Nama Kelompok 1 :
a) Risma Tri Amalia (190421528810)
b) Sari (190421628805)
c) Sevita Dwi Utami (190421628812)
Offering : FF
Tujuan
Pertama, rumusan kerangka konseptual mendasari penyusunan dan pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang biasnya di sebut standar. Tujuannya seperti pada
penyusunan standar dalam pelaksanaanya, penyusunan laporan keuangan dalam
permasalahan akuntansi yang belam diatur dalam standar, pemeriksaan dalam
memberikan pendapat mengenai laporan keuangan apakah sesuai standar dan pengguna
laporan keuangan yang menafsirkan informasi pada penyajiannya disusun sesuai dengan
standar. Kedua, fungsi kerangka konseptual digunakan sebagai acuan pada
permasalahan akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.
Ketiga, dalam pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan
diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual. Adanya konflik diharapkan dapat
cepat terselesaikan dengan pengembangan standar akuntansi pemerintahan pada jangka
panjang.
Ruang Lingkup
Kerangka konseptual membahas tentang adanya tujuan, lingkungan akuntansi
pemerintahan, kebutuhan dan pengguna informasi akuntansi, entitas akuntansi dan
pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta
dasar hukum. Terdapat juga asumsi dasar, karateristik kualitatif yang memberikan
manfaat informasi laporan keuangan, prinsip-prinsip dan permasalahan informasi
akuntansi. Selain itu unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengukuran dan
pengkuan juga berlaku bagi laporan keuangan pemerintahan pusat dan daerah sebagai
kerangka konseptual
Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
Organisasi pemerintahan berpaku pada operasional lingkungannya hal ini
mempengaruhi karateristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dengan memiliki
ciri penting dalam utama struktur pemerintahan dan pelayanan yaitu, bentuk umum
pemerintahan dan pemisah kekuasaan, menggunakan sistem pemerintahan otonom dan
transefer antar pemerintah, adanya pengaruh proses politik dan hubungan antar
pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah. Sedangakn ciri keuangan pemerintah
bagi pengendalian terkait pada masalah anggaran sebagai alat pengendali, investasi,
penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian, serta pada penyusutan nilai aset
digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.
Asumsi Dasar
Pelaporan keuangan juga didasarkan pada 3 asumsi dasar yakni asumsi kemandirian
entitas (setiap unit organisasi sebagai unit yang mandiri berkewajiban menyajikan dan
bertanggung jawab penuh atas laporan keuangan), asumsi kesinambungan entitas
(laporan keuangan disusun dengan asumsi keberlanjutan entitas dalam waktu yang tidak
ditentukan), dan asumsi keterukuran dalam satuan uang (setiap aktivitas entitas diukur
dengan satuan uang).
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Disamping itu, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik yang melekat
didalamnya yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Informasi
keuangan yang relevan ialah informasi yang menciptakan umpan balik ketika
mengevaluasi kegiatan organisasi di masa lalu, memiliki nilai prediktif untuk
memprediksi masa depan, disajikan tepat waktu dan lengkap. Sedangkan karakteristik
andal berarti laporan keuangan harus disusun berdasarkan fakta (jujur), dapat diuji
kebenarannya, berdasarkan kepentingan umum. Apabila pembuatan laporan keuangan
telah diselesaikan, maka kebermanfaatan laporan keuangan tersebut dapat berasal dari
karakteristik yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan entitas pelaporan lain yang sejenis. Karena laporan keuangan
digunakan oleh para stakeholder, maka setiap informasi yang termuat didalamnya harus
dapat dipahami.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi
dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau
karena alasan-alasan kepraktisan. Terdapat tiga hal yang menimbulkan kendala dalam
informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah antara lain yaitu materialitas,
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan. Pertimbangan biaya dan manfaat, manfaat
yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka
yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor
mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif yaitu Keseimbangan antar karakteristik
kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai
tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan
pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus
berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan.
Laporan Operasional
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Transfer adalah hak penerimaan atau
kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas
pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. Pos Luar Biasa adalah
pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi
yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Keandalan Pengukuran
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Pengakuan didasarkan pada hasil
estimasi yang layak.
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset
dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea
masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan
negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil
pinjaman.
Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
Karateristik Nirlaba
Tujuan entitas nirlaba bukan terletak pada laba pencapaian program. Sedangkan
karateristik uniknya yaitu, pengguna LK entitas dan tidak mempunyai kepemilikan
kontribusi. Serta pada prioritas tujuan pelaporan vs. Decision usefulnes memiliki
kebutuhan accounting framework dan peractice yang berbeda.
Entitas Nirlaba
Suatu entitas yang tidak beriorientasi pada laba namun memiliki kewajiban yang
mempertanggungjawabkan sumber daya kepada penyandang dana dan society, untuk
media yang digunakan ialah laporan keuangan. Dengan stancar acuan entitas nirlaba
yang pelaporan menggunakan PSAK 45 dan meneruskannya ke SAK Umum atau Tetap
untuk menghasilkan standar entitas komersial.
Pada entitas swasta ormas melakukan pelaporan keuangan sesuai SAK ketika ormas
menerima dana, dan tidak wajib menyusun LK kecuali menerima hibah 500 juta lebih
atau total set bukan hibah sejumlah 20 milyar. Tidsk membayar pajak atau surplus untuk
yayasan dan bukan objek pajak. Pada penyajian laporan keuangan dodorong dengan
stakeholder donatur. Sedangkan pada entitas nirlaba pemerintah BLU-PP menyatakan
SAK berlaku umum dalam praktik (PKM) menggunakan SAK dan SAP
pertanggungjawaban anggran.
Memiliki standar khusu pada transaksi tertentu dalam penyajian laporan keuangam
dan kontribusi, harus sesuai pedoman akuntansi, standar alone untuk organisasi tertentu,
pada sisi pelaporan modofikasi tidak sama dan tidak seragam antara satu entitas dengan
entitas lain.
Standar akuntasi nirlaba harus diterapkan bersamaan dengan PSAK atau SAK ETAP
yang hanya mengatur jenis laporan keuangan berdasarkan ilustrasi masing-masing
laporan. Penerapan pada unit organisasi pemerintah jika regulasi memperbolehkan
contohnya ialah pada akuntansi rumah sakit dan universitas yang berbentuk BLU
dengan mengadopsi SFAS 117.
PSAK 45 ini mengatur pelaporan organisasi nirlaba pada pengaturan untuk
pengakuan, penyajian, dan pengungkapan mengikuti standar yang lain dengan
menggunakan IPSAS yang tujuannya mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba agar
lebih mudah dipahami dan memiliki daya banding yang lebih tinggi.
Nirlaba PSAK 45
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyajikan informasi yang relevan
dan lengkap yang berguna bagi para penyumbang dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam entitas nirlaba termasuk pihak lain yang menyediakan sumber daya entitas.
Informasi tersebut diantaranya informasi terkait aset, kewajiban dan aset bersih entitas
nirlaba, pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya terhadap nilai aset bersih, jenis dan
jumlah arus sumber daya yang masuk dan keluar, cara organisasi melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan likuiditas entitas, dan aktivitas usaha entitas nirlaba. Jenis
laporan keuangan yang harus disajikan merupakan laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas satu periode, laporan arus kas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).
Laporan posisi keuangan berisi informasi mengenai aset, kewajiban dan aset bersih
entitas yang akan menggambarkan kemampuan organisasi dalam memberikan jasa,
likuiditas, fleksibilitas keuangan, pemenuhan kewajiban dan kebutuhan pendanaan
eksternal. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset
bersih berdasarkan pembatasan penyumbang.