Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN

RESIKO

UPW 6A
MANAJEMEN
01
19215001
ADELIA ARLINDA

19215002
AHMAD RIFQY

19215003
AKBAR

19215004
ANASTASYA

19215005
ANDI ADIB
IDENTIFIKASI RISIKO PENERAPAN E-TICKETING
(PADA PERUM DAMRI CABANG LAMPUNG)

ABSTRAK
Dalam mengidentifikasi suatu penerepan e-ticketing dalam aplikasi membutuhkan manajemen risiko,
dimana variabel yang terkait dalam perthitungan yakni risiko teknologi, risiko keuangan, dan risiko
operasional. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan
implementasi e-ticketing. Jenis penelitian mixed methods. Penelitian dimulai dari identifikasi, analisis
dan respon risiko. Pengambilan data dimulai dari wawancara, kuesioner dan observasi. Tahap penilaian
menggunakan metode severity indexs dimana indikator probabilitas dikalikan dengan dampak dimana
terdapat 13 indikator dari ketiga variabel tersebut. (Severity Indexs adalah suatu metode yang
digunakan untuk menganalisas risiko pada proyek).

Wawancara dengan staf damri dan konsumen untuk mendapatkan jawaban yang lebih mendalam terkait
risiko apa saja yang sedang dihadapi sejauh ini. Hasil dari analisis telah didapatkannya bahwa ada 7
risiko dominan diantaranya kegagalan server, masyarakat tidak paham dengan teknologi, masyarakat
tidak memiliki aplikasi damriapps dan traveloka, kesalahan penyimpanan data di damri pusat, kesalahan
nomer kursi dari aplikasi dengan agen, pembayaran di desa belum memadai, kesalahan teknis. dan jika
dibiarkan saja akan berdampak kepada penerapan e-ticketing. Setelah risiko diketahui maka
dilakukannya respon risiko untuk meminimalisir atau meniadakan dampak dari risiko tersebut.
TEORI – TEORI YANG DIGUNAKAN

• Menurut Lokobal dalam Munawaroh (2017), Risiko merupakan suatu kejadian yang bersifat
merugikan dan bisa saja tidak merugikan bagi perusahaan dan memiliki sifat tidak pasti dalam
jangka waktu yang tidak diketahui.
• Menurut Setianingrum (2018), Risiko teknologi merupakan risiko kaitannya dengan teknologi di
organisasi dalam cakupan penggunaan untuk bisnis yang berupa perangkat lunak, keras, dan user
yang akan merugikan perusahaan akibat dampak yang terjadi.
• Menurut Banjarnahor (2017), Risiko keuangan merupakan suatu kerugian yang diakibatkan oleh
tidak tercapainya pendapatan kepada perusahaan. Risiko keuangan yakni suatu hasil yang
didapatkan perusahaan yang tidak mencapai target karena menunggu keuntungan dari bisnis.
• Menurut Fahmi (2014), Risiko operasional yakni risiko yang berasal dari dalam perusahaan,
diamana kurangnnya pengendalian dari perusahaan sehingga terjadi kelalaian dalam operasional.
• Menurut Hanafi (2014), Manajemen risiko merupakan suatu pengendalian risiko secara terstruktur
dengan aturan yang sistematis dengan cakupan identifikasi, analisis, dan respon.

1. Teori Identifikasi

a) Menurut (Bachtiar, 2012), Identifikasi merupakan proses pengenalan, menempatkan obyek


atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karateristik tertentu

b) Menurut Poerwadarminta (2007), berpendapat bahwa identifikasi adalah penentuan atau


penetapan identitas seseorang atau benda.

c) Menurut (Hamzah, 2008), Identifikasi adalah penerapan atau penentu ciri-ciri atau keterangan
lengkap seseorang

d) Menurut Hardawinati (2003), identifikasi adalah tanda pengenal diri, penentu atau penetapan
identitas seseorang dan pengenalan tanda-tanda atau karateristik suatu hal berdasarkan pada
tanda pengenal.

2. Teori Risiko

a) Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

b) Menurut Arthur J. Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai
(operasional sebagai deviasi standar).

c) Menurut Arthur J. Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai
(operasional sebagai deviasi standar).
d) Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return–ER) dengan tingkat pengembalian aktual
(actual return).

e) Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko didefinisikan sebagai:

• Kans Kerugian – The Chance Of Loss

• Kemungkinan Kerugian – The Possibility Of Loss

• Ketidakpastian – Uncertainty

• Penyimpangan Kenyataan Dari Hasil Yang Diharapkan – The Dispersion Of Actual From
Expected Result

• Probabilitas Bahwa Suatu Hasil Berbeda Dari Yang Diharapkan – The Probability Of Any
Outcome Different From The One Expected

Identifikasi dan Analisa Resiko

Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap
identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus
menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian
terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin
adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang
mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi.
Masih menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan
komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam
pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:
• Brainstorming

• Questionnaire

• Industry benchmarking

• Scenario analysis

• Risk assessment workshop

• Incident investigation

• Auditing

• Inspection

• Checklist

• HAZOP (Hazard and Operability Studies)


3. Teori Penerapan
a) Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok
atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

b) Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) pengertian penerapan adalah perbuatan
menerapkan.

c) Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

d) Menurut Setiawan (2004) penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

4. Beberapa Pengertian E-Tiketing Menurut Para Ahli Antara Lain :


a) Menurut Blenz (2008) E-Ticketing atau Electronic Ticketing adalah sebuah metode
perdagangan, pembelian dan penjualan tiket dari berbagai produk jasa khususnya jasa
perjalanan melalui media internet dan komputer.

b) Menurut Ng-Kruelle dan Swatman (2006), E-Tiketing atau Elektronik Tiket adalah suatu cara
untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktivitas perjalanan penumpang tanpa harus
mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket. Semua informasi mengenai
electronik ticketing disimpan secara digital dalam sistem komputer komputer milik airlines.
Sebagai bukti pengeluaran E-Ticket, pelanggan akan diberikan Itinerary Receipt yang hanya
berlaku sebagai alat untuk masuk ke dalam bandara di indonesia yang masih mengharuskan
penumpang untuk membawa tanda bukti perjalanan.

c) E-Ticketing (ET) merupakan peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan


kenyamanan penumpang. E-Ticketing mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir
kertas dan meningkatkan fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat
perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan.
SUMBER DAN PENYEBAB RESIKO SERTA PEMECAHAN MASALAHNYA

NO SUMBER MASALAH PENYEBAB TERJADINYA PEMECAHAN MASALAH


Untuk memperluas jaringan
sistem teknologi yang ada
Penyimpanan data dari pusat
diseluruh Indonesia agar
1 Kegagalan Server sedang gangguan karena hal yang
aplikasi dapat dijangkau oleh
tidak ditentukan.
semua pihak yang
berkepentingan.
Pada umumnya kalangan orang tua
Masyarakat Tidak Adanya sosialisai terhadap
tidak terlalu update tentang
2 Paham Dengan warga desa jika penggunaan
teknologi, dan kebanyakan hanya
Teknologi teknologi semakin terbaru.
umum saja untuk daerah perdesaan.
Adanya sosialisasi kepada
Masyarakat Tidak Masyarakat pada umumnya masih
masyarakat jika pemesanan
Memiliki Aplikasi memandang Damri melakukan
3 tiket dapat dilakukan melalui
Damri Apps Dan penjualan tiket melalui agen saja
aplikasi damriapps dan
Traveloka tidak menggunakan aplikasi.
Traveloka.
Sistem tidak hanya fokus pada
daerah lampung saja tetapi seluruh
Kesalahan Peningkatan server di seluruh
Indonesia terkendali oleh sistem
4 Penyimpanan Data Indonesia agar semakin kuat
dari pusat Jakarta, sehingga sistem
Didamri Pusat dalam penyimpanan.
tersebut terkadang terjadi
kegagalan.
Lebih meningkatkan kualitas
Kesalahan Nomer Aplikasi hanya menyedian kursi
penyimpanan aplikasi agar tidak
5 Kursi Dari Aplikasi yang terbatas dan kurang cepatnya
terjadi misskomunikasi antara
Dengan Agen sistem sampai kepada agen/loket.
penumpang dan loket.
Karena faktor daerah dan
kemananan suatu tempat maka Membuka layanan pembayaran
Pembayaran Di Desa
6 penjualan maupun pembayaran di daerah desa yang terpercaya,
Belum Memadai
tiket harus di tempat yang dengan pembagian fee.
terbilang aman.
Terjadinya kesalahan dalam
Memberikan pelatihan kepada
7 Kesalahan Teknis penginputan data maupun
karyawan melalui seminar.
operasional sering terjadi.
JENIS – JENIS RISIKO

• Kegagalan Server : Resiko Murni


• Masyarakat Tidak Paham Dengan Teknologi : Resiko Fundamental
• Masyarakat Tidak Memiliki Aplikasi Damri Apps Dan Traveloka : Resiko Fundamental
• Kesalahan Penyimpanan Data Didamri Pusat : Resiko Fundamental
• Kesalahan Nomer Kursi Dari Aplikasi Dengan Agen : Resiko Khusus
• Pembayaran Di Desa Belum Memadai : Resiko Fundamental
• Kesalahan Teknis : Resiko Murni

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Setelah dilakukannya perhitungan dari identifikasi risiko menggunakan metode severity indexs, telah
didapatkannya simpulan yang baik untuk menghadapi risiko dalam perusahaan. Risiko dominan
tersebut yakni Kegagalan server, masyarakat tidak paham dengan teknologi, masyarakat tidak
memiliki aplikasi damriapps dan traveloka, kesalahan penyimpanan data di damri pusat, kesalahan
nomer kursi dari aplikasi dengan agen, pembayaran di desa belum memadai, kesalahan teknis.
Diketahui bahwa variabel yang telah diuji ini terdapat dampak yang buruk terhadap perusahaan dan
akan membahayakan pasar jika tidak dilakukannya pencegahan secara terstruktur.

b. Saran

Penanganan dalam risiko memang harus ditingkatkan menjadi lebih kritis untuk melindungi proses
bisnis yang dijalankan pada perum damri cabang lampung. Karena pengelolaan baik akan
mengurangi terjadi kerugian yang besar di masa depan. Untuk perhitungan dalam analisis risiko lebih
baik dengan metode kuantitatif untuk lebih akurat yang didpatkan hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Widya, A. (2021). Identifikasi Risiko Penerapan E-Ticketing (pada perum damri cabang lampung).
Jurnal Kompetitif Bisnis, 2021, 1.5: 7-7

Anda mungkin juga menyukai