Anda di halaman 1dari 22

RESUME BAB REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK

Nama Kelompok 1 :
a) Risma Tri Amalia (190421528810)
b) Sari (190421628805)
c) Sevita Dwi Utami (190421628812)
Offering : FF

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Pendahuluan

Tujuan
Pertama, rumusan kerangka konseptual mendasari penyusunan dan pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang biasnya di sebut standar. Tujuannya seperti pada
penyusunan standar dalam pelaksanaanya, penyusunan laporan keuangan dalam
permasalahan akuntansi yang belam diatur dalam standar, pemeriksaan dalam
memberikan pendapat mengenai laporan keuangan apakah sesuai standar dan pengguna
laporan keuangan yang menafsirkan informasi pada penyajiannya disusun sesuai dengan
standar. Kedua, fungsi kerangka konseptual digunakan sebagai acuan pada
permasalahan akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.
Ketiga, dalam pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan
diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual. Adanya konflik diharapkan dapat
cepat terselesaikan dengan pengembangan standar akuntansi pemerintahan pada jangka
panjang.

Ruang Lingkup
Kerangka konseptual membahas tentang adanya tujuan, lingkungan akuntansi
pemerintahan, kebutuhan dan pengguna informasi akuntansi, entitas akuntansi dan
pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta
dasar hukum. Terdapat juga asumsi dasar, karateristik kualitatif yang memberikan
manfaat informasi laporan keuangan, prinsip-prinsip dan permasalahan informasi
akuntansi. Selain itu unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengukuran dan
pengkuan juga berlaku bagi laporan keuangan pemerintahan pusat dan daerah sebagai
kerangka konseptual
Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
Organisasi pemerintahan berpaku pada operasional lingkungannya hal ini
mempengaruhi karateristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dengan memiliki
ciri penting dalam utama struktur pemerintahan dan pelayanan yaitu, bentuk umum
pemerintahan dan pemisah kekuasaan, menggunakan sistem pemerintahan otonom dan
transefer antar pemerintah, adanya pengaruh proses politik dan hubungan antar
pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah. Sedangakn ciri keuangan pemerintah
bagi pengendalian terkait pada masalah anggaran sebagai alat pengendali, investasi,
penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian, serta pada penyusutan nilai aset
digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.

Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisah Kekuasan


Dalam NKRI bentuk pemerintahan ialah republik dan pemisah kekuasaannya
terdapat lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sistem tersebut bertujuan untuk
menjaga dan mengawasi adanya penyalahgunaan kekuasaan. Penyusunan anggaran
ditujukan pada DPR/DPRD agar pemerintah tidak terlalu otoriter.

Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer pendapatan Antar Pemerintah


Terdapat tiga lingkup pemerintaan yaitu pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Adanya
pemerintahan mengakibatkan sistem bagi hasil , hobah dan subsidi yang teratur dalam
pengelolaan pajak antara distrik pemerintah.

Pengaruh Proses Politik dan Hubungan Pajak dan Pelayanan Pemerintah


Tujuan pemerintah ialah menungkatkan kesejahteraan raktay dengan mewujudkan
kebijakan berlangsungnya proses politik dan pembayaran pajak ditentukan pada
sebagaimana peraturan undang-undang yang dilakukan untuk memberikan layanan pada
masyarakat dari pendapatan pemerintah berupa pajak.

Anggaran Sebagai Penyataan Kebijakan Publik, Target Fisikal dan Alat


Pengendalian
Pendapatan pemerintah memberikan dokumen formal hasil kesepakatan eksekutif
dan legislatif yang disebut anggaran pemerintah. Pembiayaan pemerintah diperlukan
untuk defisit dan surplus yang berfungsi dalam memberikan pengaruh penting dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan karena anggaran yang merupakan terget fisikal untuk
menggambarkan pembiayaan dan pendapatan belanja, pernyataan kebijakan publik dan
pengendalian konsekuensi hukum.

Investasi dalam Aset yang Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan


Investasi dana yang besar dari pemerintah dalam bentuk aset tidak langsung
menghasilkan income, seperti taman, gedung, kawasan reservasi dan gedung
perkantoran. Demikian fungsi aset dimaksudkan bagi pemerintah berbeda dari
fungsinya bagi organisasi komersial karena sebagian besar aset tidak menghasilakn
pendapatan langsung bagi pemerintah.

Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian


Akuntansi dana ialah sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim
diterapkan dalam lingkungan pemerintahan yang memisahkan kelompok dana sehingga
masing-masing entitas akuntansi mampu menunjukan keseimbangan antara belanja dan
pendapatan yang diterima. Akuntansi dana selain dana umum perlu ditimbangkan
pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.

Penyusunan Aset Tetap


Aset digunakan pemerintah dalam beberapa jenis seperti tanah, yang mempunyai
masa manfaat terbatas tapi seirung berjalannya waktu aset dapat menyesuaikan nilainya.

Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna

Pengguna Laporan Keuangan


Pengguna laporam keuangan memiliki aspek yang tak terbatas pada masyarakat,
wakil rakyat, pengawas dan pemeriksa, selain itu pihak donasi dan pemerintah juga
memiliki peran besar dalam pengguna keuangan pemerintahan.

Kebutuhan Informasi Para Pengguna


Kebutuhan informasi para pengguna keuangan bertujuan untuk memenuhi informasi
yang dugunakan pengguna. Peran laporan keuangan pemerintah sebagau wujud
akuntabulitas pengelolaan negara yang setidaknya mencakup jenis laporan dan elemen
informasi yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan undang-undang (statutory reports)
selain itu pajak yang merupakan sumber utama pendapatan pemerintah maka para
pembayar pajak perlu mendapat perhatian menurut ketentuan laporan keuangan.
Kegiatan operasioanal pemerintah yang baik perlu didasarkan pada akrual basic yang
bukan berdasarkan arus kas semata, namun apabila peraturan perundangan penyajian
laporan keuangan kas basic maka wajib disajikan demikian. Kemudian pemerintah
dapat menentukan bentuk dua jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri diluar
informasi yang diatur dalam kerangka konseptual maupun standar akuntansi lainnya.

Entitas Akuantansi dan Pelaporan


Entitas akuntansi ialah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan
dan kewajiban penyelenggara laporan keuangan atas dasar akuntansi. Entitas ini terdiri
atas peraturan perundang-undangan yang menyajikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan yang bertujuan umum seperti pemerintah pusat dan daerah,
masing-masing kementrian agama atau lembaga dilingkungan pemerintah pusat, serta
satuan organisasi dilingkungan pusat. Penetapan entitas perly mempertimbangkan syarat
pengelolaan, penguasaan dan pengendalian terhadap aset,tugas yuridiksi dan misi
tertentu dengan wewenang yang terpisah dari entitas dan pelaporan lainnya.

Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

Peranan Laporan Keuangan


Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang valid mengenai
posisi keuangan dari seluruh transaksi oleh entitas pelaporan selama satu periode
berjalan. Fungsi pelaporan ialah mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan seperti evaluasi
efektivitas dan efisiendi dan menilai kondisi keuangan sesuai perundang-undangan.
Kewajiban entitas pelaporan ialah melaporkan upaya-upya yang telah dilakukan
serta hasil yang telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan secara sistematis pada
periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas yang mempertanggujawabkan
pengelolaan sumber dana untuk mencapai tujuan secara periodik, kepentingan
manajemen untuk evaluasi pelaksanaan entitas pelaporan, kepentingan transparasi
untuk memberukan informasi keuangan yang jujur dan terbuka, kepentingan
keseimbangan antargenerasi untuk mengetahui kecukupan pemerintahan dalam
pembiayaan alokasi untuk jangka panjang dan kepentingan kinerja untuk evaluasi
kinerja pada penggunaan sumbar daya ekonomi oleh pemerintah.
Tujuan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan mempunyai tujuan yang harus dipenuhi dalam menyajikan


informasi berupa laporan keuangan yang akuntabel dan bermanfaat bagi para
stakeholder yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik.
Laporan keuangan harus mampu menyediakan informasi tentang: (a) sumber, alokasi
dan penggunaan daya keuangan; (b) kecukupan penerimaan periode berjalan; (c) jumlah
sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil
yang telah dicapai; (d) bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan
mencukupi kebutuhan kasnya; (e) posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan baik jangka pendek dan panjang; (f)
perubahan posisi keuangan entitas pelaporan.

Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang disajikan terdiri dari 7 jenis laporan pokok diantaranya
yaitu: (1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih (Laporan Perubahan SAL); (3) Neraca; (4) Laporan Operasional (LO); (5)
Laporan Arus Kas (LAK); (6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); (7) Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK). Selain laporan pokok, entitas pelaporan memiliki
kewajiban untuk menyajikan laporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan.

Dasar Hukum Pelaporan Keuangan


Dasar hukum pelaporan keuangan tidak lepas dari Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia (UUD RI) 1945, terutama bagian yang berhubungan dengan keuangan negara,
UU di bidang keuangan negara, UU tentang APBN dan peraturan daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan UU terkait keuangan negara lainnya.

Asumsi Dasar
Pelaporan keuangan juga didasarkan pada 3 asumsi dasar yakni asumsi kemandirian
entitas (setiap unit organisasi sebagai unit yang mandiri berkewajiban menyajikan dan
bertanggung jawab penuh atas laporan keuangan), asumsi kesinambungan entitas
(laporan keuangan disusun dengan asumsi keberlanjutan entitas dalam waktu yang tidak
ditentukan), dan asumsi keterukuran dalam satuan uang (setiap aktivitas entitas diukur
dengan satuan uang).
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Disamping itu, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik yang melekat
didalamnya yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Informasi
keuangan yang relevan ialah informasi yang menciptakan umpan balik ketika
mengevaluasi kegiatan organisasi di masa lalu, memiliki nilai prediktif untuk
memprediksi masa depan, disajikan tepat waktu dan lengkap. Sedangkan karakteristik
andal berarti laporan keuangan harus disusun berdasarkan fakta (jujur), dapat diuji
kebenarannya, berdasarkan kepentingan umum. Apabila pembuatan laporan keuangan
telah diselesaikan, maka kebermanfaatan laporan keuangan tersebut dapat berasal dari
karakteristik yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan entitas pelaporan lain yang sejenis. Karena laporan keuangan
digunakan oleh para stakeholder, maka setiap informasi yang termuat didalamnya harus
dapat dipahami.

Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Laporan keuangan pemerintah berjalan dengan 8 prinsip akuntansi dan pelaporan
keuangan yakni sebagai berikut : (1) laporan keuangan yang disajikan berbasis akrual,
namun basis akuntansi yang digunakan juga bergantung pada kebijakan dalam peraturan
perundang-undangan (prinsip basis akuntansi); (2) setiap aset dan kewajiban entitas
dicatat berdasarkan nilai historis (prinsip nilai historis); (3) pada LRA yang disajikan,
pendapatan atau belanja berbasis kas akan diakui setelah adanya otorisasi melalui
anggaran dan perubahan pada kas (prinsip realisasi); (4) transaksi atau peristiwa
ekonomi lainnya perlu dicatat dan disajikan bukan hanya sesuai aspek formalitasnya,
namun juga substansi dan realitas ekonomi (prinsip subtansi mungungguli bentuk
formal); (5) laporan keuangan yang disajikan perlu disusun berdasarkan periode-periode
pelaporan (prinsip perioditas); (6) perlakuan akuntansi pada laporan keuangan harus
konsisten, apabila dibutuhkan perubahan maka pengaruhnya dicatat pada CaLK (prinsip
konsistensi); (7) informasi laporan keuangan diungkapkan secara lengkap (prinsip
pengungkapan lengkap); (8) laporan keuangan disajikan dengan wajar yang dipengaruhi
faktor pertimbangan sehat yang mengandung unsur kehati-hatian yang dapat digunakan
dalam menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu (prinsip penyajian
wajar).
Kendala Informasi Yang Relevan dan Andal

Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi
dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau
karena alasan-alasan kepraktisan. Terdapat tiga hal yang menimbulkan kendala dalam
informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah antara lain yaitu materialitas,
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan. Pertimbangan biaya dan manfaat, manfaat
yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka
yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor
mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif yaitu Keseimbangan antar karakteristik
kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai
tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan
pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus
berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan.

Unsur Laporan Keuangan


Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran laporan
finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan
Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK.

Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran yaitu unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan
Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan-LRA adalah
penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih. Transfer
adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada
entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. Pembiayaan
(financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan laporan tahun
sebelumnya.
Neraca
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-
masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu,
kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Ekuitas adalah
kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah. Manfaat asset untuk ekonomi masa depan yang terwujud adalah potensi
aset tersebut untuk Memberikan sumbangan berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Aset lancar untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal pelaporan. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi
jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. Investasi jangka panjang
merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat
ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.
Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi
nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam
proyek pembangunan, dan investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara
lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya. Aset tetap meliputi
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap
lainnya. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam
aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban
masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya
ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan
kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang
penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Ekuitas
adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

Laporan Operasional
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Transfer adalah hak penerimaan atau
kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas
pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. Pos Luar Biasa adalah
pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi
yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:
mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi,
menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro,
menyajikan ikhtisar, informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan, rincian dan
penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan,
Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. informasi
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi
bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan LRA, belanja,
pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan
keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.

Keandalan Pengukuran
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau
kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Pengakuan didasarkan pada hasil
estimasi yang layak.

Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset
dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea
masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan
negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil
pinjaman.

Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal.

Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.

Pengakuan Beban dan Belanja


Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan
terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan
sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi
yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Akuntabilitas dan Transparasi – Public Sector

Stakeholder dan masyarakat membutuhkan informasi suatu entitas untuk mengetahui


pengelolaan tujuan organisasi dan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan organisasi
sektor publik berbeda dengan organisasi privat sehingga informasi yang diperlukan
berbeda. Penyusunan informasi perlu disampaikan dengan standar sehinnga kesepakatan
dapat dipahami agar besarnya akuntabilitas, ukuran sumber daya dapat dikelola untuk
menyajikan standar informasi tersebut.

Entitas Sektor Publik

Kategori entitas dibagi manjadi pemerintah, non-pemerintah (berupa organisasi


internasional) dan organisasi nirlaba (berupa yayasan atau organisasi kemsyarakatan).
Keunikan dari entitas sektor publik terletak pada kepemilikan dan tujuan. Sedangkan
aktivitas organisasinya ada beberapa persamaan antra organisasi publik dan privat seperi
sekolah dan rumah sakit. Standar internasional yang mengatur sektor publik termasuj
pemerintahan ialah IPPAS (International Publik Sector Accounting Standar).

Karateristik Nirlaba

Tujuan entitas nirlaba bukan terletak pada laba pencapaian program. Sedangkan
karateristik uniknya yaitu, pengguna LK entitas dan tidak mempunyai kepemilikan
kontribusi. Serta pada prioritas tujuan pelaporan vs. Decision usefulnes memiliki
kebutuhan accounting framework dan peractice yang berbeda.

Entitas Nirlaba

Suatu entitas yang tidak beriorientasi pada laba namun memiliki kewajiban yang
mempertanggungjawabkan sumber daya kepada penyandang dana dan society, untuk
media yang digunakan ialah laporan keuangan. Dengan stancar acuan entitas nirlaba
yang pelaporan menggunakan PSAK 45 dan meneruskannya ke SAK Umum atau Tetap
untuk menghasilkan standar entitas komersial.

Standar Akuntansi Nirlaba

Organisasi nirlaba sering diidentikan dengan organisasi sektor publik dan di


Indonesia mengacu pada PSAK 45 ditambah SAK ETAP. Sedangkan IPSAS sedikit
diminati untuk organisasi nirlaba karena banyak di adopsi dalam PSAP.
Praktik Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia

Pada entitas swasta ormas melakukan pelaporan keuangan sesuai SAK ketika ormas
menerima dana, dan tidak wajib menyusun LK kecuali menerima hibah 500 juta lebih
atau total set bukan hibah sejumlah 20 milyar. Tidsk membayar pajak atau surplus untuk
yayasan dan bukan objek pajak. Pada penyajian laporan keuangan dodorong dengan
stakeholder donatur. Sedangkan pada entitas nirlaba pemerintah BLU-PP menyatakan
SAK berlaku umum dalam praktik (PKM) menggunakan SAK dan SAP
pertanggungjawaban anggran.

Penerapan Standar Akuntansi Nirlaba

Memiliki standar khusu pada transaksi tertentu dalam penyajian laporan keuangam
dan kontribusi, harus sesuai pedoman akuntansi, standar alone untuk organisasi tertentu,
pada sisi pelaporan modofikasi tidak sama dan tidak seragam antara satu entitas dengan
entitas lain.

ISAK 35 Organisasi Berorientasi Nirlaba

Penyajian laporan keuangan entitas beriorientasi non laba disusun dengan


persyaratan struktur laporan yang diatur dalam PSAK 1 (par 09). Untuk memnuat
penyesuai diskripsi menggunakan beberapa pos dalam laporan keuangan misal,
pembatas sumber daya (par 10) dan judul laporan perubahan aset neto sebagai
pencerminan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangan (par 11). Entitas non
lapa mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan dalam penyajian laporan keuangan
termasuk catatan atas LK, sehingga tidak mempengaruhu kualitas informasi yang
disajikan LK.

PSAK 45 Orgnisasi Nirlaba

Standar akuntasi nirlaba harus diterapkan bersamaan dengan PSAK atau SAK ETAP
yang hanya mengatur jenis laporan keuangan berdasarkan ilustrasi masing-masing
laporan. Penerapan pada unit organisasi pemerintah jika regulasi memperbolehkan
contohnya ialah pada akuntansi rumah sakit dan universitas yang berbentuk BLU
dengan mengadopsi SFAS 117.
PSAK 45 ini mengatur pelaporan organisasi nirlaba pada pengaturan untuk
pengakuan, penyajian, dan pengungkapan mengikuti standar yang lain dengan
menggunakan IPSAS yang tujuannya mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba agar
lebih mudah dipahami dan memiliki daya banding yang lebih tinggi.

Nirlaba PSAK 45

Suatu perbedaan bagaimana cara organisasi memperoleh sumber daya karena


perolehan sumber daya berasal dari anggota dan penyumbang yang tidak mengharapkan
imbalan. Terdapat organisasi yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan
kebutuhan operasinya dari pendapatam atas jasa. Pada laporan keuangan memberikan
gambaran dengan menyajikan aktiva terikat dan tidak terikat. Pertanggungjawaban
manajer dalam pengelolaan sumber daya organisasi diterima dai penyumbang disajukan
melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.

PSAK 45 & ISAK 35 Organisasi Nirlaba

PSAK 45 mengatur karakteristik laporan keuangan yang perlu dipenuhi organisasi


nirlaba yaitu sumber daya entitas nirlaba berasal dari penyumbang yang tidak
mengharapkan timbal balik yang sama seperti sumber daya yang telah diberikan, tidak
bertujuan memperoleh laba dari hasil aktivitas entitas dan tidak terdapat kepemilikan
dalam entitas nirlaba. Aturan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit-
unit sejenis lainnya.

Dalam keterkaitannya dengan sumber daya entitas, terdapat pembatasan


penggunaan sumber daya yakni pembatasan permanen, pembatasan temporer,
sumbangan terikat dan sumbangan tidak terikat. Pembatasan permanen ialah
pembatasan yang ditetapkan penyumbang yang mengindikasikan untuk
mempertahankan sumber daya secara permanen namun tetap memperbolehkan entitas
untuk menggunakannya. Pembatasan temporer biasanya sumber daya dipertahankan
sampai periode tertentu. Sumbangan terikat ialah penggunaannya dibatasi oleh
penyumbang untuk tujuan tertentu yang dapat bersifat permanen atau temporer.
Sedangkan sumbangan tidak terikat sebaliknya. Selain sumber daya, dana atau asset
bersih entitas nirlaba juga memiliki pembatasan. Terdapat pembatasan tidak terikat
(dana dapat digunakan secara leluasa tanpa terikat oleh peraturan), terikat sementara
(dana dapat terikat sementara karena terbatasnya tujuan dalam periode tertentu, dan
terikat permanen (dana berupa aset harus dijaga secara permanen, namun masih dapat
digunakan atau mengambil manfaat dari aset tersebut.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyajikan informasi yang relevan
dan lengkap yang berguna bagi para penyumbang dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam entitas nirlaba termasuk pihak lain yang menyediakan sumber daya entitas.
Informasi tersebut diantaranya informasi terkait aset, kewajiban dan aset bersih entitas
nirlaba, pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya terhadap nilai aset bersih, jenis dan
jumlah arus sumber daya yang masuk dan keluar, cara organisasi melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan likuiditas entitas, dan aktivitas usaha entitas nirlaba. Jenis
laporan keuangan yang harus disajikan merupakan laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas satu periode, laporan arus kas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Laporan posisi keuangan berisi informasi mengenai aset, kewajiban dan aset bersih
entitas yang akan menggambarkan kemampuan organisasi dalam memberikan jasa,
likuiditas, fleksibilitas keuangan, pemenuhan kewajiban dan kebutuhan pendanaan
eksternal. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset
bersih berdasarkan pembatasan penyumbang.

Laporan aktivitas bertujuan menyajikan informasi tentang transasksi dan peristiwa


lain yang berpengaruh pada jumlah aset bersih, hubungan antar transaksi, penggunaan
sumber daya entitas. Informasi-informasi tersebut digunakan untuk proses evaluasi
kinerja, penilaian kemampuan entitas dalam meberikan jasa, pelaksanaan tanggung
jawab manajer, serta keberlanjutan organisasi. Laporan aktivitas berisi sajian
pendapatan (penambah aset bersih tidak terikat) dan beban (pengurang aset bersih tidak
terikat), serta laba dan rugi dari keputusan investasi (penambah/pengurang aset bersih
tidak terikat kecuali dibatasi). Sumbangan disajikan sebagai penambah aset bersih yang
bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Pemberian jasa ialah tujuan dan hasil utama
dari berbagai program entitas nirlaba dengan menyediakan barang dan jasa kepada
pelanggan, penerima manfaat dan anggota untuk mencapai tujuan entitas nirlaba.
Informasi yang berkaitan pemberian jasa dalam laporan aktivitas dan CaLK mengenai
beban disajikan menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Laporan arus kas mempunyai tujuan yaitu menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Pada PSAK 2 tentang laporan
arus kas dengan tambahan antara lain aktivitas pendanaan terdapat penerimaan kas dari
penyumbang, penerimaan kas dari sumbangan, bunga dan dividen, dan Pengungkapan
informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas.

Berikut ini contoh Laporan Pokok Organisasi Nirlaba

Anda mungkin juga menyukai