Anda di halaman 1dari 10

INSTRUMEN PENELITIAN

Mata kuliah : Metode Penelitian

Dosen Pengampu: Dr. Hj Yani Kamasturyani S.K.M.MHKes

KELOMPOK 5

1. Mira Silviana ( 218.C.0025 )


2. Tedi Khoirul Rizal ( 218.C.0028 )
3. Ade Pranata ( 218.C.0034 )
4. Evi Febrianti ( 218.C.0035 )
5. Nuraena ( 218.C.0045 )
6. Nursari ( 218.C.0050 )
A. Definisi Instrumen penelitian

Pengertian dasar dari instrumen penelitian adalah : pertama : instrumen


penelitian menempati posisi teramat penting dalam hal bagaimana dan apa yang
harus di lakukan untuk memperoleh data di lapangan. Kedua, instrumen penelitian
adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian.

Instrumen Pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengukur


data yang hendak dikumpulkan. Instrumen pengumpulan data ini pada dasarnya
tidak terlepas dari metode pengumpulan data. Bila metode pngumpulan datanya
adalah depth interview (wawancara mendalam), instrumennya adalah pedoman
wawancara terbuka atau tidak terstruktur. Bila metode pengumpulan datanya
observasi atau pengamatan, instrumennya adalah pedoman observasi atau
pedoman pengamatan terbuka atau tidak terstruktur. Begitu pun bila metode
pengumpulan datanya adalah dokumentasi, instrumennya adalah format pustaka
atau format dokumen (Ibrahim R dan Nana Syaodih, 2003 dalam buku I Made
Sudarma, 2021).

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa instumen penelitian digunakan untuk


mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2013)
menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.

Dari pengertian diatas bahwa instrument penelitian adalah alat bantu yang
dilakukan sebagai alat ukur dalam penelitian untuk mengumpulkan sebuah data
dan mengukur nilai variable.

B. Instrument Penelitian Kuantitatif


Kuantitatif adalah jenis penelitian yang dapat diukur atau bersifat
numerik. Muhammad Mulyadi (2011) menjelaskan Penelitian kuantitatif
biasanya menggunakan desain eksplanasi, di mana objek telaahan
penelitian eksplanasi (explanatory research) adalah untuk menguji
hubungan antar-variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini,
jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri
menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk
mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan
variabel lainnya; atau apakah sesuatu variabel disebabkan/dipengaruhi
ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Desain eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu
generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan,
perbedaan atau pengaruh dari satu variabel terhadap veriabel yang lain.
Oleh karena itu, dalam format eksplanasi peneliti menggunakan sampel
dan hipotesis penelitian. Desain eksplanasi memiliki kredibilitas untuk
mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau lebih variabel
dengan menggunakan analisis statistik inferensial (induktif). Disamping
itu penelitian eksplanasi juga dapat digunakan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan teori bahkan sebaliknya melemahkan bahkan
mengugurkan teori.
Pada dasarnya instrumen penelitian kuantitatif memiliki dua fungsi
yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada beberapa instrumen,
umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil peneliti satu
satunya di lapangan atau wakil satu-satunya yang membuat orang yang
membuat instrumen tersebut. Oleh karena itu, kehadiran instrumen
penelitian di depan responden (khususnya untuk instrumen angket) adalah
benar benar sebagai instrumen pengganti (substitusi) dan bukan suplemen
penelitian. Sebagai suplemen, instrumen penelitian hanya pelengkap dari
sekian banyak alat-alat bantu penelitian yang diperlukan oleh peneliti pada
pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian.
Pada kenyataan di lapangan, instrumen penelitian tidak jauh beda
dengan sebuah “jala” atau “jaring” yang di gunakan untuk menangkap atau
menghimpun data sebanyak-banyak dan Sevalid mungkin. Oleh karena itu,
instrumen penelitian harus reliabilitas dan validitas. Untuk mencapai
kedua unsur ini, sebuah instrumen penelitian kuantitatif harus memiliki
tingkat kepekaan yang dapat di percaya.
C. Instrument Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data yang dijadikan instrumen
utamanya manusia atau peneliti itu sendiri dengan cara mengamati, bertanya,
mendengar, meminta dan mengambil data penelitian. Peneliti harus
mendapatkan data yang valid sehingga tidak sembarang narasumber yang
diwawancarai. Oleh karena itu, kondisi informan pun harus jelas sesuai
dengan kebutuhan data agar dapat diakui kebenaran datanya. Dalam
melakukan penelitian, penelitian memerlukan instrumen bantuan, terdapat 2
macam instrumen yang umum digunakan:
a. Panduan atau pedoman wawancara mendalam. Ini adalah suatu tulisan
singkat yang berisikan daftar informasi yang perlu dikumpulkan.
Pertanyaan-pertanyaan lazimnya bersifat umum yang memerlukan
jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak
b. Alat rekaman. Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape
recorder, telepon seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam
hasil wawancara. Alat rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti
mengalami kesulitan untuk mencatat hasil wawancara (Afrizal, 2014).

D. Jenis-jenis Instrumen penelitian

Arifin (2014) berpendapat Secara garis besar, instrumen dibedakan menjadi


dua, yaitu tes dan non tes yang membedakaan adalah instrumen tes memiliki sifat
mengukur, sedangkan instrumen nontes memiliki sifat menghimpun. Berikut
adalah beberapa contoh dari instrumen tes dan non tes:

1. Tes
Tes merupakan sebuah teknik pengukuran yang didalamnya
terdapat pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh responden. salah satu bentuk tes yang
paling sering digunakan adalah tes tulis objektif. Tes objektif ini dapat
berbentuk tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi,
atau jawaban singkat. Kelebihan dari Tes Objektif adalah sebagai
berikut:
a. Ruang lingkup item luas dan bisa mencakup seluruh materi
b. Dapat menghindari kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian.
c. Jawaban bersifat mutlak sehingga penilaian menjadi lebih objektif
d. Koreksi dapat dilakukan oleh siapa saja
e. Pemberian skor mudah dan cepat
f. Korektor tidak terpengaruh dengan baik atau buruknya tulisan
g. Tidak mungkin ada dua orang responden yang jawabannya sama,
tetapi skornya berbeda
Dilain sisi tes bentuk ini juga memiliki kelemahan seperti:
a. Sulit dalam mengonstruksi soal.
b. Cukup Membutuhkan waktu yang lama.
c. Ada kemungkinan responden meniru jawaban orang lain dan berpikir
pasif
d. Umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang
dangkal.
2. Non tes

Menurut Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:33)


instrumen non tes lebih komprehensif, tidak hanya menilai aspek
kognitif saja, tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik. Instrumen
ini terdiri dari berbagai macam jenis, meliputi:
a. Angket (Questioner)

Menurut Arifin (2014:228), angket adalah instrumen


penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan
untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab
responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Menurut
Arifin, angket terdiri dari beberapa bentuk yaitu:
1) Angket terstruktur
Angket terstruktur yaitu angket yang menyediakan beberapa
kemungkinan jawaban. Bentuk ini meliputi tiga bentuk,
yaitu:
a) bentuk jawaban tertutup, yaitu pada setiap
pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif
jawaban;
b) bentuk jawaban tertutup tetapi pada bagian terakhir
diberikan alternatif jawaban secara terbuka untuk
memberikan kesempatan pada responden menjawab
secara bebas; dan
c) bentuk jawaban bergambar, yaitu memberikan
jawaban dalam bentuk gambar.
2) Angket Tak Berstruktur
Angket tak berstruktur yaitu angket yang memberikan
jawaban secara terbuka, responden bebas menjawab
pertanyaan tersebut. Angket ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam, tetapi kurang dapat
dinilai secara objektif. Jawaban tidak dapat dianalisis secara
statistik sehingga kesimpulannya hanya merupakan
pandangan yang bersifat umum.
b. Daftar Cek ( check list)
Daftar cek merupakan suatu catatan yang berisi subyek dan aspek-
aspek yang diamati. Melalui daftar cek, peneliti dapat mencatat
masing-masing kejadian penting. Terdapat berbagai macam aspek
perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek. Observer
tinggal membagikan tanda cek pada masing-masing aspek yang sesuai
dengan pengamatannya. Daftar cek memiliki manfaat dalam
membantu peneliti mengingat apa yang harus diamati. Daftar cek juga
dapat membagikan data kepada stakeholder. Namun peneliti juga harus
mempertimbangkan kemungkinan perilaku penting lain yang belum
tercakup dalam daftar cek. Dengan kata lain peneliti tidak perlu terlaku
kaku dalam menggunakan daftar cek.
Instrument ini berisi tentang item-item yang akan dinilai secara
rinci. Peneliti tinggal memberi tanda tertentu pada instrument yang
sudah disiapkan. Check list ini umumnya tidak ataupun score tertentu
berbentuk angka-angka yang menampilkan tingkatan tertentu ( Arif,
2021).
c. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan serta tanya jawab, baik secara langsung ataupun
tidak langsung dengan responden. Pedoman wawancara berisi tentang
penjelasan penelitian yang umumnya dituangkan dalam bentuk daftar
pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi
pertanyaan mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat,
persepsi atau penilaian responden berkenaan dengan focus
permasalahan atau pun variable yang dikaji dalam penelitian
( Sudaryono,dkk. 2013).
d. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian. Salah satu instrumen yang diguanakan dalam melakukan
observasi adalah pedoman observasi (Sudaryono. 2013) menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif, observasi hanya berupa garis-garis
besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi. Rincian
dari aspek-aspek yang diobservasi dikembangkan di lapangan dalam
proses pelaksanaan observasi. Dalam penelitian kualitatif, observasi
dibuat lebih rinci, dalam penelitian tertentu observasi dapat berbentuk
check list. Menurut sudaryono (2013) minimal dua format observasi
untuk penelitian kuantitatif yaitu: 1. berisi butir-butir pokok kegiatan
yang akan diobservasi, dalam pelaksanaan pengamatan membuat
deskripsi singkat berkenan dengan perilaku yang diamati 2. berisi
butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu
yang diamati. Dan observasi dapat pula disusun dalam bentuk skala.
e. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian dapat berupa dokumen
yang sudah ada maupun dokumen yang dirancang selam penelitian.
Menurut Arifin 2014 dokumen merupakan bahan-bahan tertulis,
misalnya silabus, program tahunan, program bulanan, program
mingguan, rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan pribadi siswa,
buku rapot, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal atau lembar tugas,
lembar jawaban, dan lain sebagainnya. Dokumen dapat juga berbentuk
dokumen yang terkait dengan kondisi lingkungan sekolah, data guru,
data siswa, dan organisasi sekolah.
Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta
Arifin, Z. 2014. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Rosdakarya.
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

I Made Sudarma Adiputra, Dkk. 2021.Metodologi Penelitian Kesehatan. Kita


Menulis.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran dalam buku Metodologi


Penelitian Kesehatan. Medan: Kita Menulis. Diakses pada tanggal 13
september 2021 dari https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=DDYtEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA43&dq=info:tPpMMy
nY6DAJ:scholar.google.com/
&ots=vcFUHmfNCu&sig=g41uiVxCXnWczk_2mFQERpk-
g9g&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). dalam buku I Made. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Medan:


Kita Menulis.

Lexy, J Moleong. (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif dalam buku I Made.


2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Medan: Kita Menulis.

Mulyadi Muhammad. 2011 Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran


Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Jurnal Vol. 15
No 1 (Januari - Juni 2011)
https://media.neliti.com/media/publications/134513-ID-penelitian-
kuantitatif-dan-kualitatif-se.pdf

Prof. Dr. H. M. Burhan Bugin, S. Sos., M. Si. 2005. Metode Penelitian Kuantitaif
komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu lainya. Jakarta :
Kencana.
Santjaka Aris. 2021. Biostatistik dasar ( Deskriptif, Indikator, Kesehatan dan
sampling ). Pasuruan : CV.Penerbit Qiara Media.

Sudaryono, Margono, G, & Rahayu, W. (2013). Pengembangan


Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai