabinet yang pertama dipimpin oleh Sutan Syahrir
yang dilanjutkan dengan kabinet Syahrir II dan III. Sewaktu bubarnya kabinet Syahrir III,
sebagai akibat meruncingnya pertikaian antara Indonesia-Belanda, pemerintah membentuk
Kabinet Presidensial kembali (27 Juni 1947–3 Juli 1947). Namun atas desakan dari beberapa
partai politik, Presiden Soekarno kembali membentuk Kabinet Parlementer, seperti berikut:
Kabinet Amir Syarifudin I: 3 Juli 1947-11 November 1947b. Kabinet Amir Syarifudin II: 11
November 1947-29 Januari 1948c. Kabinet Hatta I: 29 Januari 1948-4 Agustus 1949d. Kabinet
Darurat (Mr. Sjafruddin Prawiranegara): 19 Desember 1948-13 Juli 1949e. Kabinet Hatta II: 4
Agustus 1949-20 Desember 1949Kondisi pemerintahan tidak stabil karena kabinet yang dibentuk
tidak bertahan lama serta rongrongan kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Pemberontakan tersebut menambah catatan kelam sejarah bangsa ini dan rakyat makin
menderita. Periode Negara Kesatuan Republik Indonesia berakhir seiring dengan hasil
kesepakatan Konferensi Meja Bundar yang mengubah bentuk negara kita menjadi negara serikat
pada tanggal 27 Desember 1949. Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan
separatis dengan tujuan mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun
gerakan-gerakan tersebut di antaranya sebagai berikut.a. Pemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) Madiun 1948Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang
dipimpin oleh Muso. Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti dasar
negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan Soviet Republik Indonesia.
Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati.
PKI juga melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran. Pada tanggal 30
September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang dibantu oleh
rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian
timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur) mengerahkan kekuatan TNI dan
polisi untuk melakukan pengejaran dan pembersihan di daerah-daerah sehingga Muso dan Amir
Syarifuddin berhasil ditembak mati.b. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di
Daerah Jawa Barat Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan
(SM) Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita-
citanya membentuk Negara Islam Indonesia (NII) diwujudkan melalui Proklamasi yang
dikumAndangkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa Barat. Untuk mengatasi
pemberontakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo, Pasukan TNI dan rakyat menggunakan
Operasi Pagar Betis di Gunung Geber. Akhirnya, pada tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo
berhasil ditangkap dan dijatuh ditanggakap dan dijatuhi hukuman mati

2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat (27 Desember
1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)
Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus 1950. Pada masa ini, yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat tahun 1949. Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara kita
adalah serikat atau federasi dengan 15 negara bagian. Bentuk pemerintahan yang berlaku pada
periode ini adalah republik. Ciri republik diterapkan ketika berlangsungnya pemilihan Ir.
Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Drs. Moh. Hatta sebagai
Perdana Menteri. Sistem pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem parlementer
kabinet semu (quasi parlementer), dengan karakteristik sebagai berikut.a. Pengangkatan perdana
menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana lazimnya.b. Kekuasaan
perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu tampak pada ketentuan bahwa
Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan pemerintah. Seharusnya, Presiden hanya
sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri.c.
Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.d. Pertanggungjawaban
kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun harus melalui keputusan
pemerintah.e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak
punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya
kepada kabinet.f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Selain Presiden dan para menteri (kabinet), negara RIS juga mempunyai
Senat, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung dan Dewan Pengawas Keuangan sebagai
alat perlengkapan negara. Parlemen RIS terdiri atas dua badan, yaitu senat dan DPR. Senat
beranggotakan wakil dari negara bagian yang ditunjuk oleh pemerintah pusat. Setiap negara
bagian diwakili oleh dua orang.Keputusan untuk memilih bentuk negara serikat, sebagaimana
telah diuraikan di muka, merupakan politik pecah belahnya kaum penjajah. Hasil kesepakatan
dalam Konferensi Meja Bundar, memang mengharuskan Indonesia berubah dari negara kesatuan
menjadi negara serikat. Bagaimana nasib negara serikat itu? Layaknya bayi yang lahir prematur,
kondisi RIS juga Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan105seperti itu. Muncul berbagai
reaksi dari berbagai kalangan bangsa Indonesia menuntut pembubaran Negara RIS dan kembali
kepada kesatuan NRI. Maka pada 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-
Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1950, yang isinya mengatur tata cara perubahan susunan
kenegaraan negara RIS. Dengan adanya undang-undang tersebut, hampir semua negara bagian
RIS menggabungkan diri dengan NRI yang berpusat di Yogyakarta. Akhirnya, Negara RIS
hanya memiliki tiga negara bagian, yaitu NRI, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra
Timur.
Bagaimana pengaruh kondisi seperti itu terhadap RIS sendiri? Kondisi itu mendorong
RIS berunding dengan pemerintahan RI untuk membentuk negara kesatuan. Pada tanggal 19 Mei
1950, dicapai kesepakatan yang dituangkan dalam piagam perjanjian. Disebutkan pula dalam
perjanjian tersebut bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan undang-undang
dasar baru yang merupakan gabungan dua konstitusi yang berlaku, yakni konstitusi RIS dan juga
Undang-Undang Dasar 1945 yang menghasilkan UUDS 1950. Pemerintah Indonesia bersatu ini
dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagaimana diangkat
sebagai presiden dan wakil presiden pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950. Sejak saat itulah, pemerintah menjalankan pemerintahan dengan
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Pada masa Republik Indonesia Serikat
juga terdapat gerakan-gerakan separatis yang terjadi beberapa wilayah Indonesia, di antaranya:a.
Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond
Westerling. Gerakan ini didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu
adil yang akan membawa mereka ke suasana aman dan tenteram serta memerintah dengan adil
dan bijaksana. Tujuan gerakan APRA adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di
Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada negara bagian RIS. Pada tanggal 23 Januari 1950,
pasukan APRA menyerang Kota Bandung serta melakukan pembantaian dan pembunuhan
terhadap anggota TNI. APRA tidak mau bergabung dengan Indonesia dan memilih tetap
mempertahankan status quo karena jika bergabung dengan Indonesia, mereka akan kehilangan
hak istimenya. Pemberontakan APRA juga didukung oleh Sultan Hamid II yang menjabat
sebagal menteri negara pada Kabinet RIS. Pemberontakan APRA berhasil ditumpas melalui
operasi militer yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangi.b. Pemberontakan Andi Azis di
MakassarPemberontakan di bawah pimpinan Andi Aziz ini terjadi di Makassar diawali dengan
adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan tersebut terjadi karena
adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti-federal. Mereka mendesak Negara
Indonesia Timur (NIT) segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu, terjadi
demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya negara federal. Keadaan ini
menyebabkan muncul kekacauan dan ketegangan di masyarakat.Untuk mengatasi
pemberontakan tersebut, pemerintah pada tanggal 8 April 1950 mengeluarkan perintah bahwa
dalam waktu 4 x 24 Jam Andi Aziz harus melaporkan diri ke Jakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan
untuk menyerahkan diri dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat yang sama, dikirim pasukan
untuk melakukan operasi militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E. Kawilarang.Pada
tanggal 15 April 1950, Andi Aziz berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh Presiden NIT,
Sukawati. Tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili, sedangkan
pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi
Selatan. Pada 21 April 1950, pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari
pasukan pemberontak
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)Pemberontakan RMS (Republik Maluku
Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memproklamasikan negara Republik
Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Mereka ingin merdeka dan melepaskan diri dan
wilayah Republik Indonesia karena menganggap Maluku memiliki kekuatan secara ekonomi,
politik, dan geografi s untuk berdiri sendiri. Penyebab utama munculnya Gerakan Republik
Maluku Selatan (RMS) adalah masalah pemerataan jatah pembangunan daerah yang dirasakan
sangat kecil, tidak sebanding dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini dapat diatasi melalui
ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang (Panglima Tentara dan
Teritorium Indonesia Timur). Melalui ekspedisi militer, beberapa wilayah penting dapat dikuasai
seperti Maluku, Ambon, dan sekitarnya, sehingga beberapa anggotanya banyak yang melarikan
diri ke negeri Belanda
3. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950
sampai dengan 5 Juli 1959)
Pada periode ini, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950. UUDS RI
1950 merupakan perubahan dari Konstitusi RIS yang diselenggarakan sesuai dengan Piagam
Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950.Bentuk negara
Indonesia pada periode ini adalah kesatuan yang kekuasaan-nya dipegang oleh pemerintah pusat.
Hubungan dengan daerah didasarkan pada asas desentralisasi. Bentuk pemerintahan yang
diterapkan adalah republik, dengan kepala negara adalah seorang presiden yang dibantu oleh
seorang wakil presiden. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali mengisi dua jabatan
tersebut.Sistem pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem pemerintahan
parlementer dengan menggunakan kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana
menteri. Alat-alat perlengkapan negara meliputi Presiden dan Wakil Presiden, menteri-menteri,
Dewan Perwakilan rakyat, Mahkamah Agung, dan Dewan Pengawas Keuangan. Pada saat mulai
berlakunya UUDS RI 1950, dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang merupakan
gabungan anggota DPR RIS ditambah ketua dan anggota Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat dan anggota yang ditunjuk oleh presiden.
Praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS
1950 ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan
kestabilan politik. Hal ini tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu antara
1950-1959 telah terjadi 7 kali pergantian kabinet.a. Kabinet Natsir: 6 September 1950–27 April
1951b. Kabinet Sukirman: 27 April 1951–3 April 1952c. Kabinet Wilopo: 3 April 1952–30 Juli
1953d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I: 30 Juli 1953–12 Agustus 1955e. Kabinet Burhanudin
Harahap: 12 Agustus 1955–24 Maret 1956. Pada masa kabinet ini, Indonesia untuk pertama
kalinya menyelenggarakan pemilihan umum yang diikuti oleh 28 partai. Pemilu dilaksanakan
atas dasar Undang-undang Pemilu Nomor 7 tahun 1953. Pemilu 1955 dilaksanakan selama dua
tahap, yaitu pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen dan tanggal 15
Desember untuk memilih anggota konstituante.f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II: 24 Maret 1956–
9 April 1957.g. Kabinet Djuanda (karya): 9 April 1957–10 Juli 1959.Hal yang menyebabkan
kondisi negara kacau pada periode ini adalah tidak berhasilnya badan konstituante menyusun
undang-undang dasar yang baru. Keadaan ini memancing persaingan politik dan menyebabkan
kondisi ketatanegaraan bangsa Indonesia menjadi tidak menentu. Kondisi yang sangat
membahayakan bangsa dan negara ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengajukan
rancangannya mengenai konsep demokrasi terpimpin dalam rangka kembali kepada UUD 1945.
Terjadi perdebatan yang tiada ujung pangkal sementara disisi lain kondisi negara makin gawat
dan tidak terkendali yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kondisi tersebut
mendorong presiden untuk menggunakan wewenangnya yakni mengeluarkan Dekret Presiden
tanggal 5 Juli tahun 1959, yang berisi di antaranya sebagai berikut.a. Pembubaran konstituanteb.
Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.c. Pembentukan
MPR dan DPA sementara.Pada periode ini juga terjadi beberapa gerakan separatis di daerah di
antaranya:a. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)1) Daerah Sulawesi Selatan:
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pemberontakan ini
disebabkan oleh Kahar Muzakar yang menempatkan laskar-laskar rakyat Sulawesi Selatan ke
dalam Iingkungan APRlS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) dan berkeinginan untuk
menjadi pimpinan dan APRIS. Pada tanggal 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar bersama dengan
pasukannya melarikan diri ke hutan dan pada tahun 1952 ia mengumumkan bahwa Sulawesi
Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Penumpasan terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh Kahar Muzakar mengalami kesulitan
sebab tempat persembunyian mereka berada di hutan yang ada di daerah pegunungan. Akan
tetapi, pada bulan Februari 1965 berhasil ditumpas oleh TNI dan Kahar Muzakar ditembak
mati.2) Daerah Aceh: Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh yang
merupakan mantan Gubernur Aceh. Pemberontakan ini disebabkan oleh status Aceh yang semula
menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi daerah keresidenan di bawah Provinsi Sumatra
Utara. Kebijakan pemerintah tersebut ditentang oleh Daud Beureuh sehingga pada tanggal 21
September 1953, ia mengeluarkan maklumat tentang penyatuan Aceh ke dalam Negara Islam
Indonesia pimpinan Kartosuwiryo. Pemerintah Republik Indonesia memberantas pemberontakan
ini di Aceh dengan kekuatan senjata atau operasi militer dan melakukan musyawarah dengan
rakyat Aceh, sehingga pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh dan melalui musyawarah tersebut, berhasil dicapai penyelesaian secara
damai.
Daerah Kalimantan Selatan: Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh
Ibnu Hajar yang menamakan gerakannya dengan sebutan Kesatuan Rakyat yang Tertindas. Pada
tahun 1954, lbnu Hajar secara resmi bergabung dengan Negara Islam Indonesia dan ditunjuk
sebagai panglima tertinggi TIM (Tentara Islam Indonesia). Pada tahun 1963, pemerintah
Indonesia berhasil menumpas pemberontakan ini, Ibnu Hajar dan anak buahnya berhasil
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
b. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan
Rakyat Semesta)Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan oleh
adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal itu
dikarenakan jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang
diusulkan. Hal tersebut menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat.
Selanjutnya, dibentuk gerakan dewan berikut.1) Dewan Banteng di Sumatra Tengah dipimpin
oleh Letkol Ahmad Husein.2) Dewan Gajah di Sumatra Utara dipimpin oleh Letkol M.
Simbolon.3) Dewan Garuda di Sumatra Selatan.4) Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan
Selatan.5) Dewan Manguhi di Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Ventje Samual.Puncak
pemberontakan ini terjadi pada tanggal 10 Februari 1958, Ketua Dewan Banteng mengeluarkan
ultimatum kepada pemerintah pusat. Isi ultimatum tersebut adalah menyatakan bahwa Kabinet
Djuanda harus mengundurkan diri dalam waktu 5 x 24 jam. Setelah menerima ultimatum
tersebut, pemerintah pusat bertindak tegas dengan cara memberhentikan secara tidak hormat
Achmad Husein dan melakukan operasi militer pada tanggal 12 Februari 1958. Di bawah
pimpinan KSAD, A. H. Nasution membekukan komando daerah militer Sumatra Tengah serta
mengadakan operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi 17 Agustus yang berhasil
menghancurkan gerakan separatis tersebut. Namun, pada tanggal 15 Februari 1955, terjadi
proklamasi PRRI yang berisi bahwa daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah memutuskan
hubungan dengan pemerintah pusat. Untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan PRRI,
pemerintah pusat melancarkan operasi Sapta Marga dan berhasil melumpuhkan aksi dilakukan
PRRI/Permesta.
4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959 sampai dengan 11
Maret 1966 ) Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah membawa kepastian di negara
Indonesia. Negara kita kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang
berkedudukan sebagai asas penyelenggaraan negara. Sejak berlakunya kembali UUD 1945,
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk
pada tanggal 9 Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas:a. Kabinet Inti, yang terdiri
atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10 orang menteri.b. Menteri-
menteri ex offi cio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat menjadi
menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara,
Jaksa Agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agungc.
Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.Pada periode ini muncul pemikiran di kalangan para
pemimpin bangsa Indonesia, yang dipelopori Presiden Soekarno, yang memandang bahwa
pelaksanaan demokrasi liberal pada periode yang lalu hasilnya sangat mengecewakan. Sebagai
akibat dari kekecewaan tersebut, presiden Soekarno mencetuskan konsep demokrasi terpimpin.
Pada mulanya, ide demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Namun, lama kelamaan, bergeser menjadi
dipimpin oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Maka, akhirnya segala sesuatunya didasarkan
kepada kepemimpinan penguasa dalam hal ini Pemerintah.
Pelaksanaan pemerintahan pada periode ini, meskipun berdasarkan UUD 1945, tetapi
kenyataanya banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Berikut ini adalah
beberapa penyimpangan selama pelaksanaan demokrasi terpimpin.a. Membubarkan DPR hasil
pemilu dan menggantikannya dengan membentuk DPR Gotong Royong (DPRGR) yang
anggotannya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.b. Membentuk MPR sementara yang
anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.c. Penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden
seumur hidup oleh MPRS. d. Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No.13
Tahun 1959 yang anggotanya berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan organisasi
sosial politik yang ada di Indonesia. e. Terjadinya pemerasan dalam penghayatan Pancasila.
Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperas menjadi
tiga unsur yang disebut Trisila, kemudian Trisila ini diperas lagi menjadi satu unsur yang disebut
Ekasila. Ekasila inilah yang dimaksud dengan Nasakom (nasionalis, agama dan komunisme).
Gagasan Nasakom inilah yang memberi peluang bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal tersebut dimasukkan dalam UU RI Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pemerintah Daerah.
Semua unsur Nasakom termasuk di dalamnya PKI harus diperhatikan dalam penunjukan unsur
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Jadi, bila di suatu daerah hanya ada seorang tokoh
PKI, ia harus diikutsertakan sebagai pimpinan DPRD apabila ia menjadi anggota DPRD di satu
daerah. Hal inilah yang membuat PKI mendapatkan posisi yang strategis bahkan dominan.
Karena merasa mempunyai posisi yang kuat, PKI melakukan pemberontakan pada tanggal 30
September 1965 yang menewaskan tujuh orang perwira TNI Angkatan Darat.

5.Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei
1998)Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya, akhir-nya jatuh pada
tahun 1966. Jatuhnya Soekarno menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh
kekuatan baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Ia muncul
sebagai pemimpin Orde Baru yang siap untuk membangun kembali pemerintahan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.Prioritas
utama yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru bertumpu pada pembangunan ekonomi dan
stabilitas nasional yang mantap. Ekses dari kebijakan tersebut adalah digunakannya pendekatan
keamanan dalam rangka mengamankan pembangunan nasional. Oleh karena itu jika terdapat
pihak-pihak yang dinilai mengganggu stabilitas nasional, aparat keamanan akan menindaknya
dengan tegas. Sebab jika stabilitas keamanan terganggu maka pembangunan ekonomi akan
terganggu. Jika pembangunan ekonomi terganggu maka pembangunan nasional tidak akan
berhasil.Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem
pemerintahan presidensial. Adapun kelebihan dari system pemerintahan Orde Baru:a.
Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70
dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.b.
Suksesnya program transmigrasi.c. Suksesnya program Keluarga Berencana. d. Sukses
memerangi buta huruf. Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru melakukan
beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa
penyimpangan konstitusional yang paling menonjol pada masa Pemerintahan Orde Baru
sekaligus menjadi kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut:a. Bidang
ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
Terjadinya praktik monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik, sehingga
terjadi jurang pemisah antara pusat dan daerah. Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad
untuk kepentingan individu.
Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif. Presiden sebagai
pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan dengan lembaga legislatif.
Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan disosialisasikan dengan sistem komando.
Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya pemerintahan. Praktik kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN) biasa terjadi yang tentunya merugikan perekonomian negara dan kepercayaan
masyarakat. c. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi
kekuasaan presiden kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang terjadinya
praktik KKN dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat ditegakan karena banyaknya
oknum penegak hukum yang cenderung memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan.
Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan konglomerat yang dekat dengan penguasa. Segala
penyimpangan yang disebutkan di atas mengakibatkan negara Indonesia terjerembab pada suatu
keadaan krisis multidimensional. Kondisi yang mencemaskan ini telah membangkitkan gerakan
reformasi menumbangkan rezim otoriter. Maka pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto
menyatakan mengundurkan diri. Sebagai gantinya, B.J Habibie yang ketika itu menjabat sebagai
wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga. Masa jabatan Presiden B.J Habibie
berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20
Oktober 1999.6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei 1998-sekarang)
Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin mendorong
usaha penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara.
Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan
yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan
yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara
itu berisi:a. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif danb. jaminan atas hak
asasi manusia dan hak-hak warga negara.Berdasarkan hal itu, salah satu bentuk reformasi yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah melakukan perubahan atau amandemen atas Undang-
Undang Dasar 1945. Dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat
konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu
pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan UUD 1945 pada hakikatnya tidak mengubah
sistem pemerintahan Indonesia. Baik sebelum maupun sesudah perubahan, sistem pemerintahan
Indonesia tetap presidensial. Tetapi perubahan tersebut telah mengubah peran dan hubungan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan115presiden dan DPR. Jika dulu presiden memiliki
peranan yang dominan, bahkan dalam praktiknya dapat menekan lembaga-lembaga negara yang
lain, kini UUD NRI Tahun 1945 memberi peran yang lebih proporsional (berimbang) terhadap
lembaga-lembaga negara. Begitu pula kontrol terhadap kekuasaan presiden menjadi lebih
ketat.Selain itu, perubahan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengubah struktur ketatanegaraan
Indonesia. Jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebelum diubah maka UUD
NRI 1945 terdapat penghapusan dan penambahan lembaga-lembaga negara. Untuk lebih
jelasnya, berikut dipaparkan perubahan-perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia
setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 1 ayat
(2).
b. MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD
(Pasal 2 ayat (1)).
c. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)).
d. Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7)
e. Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).
f. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.g. Presiden bukan mandataris MPR.
h. MPR tidak lagi menyusun GBHN.
i. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal 24B dan 24C).
j. Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4)).
k. Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5))
g. satuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5)).

C.RANGKUMAN.
1. PERIODISASI KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA UUD 1945 (
18 Agustus „45-27 Des „49) Konstitusi RIS ( 27 Des „49-17 Agustus ‟50) UUDS 1950 ( 17
Agustus‟50-5Juli „59) UUD 1945 (Perubahan) (19 Okt „99-Sekarang) UUD 1945 ( 5 Juli
„59-19 Okt „99)
2. Susunan Formal : 3 Bagian Sistem Ketatanegaraan Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk
Pemerintahan : Republik Sistem pemerintahan : Presidensial 1. Pembukaan 2. Batang Tubuh
( 16 Bab, 27 Pasal, 4 Pasal AP,2 ayat AT)) 3. Penjelasan Kedaulatan : Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan hukum Presiden dan Wapres : Ir Sukarno dan Drs Moh. Hatta Penyimpangan
yang terjadi : 1.KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN) 2.
Menerapkan sistem Parlementer (Demokrasi parlementer Lembaga Negara : MPR (
Tertinggi) Presiden DPR DPA MA BPK
3. Latar Belakang : Intervensi dari pihak Belanda dgn cara : Agresi Militer I dan II di Jakarta
(1947) dan di Jogjakarta (1948 Lembaga Negara : Presiden Menteri 2 Senat DPR MA DPK
KMB (Den Haag, 23 Ag-2 Nov 1949), Hadir : Wakil RI Wakil BFO ( Negara Boneka
Belanda) PBB Isi : - didirikan Negara RIS - Penyerahan kedaulatan kepada RIS - didirikan
uni antara RIS dgn Kerajaan Belanda Presiden dan Wapres : Ir Sukarno dan Drs Moh. Hatta
Sistem Ketatanegaraan Bentuk Negara : Serikat Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem
pemerintahan : Parlementer 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Negara Bagian : Negara Republik Indonesia (
UUD ‟45) Indonesia Timur 8. Satuan Pesundan Kenegaraan Jawatimur Madura Sumatera
Timur Sumatera Selatan Susunan Formal : 3 Bagian 1. Pembukaan 2. Batang Tubuh (6 Bab,
197 Pasal, Lampiran
4. LB : Kesepakatan antara RIS ( Tersisa 3) dan RI untuk kembali ke bentuk negara kesatuan
Presiden & Wapres : Susunan Formal UUDS : 2 Bagian Melakukan perubahan terhadap
konstitusi RIS dengan cara memasukkan materi UUD ‟45 1. Mukadimah 2. Batang tubuh (6
bab,146 Pasal) Sistem Ketatanegaraan Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan :
Republik Sistem pemerintahan : Parlementer Ir Sukarno dan Drs Moh. Hatta Dekrit Presiden
5 Juli 1959 Perdana Menteri 1 : Syahrir Lembaga Negara : 1. Presiden & Wapres 2. Menteri-
menteri 3. DPR 4. MA 5. DPK Badan Konstituante adalah lembaga pembuat UUD. 2,5 th
bekerja belum berhasil menyelesaikan UUD,karena banyaknya petentangan pendapat
Dengan alasan menyelamatkan bangsa & negara, dgn ini : 1. Bubarkan Konstituante 2.
Berlakunya Kembali UUD 1945 3. Dibentuknya MPRS /DPAS
5. Sistem Ketatanegaraan Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk Pemerintahan : Republik Sistem
pemerintahan : Presidesial Orde Lama ( 1959-1966 ) Dibawah Presiden : Ir. Sukarno
Susunan Formal : 3 Bagian Pembukaan Batang Tubuh ( 16 Bab, 27 Pasal, 4 Pasal AP,2 ayat
AT)) Penjelasan Lembaga Negara : MPR ( Tertinggi) Presiden DPR DPA MA BPK Orde
Baru ( 1966-1999) Dibawah Presiden Suharto
6. Demokrasi Terpimpin : Penyelenggaraan Pemerintahan Berpusat pada kekuasaan seorang
Presiden Akibat : Fungsi DPR Sebagai Pengontrol kebijakan pemerintah sangat Lemah
Membentuk DPR-GR Nasakom : Nasionalis, Agama Komunis Menimbulkan pertentangan
politik dan konflik G 30 S PKI dengan tewasnya 7 Jenderal besar Indonesia
7. Penyimpangan pada masa ini 1. Dikeluarkannya Produk hukum yang bernama penetapan
presiden (Penpres) yang tidak dikenal dalam UUD 1945. 2. Menetapkan pidato presiden (
Judul : manifesto presiden sebagai GBHN). ( berdasarkan tap MPRS No. I/MPRS/1960 ) 3.
Pimpinan lembaga negara diberi kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan sejajar
dengan menteri 4. Tidak berjalannya hak budget, karena tidak mengajukan RUU APBN
untuk disahkan DPR 5. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan mengganti dengan
DPRGR 6. Pengangkatan presiden Sukarno seumur hidup ( TAP MPRS No III/MPRS/1963
8. SUPERSEMAR : perintah kepada Letjen Suharto untuk mengambil segala tindakan yang
diperlukan bagi terjaminnya stabilitas pemerintahan Semboyan : Melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen Pelaksanaan : 1. Kekuasaan presiden sangat
luas 2. Mempertahankan dan tidak merubah UUD ‟45 3. KKN
9. PENYIMPANGAN PADA MASA ORDE REFORMASI 1. MPR berketetapan untuk tidak
akan melakukan perubahan dan akan melaksanakannya secara murni dan konsekuen 2. MPR
mengeluarkan tap tentang referendum yang mengatur tata cara perubahan UUD yang tidak
sesuai dengan pasal 37 UUD 1945 3. Maraknya KKN ( Korupsi, Kolusi Nepotisme ) 4.
Terjadi manipulasi data dlm pertumbuhan ekonomi 5. Pembatasan terhadap hak-hak politik
warga negara 6. Penyelewengan dalam pemilu
10. Latar Belakang Tuntutan Reformasi (Agenda Reformasi) dan tuntutan mahasiswa agar
Suharto lengser dari jabatan presiden Dasar Pemikiran melakukan perubahan : 1. UUD „45
memberi kekuasaan yang besar kepada presiden 2. Ada beberapa pasal yang terlalu
luwes/fleksibel sehingga menimbulkan multitafsir. 3. Kedudukan penjelasan sering
diperlakukan seperti pasal yang memiliki kekuatan hukum
11. 1. 2. 3. 4. 5. 6. TUJUAN : Menyempurnakan aturan dasar ketatanegaraan Menyempurnakan
aturan dasar tentang kedaulatan rakyat dan memperluas partisipasi masyarakat yang
demokratis Menyempurnakan aturan dasar tentang HAM Menyempurnakan aturan dasar
tentang penyelenggaraan negara yang demokratis dan modern Melengkapi aturan dasar yang
sangat penting dalam penyelenggaraan negara (Pemilu dan pemerintahan dareah)
Menyempurnakan aturan dsar berbangsa sesuai perkembangan dan kebutuhan jaman
KESEPAKATAN DASAR : 1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 2. Tetap
mempertahankan NKRI 3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. 4. Penjelasan
UUD 1945 yang memuat hal normatif di masukkan dalam pasalpasal.
12. Perubahan terhadap UUD 1945 1. Sidang Umum MPR 1999 ( 14-21 Oktober 1999) 2.
Sidang Tahunan MPR 2000 (18 Agustus 2000) 3. Sidang Tahunan MPR 2001 ( 1-9 Nov
2001) 4. Sidang Tahunan MPR 2002 (1-11 Agustus 2002)
13. Hasil Perubahan NO Sebelum amandemen Sesudah amandemen 1 Nama : UUD 1945 UUD
NRI 1945 2 Lembaga Negara : Lembaga Tinggi : Lembaga Tertinggi : MPR MPR, DPR,
Presiden, DPD, BPK, MA, Lembaga Tinggi : Presiden,DPR, DPD, MK, KY DPA,BPK,MA.
3 Kekuasaan Presiden sangat luas Membatasi kekuasaan presiden 4 DPR sangat lemah/tidak
berfungsi Mengembalikan fungsi DPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat 5 HAM kurang
dilindungi Penguatan dan perluasan dalam perlindungan HAM Pemilu : Langsung 6. 7.
Pemilu : Perwakilan Pemerintahan daerah : Sentralisasi Pemerintahan Daerah : Otonomi
Luas, Nyata dan bertanggungjawab

D.TUGASA 8

1. Mengapa Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk.Jelasakan


2. Jelaskan arti pentingnya persatauan dan kesatuan bangsa.
3. Jelaskan secara singkat priodisasi berlakunaya konstitusi RI
4. Berikan 5 alasan sesab-sebab runtunnya Orde baru.
5. Penyimpangan-penyimpangan apa saja yang pernah dilakuakan oleh orde lama terhdap
UUD.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9

Mendeskripsikan Pengertian, Fungsi, Perkembagan Pers di Indonesia

A..Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke 9 makadapat
MendeskripsikanPengertian, Fungsi, Perkembagan Pers diIndonesia yang bertanggung jawab,
Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
1. Pegertian Pers
Menurut beberapa sumber, secara etimologis atau sejarah asal ususl kata pers berasal dari bahasa
Belanda .Pres berarti menekan atau mengepres. Pers juga berasal dari bahasa Belanda
sedangakan Press berasal dari bahasa inggris.
Antara kata pers dan Press mempunyai arti yang sama atau sama-sama menekan atau
mengepres. Pada Zaman dahulu ,cetak-mencetak berita belum menggunakan alat atau mesin
cetak seperti sekarang ini, tetapi menggunakan tangan-tangan mausia,yaitu dengan cara kertas –
kertas dipres dengan huruf timbul satu persatu. Naskah atau berita yangakan dalam media masa ,
terbitkan baik majalah atau surat kabar sebelumnya harus dipres terlebih dahulu.Cara kerja yang
demikian itu,yaitu dengan sistem mengepres menjadi lekat atau akrab dalam dunia jurnalistik
samapai sekarng
Naskah atau berita yang dimuat disurat kabar atau majalah diartikan sebagai masuk dalam pers
.jadi, kata pers atau prees berasal dari cara kerja percetakan pada zaman dahulu.
Seorang ahli/pakar dan pers J.C.T.Simorangkir, S.H dalam bukunya yang bejudul Hukum dan
kebesan pers ia menyebutkan sebgai berikut :
a) Pers dalam arti sempit adalah terbatas pada surat kabar dan majalah.
b) Pers dalam arti luas ,selain surat kabar,majalah dan tabloit mingguan ,juga mencakup radio,
TV dan film .
Peranan atau fungsi pers secara umum adalah sebagai media informasi, media pendidikan, media
kontrol sosial, media lembaga ekonomi, dan media hiburan.

2.Fungsi Pers
UU No. 40 tahun 1999 menyebutkan bahwa,Funsi Pers adalah lembaga sosial yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari informasi, memiliki, memperoleh,
menyimpan, mengolah, dan terakhir adalah menyampaikan informasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, pers berfungsi sebagai wahana komunikasi massa yang
menyampaikan informasi baik dalam bentuk teks, gambar, suara, data, grafik, suara dan gambar,
serta bentuk lainnya. Penyampaian informasi dapat menggunakan media cetak, media elektronik,
dan jenis saluran lainnya yang tersedia.
Fungsi utama media massa nasional adalah memberikan informasi, pendidikan, hiburan, dan
menjadi sarana kontrol sosial.
Fungsi Pers menurut para ahli
Media massa juga memiliki fungsi sebagai lembaga ekonomi yang dikelola untuk mendapatkan
keuntungan bisnis. Ahli komunikasi media massa yaitu Harold D. Lasswell dan Charles R.
Wrigth menyebutkan ada tiga fungsi pers yaitu sebagai pengamat sosial, alat sosialisasi, dan
korelasi sosial.
1. Fungsi pengamat sosial
Media massa menjadi alat pengamat sosial atau social surveillance. Pers merupakan lembaga
yang mengumpulkan dan mendistribusikan informasi dengan pemahaman yang objektif dari
berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan sosial masyarakat.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi lainnya adalah sebagai alat sosialisasi atau socialization untuk mengenalkan dan
menyebarkan suatu nilai-nilai sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
3. Fungsi korelasi sosial
Memiliki fungsi sebagai alat korelasi sosial atau social correlation yang berarti dapat
menyatukan kelompok sosial yang ada di suatu masyarakat.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyebarkan pandangan-pandangan yang nantinya
menciptakan suatu konsensus.
Peranan Pers
Media massa memiliki peranan cukup penting di negara Indonesia. Apalagi sebagai negara
demokrasi, pers dianggap menjadi pilar keempat setelah eksekutif, legislatif, dan kekuasaan
yudikatif.
Adanya media massa memiliki peran untuk mengendalikan pemerintahan agar berjalan dengan
benar. Peranannya antara lain adalah untuk saluran informasi dan media opini publik.
1. Peran menjadi saluran informasi masyarakat
Media massa memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi atau berita secara cepat kepada
masyarakat luas. Menjadi salah satu sarana informasi antar kelompok masyarakat dengan
informasi dari masyarakat dan untuk masyarakat.
2. Peran menjadi media opini publik
Peran media massa yang lain adalah menyediakan tempat untuk debat publik dan membuka opini
publik. Masyarakat dapat menggunakan media massa untuk menyampaikan pendapat, kritik, dan
beragam aspirasi ke suatu lingkungan atau negara.
Kewajiban Pers.
Memiliki peran penting dan dapat memberikan pengaruh luas kepada penerima berita, pers
memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi.
Kewajiban media massa nasional antara lain adalah sebagai berikut.
1. Membuat undang-undang pers.
2. Menegakkan supremasi hukum.
3. Memfungsikan dewan pers sebagai pembina media massa nasional.
4. Melaksanakan sosialisasi.
5. Meningkatkan kesadaran rakyat akan HAM.
6. Kewajiban menghormati privasi.
7. Tidak mengumbar kekejaman fisik dan seksual.
8. Media massa tidak menerima suap.
9. Media massa wajib melayani hak jawab.
10. Media massa wajib melayani hak koreksi.
11. Media massa nasional wajib memberitakan peristiwa atau opini dengan menghormati norma
agama dan norma sosial.
12. Kewajiban menghormati asa praduga tak bersalah.

Tanggung jawab pers


Konsep tanggung jawab bagi media massa adalah dengan dasar rasionalisme. Kebebasan pers
harus disertai dengan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
1. Media massa memiliki tanggung jawab untuk memberikan penerapan kepada masyarakat
agar bisa mengatur dirinya sendiri.
2. Media massa bertanggung jawab memberikan pelayanan sistem ekonomi dengan
mempertemukan pembeli dan penjual melalui periklanan.
3. Media massa juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi dan diskusi mengenai
sistem atau kondisi politik yang sedang terjadi.
4. Media massa mandiri dalam biaya.
5. Media massa bertanggung jawab sebagai pengawas pemerintah.
6. Media massa juga bertanggung jawab dalam menyediakan hiburan bagi masyarakat.
Landasan Hukum Pers Indonesia.
Media massa di tanah air tentu diatur oleh hukum untuk menjamin kenetralan dan keefektifan
peran dan fungsinya. Landasan hukum yang mengatur media massa nasional antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Landasan idiil
Media massa berjalan sesuai dengan landasan idiil atau berasas pada Pancasila. Pedoman
negara tersebut wajib ditaati bagi setiap organisasi atau lembaga yang menjalankan kegiatan
jurnalis.
2. Landasan konstitusional
Hukum pers di tanah air juga harus sesuai dengan landasan konstitusional atau sesuai UUD
1945. Media massa tidak boleh semena-mena dalam menjalankan kegiatan jurnalis apalagi
sampai menghianati landasan konstitusional yang berlaku di Indonesia ini.
3. Landasan yuridis
Landasan yuridis untuk media massa nasional diatur khusus dalam UU Nomor 44 tahun 1999.
Undang-undang tersebut menjelaskan semua peraturan, panduan, pengertian, persetujuan,
bentuk, dan segala hal tentang media massa.
4. Landasan etis
Walaupun tidak dalam UU pers, semua pihak yang menjalankan pekerjaan di dunia
jurnalistik wajib memahami dan menaati landasan kode etik jurnalisme yang berlaku.
5. Landasan profesional
Media massa juga harus memperhatikan landasan profesional yang mengatur kegiatan
jurnalistik. Landasan tersebut memiliki beberapa poin penting seperti penghormatan,
kejujuran, dan keberanian yang mengarah pada perbedaan pendapat atau fakta yang mengatur
persamaan warga negara.
6. Landasan kebebasan
Media massa diberi kebebasan menerima, mengolah, dan menyampaikan informasi sesuai
dengan UUD 1945 pasal 28 dan 28F.
Semua lembaga atau pihak yang berada dalam lingkup media massa berdiri bebas dan
dilindungi oleh hukum yang sah di Indonesia.

3. Perkembangan pers di Indonesia


 Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaitu
Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 agustus 1774.
 Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain Slompet Melajoe,
Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907).
 Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an)
 Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po (1901),
kemudian Sin Po (1910).
 Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat kabar Soeara Asia.
 Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat kabar
Tjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang).
 Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa sangat
mempengaruhi sistem pers di suatu negara.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter
dan demokratis. Di antarakeduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat
perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan
sebagainya.
Jenis-Jenis media masa
Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas
sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut:surat kabar
,majalah ,radio,TV,flm (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi
yang mereka terima.
4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
Media massa modern
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah
berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti
Internet dan Telepon seluler . Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau
internet misalnya)
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
5. Penerima yang menentukan waktu interaksi

C. RANGKUMAN
Pengertian Pers
Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang pers, bahwa yang dimaksud
dengan pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari,memperoleh,memiliki, menyimpan , mengolah dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan , suara, gambar , suara dan gambar ,serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak , media
elektronik ,dan segala jenis saluran yg tersedia.
Teori - Teori tentang Pers
a. Teori Pers Otoritarian, Teori ini menganggap negara sebagai ekspresi tertinggi dari
organisasi kelompok manusia , mengungguli masyarakat dan individu . Negara dianggap sesuatu
yg terpenting dalam membangun dan mengembangkan manusia seutuhnya. Tanpa negara
manusia tidak dapat mencapai tujuan hidupnya dan akan tetap menjadi manusia yg primitif.
b. Teori Pers Libertarian, Menurut teori ini ,pers merupakan sarana penyalur hati nurani rakyat
untuk mengawasi dan menentukan sikap terhadap kebijakan pemerintah.
c. Teori Tanggung Jawab Sosial, Menurut teori ini , kebebasan pers itu perlu dibatasi oleh
dasar moral , etika , dan hati nurani insan pers. Prinsip dasar pandangannya adalah bahwa
kemerdekaan pers harus disertai dengan kewajiban- kewajiban , antara lain untuk bertanggung
jawab kepada masyarakat .
d. Teori Pers Komunis, Menurut teori pers komunis , pers merupakan alat pemerintah (partai
yg berkuasa) dan bagian integral dari negara sehingga pers harus tunduk kepada pemerintah .
Ciri-ciri pers ini adalah :
1. Media berada dibawah pengendalian kelas pekerja,karenanya ia melayani kepentingan kelas
tersebut.
2. Media tidak dimiliki secaraa pribadi.
3. Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya untuk
mencegah atau menghukum setelah terjadinya peritiwa publikasi antimasyarakat
.
2.Fungsi dan Peranan Pers

A. Sifat Pers
Salah satu dari sifat pers yaitu : Liberal democration perss( pers demokrasi liberal) yaitu
kebebasan pers dipersepsikan sebagai kebebasan yg tanpa batas. Artinya kritik dan komentar
pers dapat dilakukan kepada siapa saja, termasuk kepada kepala negara sekalipun.

B. Misi dan fungsi pers


Pers mempunyai misi sebagai berikut :
1. Ikut mencerdaskan masyarakat ,
2. Menegakkan keadilan ,
3. Memberantas kebatilan .
Dalam tulisan Kusman Hidayat yg berjudul ”Dasar- dasar Jurnalistik / pers” bahwa pers
mempunyai empat fungsi yaitu :
1. Fungsi pendidik
2. Fungsi penghubung
3. Fungsi pembentuk pendapat umum
4. Fungsi kontrol

C. Peranan pers
Peran pers yaitu sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi ,
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yg tepat , akurat , dan benar .
4. Melakukan pengawasan ,kritik,koreksi,dan saran terhadap hal-hal yg berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran .

Perkembangan pers di indonesia

A. Pers Zaman Penjajahan Belanda


Sejak pemerintahan penjajahan belanda menguasai indonesia ,mereka mengetahui dengan
baik pengaruh surat kabar terhadap masyarakat indonesia . mereka memandang perlu membuat
undang- undang khusus untuk membendung pengaruh pers indonesia karena merupakan momok
yg harus diperangi .
B. Pers di masa Pergerakan
Masa pergerakan adalah masa bangsa indonesia berada pada detik –detik terakhir penjajahan
Belanda sampai saat masuknya jepang menggantikan Belanda. Pers pada masa pergerakan tidak
bisa dipisahkan dari kebangkitan nasional bangsa indonesia melawan penjajahan. Karena sifat
dan isi pers pergerakan antipenjajahan, pers mendapat tekanan dari pemerintah Hindia Belanda.
Salah satu cara pemerintah Hindia Belanda saat itu adalah dengan memberikan hak kepada
pemerintah untuk memberantas dan menutup usaha penerbitan pers pergerakan .pada masa itu
Kantor Berita Nasional Antara pada tanggal 13 Desember 1937.

C. Pers di masa penjajahan Jepang


Pada masa penjajahan jepang pers nasional mengalami kemunduran besar. Pers nasional
yang pernah hidup di zaman pergerakan secara sendiri-sendiri dipaksa bergabung untuk tujuan
yang sama, yaitu mendukung kepentingan jepang.
Pers di masa pendudukan jepang semata-semata menjadi alat pemerintah jepang yang
bersifat pro-jepang. Beberapa harian yang muncul pada masa itu, antara lain:
1) Asia Raya di Jakarta
2) Sinar Baru di Semarang
3) Suara Asiia di Surabaya
4) Tjahaya di Bandung

D. Pers di masa Revolusi fisik


Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945. masa itu adalah masa bangsa Indonesia
berjuang mempertahankan kemerdekaan yang berhasil diraihnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
pada saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara pendudukan sekutu dan Belanda
Dinamakan Pers Nica (Belanda).
2. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia yang disebut Pers Republik.
Kedua golongan ini sangat berlawanan. Pers Republik disuarakan oleh kaum Republik yang
berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan sekutu. Pers
ini benar-benar menjadi alat perjuangan masa itu . sebalikya, pers Nica berusaha mempengaruhi
rakyat indonesia agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di indonesia.
Untuk menangani masalah-masalah pers,pemerintah membentuk Dewan Pers pada
tanggal 17 Maret 1950. Dewan pers tersebut terdiri dari orang-orang persuratkabaran,
cendikiawan, dan pejabat-pejabat pemerintah, dengan tugas:
- Penggantian undang-undang pers colonial
- Pemberian dasar social ekonomis yang lebih kuat kepada pers Indonesia (artinya fasilitas –
fasilitas kredit dan mungkin juga bantuan pemerintah )
- Peningkatan mutu jurnalisme Indonesia
- Pengaturan yang memadai tentang kedudukan social dan hokum bagi wartawan Indonesia (
artinya ,tingkat hidup dan tingkat gaji ,perlindungan hukukm ,etika jurnalistik, dll).
Namun akibat kekuasaan pemerintahn yang tidak berlawan ,organisasi-organisasi pers tidak
berkutik . tidak tampak bukti bahwa lembaga-lembaga ini berhasil membelokkan jalannya
kegiatan-kegiatan antipers secara berarti.

E. pers diera demokrasi liberal (1949-1959)


Diera demokrasi liberal , landasan kemerdekaan pers adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat(RIS 1949) dan undang- undang dasar sementara (1950).
Pers di zaman liberal sesuai dengan struktur politik yang berlaku pada waktu itu, lebih
banyak menimbulkan akibat negatif daripada positif. Selama periode tahun 1952-1959 menurut
catatan Edward C.Smith,terjadi tindakan antipers sebanyak 374 kali, dan yang terbanyak selama
tahun1957, yaitu mencapai angka 125 kali.

F. Pers di zaman Orde Lama atau Pers terpimpin (1956-1966)


Pada awal 1960 , penekanan pada kebebasan pers diawali dengan peringatan menteri
muda penerangan Maladi bahwa ”langkah-langkah tegas akan akan dilakukan terhadap surat
kabar,majalah-majalah, dan kantor-kantor berita yang tidak menaati peraturan yang diperlukan
dalam usaha menerbitkan pers nasional”. Demi kepentingan pemeliharaan ketertiban umum dan
iketenangan penguasa perang mencabut izin terbit Harian Republik.
Tindakan-tindakan penekanan terhadap kemerdekaan pers oleh penguasa Orde lama
bertambah dengan bersamaan meningkatnya ketegangan dalam pemerintahan. Tindakan –
tindakan penekanan terhadap kebebasan pers merosot ketika ketegangan dalam perintahan
menurun. Lebih-lebih setelah pencetakan-pencetakan diambil alih oleh pemerintah dan para
wartawan diwajibkan untuk berjanji mendukung politik pemerintah ,sehingga sangat sedikit
pemerintah melakukan tindakan penekanan kepada pers.
G. Pers di era demokrasin pancasila dan Orde Baru
Diawal masa kepemimpinannya, pemerintahan Orde Baru menyatakan bahwa akan
membuang jauh-jauh praktek demokrasi terpimpin dan menggantinya dengan demokrasi
Pancasila. Pernyataan tersebut tentu saja membuat para tokoh politik, kaum intelektual, tokoh
umum, tokoh pers terkemuka , dan lain-lain menyebutnya dengan antusias sehingga lahirlah
istilah Pers Pancasila.

H. Kebebasan pers diera reformasi


Sejak masa reformasi tahun 1998, pers nasional kembali menikmati kebebasan pers, hal
demikian sejalan dengan alam reformasi, keterbukaan ,dan demokrasi yang diperjuangkan rakyat
indonesia.
Undang-undang no.40 tahun 1999 tentang pers, nasianal melaksanakan peranan sebagai berikut:
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong tewujudnya supremasi hukum
dan hakasasi manusia, serta menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik,koreksi,dan saran terhadap hal-halyang berkaitan
degan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

D. TUGAS 9

1. Deskripsikan funsi dan peranan pers dalam masyarakat demokrasi


2. Sistem Pers manakah yang pernah berlaku di Indonesia ?Deskripsikan jawabanmu
3. Jelaskan perkembanagan Pers di Indonesia
4. Deskripsikan bagaiamana sistem pers di Indonesia sesudah era reformasi saat ini.
5. Deskripsiskan 5 ciri-ciri media massa tradisional
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10
Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam
Masyarakat Demokratis

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke 10 maka
dapat Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat
Demokratisyang bertanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll
B.Uraiaan Materi
1. Landasan Hukum Pers Indonesia antara lain :
a. Pasal 28 UUD 1945
b. Pasal 28 F UUD 1945
c. Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM
d. Undang-undang No.39 Tahun 2000 pasal 14 ayat 1 dan 2 tentang HAM
e. Undang-undang No.40 Tahun 1999 dalam pasal 2 dan 4 ayat 1 tentang pers.
Lahirnya undang-undang pers yang baru No. 11 Tahun 1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pers sebagaimana telah diubah lagi dengan undang-undang No. 21 Tahun 1982, yang dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan zaman.
2. Norma- norma Pers Nasional
Berdasarkan norma-norma keserasian sosiologis yang berpedoman kepada pancasila, pers
Indonesia dalam pola berfikir dan bekerjanya tidak akan melepaskan diri dari nilai-nilai gotong
royong yang telah menjadi cirri khas dari pandangan dan sikap bangsa dan masyarakat.
3. Organisasi Pers
Organisasi pers adalah Organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers. Dari
organisasi ini muncullah komponen sistem pers nasional, yang di dalamnya terdapat Dewan pers
sebagai lembaga tertinggi dalam sistem pembinaan pers di indonesia dan memegang peranan
utama dalam membangun institusi bagi pertumbuhan dan perkembangan pers.
Fungsi Dewan Pers :
a. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.
b. Melakukan pengkajian untuk perkembangan pers
c. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode Etik Jurnalistik
d. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah
e. Mendata perusahaan pers.
4. Sistem Pers Indonesia
Ciri khas pers adalah sebagai berikut :Integrasi, Keteraturan, Keutuhan, Organisasi, Koherensi,
dan Keterhubungan dan ketergantungan bagian-bagiannya

5. Kode Etik Jurnalistik dan Tanggung Jawab Profesi Kewartawanan .


Media massa pers berperan membina dan mengembangkan pendapat umum(publik opini)
menumbuhkan dan menyalurkan aspirasi masyarakat secara positif dan konstrukti, serta
mengembangkan komunikasi timbal balik antara kekuatan sosial masyarakat.
a. Pertanggugjawaban
Guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan masyarakat pers perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
- Menghimpun bahan-bahan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat
- Mengamankan hak-hak pribadi untuk menghindari tirani dan membina kehidupan yang
demokratis
- Memberikan penerangan melalui iklan
- Memelihara kesejahteraan masyarakat
- Memupuk kekuatannya sendiri
- Menjalankan fungsi kemasyarakatan
b. Kode etik Jurnalistik
Merupakan aturan mengenai prilaku dan pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh
media pers dalam siarannya.

C. RANGKUMAN

Istilah pers pda umumnya mengandung arti penerbitan yang berkaitan dengan media massa atau
wartawan .
o Dalam pelaksanaan pers dibeberapa negara terdapat kebebasan pers yang tidak sama
antarnegara.
o Perkembangan pers di indonesia terus mengalami kemajuan setelah pemerintah republik
indonesia terbentuk pada tahun 1945.
o Setiap negara memiliki karakterisrik pers yang berbeda
o Pers memiliki visi yakni ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadila, dan
memberantas kebatilan
o Penerapan pers yang bebas dan bertanggung jawab dikembangkan dan dibina dalam suasana
yang harmonis terhadap lingkungan
o Pers memiliki kode etik jurnalistik yang merupakan aturan mengenai prilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media pers dalam siarannya

D.Tugas 11

1.Apa saja landasan hukum pers di Indonesia

2.Deskripsikan empat jurnalistikpersataun waratawan Indonesai

3.Sebutkan kode etik periklanan

4. Kode Etik Jurnalistik dan Tanggung Jawab Profesi Kewartawanan


KEGIATAN PEMBELAJARAN 11
Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa
Dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke 11 maka dapat
Mendeskripsikan Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa dalam
Masyarakat Demokratis di Indonesiayang bertanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll
B.Uraiaan Materi
1. Kebebasan Pers Indonesia
Kebebasan pers adalah kebebasan mengemukakan pendapat, baik secara tulisan maupun lisa,
melalui media pers, seperti harian, majalah dan buletin.
2. Pers Masyarakat dan Pemerintah
Hal terpenting yang harus diperhatikan berkaitan antara pers, masyarakat pemerintah adalah
sebagai berikut:
- Interaksi harus dikembangkan sekreatif mungkin
- Negara-negara demokrasi liberal Barat
- Harus dikembangkan hubungan funsional
- Membangkitkan semangat patriotisme
- Mengembangkan kultur politik
- Pola evolusi, reformasi,dan revolusi
- Pelaksanaannya bertahap dan selektif
- Adanya kekurangan merupakan gejala yang harus kita terima bersama
- Hubungan kekerabatan dan fungsional
- Otonomi masing-masing lembaga sesuai dengan asas Demokrasi Pancasila
- Pers memang” lahir” ditengah-tengah masyarakat
- Menurut Wilbur Schramm, pers bagi masyarakat adalah watcher, forum and
teacher (pengamat,forum,dan guru)

3. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media


Media mengandung makna untuk semua organisasi baik swasta maupun pemerintah yang
bertugas mencari informasi kepada publik.

C. RANGKUMAN

Pers mencerdaskan masyarakat dan bangsa


Peranan Pers ; Pers mencerdaskan masyarakat dan bangsa Pers memberi informasi yg benar
kepada publik Pers berperan sebagai penjaga jalannya demokrasi bangsa
Kebebasan Pers adalah kebebasan mengemukakan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan
Kebebasan Pers berarti kekebalan media komunikasi dari kontrol atau senor pemerintah.
Kebebasan Pers
Dalam masyarakat demokratis
Kebebasan Pers Dalam masyarakat demokratis indonesia Kebebasan pers harus sesuai dengan
kode etik jurnalistik. Menyajikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh berita
sehari-hari. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar. Melakukan pengawasan kritis, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang bersangkutan
dengan kepentingan umum
Landasan Hukum Kebebasan Pers
UU No. 40 Tahun 1999 UU No. 9 tahun 1998 UU 28 UUD 1945
Dampak Kebebasan Pers Dampak Positif Dampak Negatif
Memberi ruang kepada publik untuk menginformasikan segala sesuatu yang berguna untuk
khalayak umum. Pemerintah tidak dapat bertindak sewenang-wenang karena kinerja di awasi dan
dapat setiap saat di kritisi oleh masyarakat. Dapat mempengaruhi pola tingkah laku, pola pikir
Menimbulkan pola konsumtif Kemerosotan moral Matinya demokrasi.

D.TUGAS 11
1. Menguraikan peranan pers
2. Mendeskripsikan definisi kebebasan pers serta kiprahnya dalam masyarakat demokratis
Indonesia
3. Menguraiakan landasan hukum yang mengatur mengenai kebebasan pers.
4. Menganalisis dampak dari kebebasan pers dalam masyarakat demokratis Indonesia
KEGIATAN PEMBELAJARAN 12

Etos Kerja
A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke12 ini Etos Kerja
yang bertanggung jawab, Cinta damai, , cinta tanah air,Dll
B.Uraiaan Materi
Sebagai makhluk sosial, setelah manusia belajar dan melek secara intelektual, selanjutnya
mereka harus menghadapi hambatan-hambatan lainnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Membentuk pribadi yang baik dalam hal pekerjaan salah satunya adalah menerapkan etos kerja
yang baik. Jika bekerja hanya menggugurkan tanggung jawab, itu sudah mainstream dilakukan
oleh banyak orang. Bekerja sepenuh hati dan menghasilkan prestasi, itu adalah salah satu hasil
penerapan dari sebuah etos kerja yang unik. Perlu diketahui bahwa etos kerja baik telah
diterapkan oleh masyarakat Eropa Barat dan Amerika. Melalui pendekatan budaya, mereka
menciptakan doktrin terhadap agamanya bahwa bermalas-malasan dan membuang-buang waktu
adalah dosa yang paling utama. Ada pun konsep lainnya yang menyatakan bahwa bekerja adalah
sebuah panggilan yang membuat pengikutnya bekerja sungguh-sungguh untuk memuliakan
Tuhan yang mereka sembah.
Pegertian.
Etos kerja merupakan seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi yang
menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral,
kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan standar-standar
(Sinamo, Darodjat ; 2015:77).
Secara sederhananya, paragraf di atas mengartikan bahwa etos kerja merupakan cerminan
kedisiplinan, semangat dan produktivitas milik seseorang. Seseorang yang memiliki etos kerja
rendah menjadikan produktivitasnya juga rendah, begitupun sebalikn
Cara Menumbuhkannya.
Mengenal dan memahami secara mendalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja
seseorang akan menumbuhkan semangat dan motivasi kerja beserta etos diri. Agama merupakan
suatu pelukan penting untuk menumbuhkan pribadi baik, maka dari itu perbaiki kembali
kewajiban apa saja yang harus kamu lakukan sesuai kepercayaan masing-masing.
Memiliki lingkungan/budaya/politik yang tidak mendukung merupakan hal yang bisa kamu
acuhkan. Buatlah dirimu menjadi pribadi yang tidak terpengaruh oleh lingkungan dan dapat
menyesuaikan dengan kondisi apapun. Jika memungkinkan carilah dan pilih lingkungan yang
dapat membuat dirimu semangat dan beretos kerja tinggi.
Cara terakhir yang dapat kamu terapkan dalam menumbuhkan etos kerja adalah kenali dirimu
sendiri lebih dalam. Evaluasi diri serta mencintai diri sendiri akan memberikan kepercayaan diri.
Miliki etos kerja dengan berbagai motivasi yang dapat mendukung pemikiranmu semakin maju.

C. RANGKUMAN
I. Apa yang dimaksud dengan etos ?
Etos berasal dari bahasa Yunani ( ethos ) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Dan di dalam kamus Webster, etos didefinisikan sebagai
keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku seseorang, sekelompok, atau sebuah
institusi ( guilding beliefs of a person group or institusion ) . Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan mesyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan,
pengaruh budaya, serta system nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula kata etika,
etiket yang hampir mendekati pada akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk
(moral) sehingga dalam etos terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk
mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas
kerja yang sesempurna mungkin.
Dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan
menghindari segala kerusakan ( fasad ) sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya. Karena etos
berhubungan dengan nilai kejiwaan seseorang, hendaknya setiap pribadi harus mengisinya
dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif dan ada semacam kerinduan dalam dirinya untuk
menunjukkan kepribadiannya dalam bentuk hasil kerja yang sempurna.
Etos juga mempunyai makna moral yaitu suatu pandangan batin yang bersifat mendarah daging.
Dia merasakan bahwa hanya dengan menghasilkan pekerjaan yang terbaik, dia akan menjadi
manusia yang sukses. Etos juga menunjukkan sikap dan harapan seseorang. Imam Al-Qushairi
menyebutkan bahwa harapan adalah keterpautan hati kepada yang diinginkannya terjadi di masa
yang akan datang. Perbedaan harapan dengan angan-angan adalah angan-angan membuta
seseorang menjadi pemalas dan terbuai oleh khayalannya tanpa mau mewujudkannya.
Kita menyaksikan begitu banyak orang yang berhasil dan mampu mengubah wajah dunia,
mereka adalah yang seluruh hidupnya diabdikan untuk mewujudkan pengetahuan dan
harapannya tersebut melalui semangat kerja yang tak kenal mundur atau menyerah. Hidupnya
menjadi bermakna karena ada harapan. Allah swt. berfirman, " Tidak ada orang yang berputus
asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang yang sesat " . Adapun orang yang berputus asa termasuk
orang yang kufur, sebagaimana firman Allah, " Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat
Allah kecuali orang yang kufur "

II. Apa yang dimaksud dengan kerja ?


Hampir di setiap sudut kehidupan, kita akan menyaksikan begitu banyak orang bekerja.
Walaupun demikian, tidaklah semua aktivitas manusia dapat dikategorikan sebagai bentuk
pekerjaan karena didalam makna pekerjaan terkandung dua aspek yang harus dipenuhinya secara
nalar yaitu :
1. Aktivitas yang dilakukannya karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga
tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan karya atau produk yang
berkualitas.
2. Apa yang dia lakukan tersebut dilakukan karena kesengajaan, sesuatu yang direncanakan.
Karenanya, terkandung di dalamnya suatu gairah atau semangat untuk mengerahkan seluruh
potensinya yang dimilikinya sehingga apa yang dikerjakannya benar-benar memberikan
kepuasan dan manfaat baginya.
Dari uraian diatas, etos kerja dapat diartikan sebagai doktrin tentang kerja yang diyakini oleh
seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang berwujud nyata secara khas
dalam perilaku kerja mereka. Atau bisa disebut sebagai perilaku khas suatu komunitas atau
organisasi, mencakup motivasi yang menggerakkan karateristik utama, spirit dasar, pikiran dasar,
kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,
prinsip-prinsip dan standar-standar.

D. TUGAS 12

1. Apa yang dimaksud dengan etos ?


2. Apa yang dimaksud dengan kerja ?
3. Bagaimana cara menumbuhkanaya ?jelsakan
4. Hal apa saja yang berpengaruh terhadap etos kerja?
KEGIATAN PEMBELAJARAN 13

Katareristik Manusia Indonesia

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke13 ini diharapakan
dapat Mengevaluasi Karakteristik Manusia Indonesia Yang bertanggung jawab, Cinta damai, ,
cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Karakteristik
Etos kerja dapat kita lihat dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Karakteristik etos kerja yang
tinggi dan renda h dapat kita lihat melalui daftar berikut ini. (Darodjat, 2015)
A. Etos Kerja Tinggi
 Memiliki motivasi kerja yang tinggi baik eksternal maupun internal
 Memiliki orientasi masa depan
 Moralitas adalah keseriusan dalam hal bekerja
 Kerja keras serta menghargai waktu
 Kedisiplinan dalam bekerja
 Hemat dan sederhana
 Tekun dan ulet
B. Etos Kerja Rendah
 Merasa bahwa bekerja adalah suatu hal yang membebani
 Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja
 Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan
 Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan
 Kerja dihayati hanya sebagai rutinitas hidup

Manfaat
Hukum alam akan selalu memberikan hasil yang adil bagi setiap makhluk hidup yang tinggal.
Menerapkan etos kerja yang baik akan memberikan seseorang manfaat yang baik. Ada beberapa
manfaat yang dapat diraih seseorang saat menerapkan etos kerja dalam rutinitasnya.
1. Kenaikan status sosial
Seakan-akan memancarkan sinar, naiknya status sosial membuat kepribadian seseorang lebih
dikenal baik oleh keluarga hingga rekan kerja. Peluang untuk promosi kenaikan jabatan sangat
tinggi karena kepribadian yang disiplin dan baik adalah salah satu sifat pemimpin.
2. Status ekonomi membaik
Bekerja dengan giat dan semangat di lingkungan kerja membuat Anda menonjol di hadapan
atasan. Atasan akan sangat peka terhadap etos kerja bawahannya sehingga akan memberikan
dampak positif bagi insentif yang didapatkan. Hal ini berlaku juga dengan para freelancer atau
wirausaha dengan etos kerjanya.
Seseorang yang selalu positif akan memberikan dampak luar biasa bagi kesehatannya. Pekerjaan
baik membuat karir juga baik, sehingga membuat mental pekerja sangat kuat. Ingat! makanan
yang sehat juga akan mempengaruhi etos kerja seseorang.
3. Rohani
Seseorang yang memiliki etos kerja tinggi, tidak akan pernah melupakan pencipta sekaligus
penguasa langit dan bumi ini. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh-Nya akan selalu
dilaksanakan tanpa menunda-nunda.
Prinsip
Pada bagian prinsip, referensi diambil melalui penulis terkenal Jaysen Sinamodari bukunya “Ada
8 prisip yang perlu dimaknai untuk memiliki etos kerja profesional “antara lain:
1. Kerja dalah rahmat. Bekerja dengan ketulusan dan selalu bersyukur membuat kita lebih dekat
pada Sang Pencipta. Apapun pekerjaan yang dilakukan harus selalu disyukuri karena banyak
orang di luar sana yang menginginkan pekerjaanmu.
2. Kerja adalah Amanah. Bekerja dengan tanggung jawab dan kejujuran merupakan amanah dari
Tuhan yang diberikan kepada manusia. Seorang parlemen DPR yang amanah dalam bekerja
akan selalu berakhir baik melalui takdirNya.
3. Kerja adalah Panggilan. Menganggap sebuah pekerjaan adalah kesucian, membuat seseorang
melahirkan sifat integritas dalam hidupnya. Pekerjaan yang sudah didapatkan saat ini,
sesungguhnya panggilan dari Tuhan untuk umatNya.
4. Kerja adalah Aktualisasi. Kerja merupakan aktualisasi diri, menjelaskan bahwa pekerjaan
apapun yang didapatkan merupakan peluang kepada kita untuk mengembangkan potensi
berbagai bidang.
5. Kerja dalah Ibadah. Banyak sekali ulama-ulama besar yang memberi penjelasan bahwa
ibadah tidak sekadar solat 5 waktu dan sebagainya. Mencukupi kebutuhan keluarga dengan
bekerja merupakan ibadah utama bagi seorang lelaki.
6. Kerja adalah Seni. Semua pekerjaan merupakan peluang untuk kita menuangkan kreativitas
sebanyak mungkin. Semakin banyak kreativitas yang bisa kita berikan pada perusahaan,
membuat umur sumber rezeki semakin panjang.
7. Kerja dalah kehormatan. Semua orang tidak terlepas dari sifat ingin dihormati. Bekerja
dengan penuh sungguh-sungguh membuat diri kita semakin disegani.
8. Kerja adalah Pelayanan

Faktor
Pekerjaan apapun itu sesungguhnya memiliki latar belakang berupa pelayanan. Pelayanan
terhadap konsumen, atasan, hingga masyarakat luas.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya etos kerja pada diri pribadi kita.
Faktor tersebut berupa:
1. Agama. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak seseorang pasti dipengaruhi oleh agamanya
jika menganut agama dengan sungguh-sungguh. Semua agama memberikan ajaran berupa
nilai-nilai pembangunan diri sendiri yang baik.
2. Budaya. Hidup dalam masyarakat dengan budaya yang maju akan memberikan etos kerja
yang tinggi. Begitupun sebaliknya, jika hidup dalam masyarakat dengan budaya yang
konservatif membuat etos kerja seseorang menjadi rendah.
3. Sosial Politik. Struktur politik suatu negara tanpa disadari memberikan dampak pada
masyarakat luas melalui etos kerja yang dimiliki. Sistem politik akan mendorong
masyarakatnya untuk berpikir maju dan etos kerja tinggi.
4. Kondisi Lingkungan. Keadaan lingkungan suatu daerah memiliki peran juga terhadap etos
kerja seseorang. Lingkungan yang panas membuat etos kerja masyarakat menurun, maka
dari itu banyak perkantoran di perkotaan memberikan fasilitas AC untuk kenyamanan
karyawan.
5. Pendidikan. Etos kerja tidak dapat dipisahkan oleh peran pendidikan seseorang. Seseorang
dengan rentang waktu lama dalam proses belajar, memberikan etos kerja yang tinggi. Peran
pendidikan membentuk jati diri seseorang melalui kurikulum dan kebiasaan yang diberikan.
6. Motivasi Intrinsik. Faktor terakhir etos kerja adalah melalui diri sendiri. Pribadi dengan
motivasi hidup yang tinggi membuat semangat dan etos kerja tinggi. Keyakinan pada diri
sendiri yang membuat motivasi kerja sangat tinggi.
C. RANGKUMAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja


Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja yang dikemukakan oleh
Anoraga, 2001:52, diantaranya sebagai berikut:
Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan sangaat mempengaruhi atau juga
yang menentukan pola hidup para penganutnya. Mulai daari berpikir, bersikap serta juga
bertindak seseorang itu tentu dipengaruhi oleh ajaran agama yang dianutnya apabila seseorang
itu sungguh-sungguh dalam menjalankan agamanya.
Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, serta juga semangat kerja masyarakat disebut juga ialah sebagai
etos budaya dan dengan secara operasional etos budaya ini juga disebut dengan sebutan etos
kerja. Kualitas etos kerja itu juga ditentukan oleh sistem orientasi nilai pada budaya masyarakat
yang bersangkutan.
Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja padaa suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau juga tidaknya
struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bisa bekerja keras dan juga bisa menikmati
hasil kerja keras dengan penuh.
Kondisi Lingkungan/Geografis
Lingkungan alam yang mendukung dalam mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya
melakukan usaha guna bisa mengelola serta juga mengambil manfaat, dan juga bahkan dapat
untuk mengundang pendatang untuk dapat turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
Pendidikan
Etos kerja ini tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan pada
sumber daya manusia itu akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja pada suatu masyarakat ini juga dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur ekonomi, yang bisa memberikan insentif bagi anggota masyarakat supaya bekerja keras
dan juga menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Motivasi Intrinsik Individu
Individu yang hendak memiliki etos kerja yang tinggi ialah individu yang bermotivasi tinggi.
Etos kerja merupakan suatu pandangan dan juga sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang
diyakini seseorang.
Ciri-ciri Etos kerja
dibawah ini merupakan ciri-ciri yang mencerminkan sikap etos kerja ialah sebagai berikut:
Kecanduan Terhadap Waktu
Salah satu darai esensi dan hakikat dari etos kerja ialah cara seseorang menghayati, memahami,
serta juga merasakan betapa berharganya waktu.
Dia sadar bahwa waktu itu merupakan netral serta terus merayap dari detik ke detik serta juga dia
pun sadar bahwa sedetik yang lalu itu tak akan pernah dapat kembali lagi.
Memiliki Moralitas yang Bersih (Ikhlas).
Salah satu dari kompetensi moral yang dipunyai oleh seorang yang berbudaya kerja iyalah nilai
keihklasan. Sebab ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang serta juga pelayanan
tanpa ikatan.
Sikap ikhlas itu tidak hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau juga
masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan oleh sikap yang bersih.
Memiliki Kejujuran
Kejujuran ini tidak datang dari luar, namun datang dari hati dan pemikiran yang baik. Kejujuran
ini bukanlah sebuah keterpaksaan, tapi melainkan kejujuran ini merupakan sebuah panggilan dari
dalam sebuah keterikatan.
Memiliki komitmen
Komitmen itu merupakan keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga terbelenggu
seluruh hati nuraninya dan setelah itu menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang
diyakininya. Didalam komitmen itu tergantung adanya sebuah tekad, keyakinan, yang
menimbulkan bentuk vitalitas yang penuh gairah.
Kuat Pendirian (Konsisten)
Konsisten ini juga merupakan suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah,
serta juga mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang
membahayakan dirinya. Mereka dapat mengendalikan diri serta juga mengelola emosinya
dengaan secara efektif.

Cara menumbuhkan Etos Kerja


Jansen H. Sinamo (2011) juga mengemukakan cara menumbuhkan sikap etos kerja dalam
bukunya dengan judul 8 Etos Kerja Profesional Beliau menjelaskan bagaimana cara dalaam
menumbuhkan etos kerja. Dibawah ini merupakan cara menumbuhkan etos kerja yang
dikemukkan oleh Jansen H. Sinamo (2011), ialah sebagai berikut:
1. Kerja itu sebagai rahmat (Saya bekerja tulus cpenuh rasa syukur).
2. Kerja itu adalah amanah (Saya bekerja penuh dengan tanggung jawab).
3. Kerja itu adalah panggilan (Saya bekerja tuntas dengan penuh integritas).
4. Kerja itu adalah aktualisasi (Saya bekerja keras dengan penuh semangat).
5. Kerja itu adalah ibadah (Saya bekerja serius dengan penuh kecintaan).
6. Kerja itu adalah seni (Saya bekerja cerdas dengan penuh kreativitas).
7. Kerja itu adalah kehormatan (Saya bekerja dengan penuh ketekunan dan keunggulan).
8. Kerja itu adalah pelayanan (Saya bekerja paripurna penuh dengan kerendahan hati).

D.TUGAS
1. Bagaimana pengembangan etos kerja yang tepat dilakukan?
2. Mendeskripsikan hal-hal yang mempengaruhi etos kerja
3. Solusi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja?
4. Apa fungsi dan tujuan dari etos kerja
5. Uraiakan secara sungkat macam-macam etos kerja
KEGIATAN PEMBELAJARAN 14

Etos kerja msayarakat Indonesia

A.Tujuan Kompetensi
Setelah Peserta Didik mempelajari Modul pada Materi Kegiatan Belajar ke14 ini
diharapakan dapatMengevalusai Etos kerja masyarakat Indonesia Yang bertanggung jawab,
Cinta damai, , cinta tanah air,Dll

B.Uraiaan Materi
Pengembangan etos kerja
Pengembangan etos kerja baru yang positif dan berstandar tinggi merupakan sebuah
keniscayaan bagi bangsa Indonesia agar bisa bangkit dari lembah keterpurukan. Lebih-lebih
ketika kita membicarakan tentang pembangunan masyarakat Indonesia Baru di era digital global,
maka pengembangan etos kerja profesional ini seharusnya menjadi sentral dari upaya tersebut.
Tanpa bermaksud terlarut dalam kejayaan masa lalu, sejarah menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia memiliki prestasi yang patut dihargai dalam perjalanannya. Tegaknya candi
Borobudur dan candi lainnya hanya mungkin terjadi dengan dukungan etos kerja yang bercirikan
disiplin, kooperatif, loyal, terampil rasional, kerja keras, dan lain-lain.
Berkembang luasnya pengaruh kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Samudra Pasai,
Mataram, Demak, dengan berbagai perangkat dan infrastruktur teknologis maupun sosial dalan
pengelolaan kenegaraannya juga mempersyaratkan adanya suatu etos kerja tertentu yang patut
dihargai. Kita juga mengenal slogan-slogan yang setidaknya dulu pernah menjadi cerminan suatu
etos kehidupan, seperti : Bhinneka Tunggal Ika, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayani.
Ini mencerminkan etos kerja dalam konteks kehidupan sosial yang penting dalam membangun
persatuan, leadership, dan bahkan untuk berinovasi.
Sejarah bangsa Indonesia dapat menjadi sumber penting bagi kita untuk menggali, memahami,
dan membangun etos kerja bangsa kita. Hanya saja tak jarang dimotivasi oleh dorongan-
dorongan apologetik atau menjadi pelarian dari tantangan-tantangan yang kita hadapi hari ini.
Jika potensi sejarah ini tidak dimanfaatkan secara optimal, ini bisa berimplikasi keterasingan
bangsa kita akan dirinya sendiri. Lebih jauh, akan membuat kita asing terhadap etos karja bangsa
kita sendiri.
Paa peneliti sosiologi dan manajemen, etos kerja merupakan bagian penting dari keberhasilan
manusia, baik dalam komunitas kerja yang terbatas, maupun dalam lingkungan sosial yang lebih
luas. Keberhasilan ini bukan hanya dikarenakan adanya pengetahuan dan kemampuan
menggunakan nalar, tetapi juga kemampuan mengarahkan pengetahuan dan aktivitas penalaran
menuju pada kebaikan, baik kebaikan individu maupun kelompok.
Di dunia, ada dua etos kerja yang paling terkenal yang dianggap sebagai penjelasan logis atas
rahasia keberhasilan mereka. Pertama, etos kerja Protestan milik bangsa-bangsa Eropa Utara
umumnya dan bangsa Jerman khususnya. Kedua, etos kerja Bushido milik bangsa Jepang. Tidak
berarti bangsa-bangsa lain tidak mempunyai etos kerja masing-masing, namun kedua etos kerja
diatas yang paling sering dibicarakan dan sudah dirumuskan secara baku.

C. RANGKUMAN
Pengertian etos kerja merupakan sebuah semangat kerja yang menjadi ciri khas serta juga
keyakinan seseorang atau juga sesuatu kelompok. Etos ini juga bisa diartikan ialah sebagai
thumuhat yang berkehendak atau juga berkemauan yang dilengkapi dengan semangat yang tinggi
guna mencapai cita-cita yang positif.
Sikap etos ini tidak hanya dimiliki oleh tiap-tiap individu saja, tapi juga dapat dimiliki oleh
kelompuk ataupun juga masyarakat.
Para peneliti sosiologi dan manajemen, etos kerja merupakan bagian penting dari keberhasilan
manusia, baik dalam komunitas kerja yang terbatas, maupun dalam lingkungan sosial yang lebih
luas. Keberhasilan ini bukan hanya dikarenakan adanya pengetahuan dan kemampuan
menggunakan nalar, tetapi juga kemampuan mengarahkan pengetahuan dan aktivitas penalaran
menuju pada kebaikan, baik kebaikan individu maupun kelompok

D.TUGAS

1. Bagaiamana cara menumbuhkan etos kerja yang tinggi sebagai seorang pelajar.
2. Mendeskripsikan mengapa perlu adanya Pengembangan etos kerja
3. Bagaimana perbandingan kondisi etos kerja bangsa Indonesia dengan bangsa lain?
GLOSARIUM
Hak Asasi Manusia

Seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makluk
Tuhan Yang Maha Esa..

unwillingness state

Negara yang tidak amau/tidak peduli dalam penaganan kasus pelanggaran HAM

Diplomatik

Sarana sarana yang sah dan legal yang digunakan suatu Negara dalam
melaksanaakan politik luar negeri

Pemboikotan

Pelanggaran Proses ,cara,perbutan memboikot / penolakan kerja sama.

Embargo

Pelanggaran perniagaan dan perdaganagan dengan sebuah negara

Declatoir

Condition sine qua non, dimana menurut teori ini orang yang melakukan perbuatan melawan
hukum selalu bertanggung jawab jika perbuatannya condition sine qua non menimbulkan
kerugian (yang dianggap sebagai sebab daripada suatu perubahan adalah semua syarat-syarat
yang harus ada untuk timbulnya akibat

Adequate veroorzaking

Dimana menurut teori ini si pembuat hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang
selayaknya dapat diharapkan sebagai akibat dari pada perbuatan melawan hukum.

Anarki

Negara yang tidak memiliki pemerintahan

Demokrasi

Bentuk pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan
wakilnya

Eksekutif

Sesuatu hal yang berkenaan dengan pengurusan (pengelolaan, pemerintahan} atau


penyelenggaraan sesuatu kekuasaan menjalankan undang - undang

Hukum

Peraturan atau alat yang secara resmi dianggap mengikat ,dikukukhkan oleh penguasa atau
pemerintah

Ideology

Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup.
Kolusi

Kerjasama yang bersifat rahasia dengan maksud tidak terpuji

Konfederasi

Gabungan beberapa Negara yang dibentuk untuk mengatur kepentingan bersama.

Monarkhi

Bentuk Negara yang dikepalai oleh seorang raja.

Nasional

Bersifat kebangsaan

Norma

Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat , dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima.

Otoriter

Berkuasa sendiri

Referendum

Penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yang menentukannya.

Republik

Bentuk pemerintahan yang berkedaulatan rakyat dan dikepalai oleh seorang presiden.

Tirani

Kekuasaan yang digunakan sewenang- wenang ; Negara yang diperintah oleh seorang raja atau
penguasa yang bertindak sekehendak hatinya.
Daftar Pustaka
.
Abidin, Zainal, 2013, Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
M. Sholehuddin, 2003, Sistem Sanksi Pidana, Rajawali Pers, Jakarta.
Achmad Ali, 1993, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Chandra
Pratama, Jakarta
Http://Merantionline.Com/Berita/Detail/273/2013/03/27/Setiap-Desa-Di-Meranti-Dikucur-400-
Hingga-600-Juta, diakses tgl 16 januari Tahun2014Jimly Asshiddiqie,Hukum Tata Negara Dan
Pilar-Pilar Demokrasi,Serpihan Pemikiran Hukum, Media Dan HAM,cet. II,(Jakarta:konstitusi
press, 2005).Josef Riwu Kaho,Prospek Otonomi Daerah Di Negara RepublikIndonesia(Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2005).
Mahfud MD,Moh.2000Demokrasidankonstitusi di Indonesia.Jakarta:Rinekacipta.
Strong,C.F.2004.Konstitusi-Konstitusi PolitikModern.KajianTentangSejarah&Bentuk-Bentuk
KonstitusiDunia.Bandung :NuansadanNusamedia.
Ppkn KLS XII ( SMA/MA ) (suparto,sri ruspita murni,ngdiman winata) Penerbit bumi Aksara )
Cetakan Ipetama :januari 2007
PKN kls XII SMK DAN MK (setiadi, retno listyari, ) penerbit erlannga ktsp 2006

Anda mungkin juga menyukai