Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FISIKA ATOM DAN INTI

“PERCOBAAN FRANCK HERTZ, EFEK ZEEMAN & EFEK STRACK”

Disusun Oleh

Nama : Hikma Ramadhani

NIM : A1C318003

Kelas : Reguler A 2018

Dosen Pengampu: Haerul Pathoni, S.Pd., M.Pfis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atom merupakan salah satu cabang ilmu fisika (fisika inti) yang mengalami
perkembangan sangat pesat setelah J.J Thomson menemukan partikel berupa
elektron. Penemuan ini telah berhasil mengubah pendapat para ahli fisika pada
saat itu. Atom bukan lagi partikel terkecil dari unsur, karena ternayata atom masih
bisa dibagi lagi menjadi beberapa bagian seperti elektron. Berawal dari penemuan
J.J Thomson tersebut, para ahli fisika melakukan berbagai penelitian untuk
menemukan gambaran (model) atom yang sebenarnya. Salah satu model atom
tersebut adalah model atom Niels Bohr. Model atom ini berhasil menjelaskan
spektrum garis radiasi atom hidrogen dengan memperkenalkan adanya
tingkattingkat energi diskrit dalam atom. Setelah Niels Bohr menemukan tingkat-
tingkat energi dalam atom, ilmuwan Franck dan Hertz ingin membuktikan model
atom Niels Bohr dengan melakukan eksperimen menggunakan atom mercury
yang ditumbuk oleh elektron dari katoda. Frank dan Hertz berhasil membuktikan
adanya tingkat-tingkat energi diskrit dalam atom dan tingkat-tingkat energi ini
sama dengan yang terdapat pada spektrum garis (Beiser, 2000).

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari teori model atom Bohr adalah ia dapat
menjawab kelemahan dalam model atom Rutherford dengan mengaplikasikan
teori kuantum tentang orbital atom, ia mampu memprediksikan energi total dari
sebuah elektron atom dan ia dapat menerangkan dengan jelas garis spektrum
pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom hidrogen. Disamping itu,
kelemahan dari teori model atom Bohr adalah terjadi penyimpangan untuk atom
yang lebih besar dari hydrogen dan ia tidak dapat menerangkan efek Zaeman dan
juga efek Strack.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Percobaan Franck-Hertz

Sebuah eksperimen kepada tumbukan antara elektron dan atom telah


dilakukan oleh Franck – Hertz dalam tahun 1914. Menurut Nisa dkk (2014),
percobaan Franck-Hertz ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran teori kuantum
bahwa energi eksitasi elektron atom terkuantisasi secara diskrit serta untuk
menentukan tegangan eksitasi atom. Adapun prinsip dasar pada percobaan ini
adalah adanya postulat model atom Bohr yang menjelaskan bahwa sistem atom
hanya ada pada keadaan diskrit yang digambarkan dengan energi yang diskit pula
(Dewi, Anggara & Yahya, 2015).

Pada percobaan Franck-Hertz elektron-elektron meninggalkan katoda


setelah dipanasi oleh filamen pemanas. Kemudian elektron itu di percepat menuju
sebuah kisi oleh beda potensial Vg (ditambahkan energi kinetik), yang dapat
diatur. Elektron dengan kecepatan Vg dapat menembus kisi dan mencapai plat
anoda. Arus elektron yang mencapai plat anoda tersebut diukur dengan
multimeter. Jika arus electron tersebut dihalangi dengan suatu atom (Neon), maka
elektron – elektron dengan kecepatan Vg itu dapat menumbuk atom – atom Neon,
namun tidak ada pelepasan energi karena yang terjadi adalah tumbukan elastis
sempurna. Untuk membuat elektron melepaskan energinya adalah jika elektron
memiliki energi yang cukup untuk menyebabkan atom Neon bertransisi ke suatu
keadaan eksitasi. Setelah elektron mengalami tumbukan tersebut maka akan
bergerak dengan energi lebih rendah. Dengan demikian jika elektron harus
melewati kisi dan energinya tidak cukup untuk mengatasi tegangan perlambat
rendah, ia tidak akan dapat mencapai plat anoda, sehingga arus pada multimeter
pun akan mengalami penurunan (Nisa dkk, 2014).

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa : di dalam atom terdapat tingkat-


tingkat energi yang sama dengan tingkat-tingkat energi yang terdapat pada
spektrum garis (Tarmizi, 2016). Franck – Hertz menembaki uap air raksa dengan

2
elektron yang energinya dapat divariasikan dengan menggunakan alat percobaan
seperti gambar berikut :

Gambar 2.1 Percobaan Franck-Hertz

Prinsip kerja alat percobaan ini yaitu ketika elektron dipanaskan dengan
sebuah filamen pemanas maka elektron-elektron tersebut akan meninggalkan pelat
katoda dipercepat menuju sebuah kisi oleh dengan beda potensial v yang dapat
diatur. Elektron dengan energi volt atau electron-volt (ev) dapat menembusi kisi
dan jatuh pada pelat anoda, jika v lebih besar dari vo , suatu tegangan perlambat
kecil antara kisi dan pelat katoda. Arus electron yang mencapai pelat anoda diukur
menggunakan ammeter A.

Percobaan frank - hertz berhasil membuktikan bahwa atom dapat


menyerap energi dan atom tersebut mempunyailevel-level energi. Diagram
tingkat-tingkat energi pada air raksa. Dalam masing-masing tingkat eksitasi satu
elektron terluar berada dalam keadaan dasar, dan pelambangan tingkat energi
dalam diagram bersesuaian dengan elektron terluar, elektron yang dihasilkan dari
proses termionik pada katoda akan dipercepat diantara katoda dan anoda, dalam
tabung uap-hg elektron tersebut akan mengalami tumbukan dengan atom
hidrogen. Proses tumbukan yang terjadi meliputi tumbukan elstik dan non elastik.

2.2 Efek Zeeman

Menurut Sunarya dan Setiabudi (2007), gagasan Bohr tentang pergerakan


elektron mengitari inti atom seperti sistem tata surya membuat teori atom Bohr

3
mudah dipahami dan dapat diterima pada waktu itu. Akan tetapi, teori atom Bohr
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut : Jika atom
ditempatkan dalam medan magnet maka akan terbentuk spektrum emisi yang
rumit. Gejala ini disebut efek Zeeman (perhatikan Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Spektrum atom hidrogen terurai dalam medan magnet (efek
Zeeman).

Dalam medan magnetik, energi keadaan atomik tertentu bergantung pada


harga ml seperti juga pada n. Keadaan dengan bilangan kuantum total n terpecah
menjadi beberapa sub-keadaan jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan
energinya bisa sedikit lebih besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan
magnetik. Gejala itu menyebabkan “terpecahnya” garis spektrum individual
menjadi garis-garis terpisah jika atom dipancarkan ke dalam medan magnetik,
dengan jarak antara garis bergantung dari besar medan itu.

Efek Zeeman adalah gejala tambahan garis-garis spektrum jika atom-atom


tereksitasi diletakan dalam medan magnet (terpecahnya garis spektral oleh medan
magnetik). Efek Zeeman, nama ini diambil dari nama seorang fisikawan Belanda
Zeeman yang mengamati efek itu pada tahun 1896.

4
Hubungan antara medan magnetik eksternal dengan jarak perpecahan garis
spektral
pada kasus efek Zeeman normal, secara teori adalah terpecah menjadi tiga
garis spektral dengan frekuensi yang berbeda yaitu (υ + ∆υ), (υ),dan (υ -∆υ).

Gambar 2.3 Perpecahan Garis Spektral

2.3 Efek Strack

Menurut Sunarya (2007), Kelemahan model atom Bohr lainnya yaitu jika
atom ditempatkan dalam medan listrik maka akan menghasilkan spektrum halus
yang rumit. Gejala ini disebut efek Strack. Efek Starck adalah pergeseran atau
pemisahan garis spektrum atom menjadi beberapa komponen disebabkan oleh
adanya medan listrik eksternal. Efek ini analog dengan efek Zeeman, yaitu
pemisahan sebuah garis spektral menjadi beberapa komponen karena
adanya medan magnet.

Pada tahun 1913 Stark mengamati pemisahan garis-garis deret Balmer


yang dihasilkan oleh atom hidrogen dalam medan listrik (Gambar 2.4). Ia sedang
mempelajari emisi cahaya atom-atom hidrogen dalam medan kondensor. Sejak
saat itu pergeseran frekuensi dalam spektrum optis dengan adanya medan listrik
disebut efek Strak.

5
Gambar 2.4 Tabung sinar kanal untuk penyelidikan emisi atom dalam suatu
medan listrik : Efek Stark. Potensial antara katode C dan elektrode H dapat
setinggi 8000 V. Hasil pemisahan garis-garis spektrum diamati melalui jendela W.

Efek Stark lebih sukar diamati secara eksperimen daripada efek Zeeman,
karena perlu membangkitkan medan listrik tinggi tanpa loncatan bunga api listrik.
Salam fisika eksperimen, efek Stark jauh kurang diperhatikan dibandingkan
dengan efek Zeeman.

Pengamatan menunjukkan bahwa pemisah garis terjadi dalam spektrum


atom hidrogen dan atom-atom yang serupa dengan I = 0. Pemisah ini sebanding
dengan kuat medan listrik F. Efek itu disebut efek Stark linear, yang terjadi
bilamana keadaan terdegenerasi – yaitu keadaan dengan bilangan kuantum utama
n sama dan bilangan kuantum momentum sudut orbit I berbeda terangkat oleh
medan magnetik internal. Pergeseran dan pemisahan garis spektrum dalam atom-
atom lain sebanding dengan F 2. Hal ini disebut efek Stark kuadratik (Sumardi,
2018).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penemuan teori atom berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini


disebabkan oleh penemuan baru oleh ahli lainnya yang melengkapi kekurangan
dari teori sebelumnya. Teori atom yang dikemukakan oleh Bohr akhirnya dapat
menjawab lintasan atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan oleh teori atom
Rutherford.

Setelah Niels Bohr menemukan tingkat-tingkat energi dalam atom,


ilmuwan Franck dan Hertz ingin membuktikan model atom Niels Bohr dengan
melakukan eksperimen menggunakan atom mercury yang ditumbuk oleh elektron
dari katoda. Frank dan Hertz berhasil membuktikan adanya tingkat-tingkat energi
diskrit dalam atom dan tingkat-tingkat energi ini sama dengan yang terdapat pada
spektrum garis.

Kekurangan dari teori atom Niels Bohr adalah Bohr tidak dapat
menejelaskan efek Zeeman yang merupakan gejala tambahan garis-garis spektrum
jika atom-atom tereksitasi diletakan dalam medan magnet, dan efek Strack yang
merupakan pergeseran atau pemisahan garis spektrum atom menjadi beberapa
komponen disebabkan oleh adanya medan listrik eksternal.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang materi di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya
dapat dipertanggung jawabkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Athur. (2000). Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.


Dewi, Sulistiyawati., Anggara, Gilang Baswara., Yahya, Eddy. (2015). Frank
Hertz. Jurnal Sains dan Seni ITS. hlm. 1-6.
E. U. Condon and G. H. Shortley (1935). The Theory of Atomic Spectra.
Cambridge University Press. ISBN 0-521-09209-4.
H. W. Kroto (1992). Molecular Rotation Spectra. Dover, New York. ISBN 0-486-
67259-X. (Efek Stark untuk molekul)
H. Friedrich (1990). Theoretical Atomic Physics. Springer-Verlag,
Berlin. ISBN 0-387-54179-9. (Efek Stark dari sebuah atom)
Nisa, Fachrun., Asyiyah, Nur., Lestari, Dwi Puji., Diana., Ibnu, Arief Danar.

(2014). Menentukan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang


Foton Emisi dengan Eksperimen Franck-Hertz. Eksperimen Franck Hertz.
hlm. 1-13

Setyawarno, Didik. (2013). Pengaruh Medan Magnetik Eksternal Pada Tabung

Gas Hidrogen Terhadap Spektrum Emisi Pada Efek Zeeman. Anterior

Jurnal. 13 (2) : 190-197.

Sumardi, Yoshapat. (2018). Fisika Atom. Yogyakarta : UNY Press.

Sunarya, Yayan., dan Setiabudi, Agus. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.

Jakarta : PT.Setia Purna.

Tarmizi. (2016). Fisika Moderen. Edisi ke-2. Banda Aceh : Syiah Kuala

University Press.

Anda mungkin juga menyukai