Anda di halaman 1dari 33

‘The Clock is

Ticking’

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


DI ERA PANDEMI COVID-19

Dr Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes


Ketum PERSI
(Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia)
Denpasar, 23 April 2021
Tujuan Umum:
Memahami rekomendasi perlindungan bagi pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk penggunaan alat pelindung diri secara rasional dalam pelayanan
kesehatan selama masa pandemi COVID-19.

Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pemahaman upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 dalam
layanan kesehatan
b. Membantu kesiapan manajemen pelayanan kesehatan dalam menghadapi
COVID19.
c. Memberikan pedoman jenis perlindungan diri yang digunakan dalam berbagai
aktivitas di fasilitas pelayanan kesehatan. d. Meningkatkan strategi optimalisasi
penggunaan alat pelindung diri
Gagal 1. Penyelenggaraan Kesehatan
Mencapai Kerja harus didukung oleh
Kinerja sumber daya manusia,
fasilitas, sarana, peralatan
Strategis yang sesuai.
2. Dengan adanya Pandemi
COVID-19 pelayanan
kesehatan kerja spesifik,
banyak organisasi belum siap

Best practice

1. Pandemi menimbulkan efek jangka


panjang: absentism, perubahan pola
pelayanan RS, pasokan dan pengiriman
Piutang vs Hutang Quality
barang kebutuhan RS, dll
2. Pandemi—>Pasien dengan Virus COvid-19, Assesment ?
implikasi pendapatan RS, implikasi pada
pekerja dengan komorbid
3. Pekerja perlu memahami risiko pekerjaan
terhadap terkenanya penyakit (OSHA) Era RI 4.0
--> Perlu ada Kesiapsiagaan dan dan
Management di tempat kerja
CoVid 19,
Banyak
Resiko COVID-19 Pandemic
Results in
Bankruptcies and
Closures for Some
Silent Killer Hospitals

Gagal
Komunikasi
Pelayanan kesehatan di dunia saat ini menghadapi kondisi VUCA ( volatile, uncertainty, complexity dan
ambiguity ) karena dihadapkan pada disruption in healthcare.

Volatility Uncertainty Complexity Ambiguity


Bergejolak, berubah2 Memiliki ketidakpastian Saling berhubungan, Menimbulkan
yang tinggi saling tergantung, rumit Keragu-raguan
3
PERAN RS DALAM KESIAPSIAGAAN
KEBIJAKAN TATA KELOLA

Penjelasan
KEBIJAKAN TATA KELOLA K3

1. Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan


Kerja
2. Undang Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
3. Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
 Merupakan kebijakan operasional strategis untuk melindungi nakes dan Penetapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
non nakes, pasien maupun pengunjung di lingkungan fasilita pelayanan
kesehatan Kerja
 Mencegah penularan dalam lingkungan pelayanan kesehatan 5. PMK No.66 Tahun 2016 Tentang K3 RS
1. Komitmen RS untuk Menerapkan Kebijakan PPI di RS dengan membentuk
6. PMK No.52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
tim PPI, Pelatihan kepada Nakes Kerja di fasilitas Kesehatan
2. Melakukan Surveilans
3. Melakukan SOP Skrining untuk mengurangi beban kerja dari Nakes yang
7. KMK No.HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman
melayani Covid pencegahan dan pengendalian Covid 19.
4. Melakukan Edukasi 3 M
5. Melakukan analisis beban kerja terhadap kebutuhan dan kemampuan RS
8. KMK HK.01.07/MENKES/1591/2020 tentang Protokol Kesehatan
6. Mengatur jadwal tenaga kesehatan dan non kesehatan serta menggunakan di fasyankes dalam rangka pencegahan dan pengendalian
APD sesuai level resiko area  6 jam/hari
7. Memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan baik Jasmani maupun Jiwa
Covid 19
SDM Nakes dan Non Nakes  dengan pemeriksaan rutin kesehatan/PCR
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan
9. Melakukan audit interna
KEBIJAKAN RUMAH SAKIT

Syarat; Sistem Manajemen K3 (SMK3), International Organization for


Standarzation (ISO), Occupational Health and Safety Assesment Series (OSHAS)
Komitmen Pimpinan - visi, misi RS
Elemen Kebijakan:
1. Susun Kebijakan
Tinjauan identifikasi , penilaian, pengendalian hazards --> studi banding
2. Isi Kebijakan : visi, misi, tujuan perusahaan, komitmen dan tekad,
kerangka prosedur penanganan pandemi, komitmen, peraturan
perundangan
3. Penetapan Kebijakan : tertulis, tanggal, tempat, ttd pimpinan, tujuan
dan sasaran prosedur kesiapsiagaan
4. Komunikasi Kebijakan: komunikasi ke stake holder, pekerja, mitra, tamu
5. Tinjauan Kebijakan : review berkala
RS TEMPAT KERJA BERESIKO TINGGI
POTENSI PENULARAN di RSDK

1. Faktor pasien
a) Pasien dengan penyakit lain, covid tanpa gejala
b) Faktor keterbukaan thd keadaan pasien
2. Skrining yang tidak adekuat
a) Lonjakan pemeriksaan covid di IGD meningkat
b) Komunikasi nakes dan pasien kurang
3. Faktor tenaga kesehatan
a) Kepatuhan teradap SPO penggunaan APD, protocol kesehatan
b) Terdapat bbrp tenaga dokter yang praktek di luar RSDK yang merawat covid
4. Kualitas APD
a) Zona merah APD harus terstandar
b) Banyak donasi dg APD tidak standar, terutama N 95 dan masker bedah
5. Standar fasilitas RS
a) Isolasi tekanan negative
b) Persinggungan pelayanan covid dan non covid

Agus Suryanto. 2020


Hasil Tracing Pegawai Yang
Terkonfirmasi Covid 19 di RSDK

Agus Suryanto. 2020


NEW NORMAL = BALANCING ACT

SAAT NEW NORMAL RUMAH SAKIT


MEMILIKI BEBAN GANDA:
COVID 19 DAN PASIEN UMUM

“ Balancing Act ”, perawatan untuk pasien


COVID 19 tetap berjalan disaat bersamaan
pelayanan pasien umum juga berjalan dengan
resiko penularan seminimal mungkin 4
The Hospital readiness checklist sheet consists
of 12 key components that are essential to
managing COVID-19 in a hospital or facility

Component 1. Leadership and incident management


system
Component 2. Coordination and Communication
Component 3. Surveillance and information
management
Component 4. Risk communication and community
engagement
Component 5. Administration, finance and business
continuity
Component 6. Human resources
Component 7. Surge capacity
Component 8. Continuity of essential support
services
Component 9. Patient management
Component 10. Occupational health, mental health
and psychosocial support
Component 11. Rapid identification and diagnosis
Component 12. Infection prevention and control
The Five-Step Clinical Risk Management Process

(Sourced from the


Australia/New Zealand
Standard on Risk
Management AS/NZS
4360:2004)
Standar Nasional Akreditasi RS Edisi 1.1

Standar MFK: 4, 4.1, 4.2 Standar PPI 8.3

RS mempunyai program RS mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk


menangani lonjakan mendadak (outbreak) penyakit infeksi
pengelolaan keselamatan dan air bone
keamanan melalui penyediaan
fasilitas fisik dan menciptakan
lingkungan yang aman bagi pasien,
keluarga, pengunjung, dan staf

Standar MFK 6
RS mengembangkan, memelihara,
program manajemern disaster untuk
menanggapi keadaan disaster dan
bencana alam atau lainnya yang
memiliki potensi terjadi di masyarakat
WHO: 5 steps to improve health worker safety
and patient safety

1.Establish synergies between health worker


safety and patient safety policies and
strategies
2.Develop and implement national programmes
for occupational health and safety of health
workers:
3.Protect health workers from violence in the
workplace
4.Improve mental health and psychological well-
being
5.Protect health workers from physical and
biological hazards
Pembuatan Prosedur Perencanaan
Kesiapsiagaan
Disaster Preparedness Plan RS
1. Perencanaan Materi prosedur kesiapsiagaan 2. Pembentukan Tim Tanggap Pandemi
kesiapsiagaan terhadap - Info disusun komprehensif - semua elemen organisasi, multidisiplin
Pandemi: - Materi : - pastikan semua paham tindakan dan prioritas yang
1. Deskripsi :wabah , epidemi, diperlukaan --> harus koordinasi, kerjasama,
- Multidisiplin
otoritas mana yang dirujuk komunikasi *Tim Manajemen kedaruratan
- Melindungi pekerja
2. Tujuan dan ruang lingkup prosedur - bertugas saat kondisi darurat
3. Tugas dan tanggung jawab tim - aktivitas Tim oleh otoritas Pimpinan Tertinggi
Tahapan:
komite tanggap pandemic - pandemi covid-19 : Tim Gugus Tugas Covid-19
1. Tahap persiapan dan analisis
4. strategi kesiapsiagaan pandemi 5.
situasi dan kondisi
surveilens, deteksi awal dan Tim:
2. Tahap membuat dan
respon cepat • Pimpinan operasional tertinggi = komandan
memperbarui perencanaan
6. pencegahan penyebaran pandemic • tertinggi Manajer keamanan dan keselamatan =
prosedur strategi • Koord K3 Manajer kuangan = Koord. Keuangan
7. Respon pelayanan kesehatan saat
3. Tahap Evaluasi,selesaikan dan • Manajer IT = Koord. Komunikasi Penasihat
pandemi/wabah
sosialisasi prosedur strategi • Medis/Medical director = Koord tanggap darurat dan
8. Pemulihan pasca kemampuan medis Manager Public Relation = penasehat
kesiapsiagaan •
pandemi/wabah, dan upaya yang komunikasi/media Manajer SDM dan
dilakukan • Manajer Urusan Umum = Koordinator Manajemen SDM dan
fasilitas Manajer Logistik dan pengadaan = Koordinator
manajemen logistik
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penularan Infeksi.

1. Upaya PHBS dan upaya 2. Penapisan kasus di antara


pencegahan lain pekerja
- PHBS untuk semua individu -- - skrining pada kelompok pekerja
> putus penularan infeksi sehat
- Jaga Jarak: cegah penularan - di pintu masuk tempat kerja
, jarak lebih 1 meter, - deteksi dini sesuai dengan
dilakukan di semua tempat karakteristik sumber penularan
(termasuk tempay ibadah, penyakit,
kantin, dll) - pahami perjalanan penyakit,
- Kampanye cuci tangan cara penularan, cara deteksi
dengan sabun dan air yang perlu dilakukan
mengalir atau hand sanitizer
- Penggunaan masker
- Pola makan gizi seimbang
- Aktivitas fisik yang cukup
- Penerapan etika batuk
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penularan Infeksi…..(1)

3. Identifikasi kasus kontak erat


Tahapan:
a. contact identification,: siapa aja yang kontak - di lingkungan tertutup
yang sama,mengunjungi ybs, semua tempat dan orang yang dikunjungi
ybs, semua faskes yang dikunjungi,, semua yang kontak dengan jenasah,
semua yang bepergian bersama

b. contact listing : Kasih tau alasan menghubungi kontak erat, rencana


monitoring, ke klinik /RS bila ada gejala Tanyakan identitas(nama, usia,
alamat rumah, alamat kantor, no telpon/hp, penyakit penyerta, dll)
Berikan saran: batasi diri kontak, laporkan segera jika ada gejala

c. contact follow up Kasih tau cara monitoring selama di rumah,


pencegahan, pakai APD, dll Komunikasi risiko secara paralel Laporkan
setiap hari kondisi kontak erat dan hasil monitoring Tiap anggota Tim
harus punya PEdoman Pencegahan dan pengendalian penyakit Infeksi
Kegiatan harus penuh
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penularan Infeksi…..(2)

4. Manajemen bila ditemukan pekerja yang terinfeksi


1. Tempat kerja 2. Isolasi Mandiri
a. Tempat kerja harus lakukan, bila ada konfirm - untuk gejala ringan, tanpa penyakit
positif penyerta
- Harus ikut peraturan yang ada: negara, pemda - pertimbangan kondisi klinis dan
- Kriteria kembali kerja lingkungan
- Pelacakan kasus kontak erat - lingkungan tempat kondusif
- Isolasi mandiri untuk dicurigai kontak erat - peserta harus pro aktif Karantina
- Tutup area bertahap mandiri
- Desinfeksi ruangan/tempat kerja - mewaspadai gejala muncul
- harus komunikasi dengan pekerj ybs
b. Untuk pekerja konfirm positif - pedoman jelas, transparan, konsisten,
- Pekerja ybs hindari kontak terkini
- Pekerja ybs tidak kunjungi faskes - keterlibatan masyarakat
- Komunikasi risiko ke pekerja (cegah stigma, - faktor budaya, geografis, ekonomi
diskriminasi - Pastikan tatacara dan perleng
- Perhatikan kegiatan pribadi
- Lapor ke puskesmas setempat/dinkes
- Laporkan perkemb setiap
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penularan Infeksi…..(3)

5.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


a. Penanganan awal
b. Penyiapan transportasi ke RS rujukan: Hub RS rujukan,
Petugas yang antar, Pengemudi ambulan, mobil ambulan

6. Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk penanganan kargo


a. Pakai masker saat menunggu kargo dari negara /area
terjangkit
b. Sarung tangan tidak diperlukan, kecuali digunakan untuk
perlindungan terhadap bahaya mekanis
c. Penggunaan sarung tangan harus menerapkan
kebersihan tangan
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penularan Infeksi…..(4)

7. Teknis Transportasi Pemulangan Jenasah


Petugas menjalankan kewaspadaan
standar
- APD dipakai harus sesuai
- Penanganan dan jenis transportasi
yang digunakan harus sesuai
- Petugas memberi penjelasan kepada
keluarga tentang penanganan jenasah
Implementasi Pengendalian Risiko
di Lingkungan Kerja
1. Pengendalian Teknis
2. Pengendalian Administratif
3. Cara Kerja Aman
4. Alat Pelindung Diri
Implementasi Pengendalian
Risiko di Lingkungan Kerja

1. Pengendalian Teknik
a. transmisi droplet dan b. transmisi air dan makanan
udara - termometer di kendaraan pengangkut makanan
- HEPA filter semua - sistem penyimpanan makanan
ruangan - pemisahan talenan potong setiap jenis makanan
- Ventilation rate - pemisahan ruang proses makanan
dinaikkan - pakai termometer makanan untuk cek suhu
- penghalang fisik - jaga suhu makanan saat dihidangkan
/kaca/akrilik
- pasang jendela drive c. transmisi vector
through - kontrol vektor sesuai penyakit menular
- ventilasi tekanan - kemoprofilaksis, pasang barier untuk vektor
negative
- sarana cuci
Implementasi Pengendalian
Risiko di Lingkungan Kerja

2. Pengendalian Administrasi
a. Transmisi droplet dan udara b. Transmisi air dan makanan c. Transmisi vector
- Aturan orang sakit di rumah - provider penyedia makanan sesuai - Pekerja wajib pakai APD
- minimalkan tatap muka --> ganti virtual HACCP, ada sertifikat laik Higiene - identifikasi daerah endemis dan
- tetapkan hari bergantian dari pemerintah membuat marka
- kurangi jumlah yang masuk - proses audit dan pemeriksaan - buat prosedur pembersihan
- hentikan perjalanan yang tidak penting secara berkala untuk provider ruangan
ke lokasi wabah - edukasi dan pelatihan ke pekerja - edukasi dan pelaihan pekerja
- cek info travel alert penjamah makanan terdampak
- kembangkan rencana komunikasi - pemeriksaan harian ke pekerja - rekomendasi vaksi ke pekerja
darurat, berbasis internet penjamah makanan - Prosedur manajemen Kasus -
- sediakan pendidikan dan pelatihan - vaksinasi ke pekerja penjamah penilaian LAik Kerja
terkini tttg risiko pandemi dan makanan - prosedur manajemen - Tatalaksana kembali kerja pada
pencegahannya kasus pekrja pasca infe
- pelatihan pakai lepas APD dengan benar - Penilaian LAik Kerja
- rekomendaskan vaksin - Tatalaksana kembali kerja pada
- Aturan Self Assessment pekerja pasca infeksi
- Prosedur manajemen Kasus
- Penilaian LAik KErja - Tatalaksana
kembali kerja pada pekerj
Implementasi Pengendalian
Risiko di Lingkungan Kerja

3. Cara kerja Aman 4. Alat Pelindung Diri


Prosedur kerja aman dan layak Pilihan terakhir dari pengendalian
untuk mengurangi durasi, bidang K3 Jenis APD:
frekuensi, intensitas pajanan 1 . Pilih yang sesuai bahaya
- sedia sumber daya dan potensial
lingkungan kerja 2. Pakai konsisten dan benar
- promosi kebersihan pribadi 3. Di cek, di pelihara dan diganti
- cuci tangan teratur, saat secara berkala
tangan kotor, lepas APD 4. Dibuang dengan benar atau
- pasang tanda cuci tangan di dibersihkan secara benar dan
toilet dan wastafel disimpan dengan benar-
- khusus water and food borne : hindari kontaminasi diri
clean, separete, cook, chill sendiri dan orang lain
Strategi Komunikasi
Penyampaian pesan manajemen secara langsung / tidak langsung ke pekerja dan stake
holder:
- Setiap komponen terlibat lakukan komunikasi efektif ke semua sehingga tidak terjadi
kekacauan dalam
- Masa pandemi, komunikasi risiko (risk communication) - tidak terpisahkan di
tanggap darurat tempat kerja.
- Komunikasi risiko --> cegah penyebaran informasi salah/hoax, bangun kepercayaan
pekerja terhadap kesiapsiagaan manajemen tempat kerja, ---> pekerja terima
informasi dengan baik dan mengikuti kebijakan dan peraturan di tempat kerja.

Communicationand Community Engagement WHO bertujuan:


1. Menyiapkan strategi komunikasi dengan informasi dan ketidakpastian yang belum
diketahui
2. Mengkaji kapasitas komunikasi internal dan eksternal (individu dan sumberdaya).
3. Mengidentifikasi aktor utama dan membentuk kemitraan dengan komunitas dan
swasta.
4. Merencanakan aktivasi dan implementasi rencana kegiatan Komunikasi Risiko
5. Melatih anggota Tim Komunikasi Risiko (yang terdiri dari Humas dan Tim Kesehatan)
sebagai bagian dari tim tanggap darurat dan staf potensial lainnya tentang rencana
dan prosedur Komunikasi
KOMUNIKASI INTERNAL
a. Membentuk sistem komunikasi risiko.
– Dukungan pimpinan tertinggi , Meninjau rencana, Menerbitkan prosedur efektif dan
efesien, Menyiapkan dukungan dana, Membentuk tim dan menentukan peran serta
tanggung jawab
b. Koordinasi internal
– Identifikasi setiap departemen, Menilai kapasitas setiap departemen, Merencanakan
dan menyepakati peran dan tanggung jawab melalui prosedur
c. Menjalin komunikasi dengan pekerja yang terdampak.
d. Komunikasi publik
• Identifikasi juru bicara, Membuat rancangan pola pesan sebelum disampaikan ke
pekerja, identikasi jenis media yang akan dipergunakan.
e. Atasi ketidakpastian, persepsi dan manajemen informasi yang salah/hoax di tempat
kerja
• Setiap anggota tim komunikasi risiko disiapkan menerima informasi awal
sebelum disampaikan kepada pekerja lebih rinci, disertai dengan persetujuan
pimpinan tempat kerja.
• Melakukan pemantauan berita dan klarifikasi terhadap informasi yang salah dan
pertanyaan yang menjadi topik terkini.
f. Pengembangan kapasitas
• Mempertimbangkan untuk mengadakan pelatihan bagi anggota tim
Komunikasi Risiko tentang pandemi, rencana dan prosedur serta persiapan
KOMUNIKASI RISIKO EKSTERNAL:
a. Memastikan sistem komunikasi internal terintegrasi dengan ekternal tempat
kerja.
b. Menunjuk penanggungjawab dalam melakukan Komunikasi eksternal ke pihak
luar.
c. Membangun kemitraan dan koordinasi dengan pihak- pihak yang berada di
luar tempat kerja seperti masyarakat, pengguna (user) jasa atau produk dari
tempat kerja, penyedia jasa kesehatan (medical service provider), layanan
kesehatan seperti puskesmas dan RS serta pemerintahan di lingkungan
tempat kerja.
d. Keterlibatan komunikasi dengan pihak yang berada di luar tempat kerja.
e. Menilai kapasitas komunikasi dari semua pihak yang berada di luar tempat
kerja.
f. Mengatasi ketidakpastian, persepsi dan informasi salah yang berasal dari luar
tempat kerja. g. Meningkatkan dan mengembangan kapasitas komunikasi
Monitoring dan
Evaluasi Berkala
1. cek sesuai kebijakan/peraturan yang dibuat dengan
pelaksanaan di lapangan
2. Bentuk: daftar tilik, kuesioner, observasi, dokumentasi
kegiatan lapangan
3. Tiap anggota tim punya bentuk monitoring evaluasi
sesuai dengan peran dan tanggung jawab
4. Frekunsi Mon Ev: minimal 1 kali per semester
PENUTUP

Kesiapsiagaan kesehatan dan lingkungan kerja perlu untuk


semua tempat kerja, termasuk rumah sakit
Kesiapsiagaan--> Tanggap darurat kali ini tentang penyakit
menular Covid-19 (Pandemi Covid-19) - perlu kebijakan,
prosedur dan penjabaran tugas tim , serta komunikasi yang baik
ke pekerja
Prosedur Kesiapsiagaan perlu direview berkala disesuaikan
dengan kondisi dan kemajuan jaman
RS Perlu memperhatikan semua aspek regulasi yang ada yang
berhubungan dengan kesehatan kerja dan regulasi sesuai
perusahaan sehingga dapat mengerti kebutuhan dari klien/
perusahaan
‘The Clock is
Ticking’

A forced reset of our society is


the perfect opportunity to
explore new areas for growth!

TERIMA KASIH
Shifts in behavior, new regulation,
accelerated adoption of tech –it's the
moment innovators have been waiting for.

If you want to travel fast, you travel alone…


If you want to go far, travel with others…

Anda mungkin juga menyukai