Anda di halaman 1dari 22

PENGAUDITAN I

RINGKASAN MATERI BAB III

Disusun Oleh: Kelompok 9


Kadek Ayu Esa Pratiwi (2007531103)
I Gusti Ayu Pradnya Wulandewi Adnyani (2007531106)
Yoga Aditya Eka Syahputra (2007531127)
Anak Agung Putri Winasari (2007531273)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB III
KODE ETIK PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

ETIKA UMUM DAN ETIKA PROFESIONAL


Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ‘ethos’ yang berarti ‘karakter’, sehingga secara
umum dapat dinyatakan bahwa etika berhubungan dengan pertanyaan bagaimana seseorang
bertindak terhadap orang lainnya. Para ahli filsafat dan etika telah mengembangkan berbagai
teori tentang tindakan-tindakan etis.
a. Etika Umum
Etika umum merumuskan apa yang baik untuk individu dan masyarakat, dengan
menetapkan sifat kewajiban atau tugas sehingga individu-individu memiliki kewajiban
terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Karena kesulitan menentukan apa yang
‘baik’dan apa yang menjadi ‘kewajiban’, ahli filsafat membagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
- Ethical absolutist : ada prinsip universal yang diterapkan pada setiap orang yang
tidak berubah sepanjang masa.
- Ethical relativists : pertimbangan etis ditentukan oleh perubahan kebiasaan dan
tradisi yang berlaku dalam masyarakat.
Karena tidak ada seperangkat prinsip yang menjelaskan perilaku yang benar untuk
segala situasi, ahli mengembangkan suatu kerangka pengambilan keputusan etika
umum yang meliputi:
- Dapatkan fakta-fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan
- Identifikasi masalah etika yang terkait dari fakta-fakta tersebut
- Tentukan siapa yang terpengaruh dan bagaimana pengaruhnya
- Identifikasikan alternative pengambilan keputusan
- Identifikasikan konsekuensi dari setiap alternative
- Tetapkan pilihan etika
b. Etika Profesional
Etika professional mencangkup prinsip perilaku untuk orang-orang professional
yang dirancang baik untuk tujuan praktis maupun tujuan idealis sehingga harus realistis
dan dapat dilaksanakan. Untuk memelihara kepercayaan masyarakat akan jasa yang
diberikan, kode etik seyogyanya lebih tinggi dari undang-undang tetapi di bawah ideal.
Kode etik berpengaruh besar terhadap reputasi serta kepercayaan masyarakat pada
profesi yang bersangkutan, sehingga menjadi tuntutan bagi kantor-kantor akuntan
public untuk berperilaku dengan tingkat profesionalitas yang tinggi/

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Organisasi profesi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik Akuntansi Indoneia
yang ditetapkan dalam Kongres VIII Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 1998 yang berlaku
bagi semua akuntan. Pada 1 Januari 2010, diberlakukan kode etik baru yang disebut Kode Etik
Profesi Akuntan Publik khusus bagi para akuntan public anggota IAPI. Kode etik baru ini
mencangkup 2 bagian, yaitu Bagian A – General Application of the Code yang menetapkan
prinsip dasar etika profesi serta memberikan kerangka konseptual, dan Bagian B – Professional
Accountants in Public Practice memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual
tersebut. Sifat kode etik baru ini principle base yang selalu menjadi ciri dari pernyataan standar
yang diterbitkan IFAC. Kode etik tersebut menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam KAP atau jaringan KAP.

PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


a. Pendahuluan
Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan public adalah tanggung jawab
dalam melindungi kepentingan publik. Ketika bertindak untuk kepentingan public,
setiap praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam kode etik. Bagian A dari kode etik memberikan pedoman
terhadap prinsip dasar etika profesi sehingga wajib diterapkan untuk mengidentifikasi
ancaman terhadap kepatuhan dan mengevaluasi signifikasi ancaman tersebut sehingga
nantinya dapat dilakukan pencegahan.
b. Pendekatan Kerangka Konseptual
Kode etik mengharuskan praktisi selal menerapkan Kerangka Konseptual
untuk mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar serta
menerapkan pencegahan. Identifikasi ancaman dan penerapan pencegahan harus
dilakukan praktisi dalam melakukan pekerjaan profesionalnya.
• Kerangka konseptual mengharuskan praktisi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prnsip dasar etika profesi
dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik, serta tidak hanya mematuhi
seperangkat peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif.
• Jika ancaman tersebut termasuk dalam ancaman yang tidak signifikan, maka
pencegahan harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
atau mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat diterima sehingga
kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi tetap terjaga.
• Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi ketika ia mengetahui adanya keadaan atau hubungan yang dapat
mengakibatka pelanggaran terhadap prinsip dasar etika profesi.
• Jika praktisi tidak dapat menerapkan pencegahan yang tepat, maka ia harus
menolah untuk menerima perikatan atau menghentikan jasa profesional yang
diberikan atau mengundurkan diri dari perikatan tersebut.
• Jika praktisi dengan tidak sengaja melanggar Kode Etik, maka tergantung sifat dan
signifikannya, pelanggaran tidak mengurangi kepatuhan jika dapat dikoreksi
sesegera mungkin ketika ditemukan dan pencegahan yang telah ditetapkan.
c. Ancaman dan Pencegahan
Terdapat lima jenis ancaman terhadap prinsip dasar, yang terdiri dari :
1) Ancaman Kepentingan Pribadi
2) Ancaan Telaah Pribadi
3) Ancaman Advokasi
4) Ancaman Kedekatan
5) Ancaman Intimidasi
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasa etika profesi antara lain :
1) Ancaman kepentingan pribadi, merupakan akibat dari kepentingan keuangan dan
sebagainya dari praktisi maupun keluarga praktisi.
2) Ancaman telaah-pribadi, terjadi saat pertimbangan yang telah diberikan harus
dievaluasi kembali oleh praktisi yang bertanggung jawab atasnya.
3) Ancaman Advokasi, terjadi saat praktisi menyatakan sikap atau pendapat yang bisa
mengurangi objektivitas praktisi.
4) Ancaman Kedekatan, terjadi jika praktisi bersimpati terhadap pihak lain yang
memiliki hubungan dekat.
5) Ancmaan intimidasi, terjadi ketika praktisi dihalangi untuk bersikap objektif.
Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap ancaman antara lain :

1) Pencegahan yang dibuat oleh profrsi, perundang-undangan, atau peraturan


2) Pencegahan dalam lingkungan kerja
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan lain
mencakup:
1) Persyaratan, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi
2) Persyaratan, pengembangan dan pendidikan professional
3) Peraturan tata kelola perusahaan
4) Standar profesi
5) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator
6) Penelaah eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan hukum atas
laporan, komunikasi, atau infomrasi yang dihasilkan oleh praktisi
Bagian B dari kode etik membahas pencegahan dalam lingkungan kerja yang dapat
dibuat oleh profesi, perundang-undangan, pertauran, atau pemberi kerja, mencakup :
1) Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui oleh umum sehingga pemberi kerja,
kolega, dan masyaraka bisa melaporkan praktisi yang tidak profesional.
2) Membuat laporan tertulis dan eksplisit untuk melaporkan pelanggaran etika profesi
yang terjadi.
d. Penyelesaian Masalah yang Terkait dengan Etika Profesi
• Praktisi harus menyelesaikan masalah dalam penerapan prinsip dasar etika profesi
yang mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) Fakta yang relevan
2) Masalah etika profesis yang terkait
3) Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang
dihadapi
4) Prosedur internal yang berlaku
5) Tindakan alternative
• Praktisi kemudian harus menentukan tindakan yang sesuai dasar etika profesi yang
diidentifikasi dengan mempertimbangkan akibat dari tindakan yang dilakukan. Jika
tidak terselesaikan, praktisi harus berkonsultasi dengan pihat KAP atau jaringan
KAP tempatnya bekerja.
• Jika melibatkan pihak lain, maka praktisi harus mempertimbangkan berkonsultasi
degan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
• Dalam prosesnya, praktisi dianjurkan mendokumentasikan substansi permasalahan
dan rincian pembahasanyang dilakukan.
• Jika masalah tidak dapat terpecahkan, maka praktisi dapat meminta nasihat
profesional dari organisasi profesi yang relevan atau penasihat huku untuk
memperoleh pedoman mengena penyelesaian masalah etika profesi yang terjadi
tanpa melanggar prinsip kerahasiaan.
• Jika setelah mendalami semua kemungkinan yang relevan namun tetap tidka
ditemukan penyelesaian, praktisi harus menolak dengan hal yang dapat
menimbulkan masalah etika profesi.
• Bagian B Kode Etik mencakup contoh-contoh penerapan kerangka konseptual
yang secara keseluruhan tidak lengkap. Oleh karena itu praktisi harus menerapkan
kerangka konseptual dalam setiap situasi yang dhadapi.

PRINSIP DASAR

Terdapat 5 prinsip dasar pada Kode Etik bagian A, yaitu:


1. Prinsip Integritas
• Praktisi wajib untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan bisnis.
• Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya
yang didalamnya terdapat :
a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati
c) Penghilangan atau penyumbinyan yang dapat menyesatkan atas informasi
yang seharusnya diungkapkan.
• Praktisi dianggap tidak melanggar ketantuan diatas jika ia memberikan laporan
yang dimodifikasi.
2. Prinsip Objektivitas
• Praktisi tidak bisa membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, dan pengaruh
dari pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional, atau bisnisnya.
• Setiap praktisi harus menghindari hubungan yang bersifat sibjektif atau yang dapat
mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya.
3. Prinsip Kompetensi dan kehati-hatian professional
• Praktisi dalam prinsip ini wajib untuk :
a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja.
b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan
standar profesional dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan
jasa profesionalnya.
• Kompetensi profesional dibagi menjadi dua tahap yang terpisah, yaitu :
a) Pencapaian kompetensi profesional
b) Pemeliharaan kompetensi profesional
• Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan
untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat
melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional.
• Praktisi harus bersikap dan bertindak hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu.
• Praktisi harus menyediakan pelatihan dan penyeliaan bagi mereka yang bekerja di
bawah wewenangnya.
• Bila dipandang perlu, praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional
lainnya.
4. Prinsip Kerahasiaan
• Praktisi dilarang melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh kepada pihak dilua KAP
atau Jaringan KAP tanpa wewenang khusus kecuali kewajiban
mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum
b) Menggunakan informasi rahasia unruk mendapaykan keuntungan pribadi.
• Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya.
• Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon
klien atau pemberi kerja.
• Setiap praktisi haru smempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi
terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.
• Setiap praktisi harus menerapkan prosefur yang dianggap perlu untuk memastikan
terlaksananya prinsip kerahasiaan, baik oleh mereka yang bekerja di bawah
wewenang atau pihak lainnya.
• Mematuhi prinsip rahasi terus berlanjut bahkan setelah berakhirnya hubungan
antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja.
• Situasi yang mengharuskan mengngkapkan informasi yang bersifa rahasia, yaitu:
a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau
pemberi kerja
b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum (biasanya pengungkapan
dokuman dalam sidang atau lain sebagainya)
c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk
mengungkapkan, selama tidak dilaang oleh ketentuan hukum :
1) Dalam mematuhi pelaksanaan penalaahan mutu yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator
2) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator
3) Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang
pengadilan
4) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
• Pertimbangan untuk mengungkapkan infromasi rahasia antara lain :
a) Dirugikan tidaknya semua pihak.
b) Diketahu tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan
c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.
5. Prinsip Perilaku professional
• Praktisi wajib untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskredikan profesi.
• Praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi saat memasarkan
pekerjaannya, dan menghindari hal-hal seperti :
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh.
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang
tidka di dukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.

ATURAN ETIKA PROFESI


Bagian B Kode Etik memberikan ilustrasitentang penerapan kerangka konseptual dna
contoh-xontoh pencegahan yang diperluka untuk engatasi ancaman tehadap kepatuhan pada
prinsip dasar. Namun dijelaskan pula bahwa contoh-contoh yang diberkan terssebut bukan
merupakan daftar lengkap terhadap situasi yang akan dihadapi praktisi yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan prinsip dasar. Terdapat sepuluh sesi dalam bagian
B Kode Etik.
1. Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
• Praktisi tidak boleh mengikuti segala aktivitas yang dapat mengurangi integritas,
objektivitas atau reputasi profesinya dan bertentangan dengan jasa profesi yang
diberikan.
• Ancaman yang mengamcam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi diantaranya:
a) Ancaman kepentingan pribadi
b) Ancaman telaah pribadi
c) Ancaman advokasi
d) Ancaman kedekatan
e) Ancaman intimidasi
• Sifat dan signifikasi ancaman tergantung pada sifat dan jenis jasa profesional yang
diberikan pada pihak-pihak ini:
a) Klien audit laporan keuangan
b) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan
c) Klien selain klien assurance
• Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi :
a) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien
b) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien
c) Pleuang kerja yang potensial
• Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi :
a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali
hasil pekerjaan praktisi.
b) Anggota time assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat,
seagai direksi atau penjabat klien.
c) Pemberian jasa profesi kepada klien assurance yang dapat memengaruhi hal
pokokdari perikatan assurance.
• Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi :
a) Mempromosikan saham sutau entitas yang efeknya tercata di bursa yang
merupakan klien audit laporan keuangan.
b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.
• Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan :
a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga.dari direktur atau pejabat
klien
b) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakukan istimewa dari klien
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.
c) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan
KAP dengan klien assurance.
• Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi :
a) Ancaman atas pemutusan perikatan atau pergantian tim perikatan
b) Ancaman atas ligitasi
c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangana lingkup pekerjaan dengan
tujuan mengurangi imbalan jasa profesional.
• Praktisi harus berhati-hati terhadap ancaman khusus yang tidak diklasifikasikan
menurut ancaman yang tercantum pada paragraf 200.3 dari kode etik.
• Pencegahan yang dapat dilakukan diklasifikasikan menjadi :
a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
b) Pencegahan dalam lingkungan kerja
• Pencegahan lingkungan kerja terdiri dari pencegahan pada tingkat institusi dan
pada tingkat perikatan yang juga harus mempertimbangka untuk menentukan cara
terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasikan serta
mempertimbangkan dapat atau tidaknya pertimbangan tersebut diterima oleh pihak
ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang
relevan, termasuk pengetahuan mengenai signifikansi ancaman dan pencegahan
yang diterapkan. Pertimbangan itu dapat dipengaruhi oleh signifikansi ancaman,
sifat perikatan, dan struktur KAP atau Jaringan KAP.
• Pencegahan pada tingkat institusi mencakup :
a) Kepemimpinan KAP yang menekankan pentingnya kepatuhan pada prinsip
dasar etika profesi.
b) Kebijakan dan prosedur untuk menetapkan dan memantau pengendalian mutu
perikatan.
c) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan
terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
• Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja mencakup :
a) Melibatkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telaah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
b) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat kllien yang bertanggung
jawa atas tata kelola perusahaan.
c) Melibatkan KAP lain untuk melakukan atau merngerjakan kembali suatu
bagian dari perikatan.
• Praktisi dapat mengendalkan pencegahan yang diterapkan oleh klien tapi tetap saja
praktisi tidak dapat mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi
ancaman ke tingkat yang diterima.
• Pencegahan yang diterapkan oleh klien mecakup:
a) Pihak dalam prganisasi klien selain manajemen meratifikasi atau menyutujui
penunjukan KAP.
b) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman yang memadai
untuk mengambil keputusan manajemen.
c) Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya proses
pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatanassurance.
2. Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
a) Penerimaan klien
• Praktisi harus mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap
kepatuhan pad aprinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya
klien tersebut.
• Isu-isu yang dapat mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
mencakup keterlibatan klien dalam aktivitas ilegal, kcurangan, atau pelaporan
keuangan yang tidak lazim.
• Signifikan setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman tersebut tidak
signifikan, pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima.
• Pencegahan yang tepat mencakup :
a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer serta pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan.
b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata
kelola perusahaan atau pengendalian internalnya.
• Praktisi harus menolak perikatan yang memiliki ancaman yang tidka dapat
dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
• Keputusan untuk menerima perikatan yang berulang harus ditelaah secara
berkala.
b) Penerimaan Perikatan
• Setiap Praktisi hanya boleh memberikan jasa profesionalnya jika memiliki
kompetensi untuk melaksanakan perikatan tersebut. Sebelum menerima
perikatan, setiap Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya
perikatan tersebut.
• Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang
diidemtifikasi dan , jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman
yang secara tidak signifikan, maka pencegahan yang tetap harus diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas
kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup
pekerjaan yang akan dilakukan.
b) Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industry atau hal pokok
dari perikatan.
c) Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang
relevan.
d) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang
diperlukan.
e) Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
f) Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan
perikatan.
g) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang dirancang
sedemikian rupa untuk memastikan diterimanya perikatan hanya bila
perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara kompeten.
• Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau pekerjaan tenaga
ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam melaksanakan
perikatannya.
• Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan melaksanakan
perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsip-akuntansi-yang-
berlaku-umum.
• Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan prktisi lain atau seorang
Praktisi yang sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan
(Praktisi Pengganti) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan
Praktisi lain (Praktisi Pendahulu) harus menentukan ada tidaknya alasan
profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu
adanya hal-hal yang dapat mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi.
• Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi dengan tergantung dari sifat
perikatannya. Praktisi pengganti dapat berkomunikasi langsung dengan Praktisi
pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar belakang, sehingga
Praktisi pengganti dapat memutuskan tepat tidaknya menerima perikatan
tersebut.
• Setiap Praktisi pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan lingkup informasi
menenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh Praktisi pendahulu.
• Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi pendahulu tidak boleh
secara sukarela memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi
pengganti.
• Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman yang tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut.
• Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi pengganti, antara lain:
a) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan
terbuka dengan Praktisi pendahulu.
b) Meminta Praktisi pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan klien yang diketahuinya yang relevan bagi
Praktisi pengganti, sebelum Praktisi pengganti memutuskan untuk
menerima perikatan tersebut.
c) Ketika menanggapi permintaan untuk tender, Praktisi pengganti harus
mencantumkan dalam dokumen tendernya persyaratan mengenai
komunikasi dengan Praktisi pendahulu sebelum menerima perikatan
tersebut.
• Praktisi pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien, sebaliknya
secara tertulis, sebelum melakukan komunikasi dengan Praktisi pendahulu.
• Jika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ketingkat yang dapat
diterima melalui penerapan pencegahan, maka Praktisi pengganti harus
mencoba untuk memperoleh informasi mengenai semua kemungkinan ancaman
yang dapat terjadi melalui cara-cara lain.
• Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melaukan pekerjaan yang bersifat
sebagai pelengkap atau merupakan pekerjaan tambahan dari Praktisi Pendahulu.
Benturan Kepentingan
• Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,
karena dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan para prinsip dasar etika
profesi.
• Sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien atau perikatan,
setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman.
• Pencegahan yang dilakukan oleh Praktisi dalam benturan kepentingan, antara
lain:
a) Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis
KAP atau jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,
atau
b) Memberitahukan semua pihak yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa
professional oleh Praktisi kepada dua atau lebih klien yang kepentingannya
saling berbenturan, atau
c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa professional oleh Praktisi
secara tidak eksklusif untuk suatu klien.
• Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan:
a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa
professional kepada klien-klien yang kepentingannya saling benturan,
b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak
berhak,
c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai
keamanan dan kerahasiaan data,
d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan
san staf KAP atau Jaringan KAP, dan
e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior
KAP atau jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan.
• Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap satu atau lebih
prinsip dasar etika profesi, maka Praktisi harus menolak untuk menerima
perikatan tersebut atau bahkan mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan
yang benturan kepentingan tersebut.
• Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi sehubungan dengan
permohonan Praktisi untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak lain
yang kepentingannya benturan dengan klien, maka Praktisi tidak boleh
melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak
tersebut.
Pendapat Kedua
• Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
Praktisi dimminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar lain untuk keadaan atau transaksi
tertantu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien.
• Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus
mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pencegahan ancaman mencakup
antara lain:
a) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang
memberikan pendapat pertama;
b) Menjelaskan mengenai dan keterbatasan pendapat yang diberikan kepada
klien;
c) Memberikan salinan pendapat memberikan pendapat pertama kepada
Praktisi yang memberikan pendapat pertama.
• Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak memberikan
persetujuannya, maka Praktisi harus mempertimbangkan seluruh fakta dan
kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
• Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa professional yang deiberikan,
Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dipandang
sesuai.
• Signifikansi ancaman akan tergantung dari factor, seperti besaran imbalan jasa
professional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa professional yang
diberikan. Pencegahan ancaman mencakup antara lain:
a) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan terutama dasar
penentuan besaran imbalan jasa professional serta jenis dan lingkup jasa
professional yang diberikan.
b) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang
kompeten dalam perikatan tersebut.
• Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen telah digunakan secara luas
untuk jasa professional tertentu selain jasa assurance. Imbalan yang bersifat
kontijen dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi, yaitu ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas.
Signifikansi ancaman tersebut akan tergantung dari beberapa factor sebagai
berikut:
a) Sifat perikatan;
b) Rentang besaran imbalan jasa professional yang dimungkinkan;
c) Dasar penetapan besaran imbalan jasa professional;
d) Ada tidaknya penelahaan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang
independent.
• Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Pencegahan ancaman mencakup
antara lain:
a) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar
penentuan imbalan jasa professional.
b) Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai
dasar penentuan imbalan jasa professional.
c) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
d) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan
Praktisi.
• Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan jasa
professional rujukan atau komisi yang terkait dengan diterimanya suatu
perikatan.
• Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa professional rujukan untuk
mendapatkan klien atau perikatan.
• Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa professional
rujukan atau komisi, pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau
penerimaan imbalan jasa professional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu
perikatan.
b) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi
dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien.
• Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP atau Jaringan
KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang sebelumnya
memiliki KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan pembayaran
kepada ahli waris atau walinya.
Pemasaran Jasa Profesional
• Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi
ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk
pemasaran lainnya.
• Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan
yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
• Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya oleh
klien.
• Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai, dan maksud
di balik pemberian tersebut.
• Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman selain ancaman yang secara
jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima.
Penyimpangan Aset Milik Klien
• Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau
asset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang
berlaku.
• Penyimpanan asset milik klien dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Praktisi yang dipercaya untuk
menyimpan uang atau asset lainnya milik pihak lain harus melakukan
pencegahan sebagai berikut:
a) Menyimpan asset tersebut secara terpisah dari saet KAP atau Jaringan KAP,
atau asset pribadinya;
b) Menggunakan asset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
c) Setiap saat siap mempertanggungjawabkan asset tersebut kepada individu
yang berhak atas asset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau
keuntungan yang dihasilkan dari asset tersebut;
d) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan
dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban asset tersebut.
• Selain itu, setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan
keterkaitan Praktisi dengan asset tersebut.
Objektivitas – Semua Jasa Profesional
• Dalam memberikan jasa profensionalnya, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan atau hubungan dengan
klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. Sebagi contoh, ancaman
kedekatan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi dari
hubungan keluarga, hubungan kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.
• Setiap praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap independen
terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran (Independence of
mind) dan independensi dalam penampilan (Independence in appearance)
sangat dibutuhkan untuk memungkinkan praktisi untuk menyatakan pendapat,
atau memberikan kesan adanya pernyataan pendapat, secara tidak bias dan
bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh pihak lain. Seksi 290 dari Kode
Etik ini memberikan pedoman mengenai ketentuan independensi bagi praktisi
ketika melakukan perikatan assurance.
• Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan jasa profesional
akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perserikatan yang dilakukan
oleh praktisi.
• Setiap praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang
diidentifikasi dan jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman
yang jelas tidak signifikan maka pencegahan yang tepat harus diterapkan,
diantaranya:
a) Mengundurkan diri dari tim perikatan
b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai
c) Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang dapat
menimbulkan ancaman
d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP atau
Jaringan KAP.
e) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang bertanggung
jawab atas tata kelola perusahaan.

INDEPENDENSI
Seksi 290 yang terdiri dari 162 paragraf mengatur persyaratan independensi pada
perikatan assurance serta perikatan non assurance pada klien assurance. Beberapa paragraph
penting pada awal seksi 290 antara lain:
• Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap praktisi untuk
bersikap sebagai berikut:
(a) Independensi dalam pemikiran, merupakan sikap mental yang memungkinkan
pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal – hal yang dapat
mengganggu pertimbangan profesional
(b) Independensi dalam penampilan, merupakan sikap yang menghindari tindakan atau
situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga meragukan integritas, objektivitas,
atau skeptisisme profesional dari anggota tim assurance, KAP, Jaringan KAP.
• Penggunaan kata “independensi” yang berdiri sendiri dapat menimbulkan
kesalahpahaman, dapat menyebabkan pengamat beranggapan seseorang yang
profesional harus bebas dari semua oengaruh ekonomi, hubungan keuangan, maupun
hubungan lainnya, namun kondisi seperti itu mustahil terjadi.
• Kode etik ini memberikan ilustrasi mengenai setiap situasi yang dapat menimbulkan
ancaman terhadap independensi beserta penerapan pencegahan yang tepat mengingat
beragamnya situasi yang relevan dan ancaman yang dapat terjadi. Kerangka kerja
konseptual dibuat untuk melindungi kepentingan publik dengan mengharuskan anggota
tim assurance, KAP, atau jaringan KAP untuk menerapkan kerangka kerja konseptual
secara tepat.

Pendekatan Konseptual Atas Independensi


• Anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP harus menerapkan kerangka kerja
konseptual yang terdapat dalam bagian A Kode Etik ini sesuai dengn situasi yang
dihadapinya.
• Contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk memberikan iluastrasi
mengenai kerangka kerja konseptual
• Sifat ancaman terhadap independensi dan penerapan pencegahan yang tepat tergantung
dari karkteristik perikatan assurance (perikayan audit laporan keuangan atau selain
perikatan audit laporan keuangan), tujuan, informasi hal pokok, dan pengguna laporan
yang dituju.
Ilustrasi Ancaman-Ancaman Terhadap Independensi dalam Perikatan Assurance dan
Pencegahannya
Paragraf 290.100 sampai 290.214 memberikan ilustrasi ancaman terhadap
independensi dalam perikatan assurance dan pencegahannya. Ancaman tersebut diilustrasikan
timbul ketika adanya:
1. Kepentingan Keuangan
• Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan ancaman
kepentingan pribadi. Oleh karena itu diperlukan evaluasi mencakup pihak yang
memiliki kepentingan keuangan, serta materialitas dan jenis kepentingan keuangan.
• Kepentingan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Kepentingan keuanan dari suatu pihak yang tidka meiliki kendali atas medium
investasi atau atas kepentingan keuangan yang dimiliki
2) Kepentingan keuangan dari suatu pihak ang memilliki kendali atas kepentingan
keuangan atau memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan investasi.
Hal yang penting dalam mengevaluasi adalah pertimbangan mengenai tingkat
pengendalian atau pengaruh atas instrumen perantara, kepentingan keuangan yang
dimiliki, atau strategi investasi. Selain itu kepentingan kuangan yang bersifat langsung
jika terdapat kendali atas hal hal tersebut diatas.
• Langkah pencegahan jika anggota tim assurance atau keluarganya kepentingan uang
pada klien assurance, antara lain :
a) Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang
individu menjadi anggota tim assurance
b) Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidka langsung sebelum seorang
individu menjadi anggota tim assurance yang jumlah memadai hingga kepeningan
keuangan yang tersisa tidak menjadi lagi material.
c) Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance
• Pencegahan yang dapat dilakukan ketika anggota tim assurance atau anggota
keluarganya menerima hadiah yang material pada klien assurance sebagai akibat
penggabungan usaha, antata lain :
a) Melepaskan kepetingan keuangan sidini mungkin
b) Mengeluarkan anggota tim assurance dari perikatan assurance
Pencegahan tambahan, antara lain :
a) Mendiskusikan hal-hal terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki
tanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
b) Mellibatkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
atau memberikan saran
2. Pinjaman dan Penjaminan yang Diberikan oleh Klien Assurance, serta Simpanan yang
Ditempatkan pada Klien Assurance
• Pinjaman atau penjamin yang diberikan kepada KAP oleh klien assurance tidka akan
menimbulkan ancaman independensi jika diberikan sesuai dengan prosedur, kondisi,
dan persyaratan lazim dengan jumlah pinjaman tersebut tidak material.
• Jika pinjaman atau penjamin yang diberikan oleh klien assurance kepada anggota tim
assurance atau keluarganya tidak akan mengancam independensi asalahkan sesuai
dengan prosedur, kondisi, dan persyaratan lazim dengan jumplah pinjaman tersebut
tidak material.
• Begitu pula brokerage account milik anggota tim assurance atau KAP (sama dengan
yang diatas)
• Jika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman kepada klien assurance
akan dihitung sebagai ancaman kepentingan pribadi yang signifikan sehingga untuk
menghilangkan ancaman ini, jumlahnya harus tidak material baik bagi tim assurance
atau KAP maupun klien assurance.
• Begitu pula jika anggota tim assurance atau KAP menerima pinjaman dari, atau
memiliki pinjaman yang dijamin oleh klien assurance (sama dengan yang diatas)
3. Hubungan Bisinis yang Dekat dengan Klien Assurance
• Hubungan antara praktisi atau KAP dengan klien akan melibatkan kepentingan
keuangan yang bersifat komersial atau bersifat umum dan menimbulkan ancaman
kepentingan pribadi atau intimidasi. Untuk klien udit laporan keuangan, tidak ada
pencegahan kecuali kepentingan keuangan yang terjadi tidak material dna
hubungannya tidak signifikan bagi semua pihak.
• Pencegahan yang dapat dilakukan KAP ahar tetap bisa melaksanakan perikatanya
antara lain:
a) Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance
b) Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa sehingga kepentingan
keuangan setelahnya menjadi tidak lagi material dan hubungan tersebut secara jelas
menjadi tidka lagi signifikan
c) Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance d) Mengeluarkan
personil yang bersangkutan dari tim assurance
• Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis yang terjadi tidak
akan menimbulkan ancaman terhadap independensi selama:
a) Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP atau Jaringan KAP
maupun klien audit laporan keuangan
b) Kepentingan yang dimiliki tidak materian terhadap investor atau kelompok
investor
c) Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok investor
untuk mengendalikan entitas selain emiten tersebut.
• Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota tim assurance atau KAP
tidak menimbulkan ancaman independensi selama transaksi tersebut dilakukan
berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim. Pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengurangai ancaman, antara lain:
a) Menghapus atau mengurangi besaran transaksi
b) Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance
c) Mendiskusikan hal-hal terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
4. Hubungan Keluarga dan Hubungan Pribadi dengan Klien Assurance
• Hubungan keluarg dan hubungan pribadi yang terjadi antara anggota tim assurance
dengan karyawan tertentu dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi,
kedekatan, dan intimidasi. Signifikasi tiap ancaman akan tergantung dari sejumlah
faktor termasuk tanggung jawab personil dalam perikatan assurance, kedekatan
hubungan yang terjadi, dan peran anggota keluarga atau personil lain dalam klien
assurance.
• Jika anggota keluar tim assurance adalah karyawan klien assurance yang memiliki
kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan atas informasi pokok dari
perikatan assurance, maka satu-satunya pencegahan adalah mengeluarkan personil
tersebut dai perikatan assurance. Oleh karena itu, tiap anggota assurance bertanggung
jawab untuk mengidentifikasi tiap individu kedekatan mereka dengan klien assurance
dan berkonsultasi sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh KAP.
• Pelanggaran tidak sengaja terkait hubungan kelurga atau pribadi tidak memengaruhi
independensi anggota tim assurance atau KAP selama KAP:
a) Menetapkan kebijakan atau prosedur dimana personil melaporkan pelanggarak ke
KAP jika anggota keluarganya atau hubungan dekat lainnya berubah status
kepegawaiannya dan mengakibatkan ancaman terhadap independensi
b) Mengatur sehingga personil yang bersangkutan tidak ikut seta dalam tanggung
jawab dari personil klien assurance yang memiliki hubungan pribadi dengannya
atau langsung mengeluarkannya dari tim assurance
c) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP yang
bersangkutan.
• Penerapan pencegahan yang tepat atas kejadian di atas adalah:
a) Melibatkan prakitisi lain yang tidak ikut serta dalam perikatan untuk menelaah
hasil pekerjaan personil KAP yang bersangkutan dan memberikan saran.
Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan
yang bersifat substantif yang berkaitan dengan perikatan asssuran
5. Personil KAP yang bergabung dengan klien assurance
• Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam ketika direktur,
pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki
pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance,
pernah menjadi anggota tim assurance atau rekan KAP, terutama ketika hubungan
yang signifikan tetap terjadi antara individu tersebut dengan KAP sebelumnya.
• Ketika anggota, rekan, atau sebelumnya pernah menjadi rekan KAP bergabung
dengan klien assurance, ancaman dapat terjadi tergantung dari faktor-faktor berikut:
a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance
b) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim
assurance
c) Lamanya jangka waktu yang telah berlaku sejak individu tersebut tidak lagu
menjadi bagian dari tim assurance atau KAP
d) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance atau KAP
Signifikasi setiap ancaman harus dievaluasi dan dapat dicegah dengan cara berikut:
a) Mempertimbangkan kelayakan untuk memodifikasi rencana kerja perikatan
assurance
b) Menugaskan tim assurance untuk perikatan assurance selanjutnya
c) Melibatkan praktisi yang tidak terlibat dalam perikatan
d) Menelaah pengendalian mutu perikatan assurance
Seluruh pencegahan berikut diperlukan unttuk mengurangi ancaman terhadap
independensi ke tingkat yang dapat diterima
a) Individu yang bersangkutan tidak berhak atau keuntungan atau pembayaran dari
KAP
b) Individu tersebut tidak boleh terlibat lagi dalam kegiatan KAP
• Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi, namun ancaman terhadap independensi
tersebut dapat dikurangi dengan pencegahan sebagai berikut:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personil KAP
meberitahukan mengenai negosiasi peluang kerja pada klien assurance yang
akan terjadi atau sedang berlangsung
b) Tidak melibatkan personil KAP tersebut dalam perikatan assurance
6. Personil klien assurance yang bergabung dengan KAP
• Ancaman kepentingan pribadi, telaah pribadi, dan ancaman kedekatan dapat terjadi
ketika individu tersebut bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim
assurance
• Ketika anggota tim assurance sebelumnya memiliki pengaruh langsung dan signifikan
atas informasi hal pokok dan perikatan assurance, ancaman independensi dapat terjadi
sehingga anggota tim tersebut tidak boleh dilibatkan dalam perikatan assurance.
• Ancaman dapat terjadi ketika individu tersebut memiliki pengaruh langsung dan
signifikan atas informasi hal pokok perikatan assurance. Signifikasi setaip ancaman
tergantung dari faktor-faktor berikut:
a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance
b) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi
bagian dari klien assurance
c) Peran individu tersebut dalam tim assurance
Pencegahan dar ancaman dapat mencangkup:
a) Melibatkan praktisi untuk memberi saran yang diperlukan
b) Mendiskusikan ancaman dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
7. Rangkap jabatan personil KAP sebagai direktur atau pejabat klien assurance
• Ketika rekan, karyawan KAP, atau jaringan KAP merupakan direktur atau pejabat
klien audit laporan keuangan, ancaman dapat terjadi sehingga tidak ada pencegahan
yang dapat mengurangi tingkat ancaman tersebut, sehingga hal yang dapat dilakukan
adalah menolak untuk menerima atau melanjukan pelaksanaan, atau mengundurkan
diri dari perikatan.
• Ancaman telaah pribadi atau advokasi dapat terjadi ketika personil KAP merupakan
sekretris perusahaan klien assurance
• Ancaman telaah pribadi atau advokasi dapat sangat signifikan jika rekan, karyawan,
atau jaringan KAP merupakan sekretaris perusahaan klien audit laporan keuangan
sehingga tidak ada pencegahan yang dapat dilakukan. Namun jika rangkap jabatan
diperbolehkan oleh ketentuan hukum, maka kewajiban dan fungsi sebagai sekretris
perusahaan tersebut harus dibatasi hanya pada pekerjaan administrative yang bersifat
rutin dan formal saja.
• Pada umumnya jasa yang berkaitan dengan administratif perusahaan tidak
mengurangi independensi selama manajemen klien assurance bertanggung jawab atas
keputusan yang dibuat.
8. Keterkaitan yang cukup lama antara personil senior KAP dengan klien assurance
• Signifikasi ancaman yang terjadi ketika personil yang sama digunakan dalam
perikatan untuk periode yang cukup lama tergantung dari faktor-faktoe berikut:
a) Lamanya personil tersebut sebagai anggota tim assurance
b) Peran personil dalam tim assurance
c) Struktur KAP
d) Sifat perikatan assurance
Pencegahan ancaman tersebut mencangkup:
a) Merotasi personil dengan mengeluarkannya dari tim assurance
b) Melibatkan praktisi lain untuk memberikan saran yang diperlukan
c) Nelakukan penelaahan mutu internal secara independen
• Penggunaan rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung jawab atas
pengendalian mutu yang sama atas perikatan auditlaporan keuangan untuk periode
yang cukup lama dapat menimbulkan ancaman kedekatan, sehingga harus dilakukan
pencegahan atara lain:
a) Merotasi rekan perikatan dan personil KAP yang bertanggung jawab atas
pengendalian mutu perikatan
b) Tidak memeprbolehkan personil yang dirotasi tersebut untuk terlibat
• Ketika klien audit laporan keuangan menjadi emiten, lamanya jangka waktu yang
dijalani oleh rekan perikatan atau personil KAP harus dipertimbangkan dan
menentukan saat untuk merotasi personil tersebut.
• Toleransi atas jangka waktu rotasi diperlukan dalam situasi-situasi tertentu, seperti:
a) Ketika keberlanjutan dari personil tersebut dalam perikatan sangat penting bagi
klien audit laporan keuangan
b) Ketika rotasi bukan merupakan pencegahan yang tepat sebagai akibat dari
ukuran KAP
• Ketika KAP hanya memiliki beberapa personil yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang releban sebagai rekan perikatan atau personil KAP, rotasi mungkin
bukan merupakan pencegahan yang tepat. Hal yang bisa dilakukan adalah melibatkan
praktisi lainnya untuk memberi saran yang diperlukan.
9. Imbalan jasa professional
a. Imbalan jasa professional – suatu besaran yang relative
• Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proposi jumlah imbal jasa
professional yang diperoleh signifikan dibandingkan jumlah keseluruhan imbalan
jasa yang diperoleh KAP. Signifikasi setiap ancaman tersebut tergantung faktor
berikut:
a) Struktur organisasi KAP atau jaringan KAP
b) Tingkat kemapanan KAP atau jaringan KAP
Signifikasi ancaman harus dievaluasi dan dicegah dengan beberapa cara, antara
lain:
a) Mendiskusikan besaran imbalan dengan pihak klien assurance yang
bertanggung jawab atas tata kelola
b) Mengambil langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada
suatu klien assurance
c) Melakukan penelaahan eksternaal atas pengendalian mutu
d) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga
• Ancaman kepentingan pribadi dapat juga terjadi ketika proposi jumlah imbal jasa
professional yang diperoleh rekan KAP signifikan dibandingkan jumlah
keseluruhan imbalan jasa professional yang diperoleh oleh rekan KAP lain. Hal ini
dapat dicegah dengan cara:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang memantau dan menerapkan
pengendalian mutu dari perikatan assurance
b) Mengikutsertakan tenaga professional lainnya untuk memberi saran yang
diperlukan
b. Imbalan jasa professional yang telah lewat waktu
Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa professional
belum terlunasi untuk jangka yang cukup lama, terutama bagian yang signifikan dari
imbalan jasa profesional . Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a) Mendiskusikan imbalan jasa professional yang belum terlunasi dengan pihak
klien
b) Melibatkan praktisi lainnya untuk memberikan saran yang diperlukan
c. Besaran imbalan jasa professional
Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP menerima perikatan
assurance dengan jumlah imbalan jasa professional lebih rendah dari jumlah yang
bikenakan atau ditawarkan oleh KAP. Ancaman ini dapat ditanggulangi, kecuali jika:
a) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga
professional yang kompeten dalam perikatan tersebut
b) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur
pengendalian mutu assurance
d. Imbalan jasa professional yang bersifat montinjen
• Imbalan ini merupakan imbalan jasa professional yang besarannya ditentukan
berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau pekerjaan yang dilakukan.
• Imbalan ini dalam perikatan assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan
pribadi dan advokasi sehingga tidak dapat dicegah. Oleh karena itu, KAP tidak
diperbolehkan untuk menetapkan imbalan.
• Dalam perikatan selain perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance,
dapat juga menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan advokasi yang tidak
dapat dicegah ketika besaran imbalan telah disepakati. Tindakan yang tepat adalah
dengan menolak penetapan imbalan jasa. Selain hal tersebut, signifikasi ancaman
tergantung dari faktor-faktor berikut
a) Kisaran jumlah imbalan jasa professional yang dimungkinkan
b) Variabilitas imbalan jasa professional
c) Dasar penentuan imbalan jasa professional
d) Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang
independen
e) Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan dari signifikasi ancaman tersebut antara lain:
a) Menggunakan besaran dan sifat imbalan jasa professional kepada pihak klien
assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola
b) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menentukan besaran
imbalan
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

Anda mungkin juga menyukai