Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan

yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat(buku

promkes hijau). Perilaku keselamatan kerja ialah perilaku perawat agar

terhindar dari penyakit dan kecelakaan akibat kerja pada saat memberikan

pelayanan keperawatan (Perawat & Rsud, 2016). Keselamatan dan

kesehatan kerja rumah sakit merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia di rumah sakit

(pasien, keluarga pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit)

melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di

rumah sakit (Rumah et al., 2019).

Sebuah studi WHO baru-baru ini memberikan perkiraan dampak

kesehatan dari faktor risiko pekerjaan yang paling luas. Kondisi kerja yang

tidak sehat berkontribusi setidaknya 1,6% dari beban penyakit di Wilayah

Eropa WHO. Statistik menunjukkan bahwa risiko pekerjaan utama yang

terkait dengan beban ini adalah cedera (40% dari beban penyakit akibat

kerja), kebisingan (22%), karsinogen (18%), materi partikulat udara (17%),

dan bahaya ergonomis (3%) (kasi masuk tanggal akses).

Hasil laporan National Safety Council (NSC) menunjukkan bahwa

terjadinya kecelakaan di Rumah Sakit 41% lebih besar dari industri pekerja

lain. Kejadian yang sering terjadi yaitu tertusuk jarum atau needle injury
(NSI), terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit

infeksi dan lain – lain (Sarastuti, 2016). Berdasarkan data yang ada,

kejadian akut secara signifikan lebih besar terjadi pada pekerja di Rumah

Sakit, sejumlah kejadian dilaporkan mendapatkan kompensasi pada pekerja

di Rumah Sakit, yaitu sprains, strains : 52%; contusion, crushing, bruising :

11%; cuts, laceration, punctures : 10,8%; fractures : 5,6%; multiple injuries

: 2,1%; thermal burns : 2%; scratches, abrasions : 1,9%; infections : 1,3%;

dermatis : 1,2%; dan lain – lain : 12,4% (Psikologi et al., 2020).

Berdasarkan laporan Dinas Tenaga Kerja Sulawesi Selatan, angka

kecelakaan kerja pada tahun 2010 sebanyak 531 kasus, pada tahun 2011

sebanyak 501 kasus, pada tahun 2012 mengalami peningkatan mencapai

angka 912 kasus dan pada tahun 2013 sebanyak 632 kasus, tidak termasuk

kasus yang tidak dilaporkan (Ibrahim et al., 2017)

Hasil penelitian tentang bahaya kesehatan dan keselamatan kerja yang

dihadapi oleh para profesional perawatan kesehatan di Taiwan (Lin Chuhui):

Tinjauan sistematis terhadap faktor risiko dan strategi pengendalian

mengungkapkan bahwa rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan

memiliki banyak bahaya kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat

mempengaruhi profesi perawatan kesehatan yang dilakukan. Dampak dari

bahaya ini pada profesional perawatan kesehatan. Dampak dari bahaya ini

pada profesional perawatan kesehatan merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang serius di Taiwan. Oleh karena itu, mengontrol,

menghilangkan, atau mengurangi paparan dapat membantu profesional

perawatan kesehatan yang lebih kuat yang memiliki potensi besar untuk
meningkatkan sistem perawatan dan perawatan kesehatan pasien Taiwan.

Penghapusan atau pengurangan bahaya paling baik dicapai melalui tindakan

teknis, kebijakan administratif dan penggunaan alat pelindung diri(Huei et al.,

2020).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Dan et al., 2017) dengan

judul “Perilaku Perawat dalam Penerapan Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di Aceh” didapatkan hasil gambaran perilaku perawat

dalam penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau

dari faktor internal berada pada kategori baik (52,5%) dan perilaku perawat

ditinjau dari faktor eksternal berada pada kategori baik (58,8%).

Berdasarkan laporan kejadian kecelakaan kerja di RSUD H. Andi Sultan

Daeng Radja menunjukkan pada tahun 2017 kasus kejadian kecelakaan kerja

sebanyak 5 orang, 3 orang diantaranya tertusuk jarum dan 2 orang lainnya

mengalami luka akibat kerja. Pada tahun 2018 mengalami penurunan dengan

jumlah kasus sebanyak 2 orang tertusuk jarum. Kemudian ditahun 2019

mengalami peningkatan kejadian dengan jumlah 6 orang, dangan kasus 4 orang

tertusuk jarum dan 2 orang mengalami luka akibat kerja. Serta pada tahun 2020

jumlah kejadian kecelakaan kerja sebanyak 2 orang mengalami iritasi mata

akibat terciprat cairan kimia.

Adapun fokus penelitian ini yaitu seluruh perawat yang berada di RSUD

H. Andi Sultan Daeng Radja dengan jumlah. Sehingga berdasarkan data diatas

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Perilaku Perawat


dalam Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD H.

Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah yaitu

“Bagaimana Hubungan Perilaku Perawat Dengan Penerapan Manajemen

K3 di RSUD H. Andi Sultan Daeng Radja Kab. Bulukumba Tahun 2020”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku perawat dengan penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di RSUD H. Andi Sultan Daeng

Radja Kabupaten Bulukumba.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi perilaku perawat di ruang perawatan

Insalasi Gawat Darurat (IGD) dan perawatan Melati RSUD H.

Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba.

b. Untuk mengidentifikasi penerapan keselamatan dan kesehatan

kerja di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan

perawatan Melati H. Andi Sultan Daeng Radja Kabupaten

Bulukumba.

c. Untuk menganalisis hubungan perilaku perawat dengan penerapan

manajemen keselamatan dan keselamatan kerja di RSUD H. Andi

Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu manajemen keperawatan, khususnya pada

perilaku perawat dengan penerapan manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (K3).

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sultan Daeng

Radja Kabupaten Bulukumba yaitu sebagai saran mengenai

perilaku perawat di beberapa ruangan yang ada di RSUD H. Andi

Sultan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba

b. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Panrita Husada Bulukumba,

yaitu dapat digunakan sebagai bahan pengembangan materi

keperawatan, khususnya dalam mata kuliah Manajemen

Keperawatan

c. Bagi Peneliti untuk meningkatan kemampuan dalam berpikir kritis

dan dapat menganilisis tentang perilaku perawat yang berkaitan

terhadap penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di

beberapa ruang perawatan di RSUD H. Andi Sultan Daeng Radja

Kabupaten Bulukumba.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Perilaku Perawat Dalam Penerapan K3

1. Definisi Perilaku Perawat

Perilaku ialah segala tindakan dan perkataan seseorang yang dapat

diamati, dicatat, dan digambarkan langsung ataupun tidak langsung

oleh orang lain. Perilaku merupakan reaksi stimulus atau rangsangan

dari luar seseorang.(buku promkes Pendidikan kesehatan putih).

Berdasarkan respons terhadap stimulus. perilaku terbagi atas :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Respons ini terbatas pada pengetahuan atau kesadaran,

persepsi, perhatian, dan sikap seseorang yang menerima

stimulus tersebut (misal seseorang yang mengetahui bahaya

rokok tetapi masih merokok).

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus yang sifatnya terbuka

berbentuk dalam tindakan nyata, yang dapat dengan mudah

untuk diamati atau dilihat oleh orang lain ( missal, rajin belajar,

berhenti merokok, dan memeriksakan kehamilan bagi ibu

hamil).(buku promkes hijau).

2. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ialah suatu upayah

dalam menjamin keadaan, keutuhan, dan kesempurnaan, baik jasmani


maupun rohani manusia serta karya dan berbudaya kesejahteraan

manusia pada umumnya dan khususnya tenaga kerja(buku pengantar

dasar ilmu kesehatan masyarakat). Keselamatan dan kesehatan kerja

rumah sakit yaitu segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

keselamatdn dan kesehatan pada sumber daya manusia di rumah sakit

(petugas rumah sakit, pasien, keluarga pasien, dan lain – lain),

sehingga dibuatlah standar perlindungan bagi pekerja yang ada di

rumah sakit untuk mencegah dan mengurangi risiko bahaya tersebut

(jurnal 10).

Keselamatan kerja diartikan sebagai upayah perlindungan

pekerja, orang lain yang berada di tempat kerja, dan sumber produksi

agar selalu dalam keadaan selamat selama melakukan proses kerja.

Sedangkan kesehatan kerja didefinisikan sebagai wadah kesehatan

yang mengurusi segala masalah kesehatan secara menyeluruh bagi

semua pekerja. Menyeluruh yang berarti upayah – upayah preventif,

promotif, kuratif, rehabilitatif, penyesuaian manusia pada

pekerjaannya, dan upayah lainnya.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi K3

Faktor yang perlu diperhatikan dalam K3, yaitu :

a. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja ialah setiap ruangan atau lapangan, terbuka atau

tertutup, bergerak atau tetap, tempat orang melakukan pekerjaan

dan sering didatangi oleh pekerja untuk keperluan suatu usaha

yang mengandung berbagai sumber bahaya.


b. Peralatan yang digunakan

Mesin dan peralatan kerja yang dipergunakan kemungkinan besar

dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Sehingga sangat penting

memperhatikan mesin dan alat yang akan digunakan yaitu kondisi

perlindungan atau penaganan mesin – mesin dan perkakas dan

kondsi alat – alat kerja.

c. Bahan yang akan digunakan

Bahan – bahan yang digunakan dapat menimbulkan hazard yang

dapat menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja.

Hazard yaitu suatu kesatuan kombinasi yang terdiri dari frekuensi

(frequency), lama waktu (duration), dan keparahan dampat

(saverit) yang ditimbulkan akibat pemajan terhadap suatu subtansi

atau energi. Hazard ialah sesuatu yang berupa bahan beracun,

ceceran larutan kimia dilantai, dan bakteri patogen.

d. Keadaan dan kondisi tenaga kerja

Kondisi tenaga kerja berhubungan dengan tingkat

produktivitasnya. Tenaga kerja yang memiliki kondisi fisik kurang

sehat atau sering sakit cenderung mengakibatkan menurunnya

semangat kerja, kondisi tersebut merupakan peluang terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat menganggu kegiatan di tempat kerja.

Adapun keadaan tenaga kerja yang perlu diperhatikan yaitu kondisi

mental dan fisik, kebiasaan yang baik dan aman, serta penggunaan

alat pelindung diri (APD).

e. Metode Kerja
Pengalaman dan cara kerja yang benar memeliki beberapa aspek

yang perlu diperhatikan antara lain peralatan, penggunaan alat, dan

posisi kerja. Hampir 25% pekerja mengalami kecelakaan kerja

yang diakibatkan oleh penangan material. Beberapa keluhan seperti

hernia, keseleo, ketegangan, luka – luka yang disebabkan oleh cara

kerja atau mengangkat atau membawa material yang kurang benar.

Sebagian besar masalah K3 disebabkan oleh posisi yang tidak

ergonomis. Posisi tubuh yang salah, sikap terpaksa dapat

menimbulkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan, mengurangi

ketelitian, mudah lelah sehingga kerja kurang efisien. Keadaan

tersebut dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

gangguan fisik dan psikologis, serta keluhan yang paling sering

adalah low back pain.

4. Kecelakaan kerja

Kecelakaan diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak

diharapkan, diinginkan, ataupun yang diduga, suatu kejadian yang

dapat menimbulkan cedera atau penyakit pada seseorang,

menyebabkan kerusakan properti, kejadian hampir celaka, dan

gangguan saat melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja ialah suatu

kejadian yang tidak diinginkan yang dapat merugikan manusia,

merusak harta benda atau kerugia terhadap proses.

Klasifikasi kecelakaan kerja terbagi atas :

a. Kecelakaan kerja ringan


Kecelakaan ini tidak menimbulkan kehilangan hari kerja dengan

indikasi saat setelah terjadi kecelakaan kerja, karyawan dapat

kembali bekerja pada hari yang sama.

b. Kecelakaan kerja sedang

Kecelakaan ini menyebabkan kehilangan hari kerja dengan indikasi

setelah terjadi kecelakaan karyawan tidak dapat melanjutkan

pekerjaan.

c. Kecelakaan kerja berat

Kecelakaan ini menyebabkan karyawan tidak dapat melanjutkan

pekerjaannya dan menimbulkan cacat jasmani dan rohani dengan

indikasi surat keterangan dari dokter yang memeriksa kesehatan

karyawan tersebut.

d. Kecelakaan kerja fatal

Kecelakaan ini menyebabkan kematian keterangan dari dokter

yang memeriksa kesehatan karyawan tersebut.

Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

a. Unsafe human act, berupa perbuatan manusia yang tidak

memenuhi standar keselamatan seperti bekerja tidak sesuai dengan

prosedur, bekerja sambal bergurau, menaruh barang atau alat kerja

denagan tidak benar, sikap kerja yang tidak selamat atau aman,

tidak menggunakan alat pelindung diri, bekerja didekat alat yang

bergerak atau berputar, kelelahan, kebosanan, dan lain – lain.

b. Unsafe condition, berupa kondisi lingkungan yang tidak aman

seperti mesin tanpa pengaman, peralatan yang sudah tidak


sempurna tetapi masih digunakan, penerangan yang kurang

memadai, ventilasi yang tidak baik, tata ruang yang buruk, lantai

yang licin, desain atau kontruksi bangunan yang berbahaya dan

lain – lain.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ialah suatu

Anda mungkin juga menyukai