Anda di halaman 1dari 4

Nama: Alya Sufi Ikrima

NIM: 041911333248
Kelas: M

Resume Week 13 - Konsep Pembukuan dan Pencatatan Terkait PPn Serta Kewajiban
Pengusaha Kena Pajak

A. Ketentuan Pembukuan yang Diwajibkan


UU KUP mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam
menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan. Wajib pajak yang melakukan
pembukuan harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya;
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
kas;
4. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh wajib pajak setelah mendapat izin Menteri
Keuangan; dan
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
B. Saat Terutang PPN
1. Saat penyerahan, impor, pemanfaatan, atau ekspor.
2. Saat pembayaran, jika dilaksanakan lebih dahulu.
3. Saat – saat lain.
● Untuk BKP Berwujud, saat penyerahan kepada pihak pengirim.
● Untuk BKP Tak Berwujud, saat pengakuan piutang, penagihan, atau saat
penandatangan kontrak.
● Untuk penyerahan akibat perubahan bentuk, penggabungan, atau
pemekaran usaha, saat hasil RUPS ditetapkan.
C. Tempat PPN Terutang
1. Tempat pengukuhan PKP (berlaku atas penyerahan BKP atau JKP)
2. Tempat dimasukkannya BKP (Berlaku atas Impor)
3. Tempat kedudukan pihak yang memanfaatkan (Berlaku atas pemanfaatan
BKP-TB atau JKP di dalam daerah pabean)
4. Tempat bangunan didirikan (Berlaku atas kegiatan membangun sendiri)
5. Tempat kedudukan kantor cabang (Berlaku atas penyerahan antar cabang)
D. Prosedur Pembukuan PPN
● Pembelian BKP; yang harus diperhatikan:
1. PPN nya dapat dikreditkan atau tidak
2. Ada potongan harga atau tidak
3. Ada retur pembelian atau tidak
4. Apakah pembelian barang untuk diolah (persediaan) atau pembelian
barang untuk proses produksi
● Penjualan BKP; untuk beberapa jenis transaksi:
1. Penjualan barang
2. Retur penjualan
3. Penjualan dengan uang muka
4. Penjualan dengan cicilan
5. Saat perhitungan, pembayaran, dan pembuatan laporan
● PPN Kurang Bayar / Lebih Bayar
● Prosedur pencatatan untuk transaksi-transaksi:
1. Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
dikreditkan.
2. Penjualan dan PPN yang terutang.
● Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984,
penjualan cicilan termasuk dalam pengertian penyerahan yang telah terutang
PPN. Karena barang sudah diserahkan, PPN telah terutang pada saat
penyerahannya. PPN tidak terutang lagi pada saat penerimaan angsuran, sebab
itu tidak ada pengenaan PPN atas angsuran tersebut.
E. Pajak Masukan dalam Perhitungan Harga Pokok
UU PPN Pasal 1
19. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
diminta oleh pengusaha karena jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan
dalam Faktur Pajak, atau nilai berupa uang yang dibayarkan atau yang harus dibayar
oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima
manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Pasal 8 (a1) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak yang
meliputi Harga Jual, Penggantian , Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain
F. Pengakuan, Pengukuran, Penilaian, dan Penilaian, dan Pelaporan PPN
● Pengakuan dan Pengukuran PPN
Pajak Pertambahan Nilai PPN timbul akibat adanya transaksi pembelian dan
penjualan terhadap Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak. Seperti halnya
pendapatan, PPN juga harus diketahui kapan diakui dan bagaimana cara
pengukurannya. Pendapatan umumnya diakui jika:
1. Telah direalisasi atau dapat direalisasi
2. Telah dihasilkan
Dalam UU Perpajakan No.18 Tahun 2000 Pasal 9 ayat 1, dijelaskan bahwa
“Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak”.
Dalam akuntansi, saat penyerahan barang merupakan salah satu saat
pengakuan beban atau perolehan aktiva PSAK No 23 par 38. Begitu juga
dengan pajak, pengakuan beban atau perolehan aktiva diakui pada saat
penyerahan barang kena pajak, tetapi karena pembuatan faktur pajak dapat
diserahkan bulan berikutnya maka pendapatan tersebut tidak dapat dilaporkan
pada bulan saat penyerahan BKP.
● Penilaian PPN
Berikut ini hal yang perlu wajib pajak siapkan dalam menghadapi pemeriksaan
PPN:
1. Pastikan SSP sudah sesuai dengan pajak terutang pada SPT Masa PPN.
2. Lakukan penghitungan ulang dan pastikan segalanya sudah sesuai.
3. Data wajib pajak dicantumkan dengan benar
4. Data atas faktur pajak masukan dan faktur pajak keluaran lengkap
sesuai dengan laporan.
5. Pastikan kompensasi PPN sesuai dengan lebih bayar bulan
sebelumnya.
6. Informasi profil pembeli dan pemasok, seperti nama, NPWP, alamat,
dll sudah lengkap dan benar.
7. Membuat rekonsiliasi antara pajak keluaran per SPT PPN vs objek
PPN.
8. Bila memungkinkan, buat juga rekonsiliasi faktur pajak masukan vs
pembelian per SPT PPh Badan.
● Pelaporan
Pengusaha Kena Pajak wajib menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk
dokumen elektronik. Pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM wajib melalui
https://web-efaktur.pajak.go.id/. Berikut langkah-langkah pelaporannya:
1. Akses link https://web-efaktur.pajak.go.id/
2. Kemudian isi Password akun PKP
3. Klik administrasi SPT, kemudian pilih monitoring SPT lalu klik
posting SPT
4. Pilih Tahun Pajak dan Masa Pajak yang akan dilaporkan, apabila mau
pembetulan laporan ke-1 maka di tampilan pembetulan diisi angka 1
5. Kemudian pilih Buka untuk proses pengecekan data apakah sudah
benar atau belum
6. Pilih Induk, kemudian isi NTPN
7. Kemudian pilih metode pembayaran NTPN atau PBK,
8. Apabila NTPN maka nomor NTPN diisi sesuai dengan nomor di Bukti
Pembayaran Elektronik dan isi jumlah sesuai dengan PPN yang sudah
dibayar
9. Apabila hasil dari PBK maka isi Nomor PBK yang dikeluarkan oleh
KPP dan isi jumlah.
10. Setelah semua terisi kemudian klik tambah.
11. Kemudian pilih di kolom pernyataan , lalu submit.

Anda mungkin juga menyukai