Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usahatani merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan manajemen yang


baik. Dengan cara tersebut akan memperoleh hasil yang optimal. Usahatani
tidak hanya mengutamakan output semata namun juga harus memperhatikan
aspek-aspek yang terkait, salah satunya adalah input produksi. Penggunaan
input produksi yang efektif dan efesien akan memdatangkan output yang
optimal, bagi petani/ pengusaha dapat mendapatkan keuntungkan yang
maksimal (Saeri, 2018).
Lahan (meliputi tanah, air dan yang terkandung di dalamnya) merupakan
salah satu unsur usahatani atau disebut juga faktor produksi yang mempunyai

kedudukan penting. Kedudukan penting dari lahan sebagai faktor produksi

terkait dengan kepemilikan dan pemanfaatannya sebagaitempat atau wadah


proses produksi berlangsung. Ditinjau secara fisik, kondisi dan sifat lahan
(tanah, air dan dikandungnya) sangat beragam antara satu dengan tempat
lainnya dapat berbeda. Secara ekonomi, lahan mempunyai tingkat
produktivitas yang berbeda antara satu agroekosistem dengan agroekosistem
lainnya atau besifat spesifik lokasi. Secara hokum, terkait dengan status
kepemilikan dapat mempengaruhi nilai dan harga sehingga penggunaan dan
penghasilan dari faktor produksi ini dapat berbeda akibat berbeda status
kepemilikannya (Darsani dan Subagio, 2016)
Status lahan yang dimiliki petani menentukan besar kecilnya pendapatan
yang akan diterima petani. Keadaan lahan dan luas lahan akan mempengaruhi
besarnya jumlah produksi dan penggunaan tenaga kerja. Lahan yang di kelola
dengan baik akan berbeda hasil produksinya dengan lahan yang tidak di
kelola dengan baik. Luas lahan pada kelompok kurang dari 1 ha itu lebih
besar 9 petani atau 45 persen dari jumlah petani responden sedangkan yang
terkecil pada kelompok 2,1 – 4 ha atau 15 persen dari total petani responden.
Hal ini di sebabkan karena pada umumnya petani sampel telah membagikan
sebagian lahan yang diusahakan.
Tabel 2.1 Sumber Daya Lahan
Lahan Isian
Jenis lahan 1. Sawah
2. Tegal
3. Lainnya ......................
Luas lahan 1. Milik sendiri ......................m2
2. Sewa ......................m2
3. Bagi hasil ......................m2
Nilai sewa lahan/bagi hasil (jika Rp. ......................
menyewa lahan atau bagi hasil)
Biaya pajak lahan Rp. ......................
Sistem Irigasi 1. Teknis
2. Setengah teknis
3. Lainnya ......................

Selanjutnya pemilihan cabang usaha tani. Prinsip ini merupakan sesuatu


cabang usaha yang dipertimbangkan dalam perencanaan usahatani selama
sumbangan yang diharapkan terhadap pendapatan bersih usahatani melebihi
biaya yang diluangkan sumberdaya yang mereka gunakan. Beberapa cabang
usaha dalam usahatani dapat saling bersaing dalam menggunakan sumberdaya.
Contohnya petani menanam dua tanaman yang berbeda tidak memiliki cukup
tenaga kerja yang digunakan dalam memanen apabila waktu panen bersamaan
maka petani harus mengatur waktu tanam dan juga panen.
Secara keseluruhan tujuannya adalah menggunakan seefisien mungkin
sumberdaya yang dimiliki. Prinsip ini berhubungan dengan alokasi
sumberdaya kepada cabang usaha atau aktivitas yang akan memaksimalkan
pendapatan bersih usahatani. Penelitian mengenai usahatani akan membantu
petani memanajemen bagaimana dapat memaksimalkan keuntungan dengan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efisien dengan adanya cabang
usaha atau aktifitas yang dilakukan.
Pemilihan cabang tani kali ini adalah dari sektor peternakan dan pertanian.
Untuk peternakan sendiri yakni komoditas sapi dan untuk sektor pertanian
adalah komoditas jagung. Yang mana nantinya kompos dari kotoran sapi akan
dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman jagung itu sendiri sehingga biaya
pada pupuk organik dapat dipangkas dan diharapkan dapat membantu petani
menekan modal produksi tanaman jagung untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar.
Produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan
barang – barang atau jasa. Kualitas dan kuantitas produk akan tergantung dari
input faktor yang di gunakan akan menurunkan kualitas maupun kuantitas
produknya. Usaha peningkatan produksi sekarang ini bukan lagi semata –
mata untuk peningkatan kuantitas hasil panen, tetapi di tujukan kepada
peningkatan pendapatan petani. Oleh sebab itu petani sekarang lebih
berorientasi terhadap harga. Produksi yang meningkat tanpa di dukung oleh
tingkat harga yang menguntungkan maka tidak akan memberikan jaminan
bagi peningkatan pendapatan usahatani.
Biaya usahatani dihitung berdasarkan jumlah nilai uang yang benar-benar
dikeluarkan oleh petani untuk membiayai kegiatan usahataninya yang
meliputi biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Berikut
ini merupakan biaya produksi dari usahatani jagung di salah satu kabupaten di
Indonesia.
Input Kebutuhan Biaya Per Kenutuhan Biaya Per
Per Usahatani Usahatani Per Hektar Hektar
(Rp) (Rp)
Benih (Kg) 5,4 386,838 14,73 1.050.618
Pupuk (Kg) :
15,956
Organik 66 5,875 180
663,326
Urea 123 244,237 333
16,941
Za 4 6,238 10
109,485
TSP 18 40,313 48
688,695
Ponska 99 253,578 268
Pestisida 0,57 24,750 2 67,219
(Liter)
Fungisida (gr) 8 1000 20 2.716

Lain-lain 670.115 1.819.976


Jumlah 1.632.944 4.435.271
Sumber : Rarasati (2015)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan


masalah pada penulisan kali ini yaitu: Bagaimana perencanaan tata letak, kegiatan
dan anggaran usaha tani untuk beberapa cabang usaha tani?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan kali ini
yaitu: Untuk mengetahui perencanaan tata letak, kegiatan dan anggaran usaha tani
untuk beberapa cabang usaha tani.
DAFTAR PUSTAKA

Darsani, Y.R. & Subagio, H. (2016). Usaha Tani di Lahan Rawa: Analisis
Ekonomi dan Aplikasinya. Jakarta: IAARD Press
Dewi, Komala R. (2016). Manajemen Usahatani. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Saeri, Moh. (2018). Usahatani dan Analisisnya. Mempelajari Faktor dalam


Usahatani Beserta Analisisnya. Malang: Universitas Wisnuwardhana
Malang Press (Unidha Press).
Suratiyah Ken. (2012). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wawan. (2017). Pengolahan Bahan Organik. Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai