A. Latar Belakang
Pembinaan dan pengembangan olahraga di sekolah dasar yang dilakukan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merupkan salah satu bagian dari empat
pilar kebijakan pembagunan pendidikan nasional, yang meliputi olah hati atau kalbu,
olah rasa, olah pikir, dan olahraga. Olahraga merupkan kegiatan fisik yang dapat
membangkitkan semangat, menumbuhkan sportivitas, persahabatan dan
persaudaraan. Olahraga juga dapat memiliki arti yang strategis bagi nation and
character building atau pembagunan watak bangsa. Dalam perspektif ini,
pembagunan pendidikan tidak cukup hanya berorentasi pada penyiapan tenaga
kerja, tetapi harus pula mampu membagun seluruh potensi kecerdasan manusia agar
berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan
pembagunan karakter dan jati diri bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah
satu program yang dilaksanakan adalah penyelenggaraan Olimpiade Olahraga
Siswa nasional sekolah dasar KOSN-SD yang dilaksanakan setiap tahun.
Kegiatan KOSN-SD merupakan momentum yang sangat tepat dan sangat
berharga bagi anak-anak untuk dapat berprestasi dan berkompetisi secara sehat.
Disamping itu, kegiatan tersebut juga dapat memberikan pengalaman bekerja yang
baik, yaitu belajar bekerja sama, mematuhi aturan, mengakui kelemahan diri sendiri
dan belajar menghargai kekutan lawan serta mengilhami nilai-nilai fairplay (jujur,
bersahabat, hormat dan bertanggung jawab) yang ada pada setiap
pertandingan/perlombaan cabang olahraga pada KOSN-SD ini. dan dapat mewadahi
para minat dan bakat peserta didik khususnya dalam bidang kinestetik
B. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-UndangRI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
3. Peraturan Persiden Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 34 Tahun 2006 tentang
Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
bakat istimewa
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
Pusat dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi
C. Tujuan.
1. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam bidang olahraga
2. Membina dan mempersiapakan olahragawan berprestasi pada tingkat nasional
maupun internasional sejak usia sekolah
3. Mengembangkan budaya hidup sehat dan gemar olahraga
4. Menumbuhkan Nasionalisme dan cinta tanah air.
D. Ketentuan Umum
- Hasil seleksi KOSN tingkat kecamatan ditetapkan melalui surat keputusan
KKGO/MGMP PJOK dan selanjutnya akan mewakili Kecamatan ke tingkat
Kabupaten/Kota.
E. Persyaratan Umum Peserta
1. Peserta bukan Juara 1, 2, 3 tingkat Nasional KOSN Tahun 2020 dan KOSN 2021
pada jenjang dan cabang olahraga yang sama.
2. Peserta seleksi tingkat Kabupaten adalah juara seleksi tingkat kecamatan terdiri
dari 2 peserta (1 putra dan 1 putri).
3. Peserta didik kelahiran maksimal tahun 2010 dan maksimal kelas V.
4. Peserta KOSN Pendidikan Dasar tahun 2022 adalah peserta didik satuan
pendidikan SD yang masih terdaftar sebagai peserta didik dan memiliki NISN
(Nomor Induk Siswa Nasional) .
5. Setiap peserta didik hanya dapat mengikuti salah satu cabang olahraga
dan diusulkan oleh Kepala Sekolah.
6. Peserta menunjukan akte kelahiran, KK, NISN dan rapot surat keterangan
kepala sekolah (asli dan foto copy legalisir) pada saat registrasi peserta
tanggal 26 Pebruari 2022. Seluruh persyataran dilegalisir kepala sekolah
rangkap 3. Berkas persyaratan dimasukan di map kancing berwarna biru.
7. Mengirimkan foto 3x4 sebanyak 5 lembar.
A. Peraturan Pertandingan
Peraturan Pertandingan yang digunakan pada KOSN Pendidikan Dasar tahun 2022
adalah Peraturan Pertandingan Pencak Silat hasil Munas XIV IPSI Tahun 2012 yang
telah disempurnakan
B. Peserta
Peserta Cabang Olahraga Pencak Silat KOSN Pendidikan Dasar tahun 2022 dapat
dilihat pada tabel berikut:
No. Babak SD Keterangan
Putra Putri
1. Seleksi Tingkat 1 1 a. Jurus Tunggal dan kelas tanding
Kabupaten/Kota Putra
b. Jurus Tunggal dan kelas tanding
Putri
C. Nomor Pertandingan
Nomor yang dipertandingkan KOSN Pendidikan Dasar tahun 2022 yaitu jurus
tunggal dan kelas tanding.
Jumlah yang dipertandingkan sebanyak 6 nomor, yaitu:
1. Tunggal Putra, Jurus Tunggal Baku.
2. Tunggal Putri, Jurus Tunggal Baku.
3. Tanding Kelas C Putra (30-32 Kg)
4. Tanding Kelas C Putri (30-32 Kg)
5. Tanding Kelas E Putra (34-36 Kg)
6. Tanding Kelas E Putri (34-36 Kg)
D. Penghargan
Pemenang Juara I, II dan, III mendapatkan Piala dan Piagam Penghargaan
H. Tahapan pertandingan
1. Kategori Tunggal
a. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari tujuh peserta, maka dipergunakan
sistem pool.
b. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool, ditampilkan kembali pada babak final.
c. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua Pertandingan
dan Dewan Juri serta disampaikan kepada peserta dalam rapat teknik.
2. Kategori Tanding
a. Pertandingan pencak silat KOSN-SD 2022 untuk kategori tanding, akan
dilaksanakan dengan sistem gugur.
b. Pertandingan menggunakan tahapan babak dari penyisihan, seperempat final,
semi final dan final tergantung pada jumlah peserta pertandingan, berlaku untuk
semua kelas.
c. Pembagian kelas menurut berat badan.
d. Penimbangan dilakukan ± 15 menit sebelum pesilat bertanding sesuai jadwal
yang ditentukan.
e. Pesilat harus berpakaian pencak silat saat penimbangan.
I. Sistem Seleksi
1. Peserta wajib mengikuti Kategori Tunggal.
2. Peserta boleh mengikuti Kategori Tanding bila berat badannya sesuai dengan
kelas yang dipertandingkan.
3. Dalam melaksanakan seleksi di tingkat kecamatan agar berkoordinasi dengan
pengurus IPSI sesuai dengan tingkatannya.
J. Sistem Penilaian
Sistem Penilaian Poin Juara berdasarkan tabel dibawah ini:
POIN NILAI JUARA
JUARA TUNGGAL TANDING
1 100 95
2 90 90
3 80 80
N. Penutup
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam panduan ini akan ditentukan pada saat
pertemuan rapat technikal meeting.
KARATE
a. Pengertian Umum
1. Peraturan Pertandingan
a. Peraturan pertandingan yang digunakan adalah peraturan pertandingan World
Karate Federation (WKF) Tahun 2021 yang telah disesuaikan.
b. Semua peserta dianggap telah memahami dan mengerti isi dari peraturan
tersebut yang dijabarkan pada huruf ‘D’ Peraturan Pertandingan.
2. Peserta
Peserta KOSN SD tingkat kabupaten diwakili oleh satu orang putra dan satu orang
putri dari tingkat kecamatan.
b. Jenis dan Sistem Pertandingan
1. Jenis Pertandingan
Tingkat Sekolah, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi
Kata Putri (Juara 1, Juara 2 juara 3)
Kata Putra (Juara 1, Juara 2 juara 3)
Kumite Putri (Juara 1, Juara 2 juara 3)
Kumite Putra (Juara 1, Juara 2 juara 3)
2. Sistem Pertandingan
Tingkat Sekolah, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi Penentuan 2 putra
dan 2 putri menjadi 1 putra dan 1 putri adalah berdasarkan penjumlahan skor
kata dan skor kumite.
1) Skor Kata
Juara : 10 poin
1
Juara : 5 poin
2
Juara : 3 poin
3
2) Skor Kumite
Juara : 5 poin
1
Juara : 3 poin
2
Juara : 1 poin
3
apabila jumlah skor kata dan skor kumite sama, maka yang berhasil juara di 2
kelas (kata dan kumite) yang berhak mengikuti ke Tingkat selanjutnya.
Contoh:
Atlet A Juara I Kata Putra skor 10, tidak Juara di Kumite, Total Skor = 10.
Atlet B Juara II Kata skor 5, Juara I Kumite skor 5, Total Skor = 10.
Maka yang lolos seleksi adalah B, karena juara di 2 kelas (Kata dan Kumite).
c. Peraturan Pertandingan
1. Peraturan Kumite
a. Area Pertandingan KUMITE
3) Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya.
4) Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF,
dengan sisi-sisi sepanjang delapan meter (diukur dari luar) dengan
tambahan dua meter pada semua sisi-sisi sebagai area aman dan tempat
peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman.
5) Dua matras dibalik dengan sisi merah di atas berjarak satu meter dari titik
tengah tatami untuk membentuk batas antara kedua kontestan.
6) Wasit akan berdiri diantara kedua kontestan yang berhadapan dengan jarak
satu meter dari daerah aman.
7) Setiap Juri akan duduk di setiap sudut daerah aman area pertandingan.
Wasit dapat bergerak bebas mengelilingi area pertandingan, termasuk area
aman tempat para juri duduk. Setiap juri akan dilengkapi dengan bendera
merah dan biru.
8) Pengawas Pertandingan/match supervisor akan duduk di luar area
pertandingan pada area aman, di sebelah kanan atau kiri dari wasit akan
dilengkapi dengan sebuah bendera merah dan sebuah peluit.
Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah
ditentukan komisi wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar
peraturan.
1. Kontestan
a) Kontestan harus mengenakan karate-gi berwarna putih yang tidak
menggunakan corak atau garis garis atau bordiran pribadi.
b) Karate-gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus
memiliki panjang minimum yang menutupi/mengcover pinggul, tapi tidak boleh
melebihi dari ¾ panjang paha. Untuk wanita, kaos putih polos dapat dikenakan
di dalam karate-gi.
d) Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang- kurangnya dua pertiga
dari tulang kering dan tidak boleh mencapai dibawah tulang mata kaki dan tidak
boleh digulung.
e) Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap rapih dan dipangkas sampai
batas yang tidak mengganggu penglihatan dan sasaran, hachimaki (ikat
kepala), tidak diijinkan, kalau wasit menganggap rambut kontestan terlalu
panjang dan atau tidak rapi, Wasit dapat mengeluarkan kontestan dari
lapangan/area pertandingan. Ikat rambut dari metal tidak diijinkan demikian
juga jepitan rambut dari metal, pita dan perhiasan lainnya dilarang, satu Ikatan
ekor kuda yang diperbolehkan. Kontestan wanita dapat menggunakan penutup
kepala karena alasan keagamaan menggunakan sesuai tipe yang disetujui oleh
WKF.
e. Penilaian
Dalam menilai kinerja dari kontestan atau beregu, Juri akan mengevaluasi kinerja
berdasarkan dua kriteria utama (kinerja teknis dan kinerja atletik).
Kinerja dievaluasi dari mulai hormat kata sampai hormat mengakhiri kata dengan
pengecualian pertandingan perebutan medali kata beregu, di mana kinerja, serta
ketepatan waktu dimulai pada hormat di awal kata dan berakhir ketika pemain hormat
setelah menyelesaikan Bunkai.
Variasi kecil seperti yang diajarkan oleh gaya kontestan (Ryu-Ha) Karate akan diizinkan.
Kontestan harus melakukan Kata yang berbeda di setiap putaran. Setelah melakukan
Kata mungkin tidak terulang - bahkan jika digunakan sebagai tie-breaker. Hanya kata
yang terdaftar dalam daftar kata di atas yang diizinkan.
1. Sistem poin
Kinerja teknis dan kinerja atletik diberikan skor terpisah menggunakan skala yang
sama dari 5.0 hingga 10.0 dengan penambahan sebesar .2 - di mana 5.0 merupakan
nilai terendah untuk kata yang diterima seperti yang dilakukan dan 10.0 mewakili
kinerja yang sempurna. Diskualifikasi ditunjukkan dengan skor 0,0. Sistem ini akan
menghilangkan dua skor tertinggi dan dua terendah untuk masing-masing kinerja
teknis dan kinerja atletik dan menghitung skor total yang di beregu yang 70% untuk
kinerja teknis dan 30% untuk kinerja atletik. Bunkai harus diberikan sama pentingnya
dengan kata itu sendiri.
2. Menyelesaikan Pertandingan seri (draw)
Dalam hal kontestan mendapatkan jumlah poin yang sama, undian harus ditentukan
dengan melakukan kata tambahan untuk menentukan hasil Kontestan mana yang
lebih didahulukan dari yang lain. Penarikan hanya diselesaikan ketika diperlukan
untuk menentukan kontestan mana yang akan melanjutkan ke babak berikutnya -
atau untuk menentukan hasil dari perebutan medali. Meskipun skor dalam
pertandingan menentukan hasil undian, skor asli dipertahankan dalam catatan. Skor
yang diberikan untuk kata tambahan yang dilakukan untuk menyelesaikan undian
tidak digunakan untuk mengubah urutan kontestan lain yang memenuhi syarat di
babak tersebut,
3. Diskualifikasi
Kontestan atau beregu kontestan dapat didiskualifikasi karena salah satu alasan
berikut:
a Melakukan kata yang salah atau mengumumkan kata yang salah.
b Tidak hormat di awal dan setelah menyelesaikan penampilan Kata.
c Jeda atau berhenti yang berbeda dalam penampilan Kata.
d Adanya gangguan terhadap fungsi para juri (seperti juri harus pindah karena
alasan keamanan atau melakukan kontak fisik dengan seorang juri).
e Sabuk terjatuh selama penampilan.
f Melakukan teknik menggunting ke daerah leher di Bunkai (Jodan Kani
Basami)
g Kegagalan untuk mengikuti instruksi dari Juri Ketua atau pelanggaran lainnya.
4. Pelanggaran
Pelanggaran berikut, jika terlihat jelas, harus diperhatikan:
a. Kehilangan keseimbangan.
b. Melakukan gerakan dengan cara yang salah atau tidak lengkap seperti
kegagalan untuk sepenuhnya mengeksekusi blok atau meninju target.
c. Gerakan asynchronous, seperti memberikan teknik sebelum transisi tubuh
selesai, atau dalam kasus kata Beregu; gagal melakukan gerakan serempak.
d. Penggunaan isyarat yang dapat didengar (dari orang lain, termasuk anggota
beregu lainnya) atau sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar
dada, lengan, atau karategi, atau menghirup yang tidak pantas, harus
dianggap pelanggaran yang sangat serius oleh Hakim dalam evaluasi mereka
dari kinerja kata - pada tingkat yang sama seperti orang akan menghukum
kehilangan keseimbangan sementara.
e. Sabuk terlepas longgar jika lepas dari pinggul selama penampilan.
f. Membuang waktu, termasuk long marching, membungkuk berlebihan atau
jeda berkepanjangan sebelum memulai penampilan.
f. Peraturan Kata
1. Area Pertandingan
a. Kata yang dimainkan pada Babak Penyisihan adalah Kata Dasar dan pada
Babak Perebutan medali adalah Kata WKF.
b. Jumlah Kontestan akan menentukan jumlah kelompok untuk memfasilitasi
putaran eliminasi.
c. Sistem eliminasi yang digunakan untuk Kata adalah membagi Kontestan
(individu atau beregu) dalam kelompok dengan jumlah yang sama delapan
(dengan pengecualian dijelaskan untuk kurang dari 11 atau lebih dari 96) dan
untuk masing-masing putaran mengurangi jumlah Peserta Kompetisi per grup
hingga 4 orang yang meneruskan ke babak berikutnya - sampai hanya dua grup
kontestan (individu atau beregu) yang tersisa, dimana para Kontestan dengan
skor tertinggi di masing- masing dari dua kelompok masing-masing diadu satu
sama lain. Untuk tempat pertama (yang kalah mengambil tempat ke-2) dan
kontestan yang memiliki skor tertinggi kedua di masing-masing dua kelompok
diadu dengan skor tertinggi ketiga di grup lain untuk bersaing untuk dua tempat
ketiga (final perunggu).
d. Jika ada 3 atau kurang Kontestan, satu kata dilakukan untuk menentukan
tempat pertama hingga ketiga.
e. Dengan 4 kontestan, dua grup dari dua dibentuk untuk putaran pertama
dan dua pemenang bertemu untuk bersaing untuk 1 sementara dua yang kalah
ditempatkan di posisi ke-3.
f. Dengan 5--10. Kontestan, dua kelompok dan tiga skor tertinggi dari masing-
masing grup melanjutkan ke pertandingan medali. Kelompok ini kemudian
akan mengikuti prosedur normal dimana peserta Kompetisi skor tertinggi untuk
setiap grup akan bersaing untuk tempat pertama dan kedua - dan nomor 2 akan
bertemu nomor 3 dari grup lain dan sebaliknya - kecuali hanya ada 5 anggota
Kontestan - dalam hal ini Kontestan nomor 3 di grup yang lebih besar akan
memenangkan tempat ke-3 nya bye (walk-over).
g. Jika jumlah Kontestan adalah 11-24, dua kelompok terbentuk. Setelah kata
pertama, 4 Kontestan teratas membentuk dua kelompok empat, setelah itu kata
kedua akan menentukan peringkat untuk 6 Kontestan (3 dari masing-
masing kelompok) yang akan melanjutkan untuk bersaing di putaran ketiga
untuk medali dengan cara biasa.
h. Jumlah dasar Kontestan per grup adalah 8 - tetapi di mana jumlah Kontestan
melebihi 64, tetapi di bawah 97, jumlah Kontestan melebihi 64 didistribusikan di
atas 8 grup hingga maksimum 12 per grup.
i. Jika jumlah peserta kompetisi menjadi 97 atau lebih, jumlah kelompok
digandakan menjadi 16 - memberikan jumlah peserta kompetisi per grup yang
berkurang - namun tetap memilih empat pertama dari setiap kelompok yang
meninggalkan 8 grup dari 8 Kontestan (total 64 kontestan) untuk ronde
selanjutnya.
j. Panel juri yang sama harus digunakan untuk semua peserta kompetisi
dalam satu grup untuk setiap putaran tunggal.
k. Tidak akan ada repechage yang diterapkan kecuali jika ditentukan secara
khusus untuk kompetisi.
Tabel berikut meringkas jumlah kelompok dan kelompok sesuai
3. Panel Juri
a. Untuk semua kompetisi WKF resmi, panel tujuh Juri untuk setiap putaran
akan ditentukan oleh pemilihan acak yang menggunakan program komputer.
b. Untuk setiap matras, seorang Juri ditunjuk sebagai Juri Ketua dan akan
memimpin dalam melakukan komunikas yang diperlukan dengan
administrasi pertandingan dan menangani masalah yang tidak terduga di
antara para Juri.
c. Selain teknisi perangkat lunak, dan penyiar hasil - untuk kompetisi Beregu,
panel untuk putaran medali juga dibantu oleh penjaga waktu yang melacak
waktu kinerja maksimum.
d. Selanjutnya, penyelenggara harus menyediakan petugas untuk setiap area
kompetisi yang mengetahui daftar kata WKF untuk mengumpulkan dan
mencatat kata yang dipilih dari kontestan sebelum setiap putaran dan
membawa daftar ke tim administrasi pertandingan. Manajer tatami
bertanggung jawab untuk mengawasi petugas pencatat nama kata.
e. Untuk kompetisi yang tidak termasuk dalam peringkat WKF, jumlah Juri per
panel dapat dikurangi menjadi lima. Dalam kasus seperti itu, hanya skor
tertinggi dan terendah yang dihilangkan dari total.
4. Kriteria Untuk Evaluasi
a. Tabel Daftar Kata Dasar yang Dimainkan Pada Babak Penyisihan
Nama beberapa kata diduplikasi karena variasi sesuai dengan kebiasaan dalam
ejaan dalam Romanisasi. Dalam beberapa contoh KATA dapat dikenal dengan
nama yang berbeda dari gaya (Ryuha) untuk gaya, dalam contoh yang luar biasa
nama yang identik mungkin sebenarnya KATA yang berbeda dari satu styleke
style yang lain .
g. Penilaian
Dalam menilai kinerja dari kontestan atau beregu, Juri akan mengevaluasi
kinerja berdasarkan dua kriteria utama (kinerja teknis dan kinerja atletik).
Kinerja dievaluasi dari mulai hormat kata sampai hormat mengakhiri kata
dengan pengecualian pertandingan perebutan medali kata beregu, di mana
kinerja, serta ketepatan waktu dimulai pada hormat di awal kata dan berakhir
ketika pemain hormat setelah menyelesaikan Bunkai. Variasi kecil seperti
yang diajarkan oleh gaya kontestan
Sistem poin
Kinerja teknis dan kinerja atletik diberikan skor terpisah menggunakan skala
yang sama dari 5.0 hingga 10.0 dengan penambahan sebesar .2 - di mana
5.0 merupakan nilai terendah untuk kata yang diterima seperti yang
dilakukan dan 10.0 mewakili kinerja yang sempurna. Diskualifikasi
ditunjukkan dengan skor 0,0.
Sistem ini akan menghilangkan dua skor tertinggi dan dua terendah untuk
masing-masing kinerja teknis dan kinerja atletik dan menghitung skor total
yang di beregu yang 70% untuk kinerja teknis dan 30% untuk kinerja atletik.
Bunkai harus diberikan sama pentingnya dengan kata itu sendiri
Menyelesaikan Pertandingan seri (draw)
Dalam hal kontestan mendapatkan jumlah poin yang sama, undian harus ditentukan
dengan melakukan kata tambahan untuk menentukan hasil Kontestan mana yang
lebih didahulukan dari yang lain.
Meskipun skor dalam pertandingan menentukan hasil undian, skor asli dipertahankan
dalam catatan. Skor yang diberikan untuk kata tambahan yang dilakukan untuk
menyelesaikan undian tidak digunakan untuk mengubah urutan kontestan lain yang
memenuhi syarat di babak tersebut,
Kinerja Kata
Kinerja teknis
Posisi
Kontestan atau beregu kontestan dapat didiskualifikasi karena salah satu alasan berikut:
a. Melakukan kata yang salah atau mengumumkan kata yang salah.
b. Tidak hormat di awal dan setelah menyelesaikan penampilan Kata.
c. Jeda atau berhenti yang berbeda dalam penampilan Kata.
d. Adanya gangguan terhadap fungsi para juri (seperti juri harus pindah karena alasan
keamanan atau melakukan kontak fisik dengan seorang juri).
e. Sabuk terjatuh selama penampilan.
f. Melakukan teknik menggunting ke daerah leher di Bunkai (Jodan Kani Basami)
g. Kegagalan untuk mengikuti instruksi dari Juri Ketua atau pelanggaran lainnya.
h. Pelanggaran
Pelanggaran berikut, jika terlihat jelas, harus diperhatikan:
Kehilangan keseimbangan.
a. Melakukan gerakan dengan cara yang salah atau tidak lengkap seperti kegagalan untuk
sepenuhnya mengeksekusi blok atau meninju target.
b. Gerakan asynchronous, seperti memberikan teknik sebelum transisi tubuh selesai, atau
dalam kasus kata Beregu; gagal melakukan gerakan serempak.
c. Penggunaan isyarat yang dapat didengar (dari orang lain, termasuk anggota beregu
lainnya) atau sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan, atau
karategi, atau menghirup yang tidak pantas, harus dianggap pelanggaran yang sangat
serius oleh Hakim dalam evaluasi mereka dari kinerja kata - pada tingkat yang sama
seperti orang akan menghukum kehilangan keseimbangan sementara.
d. Sabuk terlepas longgar jika lepas dari pinggul selama penampilan
e. Membuang waktu, termasuk long marching, membungkuk berlebihan atau jeda
berkepanjangan sebelum memulai penampilan.
PENJELASAN:
a. Kata bukanlah penampilan tari atau teatrikal. Itu harus mematuhi nilai-nilai dan
prinsip-prinsip tradisional. Itu harus realistis dalam memperjuangkan istilah dan
menampilkan konsentrasi, kekuatan, dan dampak potensial dalam tekniknya. Itu
harus menunjukkan kekuatan, kekuatan, dan kecepatan - serta anugerah, ritme,
dan keseimbangan.
b. Ini adalah tanggung jawab sepenuhnya dari Pelatih atau dengan tidak adanya
Pelatih, Kontestan, untuk memastikan bahwa Kata yang diberitahukan kepada
Runner sesuai untuk putaran tertentu.
c. Ketika menyelesaikan menarik skor asli Kontestan dipertahankan.
Pertimbangan dari skor lain untuk menentukan pemenang antara skor yang
sama Kontestan tidak mengubah skor resmi.
i. PENUTUP
Demikian panduan pertandingan karate ini dibuat untuk menjadi pedoman
pelaksanaan KOSN tingkat sekolah dasar cabang olah raga karate tahun 2020, hal-
hal yang belum tercantum pada Buku Pedoman ini, akan ditetapkan pada saat
pertemuan teknik (Technical Meeting).