JUDUL PROGRAM
Disusun oleh :
2012
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan :
A. Nama Penulis :
1. Dwi Utomo Nova Nugroho (09120252) Tahun Angkatan 2009
NIP.196005221988031001 NIP:197510252005012012
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .................................................... v
RINGKASAN........................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 6
A. Kajian Teori ............................................................................. 6
1. Pendidikan Karakter di Indonesia ........................................ 5
2. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ..................................... 12
a. Pengertian ........................................................................ 12
b. Model Pembelajaran IPS ................................................. 13
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 14
C. KerangkaBerpikir ..................................................................... 18
D. Faktor Pendukung dan Penghambat ......................................... 19
BAB III METODE PENULISAN ....................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... 21
A. Analisis Permasalahan ........................................................................ 21
B. Pembahasan ....................................................................................... 21
iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar Halaman
1: Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11
2: Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa...................... ............ 11
Tabel Halaman
1: Penilaian permainan cintamu rasa tahu .............................................. 25
2: Penilaian permainan cintamu rasa tahu .............................................. 27
3: Penilaian budaya karakter .................................................................. 28
v
Model Pembelajaran Cintamu Rasa Tahu sebagai Tinjauan Aplikatif
Dwi Utomo Nova N., Niken Hestining S., dan M. Khoirul Umam
RINGKASAN
vi
ilmu terus dikekang, mengakibatkan bangsa ini pasif dan menjadi konsumen abadi
dalam percaturan persaingan global. Beberapa kejadian ini dapat dianalisis bahwa
karakter merupakan hal yang sangat vital dalam pembangunan negara, mulai dari
aspek politik, ekonomi, keuangan, kesehatan, pertahanan dan keamanan, kejaksaan,
pengadilan semuanya membutuhkan benteng, yaitu karakter yang berkualitas.
Sekolah-sekolah kita sendiri banyak mengalami alih fungsi dari tempat belajar
menjadi tempat utama terjadinya ketidakadilan dan kekerasan, baik karena intervensi
dari pihak luar maupun dari kalangan insan pendidikan sendiri. Akibatnya para siswa,
guru, dan insan pendidikan sendiri yang menjadi korban. Banyak peristiwa
mengkhawatirkan terjadi di lingkungan pendidikan kita yang membuat dunia
pendidikan semakin merosot dan jauh dari kata baik ataupun layak. Hal ini berimbas
pada kualitas peserta didik, karena mereka yang menjadi objek pendidikan secara
langsung. Untuk membentuk kembali karakter-karakter penyangga bangsa diperlukan
sebuah wadah yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik. Karya tulis
ini menawarkan sebuah wadah yang berupa permainan yang bernama cintamu rasa
tahu.
Karakter cinta tanah air, tanggung jawab, komunikatif, dan rasa ingin tahu
masih belum terbentuk secara baik dan menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Implementasi karakter tersebut membutuhkan seperangkat aktivitas yang dilakukan
dengan tulus ikhlas, bukan saja mengawasi tetapi juga mengarahkan, menghibur,
memberi semangat dan memotivasi. Cintamu rasa tahu diharapkan dapat membentuk
nilai-nilai karakter kepada peserta didik seperti halnya nilai-nilai karkater yang kuat
untuk membentengi anak-anak dan generasi penerus bangsa untuk berbangsa dan
bertanah air dengan semangat nasionalisme. Karya tulis ini memfokuskan penanaman
nilai karakter pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar. Karena pada usia ini peserta
didik masuk dalam usia operasional konkret, mengalami perubahan kognisi dan
penyesuaian dengan lingkungan. Melalui pembelajaran cintamu rasa tahu ini peserta
didik mendapatkan pengalaman belajar yang beragam. Cintamu rasa tahu merupakan
sebuah pembelajaran yang terinpirasi oleh permainan cek-cek mek, kemudian penulis
memodifikasi dan mengemasnya kembali memjadi sebuah rangkaian pembelajaran
penuh dengan permainan yang menyenangkan. Pembelajaran ini dapat diterapkan di
dalam dan di luar ruangan.
Kata Kunci: Model pembelajaran cintamu rasa tahu, karakter cinta tanah air tanggung
jawab, komunikatif, dan rasa ingin tahu.
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
viii
2
peradilan, dan tranportasi akan semakin parah. (2) merebaknya kasus korupsi
hampir di semua lapisan pejabat, kebocoran anggaran pelaksanaan dan
pelaksanaan pembangunan lebih parah dari masa orde baru. Jika dahulu korupsi
hanya terkonsentrasi di pemerintah pusat, kini menjadi tersebar di semua lapisan
birokrasi, baik dalam tugasnya melaksanakan pembangunan berbasis
APBN/APBD demikian juga dalam hubungannya dengan pengusaha swasta. (3)
kasus asusila dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dan tidak sedikit
pada anak di bawah umur. masalah penjualan VCD-DVD hardcore yang dapat
dibeli oleh anak SD dan pada masalah narkoba Indonesia tidak hanya menjadi
negara tujuan pemakai, tetapi telah masuk menjadi mata rantai jaringan
pendistribusian narkoba. Ketiga masalah ini yang menjadi masalah moral utama
bangsa ini mengalami stagnasi atau mandeg dalam kemajuan.
ix
3
penerimaan informasi dari sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya
guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi dari
guru ke peserta ddidik. Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan dari SD sampai dengan SMP. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang Sekolah Dasar mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab
serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan
menghadapi tantangan yang berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang
dinamis.
x
44
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis mengambil rumusan
masalah yang terkait dengan gagasan konseptual pentingnnya pendesainan proses
pembelajaran yang bermakna, maka permasalahan yang akan dikaji adalah:
1. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model Pembelajaran Cintamu Rasa
Tahu (cinta tanah air, tanggung jawab, komunikatif, dan rasa ingin tahu) dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar kelas IV?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat model pembelajaran cintamu rasa
tahu (cinta tanah air, tanggung jawab, komunikatif, dan rasa ingin tahu) dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar kelas IV?
xi
5
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran cintamu rasa
tahu (cinta tanah air, tanggung jawab, komunikatif, dan rasa ingin tahu) dalam
mata pelajaran IPS.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa:
sebagai calon guru untuk menambah pengetahuan tentang model
pembelajaran IPS.
2. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar IPS SD kelas IV.
3. Peserta didik, memudahkan dalam menerima materi IPS yang diberikan dan
menumbuhkan rasa cinta tanah air, komunikatif, dan rasa ingin tahu.
xii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Karakter di Indonesia
Acuan teori dan konsep pendidikan menurut Widodo (2007) dalam
karya ilmiah ini adalah teori perkembangan kognitif dari Piaget. Pengertian
kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk
mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan
hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata,
melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Menurut Piaget, perkembangan
kognitif mempunyai empat aspek, yaitu (1) kematangan, sebagai hasil
perkembangan susunan syaraf; (2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik
antara organisme dengan dunianya; (3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-
pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan (4)
ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri
organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema
dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang
diperhatikan oleh organisme yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang
sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi
penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan
akomodasi. Piaget mengemukakan tahapan dalam perkembangan intelektual
anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
a. Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
b. Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
c. Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
d. Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
xiii
7
Piaget mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar atau peserta didik
berada pada tingkat operasional konkret. Pada tingkat operasional konkret
peserta didik umur (7-10 tahun) mulai mengembangkan kemampuan berpikir
beraneka. Mereka sudah dapat membedakan mana benda yang tidak berubah.
Oleh karena itu, dalam tingkat operasional konkret ini struktur kognitif peserta
didik sudah relatif stabil. Sudah mulai dapat berpikir logis.tetapi masih
memerlukan benda-benda konkret yang dapat mereka otak-atik untuk
membantu pemikirannya. Jadi kegiatan mengotak-atik dengan tangan atau
kegiatan manipulatif dan kesempatan mengeksplorasi sangat perlu bagi anak-
anak pada tahap ini, sebab kata-kata baik lisan maupun tertulis akan sangat
membantu jika mereka diberi kesempatan berpikir dengan gerakan dan
kreativitas tangan dan panca indera mereka sendiri.
Menindaklanjuti teori Piaget, Koesoema (2007: 44-47) menjelaskan
bahwa membentuk wajah bangsa merupakan keprihatinan pokok para
cendekiawan kita. Dengan caranya masing-masing, mereka mencoba
membayangkan dan menggagas sebuah bangsa yang memiliki identitas. Kalau
kita mau menengok sedikit ke belakang dan melihat bagaimana awal
munculnya kebangkitan nasional, kita akan menemukan bahwa bangsa ini
terbentuk bukan terutama karena praksis perjuangan melawan penjajah yang
tersebar secara sporadis di seluruh tanah air. Kemerdekaan kita berawal dari
sebuah ide dan gagasan. Tanpa mengurang jasa-jasa pelopor kemerdekaan,
soekarno menduduki tempat yang paling penting dalam sejarah kemerdekaan
bangsa kita. Soekarno bukanlah sekedar pemikir dan pejuang, ia sekaligus
seorang berkarakter yang mampu menyampaikan gagasan dan pemikirannya
pada khalayak dengan bahasa yang sangat sederhana dan memberikan
keyakinan bagi rakyat sehingga semangat kebangsaan itu bisa menjadi milik
semua. Yamin (2009: 179) menambahkan bahwa melepaskan jeratan hegemoni
asing dalam dunia pendidikan Indonesia adalah sebuah keniscayaan yang harus
digelar karena jika tidak, budaya bangsa Indonesia akan tercerabut dan menjadi
hilang dari kehidupan anak-anak bangsa sehingga ini pun akan mempengaruhi
bangsa sendiri secara luas yang juga akan mengakibatkan kehilangan identitas
xiv
8
xv
9
xvi
10
1) Berkelanjutan
xvii
11
karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi
selama 9 tahun.
MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN DIRI
NILAI
BUDAYA SEKOLAH
MP 1
MP 2
MP 3
NILAI MP 4
MP 5
MP6
MP .n
xviii
12
xix
13
xx
15
B. Penelitian Terdahulu
xxi
16
xxii
17
xxiii
18
xxiv
19
kelas IV lalu kelas V, kemudian terendah kelas VI. Penurunan skor tersebut
menggambarkan menurunnya kualitas perkembangan kecerdasan
intrapersonal dan interpersonal siswa.
C. Kerangka Berpikir
Dari kajian di atas maka bisa digambarkan dengan sebuah kerangka berpikir:
Terbentuknya
Dagradasi moral
karakter cinta
dan kurang Peserta didik
tanah air,
optimalnya kelas IV Sekolah
tanggungjawab,
pembelajaran IPS Dasar
komunikatif, dan
di SD kelas IV
rasa ingin tahu
xxv
20
xxvi
BAB III
METODE PENULISAN
Karya tulis ilmiah ini bersifat konseptual, sehingga metode yang digunakan
berhubungan erat dengan analisis persoalan mendalam yang mengkaji berbagai
fenomena peningkatan pembelajaran di sekolah dasar. Merujuk pendapat Sujana dan
Ibrahim (1989: 181) penulisan karya ilmiah setidaknya terdiri atas pendahuluan,
landasan teori, dan kerangka pemikiran, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan
kesimpulan penelitian. Dalam konteks ini, penulis menyusun karya ilmiah terdiri atas
lima bagian, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metode penulisan, pembahasan, dan
penutup.
Pada bagian pendahuluan, membahas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat. Latar belakang masalah menjelaskan
dasar pemikiran penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah. Rumusan masalah
memuat sejumlah pertanyaan yang bersumber dari masalah yang telah dibatasi dan
dipilihnya. Tujuan dan manfaat berisi rumusan tujuan yang sifatnya konsisten dengan
karya tulis ilmiah yang dibuat serta merumuskan manfaat yang relevan dengan karya
tulis ilmiah.
Bagian kedua adalah kajian pustaka yang terdiri dari uraian yang menunjukkan
landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah dan kupasan
mengenai penelitian terdahulu. Pembahasan teori, menelaah tentang teori yang
relevan dengan model pembelajaran cintamu rasa tahu khususnya teori mengenai
pembelajaran yang bermakna. penelitian terdahulu merupakan studi dokumentasi
untuk mengetahui penelitian sebelumnya. Pencarian terhadap hasil-hasil penelitian
terdahulu, penulis melakukan dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah dan pengaksesan
melalui internet.
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah
ini yaitu dengan prosedur ilmiah. Pembahasan merupakan bagian keempat yang
meliputi uraian masalah dan pemecahan masalah. Pada bagian ini penulis
menguraikan secara rinci model pembelajaran cintamu rasa tahu dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Bagian kelima adalah penutup yang berisi simpulan dan
saran.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Permasalahan
Proses belajar-mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, diharapkan seorang guru
menyampaikan materi ajar menyiasati agar semua aspek-aspek dari komponen-
komponen pembentuk sistem instruksional pada tersampaikannya isi pelajaran
(informasi) kepada siswa secara langsung. Selain itu, proses belajar-mengajar
harus membentuk sistem intruksional mengarah pada mengakifkan siswa untuk
mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yang mereka butuhkan.
Namun, kenyataan di lapangan belum menunjukkan kearah pembelajaran
yang bermakna. Pendidik sendiri masih kesulitan untuk mendesain pembelajaran
yang bermakna. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari
guru sudah membudaya sejak dulu sehingga untuk mengadakan perubahan kearah
pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit, Pada umumnya proses
kegiatan belajar IPS yang disajikan oleh guru terkesan kaku dan cenderung
membosankan. Guru hanya menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku,
sementara siswa diminta mendengarkan atau mencatat, tanpa ada interaksi dan
pembelajaran yang aktif. Kedudukan guru sebagai sumber ilmu, guru sebagai
orang yang terpandai diantara para peserta didik masih sangat melekat sekali. Hal
ini semakin membuat guru malas untuk mengembangkan diri kearah pembelajaran
yang bermakna.
B. Pembahasan
1. Rancangan Pembelajaran Cintamu Rasa Tahu
Pembelajaran cintamu rasa tahu merupakan suatu pembelajaran yang
mencangkup tiga aspek ranah taksonomi Bloom yaitu kongnitif, afektif,
psikomotorik. Hal tersebut akan mengantarkan peserta didik pada
pembelajaran bermakna dan menyenangkan.
Rancangan model pembelajaran cintamu rasa tahu sebagai berikut:
28
23
Kompetensi Dasar :
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
setempat(kabupaten/kota, provinsi)
Indikator :
a) Peserta didik dapat mengenal provinsi dan ibukota di Indonesia
b) Peserta didik dapat menyebutkan provinsi dan ibukota di Indonesia
c) Peserta didik dapat mengetahui provinsi dan ibukota di Indonesia
Tujuan Pembelajaran :
Setelah Mengikuti Pembelajaran diharapkan :
a) Melalui ceramah dapat menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya
b) Melalui demonstrasi dapat menyebutkan provinsi dan ibukota di
Indonesia
c) Melalui demonstrasi dapat mengetahui provinsi dan ibukota di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran ini :
a) Cinta tanah air
b) Tanggung Jawab
c) Komunikatif
d) Rasa ingin tahu
Materi pokok :
Nama-nama provinsi dan ibukota di Indonesia.
29
24
30
25
Keterangan :
31
26
1.
2.
3.
4.
Teknik penilaian
Skor penilaian
1. Pengetahuan = 0 – 100
2. Kreatifitas = 0 – 100
3. Ketangkasan = 0 – 100
32
27
Keterangan :
1. Leader
2. Pengawas
3. Pemain
b) Pelaksanaan
i. Setiap tim mempersiapkan satu yel-yel yang dinyanyikan sebelum permainan
dimulai.
ii. Dua tim pertama bersiap-siap dengan berbaris di belakang laptop yang telah
disediakan.
iii. Leader bertugas mengatur strategi urutan barisan agar efektif dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang nama-nama provinsi dan ibukotanya yang
disiapkan dalam laptop yang berjumlah sepuluh pertanyaan.
33
28
iv. Pertanyaan dalam laptop harus dijawab satu persatu oleh anggota tim sampai
selesai.
v. Tim pertama yang bisa menjawab sepuluh pertanyaan dengan cepat dan tepat
akan memperoleh predikat sebagai anak Indonesia.
vi. Saat permainan berlangsung, guru memutarkan lagu-lagu wajib dan daerah
untuk menembah semangat tim yang bertanding.
vii. Tim yang juara dari pertandingan pertana akan ditandingkan dengan juara dari
pertandingan kedua sampai diperoleh juara umum.
1.
2.
3.
4.
Skor penilaian
1. Ketangkasan = 0 – 100
2. Pengetahuan = 0 – 100
3. Kekompakan = 0 – 100
34
29
Gambar 6: Model Permainan Cintamu Rasa Tahu yang diperagakan oleh SD Negeri
02 Rejosari
KARAKTER Ket
Nama Rasa
No Cinta Tanggung
Kelompok Komunikatif Ingin
tanah air Jawab
Tahu
1. Harimau MK MB MB BT
2 ………
Keterangan :
35
30
a. Surabaya c. Bandung
DAFTAR PERTANYAAN
b. Semarang d. Jakarta
BENAR
SALAH SEKALI
36
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Model pembelajaran Cintamu Rasa Tahu dapat menambah wawasan
peserta didik tentang nama-nama provinsi dan ibukota di Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung meliputi cinta tanah air, komunikatif, tanggung
jawab dan rasa ingin tahu. Model pembelajaran ini terdiri dari dua jenis
yaitu di dalam ruangan dan di luar ruangan.
2. Faktor pendukung permaianan di luar ruangan antara lain (a) tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai, (b) pembuatan permainan cukup
mudah. Faktor penghambat, adanya kecenderungan minimnya kreatifitas
guru dan faktor cuaca. Sedangkan apabiladilakukan di dalam ruangan,
faktor pendukung permainan ini antara lain tersedianya sarana laptop dan
faktor penghambatnya di sekolah-sekolah pedesaan masih belum tersentuh
teknologi.
B. Saran
Permainan ini diharapkan segera diterapkan oleh guru di SD yang
mempunyai kelebihan di bidang teknologi untuk mejadikan pembelajaran IPS
yang aktif, kreatif, modern. Sedangkan untuk SD yang belum memiliki
kelebihan di bidang teknologi bias diaplikasikan melalui permainan di luar
ruangan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : DIKTI
38
Sutrisno, Agus.2004. Pembelajaran Kartu Soal Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas VI SD Anjasmoro 02 (Sebuah Aplikasi Pengalaman Mengajar
Melalui Permainan). Jakarta: Depdiknas.
Wardani, Dani. 2009. Bermain Sambil Belajar hal 14-15. Bandung: Edukasia
Widodo, Ari, Wuryastuti, Sri, dan Margaretha. 2007. Pendidikan IPA di SD.
Bandung: UPI PRESS
Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan hal 114-115. Jakarta: Bumi Aksara
39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pengalaman Penelitian:
4. Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Kartu Mega Star pada Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Anjasmoro Semarang tahun 2006.
40
8. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Portofolio Showcase Pada
Siswa Kelas V SDN Anjasmoro Semarang.
41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 3 Boloh (1996-2002)
2. SMP Negeri 1 Purwodadi (2002-2006)
3. SMA Negeri 1 Purwodadi (2006-2009)
4. Mahasiswa IKIP PGRI Semarang (2009- sekarang)
42
“Punakawan sebagai media membentuk karakter Kreta Cintamu pada Pramuka
Siaga”
43
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
5. SD Negeri 1 Bae Kudus (2001-2004)
6. SMP Negeri 1 Sumber Rembang (2004-2007)
7. SMA Negeri 1 Rembang (2007-2010)
8. Mahasiswa IKIP PGRI Semarang (2011- sekarang)
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 2 Purwodadi (2002-2005)
SMP Negeri 1 Purwodadi (2005-2008)
SMA Negeri 1 Purwodadi (2008-2011)
Mahasiswi IKIP PGRI Semarang (2011- sekarang)
45