Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERSONAL HYGIENE, KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN


ISTIRAHAT TIDUR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Early Exposure I Mata Kuliah Keperawatan
Dasar II

Dosen Pembimbing : Ida S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Verawati Eka Saputri (C1AA20117)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Kami
berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalahini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga ini dapat bermanfaat

Sukabumi, 13 Desember 2021

Verawati Eka Saputri


DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
5. Pemeriksaan Fisik
6. Data Penunjang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebersihan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari


kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan
akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan


manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan.
Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang
sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah,
muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang
bersih indah dan nyaman.

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan


hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur


2. Etiologi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
3. Patofisiologi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
4. Manifestasi Klinis Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
5. Pemeriksaan Fisik Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
6. Pemeriksaan Penunjang Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
2. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
3. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
4. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
5. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
6. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
A. Prosedur Hygiene
Menurut Depkes RI (2005) higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan,
mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sedang dalam Depkes RI
(1994) lebih kepada upaya penyehatan diri.
Pengertian hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu, maka dapat disimpulkan bahwa higiene adalah usaha kesehatan yang
preventif yang menitik beratkan kegiatannya pada usaha kesehatan individu maupun usaha
kesehatan pribadi hidup manusia. Dalam kata lain, Higiene adalah ilmuyang berkaitan
dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan (thesciene concerned witht
heprevention of illness and maintanance of health)(Wulan,2014).

B. Perawatan Diri
Menurut ( Depkes 2000) Salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri..
Menurut Poter. Perry (2005), perawatan diri (Personal hygiene) adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

C. Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


- Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan
berbagaisarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot
rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan
misalnya dengan abu gosok, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.
Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman danselokan, dan membersihkan
jalan di depan rumah dari sampah
- Istirahat Tidur
Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari pemeriksaan fisik, mental dan
penyimpangan energi. Semua individu membutuhkan periode tertentu untuk tenang dan
mengurangi aktivitas sehingga badan akan mengembalikan energy dan membangun stamina.
Kebutuhan istirahat dan tidur dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, level perkembangan, status
kesehatan, dan aktifitas.

2.2 Etiologi
a. Prosedur Hygiene
menurut Potter & Perry (2005), ada 7 faktor yang memengaruhi seseorang untuk
melakukan personal hygiene, antara lain:
- Citra Tubuh
Penampilan fisik seseorang adalah konsep subjektif dari citra tubuh. Citra tubuh
memengaruhi cara seseorang mempertahankan hygiene. Adanya perubahan fisik
yang disebabkan oleh pembedahan ataupun penyakit, makan dibutuhkan usaha
yang lebih untuk tetap mempertahankan hygiene.
- Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dalam pergaulan seseorang dapat sangat
memengaruhi hygiene. Saat usia anak-anak, praktik hygiene didapatkan dari orang
tua. Kebiasaan hidup di rumah, kebersihan lingkungan rumah, dan bagaimana anak
diajarkan cara merawat diri. Seiring dengan bertambahnya usia, pergaulan di
sekolah akan merubah cara praktik personal hygiene.
- Status Sosial Ekonomi
Pendapatan seseorang juga menjadi faktor yang sangat memengaruhi hygiene.
Kemampuan seseorang untuk membeli peralatan dan bahan-bahan untuk merawat
kebersihan diri dan lingkungan.
- Pengetahuan
Saat ini tidak sedikit seseorang yang tidak paham mengenai
pentingnya hygiene bagi kesehatan. Oleh karena itu, faktor pengetahuan juga
memengaruhi walaupun pengetahuan itu sendiri tidak cukup untuk memotivasi
seseorang untuk menerapkan personal hygiene dalam dirinya.
- Kebudayaan
Kebudayaan memengaruhi personal hygiene karena cara yang diterapkan di satu
daerah dan daerah lainnya akan berbeda. Penggunaan air untuk membersihkan diri
setelah dari jamban adalah budaya yang ada di Indonesia. Sedangkan, untuk di
negara-negara luar, seperti Jepang, China, dan Korea, cukup
menggunakan tissue saja.
- Pilihan Pribadi
Setiap individu pada dasarnya punya caranya sendiri untuk melakukan perawatan
terhadap dirinya, kapan waktu yang tepat, dan dengan apa perawatan diri itu
dilakukan.
- Kondisi Fisik
Pada saat sakit, terutama sakit keras, tentu kondisi fisik akan menurun, sehingga
kemampuan untuk merawat diripun berkurang. Perlu bantuan orang lain untuk
merawar diri.

b. Perawatan Diri
Perawatan diri erat kaitannya dengan kebersihan diri (personal hygiene),
dimana hal ini perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena
memengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan merupakan bagian dari
penampilan dan harga diri sehingga jika seseorang mengalami keterbatasan dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut mungkin saja akan memengaruhi kesehatan secara
umum.
Tarwoto & Wartonah (2015) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
memengaruhi personal hygiene:
1. Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosioekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita
diabetes 14 melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya Pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis Pada penyakit tertentu kemampuan pasien untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

c. Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


Hal yang terkecil  yang bisa di lakukan adalah dengan membuang sampah pada
tempatnya. Lingkungan yang bersih dan nyaman itu akan membuat hati kita terasa
damai. Dan dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih itu akan membuat kita jauh
dari berbagai macam penyakit.
1. Buanglah sampah pada tempatnya
Buanglah sampah pada tempatnya. Akan lebih baik jika kita membuangnya
dengan membedakan sampah basah dengan sampah kering, dan sampah organik
dan non organik.

2. Buatlah jadwal piket


Buatlah jadwal untuk membersihkan rumah. Apabila kita tinggal dilingkungan
yang bersih, maka kita akan lebih merasa nyaman untuk tinggal dan terhindar dari
penyakit karena kotoran dan debu.

3. Biasakan membersihkan rumah


Biasakan kita untuk membersihkan kamar, kamar mandi, Dapur, halaman
rumah, selokan, dan area sekitar rumah secara rutin.

4. Membersihkan selokan-selokan
Tujuan dari membersihkan selokan adalah agar air di selokan tidak tersumbat
oleh sampah-sampah. Apabila selokan tersumbat bisa saja akan menimbulkan
aroma yang tidak sehat dan menimbulkan datangnya serangga seperti kecoa.

5. Bakar sampah yang tertimbun


Sampah yang sudah dibuang kalau sudah banyak sebaiknya dibakar agar tidak
berterbangan dan berserakan kembali.
6. Lakukan langkah 3 M
o Menutup tempat penyimpanan air
o Menguras bak mandi secara ritun
o Mengubur barang-barang bekas

7. Selalu terapkan 3B
o Buang sampah di tempat yang sudah di sediakan
o Bersihkan segala sesuatu yang kotor
o Biasakanlah untuk hidup sehat dan bersih

2.3 Patofisiologi
- Prosedur Hygiene
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita oleh seseorang karena tidak
terperiharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada
mata dan telingga serta gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikologi
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencinntai, kebutuhan harga
diri dan kebutuhan interaksi sosial.

- Perawatan Diri
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) , penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000) dalam
Mukhripah Damaiyanti (2014). Penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor
Predisposisi
c. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
d. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
e. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
f. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

- Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


- Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang sehat terkadang sering tidak kita perhatikan karena
kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak dijaga
kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit, salah satu yang mengkhawatirkan adalah deman
berdarah (DBD) karena dapat menyebabkan kematian.

- Istirahat Tidur
Salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan patofisiologi gangguan
tidur adalah model neurokognitif. Model ini menerangkan bahwa faktor
predisposisi, presipitasi, perpetuasi, dan neurokognitif adalah faktor-faktor
yang mendasari berkembangnya insomnia dan menjadikannya gangguan
kronik. Model lain yang bisa digunakan untuk adalah model psychobiologic
inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi
dan plastisitas. Otomatisasi artinya bahwa inisiasi tidur dan maintenance  tidur
bersifat involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis dan regulasi sirkadian.
Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk mengakomodasi berbagai
kondisi lingkungan. Pada kondisi normal, tidur terjadi secara pasif (tanpa
atensi, niat, atau usaha). Situasi hidup yang penuh dengan stres bisa memicu
berbagai respon arousal  fisiologis dan psikologis, yang menimbulkan inhibisi
terhadap de-arousal yang berhubungan dengan tidur dan menimbulkan gejala
gangguan tidur

2.4 Manifestasi Klinis


- Prosedur Hygiene
Fisik
- Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
- Hidung kotor telingga juga kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Kuku panjang dan tidak terawatt
- Badan kotor dan pakaian kotor
- Penampilan tidak rapi
Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik,diri,isolasi
- Merasa tidak berdaya,rendah diri dan hina
Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang
air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi tidak dapat berpakaian
sendiri

- Perawatan Diri
Fisik
- Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
- Hidung kotor telingga juga kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Kuku panjang dan tidak terawatt
- Badan kotor dan pakaian kotor
- Penampilan tidak rapi
Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik,diri,isolasi
- Merasa tidak berdaya,rendah diri dan hina
Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang
air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi tidak dapat berpakaian
sendiri

- Istirahat dan Tidur


- Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lidah pucat,lelah,nadi lemah,pusing (dizziness),
nyeri kepala, penglihatan kabur,mulut pahit dan mata merah dan gelisah

2.5 Pemeriksaan Fisik


- Prosedur Hygiene
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa macam penata laksana
personal hygiene, yaitu:
a. Personal hygiene pada kulit Cara merawat kulit sebagai berikut: 1) Mandi
minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas
b. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
d. Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela jari,
ketiak dan belakang telinga.
e. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan,
hingga kaki. b. Personal hygiene pada kuku dan kaki Cara merawat kuku: 1)
Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong dalam
bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.
f. jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan
kulit di sekitar kuku.
g. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan
merusak jaringan di bawah kuku.
h. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
i. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi atau di
rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
j. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
k. Personal hygiene pada rambut Cara merawat rambut:
o Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo
yang cocok.
- Perawatan Diri
Personal hygiene pada mata Cara merawat mata:
1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar
2) Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5) Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
Personal hygiene pada hidung Cara merawat hidung:
1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan
dengan membiarkan lubang hidung terbuka. 17
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari
karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
Personal hygiene pada gigi dan mulut Cara merawat hidung dan mulut :
1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam
2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
Personal hygiene pada telinga Cara merawat telinga :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan dengan
menggunakan penyedot telinga
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati agar tidak
terkena air yang berlebihan
3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan bukan
langsung kegendang telinga.
4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga karena dapat
merusak gendang telinga.
Personal hygiene pada genetalia Cara merawat genetalia:
1) Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan pada saat
mandi 2x sehari
2) Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama yang
belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis yang menyebabkan urine
mudah terkumpul di sekitar gland penis yang lama kelamaan dapat menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit seperti kanker penis.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


- Prosedur Hygiene
program Jamkesmas. Program jamkesmas merupakan upaya pemerintah untuk
memenuhi hak pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sebagaimana
diamanatkan Undang Undang Dasar 1945 pasal 28H dan Undang Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

- Perawatan Diri
a. Pemeriksaan laboratorium Meliputi : pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan
urin rutin, pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan serologi.
b. Pemeriksaan radiagnostik (x-foto tulang belakang, x–foto kpeal dsb)
c. Pemeriksaan penunjang yang lain ( CT Joan , LP) 8) Diagnosa Banding
a. Defisit Perawatan Diri : Mandi
b. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
c. Defisit Perawatan Diri : Makan
d. Defisit Perawatan Diri : Eliminasi Diri :

- Istirahat dan Tidur


Polisomnografi, yaitu studi tidur yang menilai kadar oksigen, pergerakan tubuh,
dan gelombang otak untuk menentukan cara mereka mengganggu tidur.
Electroencephalogram, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai aktivitas
elektrik di dalam otak dan mendeteksi potensi masalah.
Pemeriksaan darah genetik, umumnya berguna untuk mendiagnosis narkolepsi dan
kondisi kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan gangguan tidur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu, maka dapat disimpulkan bahwa higiene adalah usaha kesehatan yang preventif
yang menitik beratkan kegiatannya pada usaha kesehatan individu maupun usaha
kesehatan pribadi hidup manusia. Dalam kata lain, Higiene adalah ilmuyang berkaitan
dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan (thesciene concerned witht
heprevention of illness and maintanance of health)(Wulan,2014). Dampak yang muncul
pada masalah personal hygiene Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita
oleh seseorang karena tidak terperiharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telingga serta gangguan fisik pada kuku. Dampak Psikologi Masalah social
yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencinntai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.
Menurut Poter. Perry (2005), perawatan diri (Personal hygiene) adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Kebersihan Lingkungan Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat
tinggal, tempat bekerja, dan berbagaisarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan
cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak
dan peralatan makan misalnya dengan abu gosok, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta
membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman danselokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Istirahat Tidur Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari pemeriksaan fisik, mental dan
penyimpangan energi. Semua individu membutuhkan periode tertentu untuk tenang dan mengurangi
aktivitas sehingga badan akan mengembalikan energy dan membangun stamina. Kebutuhan istirahat dan
tidur dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, level perkembangan, status kesehatan, dan aktifitas.

3.2 Saran
Kita harus selalu menjaga kebersihan pada diri kita dan lingkungan agar kita terhindar
dari penyakit dan kita harus istirahat yang cukup agar tubuh kita fit selalu bugar tidak
mudah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/443/3/BAB%20II%20%20tinjauan%20 ustaka.pdf
https://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-perawatan-diri.html
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-tidur/patofisiologi
https://www.academia.edu/24698007/Konsep_Istirahat_dan_Tidur

Anda mungkin juga menyukai