Anda di halaman 1dari 55

RINGKASAN RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA ANTARA PT HUTCHISON 3

INDONESIA (H3I) DAN PT INDOSAT TBK (Indosat)

RINGKASAN RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA INI PENTING DAN PERLU


DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM H3I DAN INDOSAT AGAR PARA
PEMEGANG SAHAM DAPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) MASING-MASING, UNTUK INDOSAT,
YANG DIRENCANAKAN PADA TANGGAL 22 NOVEMBER 2021 SEHUBUNGAN
DENGAN RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA ANTARA H3I DAN INDOSAT

Kantor Pusat H3I:


Kantor Pusat Indosat:
Capital Place Building, Level 31-33
Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Gambir,
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 18,
Kel. Gambir, Kec. Gambir, Jakarta Pusat, DKI
Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan
Jakarta
Mampang Prapatan
Indonesia
Jakarta Selatan 12710 –
Indonesia

PENGGABUNGAN USAHA INI DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN


KEPENTINGAN MASING-MASING PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN, PARA
KREDITUR, MASYARAKAT, PERSAINGAN YANG SEHAT DAN PEMENUHAN HAK-HAK
PARA KARYAWAN.

RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA TELAH DISUSUN SECARA BERSAMA-SAMA


OLEH DIREKSI DARI MASING-MASING PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN
DENGAN PERSETUJUAN ATAS RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA OLEH DEWAN
KOMISARIS DARI MASING-MASING PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN PADA
TANGGAL 16 SEPTEMBER 2021.

RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA TELAH DISETUJUI OLEH DEWAN KOMISARIS


DARI MASING-MASING PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN. NAMUN,
RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA INI BELUM MENDAPATKAN PERSETUJUAN
DARI RUPSLB DARI MASING-MASING PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN.

Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini diterbitkan pada tanggal 17 September 2021

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 1


DEFINISI DAN SINGKATAN

Undang-Undang Anti Monopoli : Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang


Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Cipta Kerja

BEI : PT Bursa Efek Indonesia

BPHTB : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

BKPM : Badan Koordinasi Penanaman Modal

Dewan Komisaris : Dewan Komisaris

Direksi : Direksi

Periode Pembelian Kembali Periode di mana Para Pemegang Saham Penjual


dapat menyampaikan formulir transfer saham
sebagaimana dijelaskan dalam bagian berjudul
“Hak Pemegang Saham Minoritas Yang
Berkeberatan Atas Penggabungan Usaha”.

CAC : CAC Holdings (Netherlands) B.V., pemegang


0,658% saham di H3I dan anak perusahaan
yang sepenuhnya dimiliki secara tidak
langsung oleh CKHH

Undang-Undang Pasar Modal : Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang


Pasar Modal sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No. 1 tahun 2017

CKHH : CK Hutchison Holdings Limited yang secara


tidak langsung, melalui anak perusahaannya
CAC dan HATL, memegang 66,976% saham
di H3I

CK Hutchison Group : CKHH dan setiap anak perusahaannya,


termasuk CAC, HAT dan CK Hutchison
Indonesia

CK Hutchison Indonesia : CK Hutchison Indonesia Telecom Holdings


Limited

Undang-Undang Perseroan Terbatas : Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang


Perseroan Terbatas sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Cipta Kerja

Perjanjian Penggabungan Bersyarat : Perjanjian Penggabungan Bersyarat antara H3I,


Indosat, CKHH, CK Hutchison Indonesia dan
Ooredoo South East Asia sehubungan dengan
Penggabungan Usaha, tertanggal 16 September
2021

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 2


Akta Penggabungan : Sebuah akta penggabungan yang dibuat oleh
seorang notaris dalam bahasa Indonesia, yang
konsepnya harus disetujui dengan suatu
keputusan RUPSLB dari masing-masing
Perusahaan Peserta Penggabungan

RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Pendapat Kewajaran : Pendapat Kewajaran yang disiapkan oleh KJPP


Ruky, Safrudin & Rekan tertanggal 1
September 2021

Pemerintah Indonesia : Pemerintah Indonesia

PP 27 : Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1998


tentang Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas

PP 46 : Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2021


tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran

PP 57 : Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2010


tentang Penggabungan atau Peleburan Badan
Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan
yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

H3I : PT Hutchison 3 Indonesia

HAT : Hutchison Asia Telecommunications Limited,


pemegang 66,3184% saham di H3I dan anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki secara
tidak langsung oleh CKHH

HoldCo : Ooredoo Asia Pte. Ltd., saat ini merupakan


anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
oleh Ooredoo South East Asia dan pemegang
65% saham dan pengendali tunggal Indosat,
untuk dinamai kembali sebagai Ooredoo
Hutchison Asia Pte Ltd pada Penyelesaian
Penggabungan.

Rp : Rupiah Indonesia

Undang-Undang Pajak Penghasilan : Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang


Pajak Penghasilan sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Cipta Kerja

Indosat : PT Indosat Tbk, dalam Ringkasan Rancangan


Penggabungan Usaha ini disebut sebagai
Perusahaan Penerima Penggabungan
terhitung sejak Penyelesaian Penggabungan

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 3


BEJ : Bursa Efek Jakarta

KPPU : Komisi Pengawas Persaingan Usaha

KSEI : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

Undang-Undang Ketenagakerjaan : Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Cipta Kerja

Perusahaan Peserta Penggabungan : H3I dan Indosat

Penggabungan Usaha : Penggabungan H3I ke dalam Indosat sesuai


dengan ketentuan Perjanjian Penggabungan
Bersyarat

Penyelesaian Penggabungan : Penyelesaian Penggabungan

Tanggal Efektif Penggabungan : 1 Desember 2021 atau suatu tanggal di


kemudian hari pada saat Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia menerbitkan persetujuan
atas penggabungan usaha dan penerimaan atas
pemberitahuan tentang perubahan komposisi
kepemilikan saham Indosat yang
mencerminkan pengendalian bersama oleh CK
Hutchison Indonesia dan Ooredoo South East
Asia.

Rasio Pertukaran Penggabungan : Rasio pertukaran penggabungan yang


disepakati di mana pemegang saham Indosat
akan memiliki 67,40% dari Perusahan
Penerima Penggabungan Usaha dan pemegang
saham H3I akan memiliki 32,60% dari
Perusahan Penerima Penggabungan Usaha
setelah Penggabungan Usaha menjadi efektif.

Rancangan Penggabungan Usaha : Rancangan Penggabungan Usaha ini


sebagaimana dibuat bersama-sama oleh Direksi
H3I dan Direksi Indosat dan telah disetujui oleh
Dewan Komisaris dari masing-masing
Perusahaan Peserta Penggabungan tertanggal
16 September 2021 yang harus disampaikan
untuk mendapatkan persetujuan dari RUPSLB
dari masing-masing Perusahaan Peserta
Penggabungan dan yang diringkas dalam
Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha
Ini

Perusahaan yang Menggabungkan Diri : H3I

MIDI : Data Interaktif Multimedia dan Internet


(Multimedia Interactive Data and Internet)

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 4


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

Kemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan Informatika


Republik Indonesia

PTW : Penawaran Tender Wajib, sebagaimana


didefinisikan di dalam Peraturan OJK No.
9/2018

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

Peraturan OJK No. 3/2021 : Peraturan OJK No. 3/POJK.04/2021 tentang


Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal

Peraturan OJK No. 74/2016 : Peraturan OJK No. 74/POJK.04/2016 Tahun


2016 tentang Penggabungan Usaha atau
Peleburan Usaha Perusahaan Terbuka
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
OJK No. 58/POJK.04/2017 Tahun 2017
tentang Penyampaian Pernyataan Pendaftaran
atau Pengajuan Aksi Korporasi Secara
Elektronik

Peraturan OJK No. 15/2020 : Peraturan OJK No. 15/POJK.04/2020 Tahun


2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
Terbuka

Peraturan OJK No. 31/2015 : Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2015 Tahun


2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau
Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan
Publik

Peraturan OJK No. 30/2017 : Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2017 Tahun


2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang
Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka

Peraturan OJK No. 9/2018 : Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang


Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

Peraturan OJK No. 17/2020 : Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 Tahun


2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha

Peraturan OJK No. 42/2020 : Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 Tahun


2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi
Benturan Kepentingan

Undang-Undang Cipta Kerja : Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 5


Ooredoo Group : Ooredoo Q.P.S.C dan anak perusahaannya,
termasuk Ooredoo South East Asia

Ooredoo South East Asia : Ooredoo South East Asia Holding W.L.L,
pemegang saham tunggal dari HoldCo

OSS : Online Single Submission


PSNS : PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera
PT TTI : PT Tiga Telekomunikasi Indonesia
Utang-Utang yang Relevan : utang dagang-utang dagang sejumlah, per
tanggal 31 Maret 2021, Rp25.390 miliar
terutang dari H3I kepada para kreditur

Biro Administrasi Efek : PT EDI Indonesia yang merupakan biro


administrasi efek yang mengelola efek-efek
Indosat

Para Pemegang Saham Penjual : Pemegang Saham Yang Berhak yang hendak
menjual saham Indosat mereka sebagai bagian
dari pembelian kembali saham sebagaimana
dijelaskan dalam bagian berjudul “Hak
Pemegang Saham Minoritas Yang
Berkeberatan Atas Penggabungan Usaha”.

Akta Para Pemegang Saham : Akta para pemegang saham antara CK


Hutchison Indonesia, CKHH, Ooredoo
Q.P.S.C., Ooredoo South East Asia dan
HoldCo terkait hubungan sebagai pemegang
saham HoldCo dan perilaku usaha HoldCo
termasuk yang berkaitan dengan kepemilikan
sahamnya dalam Perusahaan Penerima
Penggabungan, tertanggal 16 September 2021.

BES : Bursa Efek Surabaya

Pembeli Siaga : Ooredoo Asia Pte. Ltd.

Jumlah Pengambilan Bagian : Total pengambilan nomor saham-saham seri C


yang akan diterbitkan oleh H3I kepada
Hutchison Asia Telecommunications Limited
dan PT Tiga Telekomunikasi Indonesia
sebagaimana diuraikan dalam dokumen ini

Perusahan Penerima Penggabungan Usaha : Indosat, yang terhitung sejak Penyelesaian


Penggabungan akan berganti nama menjadi PT
Indosat Ooredoo Hutchison Tbk

USD : Dolar Amerika Serikat

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai : Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang


Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 6


sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Cipta Kerja

LNT : Layanan Nilai Tambah

PPN : Pajak Pertambahan Nilai

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 7


INFORMASI TENTANG SETIAP PERUSAHAAN PESERTA PENGGABUNGAN

H3I

1. Riwayat Singkat

H3I didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Republik Indonesia dengan nama
PT Telindo Inti Nusa berdasarkan Akta Pendirian No. 18 tertanggal 20 Maret 2000,
yang dibuat di hadapan Rachmad Umar, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan
No. C-25463.HT.01.01.TH.2000 tertanggal 19 Desember 2000.

H3I telah beberapa kali mengubah namanya. Perubahan terakhir pada tahun 2013
menjadi PT Hutchison 3 Indonesia.

Perubahan yang terbaru dari Anggaran Dasar H3I diatur di dalam Akta Notaris No. 6
tertanggal 3 September 2021, yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., LL.M, Notaris
di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagaimana dibuktikan dengan Surat Keputusan No. AHU-
0047606.AH.01.02.Tahun 2021 dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar No. AHU-AH.01.03-0444249, keduanya tertanggal 3 September 2021.

H3I berdomisili di Jakarta Selatan.

2. Struktur Modal dan Kepemilikan Saham

Berdasarkan Akta Notaris No. 6 tertanggal 3 September 2021 yang dibuat di hadapan
Mala Mukti S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, berikut ini adalah struktur modal dan
kepemilikan saham H3I saat ini:

Keterangan Nilai Nominal Saham-Saham Biasa @ Rp100.000 per


saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 64.401.370.800.000 100
4.237.324 Saham
Seri A

2.281.636 Saham
Seri B

637.494.748 Saham
Seri C
Modal
Ditempatkan dan
Disetor:
CAC 4.237.324 Saham 423.732.400.000 0,6580
Seri A
PT TTI 2.281.636 Saham 228.163.600.000 0,3543
Seri B
210.395.083 Saham 21.039.508.300.000 32,6693
Seri C
HAT 427.099.665 Saham 42.709.966.500.000 66,3184
Seri C

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 8


Jumlah Modal 64.401.370.800.000 100
Ditempatkan dan 4.237.324 Saham
Disetor Seri A

2.281.636 Saham
Seri B

637.494.748 Saham
Seri C
Jumlah Saham- - - -
Saham yang Belum
Diterbitkan

3. Pengurusan dan Pengawasan

Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi H3I berdasarkan Akta No. 76 tertanggal 29
April 2021 dibuat di hadapan Mala Mukti S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, adalah
sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : FOK Kin Ning, Canning
Komisaris : THOHIR, Garibaldi
Komisaris : SIXT, Frank John
Komisaris : LUI Pok Man, Dennis
Komisaris : SHIH, Edith
Komisaris : SANDERSON, Christopher
John

Direksi
Presiden Direktur : WOO Chiu Man, Cliff
Direktur : BULDANSYAH, Muhammad
Direktur : LEE, Chi Hung
Direktur : CHEUNG, Kwok Tung
Direktur : SUSANTO, Dolly

4. Kegiatan Usaha

(a) Umum

H3I menjalankan usaha di bidang telekomunikasi yang menyediakan layanan-


layanan telekomunikasi seluler kepada para konsumen dan bisnis-bisnis.

Kantor Pusat H3I berlokasi di Gedung Capital Place, Lantai 31-33, Jalan Jend.
Gatot Subroto Kav. 18, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
12710, Indonesia. Kantor-kantor cabang dan/atau kantor penjualan-kantor
penjualan H3I terdapat di 55 lokasi di seluruh Indonesia.

Selama beberapa tahun belakangan, H3I telah meningkatkan jaringan 3G-nya


dari 3G sampai kemudian menyediakan kemampuan telekomunikasi seluler
4G dan memperluas rekam jejak jaringannya secara signifikan. Jaringan
tersebut saat ini menyediakan layanan 4G di lebih dari 37.000 desa di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Lombok. Meski hanya memiliki
spektrum radio yang relatif terbatas jumlahnya, H3I mengoperasikan sebuah

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 9


jaringan yang efisien di seluruh Indonesia dengan kualitas jaringan tanpa
kompromi, teknologi mutakhir yang didukung oleh inovasi yang
berkelanjutan, dan dikenal pada khususnya untuk pengalaman permainan
virtualnya. Ke depannya, H3I memfokuskan diri untuk mengembangkan
jaringannya ke 5G. Untuk membuka jalan untuk pengembangan ini, packet
core miliknya telah ditransformasi agar cocok untuk arsitektur jaringan yang
terdistribusi di masa depan.

(b) Produk-Produk

Selain penawaran produk-produk/layanan-layanan suara tradisional, pesan


singkat (SMS), roaming internasional dan Layanan Nilai Tambah (LNT)
seperti permainan-permainan, musik, film-film dan LNT tradisional, H3I
berfokus pada seluruh varian produk-produk internet data seperti SIM baru,
pengisian ulang voucher dan pengisian ulang digital. Untuk memenuhi
kebutuhan yang berbeda dari segmen pelanggan yang berbeda-beda, paket-
paket data H3I ditawarkan dalam segala ukuran dimulai dari sachet-sachet
dengan ukuran kurang dari 1 GB, sampai ukuran-ukuran lebih dari 100 GB.

Berbagai produk yang ditawarkan oleh H3I kepada masyarakat mencakup


yang berikut ini:

I. Layanan Prabayar

(A) Produk-Produk Always On

(B) Produk-Produk Happy

(C) Produk-Produk HERO

(D) Produk-Produk Unlimited

(E) Home Quota

(F) Paket-paket prabayar lainnya

II. Layanan Pascabayar

III. Layanan Internasional

(A) Roam Internet

(B) Trip Asia & Australia

(C) Trip US & Europe

(D) Roam untuk Umroh dan Naik Haji

IV. Layanan Digital dan Nilai Tambah

(A) Platform Game

(B) Platform Musik & Film

V. 3 Korporasi Bisnis

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 10


Produk-produk dan layanan-layanan korporasi menyeluruh juga ditawarkan
untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan korporasi dan perusahaan yang
mencakup serangkaian lengkap layanan Suara, Pesan Singkat (SMS) dan data
untuk:

• Layanan-layanan mobilitas (yaitu, Layanan Data Massal, Solusi Suara


untuk Perusahan, Web2SMS);

• Memonetisasi jenis verifikasi apa pun dari aplikasi-aplikasi ke pengguna


dalam pengiriman pesan dan atribut-atribut lapisan data (SMS A2P, P2A,
Monetisasi Data); dan

• Memasarkan, menyewakan, dan secara umum memonetisasi


sseluruhemua infrastruktur tersebut (misalnya ruang menara) dan
kapasitas (misalnya core yang disewa) yang dimiliki oleh H3I yang tidak
sepenuhnya digunakan oleh H3I untuk operasinya sendiri.

5. Ringkasan Ikhtisar Data Keuangan

Berikut ini adalah ringkasan ikhtisar data keuangan H3I untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2020
serta tiga bulan setelah berakhirnya 30 Maret 2021 berdasarkan laporan keuangan H3I
yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan
(anggota dari jaringan global PricewaterhouseCoopers).

Neraca:
Per Per 31 Desember
Mata Uang: Rp miliar 31 Maret
2021 2020 2019 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4.281 4.713 5.327 4.476
Piutang dagang 276 347 424 309
Piutang lain-lain 1.110 780 134 925
Persediaan 35 27 46 63
Pajak dibayar di muka, bagian lancar 11 1 91 40
Uang muka dan biaya dibayar di muka, bagian
823 958 2.244 1.933
lancar
Aset lancar lain-lain 6 6 5 36
Jumlah Aset Lancar 6.541 6.833 8.272 7.783

ASET TIDAK LANCAR


Uang muka dan beban dibayar di muka, bagian
462 441 1.009 1.104
tidak lancar
Aset tetap 38.484 39.352 25.162 43.449
Izin-izin telekomunikasi 4.352 4.563 5.404 6.246
Deposito yang dibatasi penggunaannya 452 509 452 452
Pajak dibayar di muka, bagian tidak lancar 105 115 189 187
Aset tidak lancar lain-lain 21 21 15 16
Jumlah Aset Tidak Lancar 43.876 45.002 32.231 51.454
JUMLAH ASSET 50.417 51.835 40.504 59.237

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 3 3 8 1
Utang lain, jangka pendek 11.782 11.519 11.199 667
Utang pajak 182 249 111 67
Akrual dan liabilitas lancar lain-lain 842 1.198 2.084 3.856

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 11


Liabilitas izin, jangka pendek 890 878 1.161 1.114
Liabilitas sewa, jangka pendek 4.120 4.184 281 444
Pendapatan tangguhan, jangka pendek 1.635 1.783 1.903 1.727
Utang pihak berelasi - - - 52.327
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19.454 19.814 16.747 60.202

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang lain-lain, jangka panjang 14.682 13.916 10.504 21.037
Liabilitas izin, jangka panjang 3.260 3.650 4.156 4.872
Liabilitas sewa, jangka panjang 12.990 12.724 288 523
Kewajiban pembongkaran dan restorasi aset 11 11 11 11
Kewajiban imbalan kerja setelah hubungan kerja 278 266 250 200
Pendapatan tangguhan, jangka panjang - 3 48 157
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 31.221 30.570 15.257 26.799
JUMLAH LIABILITAS 50.674 50.384 32.004 87.001

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada


pemilik perusahaan induk
Modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor – 553.109.650 saham dengan nilai 55.311 55.311 55.311 652
nominal Rp 100.000 (jumlah penuh) per saham
Tambahan modal disetor 18.470 18.470 18.470 18.470
Cadangan kontribusi modal 295 295 - -
Sisa rugi tahun sebelumnya (74.333) (72.625) (65.281) (46.886)
JUMLAH EKUITAS (257) 1.451 8.499 (27.765)
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 50.417 51.835 40.504 59.237

Pernyataan Laba Rugi:

Per 31 Maret Per 31 Desember


Mata Uang: Rp miliar
2021 2020 2019 2018
Penghasilan operasional bersih 3.283 14.806 13.930 13.172

Beban penyusutan dan amortisasi (2.649) (10.125) (21.986) (5.002)

Pemeliharaan dan layanan


(1.265) (4.882) (4.390) (3.995)
telekomunikasi lain
Beban bunga (655) (2.832) (2.236) (3.352)

Interkoneksi dan layanan


(155) (729) (658) (670)
telekomunikasi lain
Beban karyawan (134) (682) (598) (563)
Beban penjualan dan pemasaran (117) (404) (568) (1.679)
Biaya profesional (20) (81) (73) (61)
Biaya sewa (19) (21) (2.960) (2.579)
Keuntungan/(kerugian) dari penjualan
14 112 (466) 15
aset tetap
Penghasilan bunga 29 266 344 98
Keuntungan /(kerugian) selisih kurs -
(3) (393) 1.475 (4.271)
bersih
Penghasilan (beban) operasional lain-
(19) 625 (205) 777
lain - bersih
RUGI SEBELUM PAJAK
(1.708) (4.338) (18.391) (8.109)
PENGHASILAN
BEBAN PAJAK PENGHASILAN - - - -

RUGI BERSIH (1.708) (4.338) (18.391) (8.109)

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 12


PENGHASILAN/(RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN-LAIN

Pos yang tidak akan


diklasifikasikan ke laba atau rugi
Penghitungan kembali imbalan pasca
- 24 (4) 47
hubungan kerja
Cadangan lain-lain - - - (6)
Jumlah penghasilan/(rugi)
- 24 (4) 41
komprehensif lain-lain
JUMLAH RUGI
(1.708) (4.314) (18.395) (8.069)
KOMPREHENSIF

INDOSAT

1. Riwayat Singkat

Perusahaan didirikan di Republik Indonesia pada tahun 1967 berdasarkan akta No. 55
yang dibuat oleh Notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. Akta pendirian tersebut
diumumkan di Tambahan No. 24 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 26
tertanggal 29 Maret 1968.

Ia mencatatkan dirinya di Bursa Efek Jakarta (“BEJ”) dan Bursa Efek Surabaya
(“BES”) (yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (“BEI”)) dan New York Stock
Exchange pada tahun 1994. Segera setelah itu, perusahaan mengakuisisi Satelindo dan
menjadi pelopor penyedia layanan GPRS.

Indosat berubah status menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri yang
perubahannya disahkan oleh BPKM melalui suratnya No. 14/V/PMA/2003, setelah
penjualan strategis saham Pemerintah (41,9%) di Indosat ke Singapore Technologies
Telemedia (“STT”). Perubahan status ini kemudian disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Pada tahun 2008, Qatar Telecom (sekarang Grup Ooredoo) mengakuisisi 65% saham
perusahaan dari STT dan publik.

Anggaran Dasar Indosat telah diubah beberapa kali, perubahan yang terakhir terkait
dengan perubahan Pasal 3 tentang maksud dan tujuan perusahaan. Perubahan tersebut
dilakukan bawah Indosat dalam Akta Rapat No. 3 tertanggal 2 Mei 2019, dibuat di
hadapan Aulia Taufani, S.H., Notaris di Jakarta

Perusahaan berdomisili di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta 10110, dan
memiliki 5 kantor wilayah yang berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan dan
Balikpapan. Indosat memiliki total tujuh anak perusahaan, dengan lima anak
perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, satu anak perusahaan yang
berkantor pusat di Semarang, Indonesia, dan satu anak perusahaan yang berkantor
pusat di Singapura.

2. Struktur Modal dan Kepemilikan Saham

Struktur modal dan kepemilikan saham Indosat tercantum dalam Akta No. 17
tertanggal 6 Mei 2021, sebagai berikut:

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 13


Keterangan Nilai Nominal Saham-Saham Biasa @ Rp100 per
saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 20,000,000,000 2,000,000,000,000

Modal Ditempatkan
dan Disetor:
Saham - A
1 100 0,00
Republik Indonesia

Saham - B
Ooredoo Asia, Pte. Ltd. 3.532.056.600 353.205.660.000 65,00
PT Perusahaan 776.624.999 77.662.499.900 14,29
Pengelola Aset (Persero) 1.125.251.900 112.525.190.000 20,71
Publik (masing-masing
memiliki < 5%)
Jumlah Modal 5.433.933.500 543.393.350.000 100
Ditempatkan dan
Disetor
Jumlah Saham-Saham 14.566.066.500 1.456.606.650.000
yang Belum
Diterbitkan

3. Pengurusan dan Pengawasan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Indosat berdasarkan Akta No. 17, tertanggal 6
Mei 2021, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., Notaris di Jakarta, adalah
sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : AL THANI, Sheikh
Mohammed bin Abdulla bin
MOHAMMED
Komisaris : CHALLENOR, George
Bowring
Komisaris : BYRNE, Nigel Thomas
Komisaris : KVÅLSETH, Andrew Tor
Oddvar
Komisaris : BOER, Afini
Komisaris : NUR, Meirijal
Komisaris : ADININGSIH, Prof. Dr. Sri
Komisaris Independen : QUADER, Syed Maqbul
Komisaris Independen : LUMBANTORUAN, Elisa
Komisaris Independen : SAMIRIN, Wijayanto

Direksi
Presiden Direktur : AL-NEAMA, Ahmad
Abdulaziz A
Direktur : ASSAF, Eyas Naif Saleh
Direktur : MUSTA’IN, Arief
Direktur : SINHA, Vikram
Direktur Independen : SAHRONI, Irsyad

4. Kegiatan Usaha

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 14


(a) Umum

Indosat adalah perusahaan telekomunikasi terintegrasi. Layanannya berkisar


dari seluler, FTTH (fiber-to-the-home), konektivitas tetap, konektivitas
nirkabel ke pusat data dan layanan cloud. Dahulu Indosat menyediakan
layanan kapasitas satelit, namun berhenti melakukannya sejak November 2020
sehubungan dengan divestasi sahamnya di PSNS. Namun, grup Indosat tetap
menyediakan layanan satelit dengan menggunakan tersedia transponder yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Untuk mendukung bisnis utamanya, Indosat juga menjalankan layanan e-


money dengan merek dari IMKas. Ini adalah layanan pembayaran yang
memungkinkan pelanggan membayar ke pedagang, berbagai tagihan, membeli
pulsa dan transfer dana ke nasabah IMKas lain atau bank (menarik kas
keluar/cash-out). Bisnis ini masih hanya menghasilkan pendapatan minimum
dibandingkan dengan total pendapatan perusahaan (per akhir 2020, kurang dari
1% dari total pendapatan perusahaan).

Indosat berfokus pada penyediaan layanan-layanan seluler, konektivitas,


internet dan VPN, dan layanan fixed untuk pelanggan ritel maupun pelanggan
perusahaan yang bervariasi dari perusahaan berskala kecil dan menengah
sampai perusahaan berskala besar, dan Pemerintah Indonesia. Indosat juga
merupakan pemain terkemuka dalam menyediakan cloud, keamanan, dan
pusat data layanan bersama dengan solusi perusahaan lainnya ke Indonesia
serta perusahaan internasional dan Pemerintah Indonesia.

Sejalan dengan strategi untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital


terdepan di Indonesia, Indosat telah memulai strategi untuk mengembangkan
jaringan kelas video. Pada 31 Maret 2021. , Indosat mengoperasikan 66.313
BTS 4G, peningkatan sebanyak 18.265 BTS 4G dari tanggal 31 Desember
2019. Di tahun 2020, jangkauan populasi 4G Indosat di seluruh Indonesia telah
mencapai sekitar 87% dan hingga 2019, Indosat secara konsisten telah
dinobatkan sebagaijaringan kedua terbaik di Indonesia berdasarkan Ookla.

(b) Produk-Produk

I. Layanan Prabayar

(A) Freedom Internet

(B) Freedom U

(C) Freedom Combo

(D) Yellow

(E) Paket Prabayar Lainnya

II. Layanan Pascabayar

III. Layanan Internasional

(A) Jelajah Roam Internet

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 15


(B) Top Asia

(C) Jelajah Umroh dan Haji

(D) Sambungan Langsung Internasional

(E) Paket Panggilan Telepon Internasional

IV. Usaha Indosat Ooredoo

(A) Layanan Konektivitas

(B) Suara Tetap (Fixed voice):

(C) Layanan Teknologi Informasi (TI)

• Pusat Data & Pusat Pemulihan Bencana

• Layanan Terkelola

• Layanan Internet Terkelola

• Layanan Router Terkelola

• Layanan VPN Terkelola

• Layanan Wifi Terkelola

• Layanan SDWAN Terkelola

• Layanan Keamanan Terkelola

• Operasi TI Layanan Terkelola (MSITO)

• Hybrid Cloud

• Infrastruktur Cloud sebagai Layanan (IaaS)

• Koneksi Cloud

(D) Layanan Konektivitas Internet of Things (IoT)

(E)Solusi Vertikal Internet of Things (IoT)

• Manajemen Armada (NextFleet)

• Operasi Manufaktur (Smart Factory)

• Manajemen Aset (Smart Asset)

• Air dan listrik (Smart Meter)

• Analisis Data

• Telco Scoring

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 16


• Lead Generation

• Verifikasi Data

• Layanan Seluler

V. Digital

(A)MPWR

(B)IMKas

(C)Platform Musik

(D)Platform Gaming

(E)Monetisasi Data

(F)Membangun Saluran Baru

(G)MyIM3

5. Ringkasan Ikhtisar Data Keuangan

Berikut ini adalah ringkasan iktisar data keuangan Indosat untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2018, 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2020 serta tiga
bulan setelah berakhirnya 31 Maret 2021 berdasarkan laporan keuangan Indosat yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan
(anggota dari jaringan global PricewaterhouseCoopers).

Neraca:

31 Maret 31 Desember
Mata Uang: miliar Rupiah
2021 2020 2019 2018
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 1,882 1,782 5,881 1,045
Kas yang dibatasi penggunaannya 8 5 16 97
Piutang usaha:
Pihak berelasi 633 631 503 388
Pihak ketiga 2,083 1,926 2,491 2,538
Piutang lain-lain 35 33 44 36
Persediaan 44 40 29 48
Aset derivatif 3 - - -
Pajak lain-lain dibayar di muka 51 116 247 480
Bagian lancar dari beban dibayar di muka
jangka panjang:
Beban frekuensi dan lisensi dibayar di 2,829 3,466 2,573 2,390
muka
Sewa dibayar di muka 85 71 77 466
Beban dibayar di muka - lainnya 128 97 85 91
Aset yang diklasifikasikan sebagai 2,460 1,116 313 53
dimiliki untuk dijual

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 17


Aset lancar lain-lain 320 312 186 275
Jumlah aset lancar 10,562 9,595 12,445 7,907

ASET TIDAK LANCAR


Kas yang dibatasi penggunaannya - 0 2 5
Piutang pihak berelasi 239 236 5 2
Klaim restitusi pajak 1,796 1,784 1,990 1,400
Aset pajak tangguhan 1,277 1,348 1,295 1,249
Beban dibayar di muka jangka panjang:
Beban frekuensi dan lisensi dibayar di 515 536 621 705
muka
Sewa dibayar di muka - - - 1,178
Beban dibayar di muka - lainnya 55 55 88 98
Investasi pada entitas asosiasi dan usaha 227 219 1,303 1,466
patungan
Investasi jangka panjang 316 312 265 328
Properti dan peralatan 45,720 46,522 42,753 36,899
Goodwill dan aset tak berwujud lainnya 1,695 1.720 1.667 1.571
Properti investasi 54 54 54 -
Aset keuangan tidak lancar lain-lain 171 170 179 231
Aset tidak lancar lain-lain 266 227 145 101
Jumlah Aset Tidak Lancar 53,239 53.184 50.368 45.233
JUMLAH ASET 62,891 62.779 62.813 53.140

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha jangka pendek - - - 550
Utang usaha:
Pihak berelasi 200 22 17 13
Pihak ketiga 716 635 590 790
Utang pengadaan 8,946 9.073 5.422 6.664
Utang pajak:
Pajak penghasilan badan 31 15 23 26
Pajak lain-lain 95 209 289 98
Akrual 2,048 2.366 3.182 1.984
Kewajiban imbalan kerja jangka pendek 637 531 460 358
Kewajiban imbalan kerja jangka panjang 34 34 36 35
- bagian jangka pendek
Pendapatan diterima di muka 2,463 2.644 2.276 1.886
Uang muka pelanggan 377 624 558 560
Liabilitas derivatif 50 120 24 24
Bagian jangka pendek dari pinjaman
jangka panjang:
Pinjaman 620 690 580 1.225
Utang obligasi 2.021 1.613 4.111 4.204
Sukuk 211 120 984 377
Liabilitas sewa 2,703 2.230 1.853 705
Ketentuan atas kasus hukum 1,359 1.359 1.359 1.359
Liabilitas jangka pendek lain-lain 320 373 364 183
Jumlah liabilitas jangka pendek 22,831 22.658 22.129 21.040

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 18


LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang pengadaan - jangka panjang 1,942 2,472 2,561 -
Utang pihak berelasi 416 382 371 312
Liabilitas pajak tangguhan 24 31 82 115
Pinjaman jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek:
Pinjaman 3,557 3,557 4,174 3,597
Utang obligasi 8,109 8,516 10,124 10,152
Sukuk 1,424 1,514 1,633 1,325
Liabilitas sewa 10,534 9,580 6,648 2,811
Kewajiban imbalan kerja jangka panjang 531 635 509 944
- setelah dikurangi bagian jangka pendek
Liabilitas jangka panjang lain-lain 376 520 874 706
Jumlah liabilitas jangka panjang 26,914 27,207 26,976 19,963
JUMLAH LIABILITAS 49,745 49,865 49,106 41,003

Ekuitas yang dapat diatribusikan


kepada pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp100
(dalam Rupiah penuh) per saham Seri B
dan Seri B
Modal dasar - 1 saham Seri A dan
543 543 543 543
19.999.999.999 saham Seri B
Modal ditempatkan dan disetor - 1
saham Seri A share dan 5.433.933.499
saham Seri B
Tambahan modal disetor 1,547 1,547 1,547 1,547
Saldo laba:
Dicadangkan 134 134 134 134
Belum dicadangkan 9,465 9,293 10,009 8,363
Komponen ekuitas lain 404 404 404 404
Cadangan lain (22) (51) 85 183
12,071 11,870 12,723 11,174
Kepentingan Non-Pengendali 1,076 1,043 984 962
JUMLAH LIABILITAS DAN 62,891 62,779 62,813 53,140
EKUITAS

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 19


Laporan Laba Rugi:

31 Maret 31 Desember
Mata Uang: miliar Rupiah
2021 2020 2019 2018
Seluler 6,045 23,082 20,674 18,027
Multimedia, komunikasi data, internet 1,166 4,283 4,781 4,383
Telekomunikasi tetap 134 561 662 729
Pendapatan 7,345 27,926 26,118 23,140
Beban penyediaan jasa (3,115) (12,166) (12,343) (12,043)
Penyusutan dan amortisasi (2,495) (10,011) (9,570) (8,249)
Karyawan (452) (2,578) (1,934) (2,238)
Pemasaran (235) (1,083) (1,145) (1,229)
Umum dan administrasi (151) (666) (839) (1,129)
Keuntungan/(kerugian) selisih kurs - (5) 8 (3) (26)
bersih
Keuntungan bersih dari jual dan sewa - - 2,568 -
balik menara
Keuntungan bersih atas penerimaan aset - - 535 -
Bagian atas laba bersih entitas asosiasi & 4 103 152 118
usaha patungan
Amortisasi keuntungan tangguhan daari 35 141 141 141
jual dan sewa balik menara
Keuntungan terasosiasi dengan - - - 925
kehilangan kendali atas ank perusahaan
Lain-lain - bersih (2) 725 549 126
Beban (6,416) (25,526) (21,889) (23,604)
Penghasilan/(rugi) operasional 929 2,399 4,228 (465)
Penghasilan bunga 7 191 81 36
Keuntungan/(kerugian) selisih kurs - (4) (58) 78 (124)
bersih
Biaya keuangan (661) (3,045) (2,761) (2,125)
Keuntungan/(kerugian) perubahan nilai 28 (87) (39) 14
wajar derivatif - bersih
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan 300 (600) 1,587 (2,664)
Pajak penghasilan (Beban)/manfaat (97) (31) 43 578
Laba/(rugi) tahun berjalan 203 (630) 1,630 (2,085)

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 20


PENJELASAN TENTANG RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA

UMUM

1. Latar Belakang Umum

Kombinasi yang direncanakan antara Indosat dan H3I memiliki manfaat-manfaat


strategis, operasional dan keuangan yang signifikan dan akan memberikan kesempatan
untuk menciptakan nilai yang signifikan bagi kedua perusahaan, para pemegang saham
mereka masing-masing, para pelanggaan dan seluruh pemangku kepentingan lain yang
terlibat.

Penggabungan Usaha akan menghasilkan suatu organisasi gabungaan dengan skala


yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien, sehingga Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha dapat mempercepat investasi dalam jaringan, menambah kualitas
layanan serta meningkatkan inovasi produk dan layanannya dalam cara yang tidak akan
mungkin dilakukan secara mandiri oleh H3I atau Indosat.

2. Laporan Penilaian Saham Penilai Independen dan Kewajaran

Ringkasan Laporan Penilaian H3I

Identitas Penilai independen adalah Kantor Jasa Penilai Publik Rengganis Hamid &
Rekan ("RHR"). Berdasarkan Laporan Penilaian Ekuitas No. 00244/2.0012-
00/BS/09/0006/0/VIII/2021 tertangal 27 Agustus 2021, setelah mempertimbangkan
seluruh informasi yang relevan dan kondisi pasar yang berlaku, RHR berpendapat
bahwa nilai pasar dari 100% ekuitas H3I pada tanggal 31 Maret 2021 adalah: (i)
Rp138.570.000.000 untuk skenario 'Apa adanya' dan (ii) Rp14.031.428.000.000 untuk
skenario di mana penyelesaian atas Utang-Utang yang Relevan dan penyediaan dana
pemegang saham untuk penyelesaian tersebut melalui suntikan modal dan pinjaman
telah diasumsikan sebagai peristiwa bersyarat. Dalam penilaiannya, RHR mengadopsi
metode Guideline Publicly Traded Company (GPTC) untuk pendekatan pasar dengan
mempertimbangkan kepatuhan pada peraturan OJK dan metode Discounted Cash Flow
(“DCF”) untuk pendekatan penghasilan.

Ringkasan Laporan Penilaian Indosat

Identitas dari penilai independen adalah Kantor Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin &
Rekan (“RSR”). Berdasarkan Laporan Penilaian Ekuitas RSR No. 00094/2.0095-
00/BS/06/0273/1/VIII/2021 tertangal 31 Agustus 2021, Nilai Pasar dari 100,00%
Saham Indosat per 31 Maret 2021 dengan menggunakan metode metodologi Sum of
the Parts (SOTP) adalah: Rp28.510.876.000.000,00. Penilaian dilakukan
menggunakan pendekatan pendapatan sebagai pendekatan penilaian utamanya. RSR
menerapkan metodologi penilaian sebagai berikut (i) untuk saham Indosat – Induk,
RSR menerapkan dua pendekatan, yaitu pendekatan pendapatan menggunakan DCF
dengan Free Cash Flow to the Firm atau Arus Kas Bebas kepada Indosat dan
pendekatan pasar menggunakan Guideline Publicly Traded Company Method; (ii)
untuk penyertaan modal kepada perusahaan anak, asosiasi, dan/atau investasi, RSR
menerapkaan metodologi Sum of the Parts (“SOTP”) pada penilaian ini.

3. Hasil Analisa Penilai Independen tentang Kewajaran Penggabungan Usaha

Berdasarkan Laporan Penilaian Ekuitas RSR No. 00099/2.0095-


00/BS/06/0273/1/IX/2021 tertangal 1 September 2021, dengan mempertimbangkan

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 21


analisis kewajaran Penggabungan Usaha yang meliputi: analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif, dari segi ekonomi dan keuangan, menurut RSR Penggabungan Usaha
adalah wajar. Dalam mengevaluasi kewajaran Penggabungan Usaha, RSR
menggunakan metodologi berikut: (i) Analisis Penggabungan Usaha: identifikasi
pihak-pihak yang terlibat dalam Penggabungan Usaha, dan analisis manfaat dan risiko
Penggabungan Usaha; (ii) Analisis kualitatif: analisis latar belakang Penggabungan
Usaha, ringkasan penjelasan terkait Indosat dan kegiatan usaha, analisis industri,
analisis operasional, prospek usaha, keuntungan dan kerugian dari Penggabungan
Usaha; (iii) Analisis kuantitatif: analisis historis, analisis keuangan proforma
pernyataan, dan analisis tambahan; dan (iv) Analisis Kewajaran harga saham.

4. Kerangka Legislatif Penggabungan Usaha

Kerangka legislatif Penggabungan Usaha adalah sebagai berikut:

(a) Undang-Undang Perseroan Terbatas

• Undang-Undang Perseroan Terbatas

(b) Undang-Undang Pasar Modal


• Undang-Undang Pasar Modal
• Peraturan OJK No. 74/2016
• Peraturan OJK No. 15/2020
• Peraturan OJK No. 31/2015
• Peraturan OJK No. 30/2017
• Peraturan OJK No. 42/2020

(c) Peraturan Pajak


• Undang-Undang Pajak Penghasilan
• Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
• Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (“UU PDRD”) pada
Bab 17 - BPHTB
• Peraturan Pemerintah No. 34/2016

(d) Peraturan Ketenagakerjaan


• Undang-Undang Ketenagakerjaan

(e) Peraturan Anti-Monopoli


• Undang-Undang Anti Monopoli
• PP 57

(f) Peraturan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perusahaan


• PP 27

(g) Peraturan lainnya


• Undang-Undang Cipta Kerja
• PP 46

(h) Anggaran Dasar masing-masing Perusahaan Peserta Penggabungan

5. Akibat Hukum dari Penggabungan Usaha

Berdasarkan Pasal 122 Undang-Undang Perseroan Terbatas, sebagai akibat dari


Penggabungan Usaha, H3I sebagai Perusahaan yang Menggabungkan Diri akan bubar

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 22


demi hukum pada Tanggal Efektif Penggabungan, tanpa proses likuidasi terlebih
dahulu, dan oleh karenanya:

(i) seluruh aset dan liabilitas dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri akan
beralih demi hukum kepada Perusahaan Penerima Penggabungan; dan

(ii) para pemegang saham dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri akan beralih
secara hukum menjadi para pemegang saham dari Perusahaan Penerima
Penggabungan.

Penggabungan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Rancangan Penggabungan Usaha


akan dilakukan oleh Indosat dan H3I dengan menandatangani Akta Penggabungan dan
dengan mengubah Anggaran Dasar Indosat, kedua dokumen tersebut harus diserahkan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendapat persetujuan.

ALASAN DAN TUJUAN PENGGABUNGAN USAHA

Kombinasi yang direncanakan antara Indosat dan H3I memiliki manfaat-manfaat strategis,
operasional dan keuangan sebagai berikut:

1. Penciptaan sinergi-sinergi operasional akan menguntungkan konsumen dan


menghasilkan nilai bagi pemegang saham

• Penggabungan Usaha akan menciptakan sinergi-sinergi operasional yang signifikan,


yang akan akan memungkinkan investasi-investasi yang menguntungkan konsumen
dan menghasilkan nilai bagi para pemegang saham Perusahaan Penerima
Penggabungan.

• Sinergi-sinergi EBITDA kotor yang diharapkan terutama didorong melalui


penghindaran peluncuran situs-situs ganda, menciutkan situs-situs yang tumpang
tindih, dan mengoptimalkan kapasitas jaringan yang tergabung dan sinergi-sinergi
belanja modal yang didorong oleh penghematan dari ekspansi kapasitas di situs-situs
yang tumpang tindih dan tidak tumpang tindih dan menghindari peralatan pada
peluncuran situs-situs ganda masa depan, akan berkontribusi positif terhadap EBITDA
dan profil laba bersih Perusahaan Penerima Penggabungan.

• Selain sinergi-sinergi, Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha juga diharapkan


untuk menjadi jauh lebih kompetitif di Indonesia karena kapabilitas/efisiensi jaringan
yang meningkat secara signifikan dan efisiensi-efisiensi dan profil keuangan yang
meningkat. Hal ini mungkin akan mendorong lebih lanjut nilai bagi para pemegang
saham Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha dalam jangka menengah.

2. Skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien akan menghasilkan
penghematan biaya signifikan yang akan diinvestasikan ulang

• Dengan skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien, Penggabungan
Usaha akan menghasilkan sinergi-sinergi signifikan dalam bentuk penghematan biaya,
memberikan Perusahaan Penerima Penggabungan dengan kemampuan untuk
berinvestasi pada jaringannya, kualitas layanan dan produk dan inovasi layanan dengan
cara yang tidak akan mungkin bagi H3I atau Indosat secara sendiri-sendiri karena
kurangnya skala dan profil keuangan yang lebih lemah.

3. Perusahaan Penerima Penggabungan yang lebih kuat yang akan mendukung


agenda digital pemerintah Indonesia

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 23


• Dengan skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien Perusahaan
Penerima Penggabungan akan berada pada posisi yang berpotensi untuk meningkatkan
cakupan geografis dan populasi jaringannya melebihi apa yang dapat dilakukan oleh
H3I atau Indosat secara sendiri-sendiri, sehingga membantu mempercepat transformasi
digital Indonesia melalui program “Percepatan Transformasi Digital” pemerintah.

4. Konsumen akan diuntungkan dengan jaringan yang lebih baik dan kualitas
layanan yang lebih baik

• Dengan skala yang lebih besar, struktur biaya yang lebih efisien, dan spektrum yang
teragregat, Penggabungan Usaha akan menguntungkan baik konsumen lama H3I dan
Indosat, serta calon konsumen Perusahaan Penerima Penggabungan, melalui
penyediaan kualitas layanan dan kualitas jaringan yang lebih baik (dalam hal kapasitas,
kecepatan dan keandalan).

5. Perusahaan Penerima Penggabungan akan berada pada posisi yang lebih baik
untuk meluncurkan 5G

• Penggabungan Usaha akan menciptakan operator yang secara keuangan lebih kuat
dengan skala yang lebih besar dan dengan demikian akan berada pada tempat yang
lebih baik untuk berinvestasi pada penyebaran 5G yang padat modal.

• Perusahaan Penerima Penggabungan diharapkan untuk memiliki jaringan yang lebih


padat daripada bisnis sendiri-sendiri H3I dan Indosat dan dengan demikian akan lebih
sesuai untuk penerapan 5G yang efisien saat spektrum 5G tersedia.

• Peluncuran 5G yang cepat akan menguntungkan seluruh konsumen dan mendorong


invoasi pada berbagai area seperti pendidikan daring, manufaktur otomatis, kota pintar,
pertanian elektronik, dan transportasi elektronik.

INFORMASI TENTANG CALON PENGENDALI BARU

Setelah Penggabungan Usaha, CK Hutchison Indonesia, suatu perusahaan anak yang secara
tidak langsung seluruhnya dimiliki oleh CKHH, akan menjadi pengendali bersama dari
Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha bersama dengan Ooredoo South East Asia. Berikut
ini adalah informasi lebih lanjut tentang CK Hutchison Indonesia.

1. Riwayat singkat

CK Hutchison Indonesia didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di British Virgin


Islands sebagaimana disertifikasi oleh Registrar of Corporate Affairs di British Virgin
Islands berdasarkan BVI Business Companies Act, 2004 pada tanggal 22 April 2021
(nomor perusahaan BVI 2060867). CK Hutchison Indonesia terdaftar di Hong Kong
sesuai dengan Business Registration Ordinance (Chapter 310) (nomor sertifikat
pendaftaran usaha 73006762-000-04-21-2).

CK Hutchison Indonesia memiliki alamat terdaftarnya di Vistra Corporate Services


Centre, Wickhams Cay II, Road Town, Tortola, VG1110, British Virgin Islands, dan
tempat usaha pokoknya di Lantai ke-48, Cheung Kong Center, 2 Queen’s Road Central,
Hong Kong.

2. Susunan dewan

Susunan Direksi sebagai berikut:

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 24


Direksi
Direktur : SIXT, Frank John
Direktur : LAI, Dominic Kai Ming
Direktur : SHIH, Edith

3. Kegiatan usaha

CK Hutchison Indonesia bertindak sebagai perusahaan induk dan tidak terlibat dalam
kegiatan usaha lain apa pun.

4. Ringkasan data keuangan

CK Hutchison Indonesia tidak memiliki bisnis atau aset dan oleh karena itu tidak
memiliki data keuangan pada tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha.

5. Pemilik manfaat

CK Hutchison Indonesia merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara


tidak langsung dan secara manfaat dimiliki sepenuhnya oleh CKHH. CKHH
merupakan konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Hong Kong dan
terdaftar di The Stock Exchange of Hong Kong Limited. CK Hutchison Indonesia
memiliki empat kegiatan usaha inti: pelabuhan dan jasa-jasa terkait, ritel, infrastruktur
dan telekomunikasi. Tidak ada individu yang memiliki atau mengendalikan lebih dari
50% modal ditempatkan pada CKHH. Informasi lebih lanjut tentang CKHH dapat
diperoleh dari situs web perusahaan di: https://www.ckhh.com.hk/en/global/home.php.

6. Hubungan afiliasi dengan Indosat

Pada tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini, CK Hutchison Indonesia


tidak memiliki hubungan afiliasi apa pun dengan Indosat.

7. Kendali atas Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha

Pada tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini, HoldCo (yang


merupakan suatu anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Ooredoo South East
Asia) merupakan pengendali dari Indosat melalui kepemilikan saham 65 persen dari
modal ditempatkan Indosat. Sebagai bagian dari transaksi Penggabungan Usaha, akan
timbul perubahan terhadap kepentingan pengendalian tunggal dalam HoldCo ini
menjadi suatu pengendalian bersama, sebagaimana diuraikan dalam dokumen ini.

Bersamaan dengan penandatanganan Perjanjian Penggabungan Bersyarat, Ooredoo


South East Asia, CK Hutchison Indonesia dan yang lainnya telah menandatangani Akta
Para Pemegang Saham untuk, antara lain, mengatur hubungan para pemegang saham
dari HoldCo dan pengendalian bersama tidak langsung mereka atas Perusahaan
Penerima Penggabungan, yang akan berlaku sejak Penyelesaian Penggabungan.
Dengan demikian, Penggabungan Usaha dan Akta Para Pemegang Saham merupakan
satu transaksi yang tidak dapat dipisahkan.

Lebih lanjut, sebagai suatu bagian yang menyatu dan tidak terpisahkan dari
Penggabungan Usaha, setelah Penyelesaian Penggabungan, saham Perusahaan
Penerima Penggabungan yang diterbitkan kepada CAC dan HAT (keduanya
merupakan anggota dari CK Hutchison Group) sebagai ganti dari saham mereka di H3I

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 25


akan dialihkan kepada HoldCo, dan Ooredoo South East Asia akan mengalihkan dan
HoldCo akan menerbitkan saham dalam HoldCo kepada CK Hutchison Indonesia,
sehingga setelah Penyelesaian Penggabungan, Ooredoo South East Asia dan CK
Hutchison Indonesia masing-masing akan memegang 50 persen dari, dan bersama-
sama mengendalikan, HoldCo yang kemudian akan memegang 65,64 persen saham di
Perusahaan Penerima Penggabungan.

Sesuai dengan Peraturan OJK No.3/2021, posisi Ooredoo South East Asia dan CK
Hutchison Indonesia sebagai pengendali bersama dari Perusahaan Penerima
Penggabungan yang berlaku sejak Penyelesaian Penggabungan akan ditegaskan dengan
keputusan RUPSLB dari Indosat yang menyetujui Penggabungan Usaha.

Berdasarkan Pasal 23 (f) Peraturan OJK No. 9/2018, karena terjadinya perubahan
kendali yang timbul sebagai akibat dari Penggabungan Usaha, CK Hutchison Indonesia
dibebaskan dari persyaratan untuk melakukan PTW.

RISIKO-RISIKO PENGGABUNGAN USAHA

1. Risiko-Risiko Terkait Perundang-undangan

H3I dan Indosat harus dan akan selalu mematuhi berbagai peraturan dan perundang-
undangan di Indonesia, yang mungkin berubah dari waktu ke waktu.

Sehubungan dengan proses Penggabungan Usaha, Indosat harus mendapatkan sebuah


pernyataan efektif dari OJK. Lebih lanjut, Penggabungan Usaha dan setiap spektrum
pengalihan akan tunduk pada persetujuan Kemenkominfo. Apabila pernyataan efektif,
tidak diperoleh, H3I dan Indosat tidak akan melanjutkan atau membatalkan proses
Penggabungan Usaha dengan tetap memperhatikan peraturaan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam hal demikian, H3I dan Indosat harus membuat sebuah
pengumuman mengenai tidak dilanjutkan atau dibatalkannya Penggabungan Usaha.

2. Tidak Tercapainya Sinergi Yang Diharapkan

Salah satu tujuan dari Penggabungan Usaha adalah untuk menciptakan kekuatan usaha
yang lebih besar dalam bernegosiasi dengan berbagai macam vendor untuk mencapai
sinergi dan efisiensi operasional yang lebih baik. Namun, tidak ada kepastian bahwa
sinergi yang diharapkan akan terwujud dalam kerangka waktu yang diharapkan.

PROSEDUR PENGGABUNGAN USAHA

1. Penggabungan Usaha

Pada 16 September 2021, Indosat dan H3I telah menandatangani Perjanjian


Penggabungan Bersyarat dengan (i) CKHH; (ii) CK Hutchison Indonesia dan (iii)
Ooredoo South East Asia yang mengatur, antara lain, kesepakatan para pihak untuk
melakukan Penggabungan Usaha dan syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk
penyelesaian Penggabungan.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan


Perjanjian Penggabungan Bersyarat, Penggabungan Usaha hanya dapat dilakukan
apabila persyaratan-persyaratan berikut telah dipatuhi:

(a) Rancangan Penggabungan Usaha, telah disiapkan oleh Direksi dan disetujui
oleh Dewan Komisaris dari masing-masing Indosat dan H3I, keduanya pada

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 26


tanggal 16 September 2021, secara berturut-turut. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Dewan Komisaris dari H3I dan Indosat, Rancangan
Penggabungan Usaha harus disetujui oleh RUPSLB dari masing-masing
Indosat dan H3I. Informasi lebih lanjut tentang RUPSLB Indosat tersedia di
Bab V tentang Persyaratan Penggabungan Usaha dan Prosedur Pemungutan
Suara.

(b) Pengumuman telah dibuat kepada para kreditur dan para karyawan dari H3I
dan Indosat.

(c) Tidak satupun kreditur H3I dan Indosat mengajukan keberatan atas
Penggabungan Usaha dalam periode 14 hari yang sebagaimana diatur Undang-
Undang Perseroan Terbatas atau setiap keberatan yang telah diselesaikan atau
ditandatangani secara tepat.

Informasi lebih lanjut mengenai hal ini tersedia di bagian berjudul “Hak-Hak,
dan Kewajiban-Kewajiban Yang Terutang kepada, Pihak Ketiga”.

(d) Telah mendapatkan pernyataan efektif penggabungan usaha dari OJK.

(e) Telah mendapatkan persetujuan dari Kemenkominfo.

(f) Syarat-syarat pendahuluan lain atas Penyelesaian Penggabungan sebagaimana


diatur dalam Perjanjian Penggabungan Bersyarat telah diselesaikan atau
dikesampingkan, termasuk sehubungan dengan pelunasan Utang-Utang yang
Relevan oleh H3I.

(g) Telah menaati seluruh prosedur yang berlaku berdasarkan Anggaran Dasar dari
masing-masing Perusahaan Peserta Penggabungan, berdasarkan aturan-aturan
pasar modal dan peraturan perundang-undangan perseroan terbatas.

(h) Penandatanganan Akta Penggabungan

Akta Penggabungan akan ditandatangani setelah mendapatkan persetujuan


RUPSLB atas Penggabungan Usaha dari masing-masing H3I dan Indosat.

2. Laporan tentang Metode dan Prosedur Konversi Saham

Dasar untuk menghitung konversi saham-saham Indosat dan H3I menjadi saham-saham
Perusahaan Penerima Penggabungan adalah didasarkan pada Rasio Pertukaran
Penggabungan.

Berdasarkan Rasio Pertukaran Penggabungan:

• Pemegang saham Indosat akan memiliki 67,4% modal ditempatkan Perusahaan


Penerima Penggabungan segera setelah Penyelesaian Penggabungan. Dengan
demikian, sebagai akibat dari Penggabungan Usaha, persentase kepemilikan
saham pemegang saham Indosat di Perusahaan Penerima Penggabungan akan
terdilusi;

• saat Penyelesaian Penggabungan, Perusahaan Penerima Penggabungan akan


menerbitkan 2.628.769.240 saham baru kepada pemegang saham H3I, mewakili
32,6% modal ditempatkan Perusahaan Penerima Penggabungan. Sejumlah
2.628.769.240 saham baru di Perusahaan Penerima Penggabungan tersebut akan

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 27


dialokasikan kepada pemegang saham H3I secara pro-rata terhadap besarnya
kepemilikan mereka di H3I segera sebelum Penyelesaian Penggabungan, dengan
faktor konversi yang dihitung berdasarkan rumus berikut: jumlah saham
Perusahaan Penerima Penggabungan yang disepakati akan diterbitkan kepada
pemegang saham H3I saat Penyelesaian Penggabungan (yakni 2.628.769.240
saham dan mewakili 32,6% dari Perusahaan Penerima Penggabungan) dibagi
dengan jumlah saham yang diterbitkan dalam H3I segera sebelum Penyelesaian
Penggabungan.

3. Struktur modal dan kepemilikan saham Perusahaan Penerima Penggabungan


setelah Penyelesaian Penggabungan

Berdasarkan Rasio Pertukaran Penggabungan yang disepakati oleh H3I dan Indosat,
struktur modal dan kepemilikan saham dari Perusahan Penerima Penggabungan Usaha
segera setelah Penggabungan Usaha akan menjadi sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Saham-Saham Biasa @ Rp100


per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal %
(Rp)
Modal Dasar 20.000.000.000 2.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan


Disetor:
Saham - A 1 (Saham Seri A) 100 0,00
Republik Indonesia
HoldCo 3.532.056.600 353.205.660.000 43,81
Publik 1.125.251.900 112.525.190.000 13,96
PT TTI 868.115.088 86.811.508.800 10,77

PT Perusahaan Pengelola 776.624.999 77.662.499.900 9,63


Aset (Persero)
Chicago Group 1.760.654.152 176.065.415.200 21,84
(HAT+CAC)
Jumlah Modal 8.062.702.740 806.270.274.000 100,0
Ditempatkan dan Disetor
Jumlah Saham-Saham 11.937.297.260 1.193.729.726.000
yang Belum Diterbitkan

0113256-0000016 SNO1: 2002326495.10 28


ANALISA HUKUM ATAS PENGGABUNGAN USAHA

Firma hukum Ginting & Reksodiputro telah ditunjuk oleh Indosat untuk bertindak sebagai
konsultan hukum Indosat sehubungan dengan Penggabungan Usaha dan dalam kapasitas tersebut
telah memberikan pendapat dari segi hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 angka 1
POJK 74/2016 (“Pendapat dari Segi Hukum”).

Dengan memperhatikan pembatasan, kualifikasi, dan asumsi Pendapat dari Segi Hukum,
berikut adalah ringkasan Pendapat dari Segi Hukum:

(a) Penggabungan Usaha dan Akibat Hukumnya: Dengan bergantung pada pemenuhan
atau pengesampingan (sebagaimana berlaku) atas persyaratan-persyaratan efektifnya
Penggabungan Usaha, pada tanggal efektif, yakni Tanggal Efektif Penggabungan, H3I
akan berakhir karena hukum tanpa dilakukannya likuidasi terlebih dahulu sehingga:

i. seluruh aktiva dan pasiva H3I akan beralih karena hukum kepada Indosat, sebagai
perusahaan penerima penggabungan; dan

ii. pemegang saham H3I karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan, sebagai
perusahaan yang menerima penggabungan.

(b) Perubahan Pengendali: Akibat dari Penggabungan Usaha, terjadi perubahan


pengendali atas Perseroan, yang sebelumnya adalah pengendalian oleh HoldCo (yang
merupakan suatu anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Ooredoo South East
Asia) menjadi Ooredoo South East Asia dan CK Hutchison Indonesia sebagai
pengendali bersama sebagaimana diuraikan di bagian berjudul “Informasi Tentang
Calon Pengendali Baru”. Sesuai dengan Peraturan OJK No.3/POJK.04/2021 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, posisi Ooredoo South East Asia dan
CK Hutchison Indonesia sebagai pengendali bersama Indosat pada saat Penggabungan
Usaha menjadi efektif harus ditegaskan dalam keputusan RUPSLB Indosat.

Perubahan pengendali sebagai akibat dari Penggabungan Usaha ini dikecualikan dari
kewajiban pengendali baru untuk mengumumkan dan melakukan penawaran tender
wajib sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.9/POJK.04/2018 tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka karena perubahan pengendali ini terjadi karena
penggabungan usaha.

(c) Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan: Indosat telah


menandatangani Perjanjian Penggabungan Bersyarat dengan (i) H3I, (ii) CKHH, (iii)
CK Hutchison Indonesia dan (iv) Ooredoo South East Asia tertanggal 16 September
2021. Perjanjian Penggabungan Bersyarat dapat dianggap sebagai suatu transaksi
afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/2020 karena Perjanjian
Penggabungan Bersyarat antara lain mengatur aktivitas tertentu antara Indosat dan
Ooredoo South East Asia (yang merupakan pemegang saham tunggal HoldCo sebagai
pengendali Indosat). Sehubungan dengan penandatanganan Perjanjian Penggabungan
Bersyarat, Indosat telah memperoleh pendapat kewajaran dari KJPP RSR (yang
diterbitkan sebagai bagian dari Laporan Pendapat Kewajaran sehubungan dengan
Penggabungan Usaha tanggal 1 September 2021), yang menyatakan bahwa
Penggabungan Usaha, termasuk Perjanjian Penggabungan Bersyarat, adalah wajar.

Berdasarkan Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Indosat tanggal 16 September


2021, transaksi yang dimaksud dalam Perjanjian Penggabungan Bersyarat adalah suatu
transaksi afiliasi yang tidak mengandung benturan kepentingan.
Penggabungan Usaha dan penandatanganan Akta Penggabungan pada Tanggal Efektif
Penggabungan bukan merupakan transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan
sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 42/2020 mengingat Indosat dan H3I
bukanlah pihak terafiliasi.

(d) Syarat Efektif Penggabungan: Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan


Anggaran Dasar Indosat, penggabungan hanya dapat dilaksanakan setelah persyaratan-
persyaratan sebagaimana tersebut di bawah ini dipenuhi:

i. diajukannya pernyataan penggabungan usaha kepada OJK, yang berisi Rancangan


Penggabungan Usaha beserta dokumen pendukungnya sebagaimana
dipersyaratkan dalam Peraturan OJK No. 74/2016 dan diperolehnya pernyataan
efektif dari OJK sehubungan dengan pernyataan penggabungan usaha dalam
rangka Penggabungan Usaha tersebut;

ii. diumumkannya Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini dalam (i) dua
surat kabar harian yang berperedaran nasional dan situs web bursa efek dan (ii)
situs web Indosat;

iii. diumumkannya Penggabungan Usaha secara tertulis kepada karyawan Indosat dan
H3I yang selambat-lambatnya harus dilakukan 30 hari sebelum tanggal
pemanggilan RUPSLB;

iv. diajukannya permohonan pencatatan saham tambahan Indosat sebagai hasil dari
Penggabungan beserta dokumen pendukungnya ke BEI sebagaimana
dipersyaratkan dalam Peraturan No.I-G tentang Penggabungan Usaha atau
Peleburan Usaha sebagaimana dilampirkan dalam Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Jakarta No.Kep-001/BEJ/012000 tanggal 4 Januari 2000, dan diperolehnya
persetujuan prinsip pencatatan saham tambahan Indosat sebagai perusahaan yang
menerima penggabungan dari BEI;

v. tidak adanya keberatan dari kreditur dari masing-masing Indosat dan H3I atau
telah tercapainya penyelesaian atas keberatan kreditur, sebagaimana disyaratkan
dalam Pasal 127 Undang-Undang Perseroan Terbatas dan/atau perjanjian-
perjanjian di mana masing-masing Indosat dan H3I merupakan pihak;

vi. diperolehnya persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk melakukan


Penggabungan Usaha sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar masing-masing
Indosat dan H3I, yaitu persetujuan dari (i) RUPSLB Indosat (termasuk persetujuan
dari pemegang saham seri A) yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan OJK No. 15/POJK.04/2020 Tahun 2020 tentang Rencana dan
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan
Peraturan OJK No.16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik dan RUPSLB H3I, (ii)
Dewan Komisaris Indosat dan H3I dan (iii) Direksi Indosat dan H3I;

vii. ditandatanganinya Akta Penggabungan oleh Indosat dan H3I;

viii. diperolehnya bukti persetujuan dan penerimaan pemberitahuan dari Menkumham


atas perubahan Anggaran Dasar Indosat dan perubahan data Indosat sebagai akibat
dari pelaksanaan Penggabungan Usaha; dan

ix. diperolehnya persetujuan Kemenkominfo sehubungan dengan:


a. perubahan pemegang saham Indosat sebagai akibat dari pelaksanaan
Penggabungan Usaha, sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika No.01/PER/M.KOMINFO/01/2010 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi (sebagaimana diubah
beberapa kali, terakhir oleh Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
No.5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi); dan

b. permohonan pengalihan Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dari H3I kepada
Perusahaan Penerima Penggabungan, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.46 tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran.

(e) Kepentingan Stakeholder: Dalam mempersiapkan Rancangan Penggabungan, Direksi


Indosat telah melakukan penjajakan kelayakan dengan memperhatikan kepentingan
Indosat, masyarakat, dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta menjamin
tetap terpenuhinya hak-hak pemegang saham minoritas dan karyawan.

(f) Hak Para Pemegang Saham Minoritas: Para pemegang saham yang tidak menyetujui
keputusan dalam RUPSLB Indosat mengenai Penggabungan Usaha, berhak untuk
meminta agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar sesuai dengan ketentuan Pasal
126 juncto Pasal 62 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pembelian atas saham-saham
yang dimiliki oleh para pemegang saham Indosat yang meminta agar sahamnya dibeli
berdasarkan hak tersebut akan dilakukan oleh HoldCo, yang merupakan pengendali
Indosat, dengan harga Rp5.247 per saham.

Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak mengatur kapan pembelian saham harus


dilakukan. Oleh karena itu, Indosat dapat menentukan waktu pembelian saham, yakni
sebelum atau setelah selesainya Penggabungan.

(g) Penyelesaian Hak-Hak Karyawan: Berdasarkan Pasal 154(A) Undang-Undang


Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Cipta Kerja juncto
Pasal 41 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan
Kerja, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja karena
alasan perusahaan melakukan penggabungan, peleburan atau pemisahan perusahaan
dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia
menerima pekerja, dalam hal mana pekerja berhak atas uang pesangon, uang
penggantian masa kerja dan uang penggantian hak.

(h) Akta Penggabungan: Penegasan atas pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari H3I
kepada Indosat dan penerimaan atas pengalihan hak dan kewajiban tersebut oleh
Pereroan akan dinyatakan di dalam Akta Penggabungan. Akta Penggabungan tersebut
akan ditandatangani setelah Penggabungan Usaha telah disetujui oleh masing-masing
pemegang saham Indosat dan H3I dalam RUPSLB terkait.

(i) Aspek Anti Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat: Berdasarkan PP 57,
penggabungan usaha yang berakibat mencapai aset dan/atau penjualan melebihi jumlah
tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis
penggabungan usaha.

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH


PENGGABUNGAN USAHA
Di bawah ini adalah struktur kepemilikan saham Indosat sebelum Penyelesaian Penggabungan
dan Perusahaan Penerima Penggabungan setelah Penyelesaian Penggabungan, dengan
mempertimbangkan juga pertukaran saham Perusahaan Penerima Penggabungan yang
diterbitkan kepada CK Hutchison Group menjadi saham di HoldCo sebagaimana dijelaskan di
bagian berjudul “Penjelasan Tentang Rancangan Penggabungan Usaha” di atas
(“Restrukturisasi Internal”).

Walaupun Penggabungan Usaha dan Restrukturisasi Internal merupakan satu transaksi yang
tidak dapat dipisahkan: (i) grafik yang ditunjukkan pada II. menyajikan status pada saat
Penyelesaian Penggabungan setelah saham Perusahaan Penerima Penggabungan telah
diterbitkan kepada CAC dan HAT (keduanya adalah anggota CK Hutchison Group) dan PT TTI
ditukar dengan saham mereka di H3I; dan (ii) grafik yang ditunjukkan pada III. menyajikan
status setelah Penyelesaian Penggabungan setelah saham Perusahaan Penerima Penggabungan
yang diterbitkan kepada CAC dan HAT telah dialihkan menjadi kepada HoldCo, dan Ooredoo
South East Asia telah mengalihkan dan HoldCo telah menerbitkan saham pada HoldCo kepada
CK Hutchison Indonesia, sehingga, setelah Penyelesaian Penggabungan, Ooredoo South East
Asia dan CK Hutchison Indonesia masing-masing akan memegang 50 persen dari, dan secara
bersama-sama mengendalikan, HoldCo yang kemudian akan memegang 65,64 persen saham di
Perusahaan Penerima Penggabungan.

I. Struktur Saat Ini1

1
HAT dan CAC adalah anak perusahaan dari CKHH dan secara manfaat dimiliki oleh CKHH. Untuk tujuan grafik ini, kepemilikan saham mereka
digabungkan dan disebut sebagai kepemilikan saham CK Hutchison Group.
II. Setelah Penyelesaian Penggabungan

III. Setelah Penyelesaian Penggabungan dan Restrukturisasi Internal

INFORMASI TENTANG RANCANGAN PENGGABUNGAN USAHA

1. Transaksi Penggabungan Usaha

Penggabungan Usaha antara Indosat dan H3I merupakan penggabungan antara dua
perseroan terbatas, untuk membentuk Perusahaan Penerima Penggabungan yang
menimbulkan efisiensi operasional, efisiensi ekonomi dan pengurangan biaya.

Indosat akan menjadi Perusahaan Penerima Penggabungan dan H3I akan bubar demi
hukum setelah Penyelesaian Penggabungan.

2. Tanggal Efektif Penggabungan Usaha

Tanggal Efektif Penggabungan adalah 1 Desember 2021, kecuali ditangguhkan oleh


Indosat karena keterlambatan izin OJK atau persetujuan peraturan lainnya. Perkiraan
alur waktu Penggabungan Usaha dan Tanggal Efektif Penggabungan dapat dilihat
dalam bagian berjudul “Perkiraan Jadwal Penggabungan Usaha”.

3. Perlakuan Akuntansi
Penggabungan Usaha antara Indosat dan H3I dicatat dengan menggunakan metode
akuisisi akuntansi kombinasi bisnis sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia (PSAK) 22 "Kombinasi Bisnis". Indosat dianggap sebagai pengakuisisi
akuntansi dan H3I dianggap sebagai pihak yang diakuisisi secara akuntansi.

Dalam menerapkan metode akuisisi, aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi dari
H3I (sebagai Perusahaan yang Menggabungkan Diri dan pihak yang diakuisisi secara
akuntansi) pada tanggal akuisisi (yaitu, tanggal penggabungan usaha) dicatat dalam
laporan keuangan Indosat (sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha) dan
pengakuisisi akuntansi) pada nilai wajarnya. Perbedaan antara pertimbangan
pembelian dan nilai wajar bersih dari aset dan kewajiban H3I adalah H3I
diperhitungkan sebagai niat baik (goodwill).

Hubungan yang sudah ada sebelumnya antara H3I dan Indosat secara efektif
diselesaikan pada tanggal akuisisi dan saldo transaksi antara Indosat dan H3I telah
dieliminasi. Kebijakan akuntansi disesuaikan jika perlu untuk memastikan konsistensi
kebijakan akuntansi utama yang diadopsi antara Indosat dan H3I.

4. Perlakuan Pajak

4.1 Pajak Penghasilan Badan

Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku, kecuali berlaku kondisi-kondisi khusus,


pengalihan aset-aset terkait dengan Penggabungan Usaha ini akan dihitung
menggunakan nilai pasar dan setiap keuntungan modal yang dihasilkan (setelah
diperjumpakan (offset) dengan kerugian pajak yang tersedia) bagi Perusahaan Yang
Menggabungkan Diri akan diperlakukan sebagai Objek Pajak Penghasilan Badan yang
dapat dikenakan pajak pada tarif pajak badan yang berlaku (yang saaat ini sebesar
22%).

4.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa


pengalihan barang-barang kena pajak dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri
kepada Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha terkait dengan penggabungan
usaha tidak termasuk dalam definisi penyerahan barang-barang kena pajak, dengan
ketentuan bahwa Perusahaan yang Menggabungkan Diri dan Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha adalah pengusaha yang dapat dikenakan PPN. Atas dasar bahwa
H3I dan Indosat keduanya merupakan pengusaha yang dapat dikenakan PPN,
Penggabungan Usaha seharusnya tidak dikenakan PPN.

4.3 Pajak Final dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Apabila pengalihan aset-aset dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri kepada


Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha dalam konteks Penggabungan Usaha
melibatkan pengalihan tanah dan/atau bangunan, kecuali terdapat pengecualian-
pengecualian yang berlaku, pengalihan tersebut akan berakibat pada implikasi pajak
berikut bagi H3I dan Indosat:

• Pihak yang mengalihkan tanah dan/atau bangunan (H3I) akan tunduk pada Pajak
Final sebesar 2,5% dari nilai pasar dari tanah dan/atau bangunan yang ditransfer.

• Pihak penerima pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (Indosat) akan
tunduk pada BPHTB dalam jumlah maksimum sebesar 5% dari nilai pasar dari
tanah dan/atau bangunan yang dialihkan dan setelah dikurangi dengan Nilai
Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak).

4.4 Masalah-masalah perpajakan lain

Audit Pajak

H3I, sebagai Perusahaan yang Menggabungkan Diri, harus mencabut NPWP-nya.


Pencabutan NPWP akan diberikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan sebuah
audit pajak atas lima tahun pajak terakhir yang terbuka dari H3I.

Kerugian pajak yang dibawa ke depan

Kerugian-kerugian pajak yang dibawa ke depan dari H3I akan dihapuskan dengan
terjadinya Penggabungan Usaha dan tidak dapat dialihkan kepada Indosat.

HAK-HAK KARYAWAN

Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha akan terus mengkaji struktur organisasi yang telah
digabungkan dan efisiensi operasional yang diantisipasi, percampuran keterampilan,
persyaratan kompetensi dan pengembangan staff sebagai suatu proses yang sedang
berlangsung, dan setiap keputusan dalam kaitannya dengan perubahan ketenagakerjaan
dan/atau organisasi akan mengikuti praktik industri yang relevan terhadap perihal rancang
ulang organisasi.

Dampak dari rancang ulang organisasi pada Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha yang
mencakup aspek hubungan industrial akan mengikuti seluruh proses yang diperlukan sesuai
dengan hukum, peraturan yang berlaku, dan akan mempertimbangkan praktik yang relevan
tentang masalah ketenagakerjaan. Pengembangan setiap paket pesangon dan rancangan
komunikasi kepada karyawan yang terkena dampak juga akan mempertimbangkan aspek
prinsip keadilan dengan tujuan utama untuk memastikan transisi yang mulus, meminimalkan
kemungkinan gangguan terhadap bisnis dan membangun kepercayaan dan keyakinan bagi
Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha. Semua karyawan akan diperlakukan dengan wajar
dan adil oleh Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha tanpa melihat apakah karyawan pada
awalnya dipekerjakan oleh H3I atau Indosat.

Karyawan-karyawan di H3I yang memutuskan untuk tidak bergabung dengan Perusahaan


Penerima Penggabungan Usaha berhak untuk mendapatkan pembayaran pesangon sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS YANG BERKEBERATAN ATAS


PENGGABUNGAN USAHA

Setiap pemegang saham Indosat yang memberikan suara tidak menyetujui Penggabungan
Usaha dalam RUPSLB Indosat akan, tunduk pada Penyelesaian Penggabungan, diberikan
kesempatan untuk menjual saham-saham mereka kepada HoldCo, bertindak sebagai pembeli
siaga yang akan membeli saham-saham mereka dengan harga Rp5.247 per saham Indosat.

Para pemegang saham Indosat yang memenuhi syarat untuk meminta agar saham-saham
mereka dibeli oleh HoldCo adalah para pemegang saham Indosat (i) yang namanya yang
terdaftar di dalam Daftar Pemegang Saham Indosat pada 30 Oktober 2021, yang merupakan 1
(satu) hari kerja sebelum panggilan RUPSLB Indosat dan (ii) yang yang memberikan suara
untuk tidak menyetujui Penggabungan Usaha di RUPSLB Indosat yang menyetujui
Penggabungan Usaha (“Pemegang Saham Yang Berhak”).
Mekanisme pembelian kembali saham-saham sebagai berikut:

(a) Biro Administrasi Efek akan menyediakan suatu daftar Pemegang Saham yang Berhak
di RUPSLB kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selambat-lambatnya
satu hari kerja setelah RUPSLB.

(b) Pemegang Saham Yang Berhak yang bermaksud untuk menjual saham Indosat
miliknya (Para Pemegang Saham Penjual) diundang untuk memperoleh formulir
transfer saham dari Indosat di Kantor Biro Administrasi Efek Indosat di Wisma SMR
lantai 10, Jalan Yos Soedarso Kav. 89, Jakarta 14350 pada setiap hari kerja dari jam 8
pagi sampai 5 sore, selama periode dari tiga hari kerja setelah RUPSLB Indosat dan
berlanjut selama 10 hari kerja berikutnya atau hingga Tanggal Efektif Penggabungan,
yang mana yang kemudian (Periode Pembelian Kembali). Para Pemegang Saham
Penjual wajib melengkapi dan menyerahkan formulir pengalihan saham kepada kantor
Biro Administrasi Efek di Wisma SMR, Lantai ke-10, Jalan Yos Soedarso Kav. 89,
Jakarta 14350 paling lambat pukul 4 sore pada hari kerja pertama setelah Periode
Pembelian Kembali berakhir.

(c) Para Pemegang Saham Penjual juga harus menginstruksikan dan mendapatkan masing-
masing perusahaan sekuritas atau bank custodian untuk menyetorkan seluruh saham
Indosat ke dalam rekening sekuritas escrow (Rekening Escrow) yang dikelola oleh
KSEI selambat-lambatnya pukul 4 sore pada satu hari kerja setelah Periode Pembelian
Kembali.

(d) Para Pemegang Saham Penjual yang belum melengkapi formulir transfer saham
dan/atau belum menyetorkan saham Indosat ke dalam Rekening Sekuritas Escrow
dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam paragraf (b) dan (c) di atas, akan
dianggap telah melepaskan hak-hak mereka untuk meminta pembelian kembali saham-
saham.

(e) Pembayaran kepada Para Pemegang Saham Penjual atas harga pembayaran terhadap
seluruh saham Indosat yang didepositkan di Rekening Sekuritas Escrow sesuai dengan
paragraph 2 dan 3 di atas (Saham Pembelian Kembali) akan dilakukan paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah akhir dari Periode Pembelian Kembali (Tanggal
Pembayaran). Pada Tanggal Pembayaran, Pembeli Siaga akan mentransfer
pembayaran harga beli ke Rekening Sekuritas Escrow (yang tunduk pada pengurangan
jumlah yang dirujuk pada poin (f) di bawah, selanjutnya akan diselesaikan oleh KSEI
ke masing-masing rekening efek Para Pemegang Saham Penjual) dan KSEI akan
mengalihkan seluruh Saham Pembelian Kembali tersebut ke rekening efek Pembeli
Siaga.

(f) Pembayaran untuk saham-saham yang dibeli untuk pembelian kembali tunduk kepada
komisi, biaya BEI dan seluruh pajak yang berlaku serta biaya-biaya lain yang berlaku
sehubungan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Komisi, biaya dan
pajak yang berlaku tersebut akan ditanggung oleh masing-masing dari Para Pemegang
Saham Penjual, dan akan ditahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pemberian kesempatan sebagaimana dimaksud di atas tidak dapat ditafsirkan sebagai suatu
penawaran tender sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 54/POJK.04/2015
tertanggal 29 Desember 2015 tentang Penawaran Tender Sukarela.

Pada tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini, HoldCo (sebagai pemegang
saham Indosat) tidak bermaksud, dan Ooreedoo South East Asia dan CK Hutchison Indonesia
(sebagai para pengendali bersama dari Perusahaan Penerima Penggabungan sejak Penyelesaian
Penggabungan) tidak bermaksud, untuk menghapuskan pencatatan saham-saham Penerima
Penggabungan Usaha dari BEI. Apabila karena penjualan saham-saham Indosat oleh Para
Pemegang Saham Penjual kepada HoldCo, kepemilikan saham dari para pemegang saham
publik di Perusahaan Penerima Penggabungan menjadi kurang dari batas yang ditetapkan oleh
OJK atau BEI, berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
menjaga pencatatan saham Perusahaan Penerima Penggabungan di BEI, Perusahaan Penerima
Penggabungan dan/atau HoldCo harus melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan kepemilikan saham dari para pemegang saham publik hingga ke batas yang
dipersyaratkan sebagaimana yang ditetapkan oleh OJK atau BEI dan harus mempertahankan
posisi Indosat sebagai perusahaan publik yang saham-sahamnya tercatat di BEI sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tapi hanya jika CK Hutchison Indonesia (sebagai
pengendali baru) tidak diwajibkan mengumumkan dan melakukan suatu penawaran tender
wajib sebagai akibat dari Penggabungan Usaha.

Penawaran Tunai kepada Para Pemegang Saham H3I

Sejak tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini, pemegang saham minoritas H3I,
PT TTI, belum meminta H3I untuk membeli kembali saham-sahamnya sebagai bagian dari
proses Penggabungan Usaha. Selain itu, PT TTI akan mengambil bagian dalam proses
Penggabungan Usaha dan akan menerbitkan saham-saham baru yang akan dikeluarkan oleh
Pemegang Saham Penerima Penggabungan Usaha pada Penyelesaian Penggabungan sebagai
ganti dari saham-sahamnya di H3I.

HAK-HAK, DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TERUTANG KEPADA, PIHAK


KETIGA

1. Perjanjian-Perjanjian Pihak Ketiga

Seluruh perjanjian atau kontrak dengan pihak ketiga yang telah ditandatangani oleh
H3I secara otomatis demi hukum akan dialihkan kepada Perusahaan Penerima
Penggabungan sejak Penyelesaian Penggabungan efektif.

Oleh karena itu, Perusahaan Penerima Penggabungan akan menggantikan H3I sebagai
pihak dan akan menerima semua hak dan diwajibkan untuk melaksanakan semua
kewajiban sesuai dengan perjanjian atau kontrak tersebut sebagaimana relevan, kecuali
diatur lain oleh perjanjian atau kontrak dimaksud atau disepakati lain secara tegas dan
tertulis oleh para pihak.

Sehubungan dengan Penggabungan Usaha, masing-masing Perusahaan Peserta


Penggabungan harus mematuhi kewajiban-kewajibannya untuk memberikan
pemberitahuan pengalihan kepada pihak lawan, sebagaimana mungkin diwajibkan
dalam perjanjian-perjanjian yang ditandatangani oleh masing-masing Perusahaan
Peserta Penggabungan.

2. Para Kreditur

Berdasarkan Pasal 127 ayat 4 Undang-Undang Perseroan Terbatas, para kreditur dari
H3I dan Indosat dapat mengajukan keberatan atas Penggabungan Usaha dalam waktu
14 hari sejak pengumuman Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini.

Setiap keberatan kreditur akan ditangani sebelum RUPSLB dari Indosat dan H3I,
masing-masing. Apabila sampai dengan waktu penyelenggaraan RUPSLB yang
berkaitan, keberatan belum diselesaikan, maka Penggabungan Usaha tidak dapat
diteruskan.

Tidak adanya keberatan tertulis dari para kreditur H3I dan Indosat akan dianggap
sebagai persetujuan atas Penggabungan Usaha oleh para kreditur tersebut.

Selain itu, terdapat beberapa janji untuk tidak melakukan Penggabungan Usaha
berdasarkan perjanjian pinjaman-perjanjian pinjaman dari Perusahaan Peserta
Penggabungan, yang dapat mewajibkan Perusahaan Peserta Penggabungan untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kreditur mereka masing-masing untuk
mengadakan Penggabungan Usaha (sebagaimana berlaku berdasarkan tipe kontrak dan
ketentuan masing-masing yang terkandung di dalamnya).

3. Transaksi-transaksi pihak terkait H3I

Sebagai bagian dari Penggabungan Usaha, kontrak-kontrak H3I yang telah ada dengan
para afiliasinya juga akan demi hukum dialihkan ke Indosat.

Dalam menjalankan bisnisnya, H3I telah mengadakan (atau akan mengadakan,


sebelum Penyelesaian Penggabungan) transaksi-transaksi pihak terkait dengan pihak-
pihak terafiliasi berikut ini:

• Sebelas perusahaan telekomunikasi Grup CK Hutchison2 ("Perusahaan


Telekomunikasi Grup CKHH") dalam kaitannya dengan pengaturan-
pengaturan roaming internasional dengan tanggal mulai yang bervariasi.
Berdasarkan pengaturan-pengaturan ini, H3I membuat: (a) Perjanjian Roaming
Internasional GSMA bilateraal dengan masing-masing dari Perusahaan
Telekomunikasi Grup CKHH tersebut; dan (b) Perjanjian Diskon Roaming
Internasional Grup dengan masing-masing Perusahaan Telekomunikasi Grup
CKHH yang mengatur tarif-tarif roaming internasional terdiskonto yang
disepakati bersama di antara mereka.

• Hutchison International Limited (HIL) dalam kaitannya dengan Perjanjian


Lisensi dan Layanan Oracle yang dibuat oleh HIL dengan Oracle Systems
Hong Kong Limited tanggal 1 April 2006 berdasarkan mana H3I memiliki hak
untuk menggunakan lisensi program perangkat lunak Oracle dan layanan
dukungan teknisnya.

• Hutchison Whampoa 3G IP S.à r.l. (Hutchison IPCo) dalam kaitannya dengan


Perjanjian Pembagian Biaya tertanggal 12 Desember 2006. Perjanjian ini
melibatkan H3I menunjuk Hutchison IPCo sebagai agen H3I untuk
menandatangani kontrak-kontrak dengan penyedia pihak ketiga yang telah
dinegosiasikan oleh Grup CKHH, dan menetapkan kriteria untuk pembagian
biaya antara Perusahaan Telekomunikasi Grup CKHH3 sehubungan dengan IP,
pengadaan kontrak dan kegiatan merek yang dilakukan berdasarkan group-
wide dimana H3I telah terpilih untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
tersebut.

• Hutchison 3G Enterprises S.à r.l. (H3G Enterprises) dalam kaitannya dengan


Perjanjian Lisensi Merek tertanggal 14 Juli 2006 untuk memberikan kepada

2
"Grup CKHH" didefinisikan sebagai CKHH dengan anak-anak perusahaannya.
3
Entitas-entitas tersebut adalah Hutchison Drei Austria GmbH, Hi3G Denmark ApS, Hutchison Telecommunications Hong Kong Holdings
Ltd., Three Ireland (Hutchison) Limited, Wind Tre SpA, Hutchison Telecommunications Lanka (Pvt.) Ltd., Hi3G Sweden AB,
Hutchison 3G UK Limited, Vietnamobile Telecommunications Sarl dan H3I.
H3I suatu hak non-eksklusif, tidak dapat dialihkan dan bebas royalti di
Indonesia, antara lain, untuk menggunakan merek "3" dalam berbagai
bentuknya dan hak-hak kekayaan intelektual lainnya yang disetujui oleh H3G
Enterprises.

• H3G Enterprises dalam kaitannya dengan Perjanjian Layanan Dukungan


Merek tertanggal 14 Juli 2006, untuk memberikan kepada H3I berbagai
layanan dukungan merek, termasuk manajemen merek secara umum, layanan-
layanan dalam kaitannya dengan sistem manajemen identitas brand daring dan
konsultansi merek.

• CKH IOD Data Ltd (IOD) dalam kaitannya dengan Perjanjian Layanan Data
tertanggal 9 Juli 2020. Berdasarkan perjanjian ini: (a) H3I menyediakan data
(sebagai contoh terkait lokasi pelanggan pada waktu-waktu tertentu) kepada
IOD; dan (b) atas permintaan H3I, IOD menyediakan lisensi-lisensi dan
layanan-layanan (seperti layanan skor kredit pelanggan) kepada H3I.

• Vietnamobile Telecommunications Joint Stock Company (Vietnamobile)


dalam kaitannya dengan Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak tertanggal 12
Februari 2020 dengan mana H3I melisensikan berbagai layanan perangkat
lunak kepada Vietnamobile.

• HIL dalam kaitannya dengan Perjanjian Jasa tertanggal 16 Juli 2014 untuk
menyediakan layanan dukungan kantor dan layanan dukungan administratif
kepada H3I.

• Hutchison Whampoa (Europe) Limited dalam kaitannya dengan Perjanjian


Kerangka Kerja untuk Jasa Konsultansi Merek tertanggal 25 September 2020,
untuk menyediakan layanan konsultansi merek kepada H3I.

• Hutchison IPCo dalam kaitannya dengan biaya-biaya kantor Luksemburg. H3I


membayar bagian pro rata dari biaya sewa kantor Luksemburg, biaya admin
dan staff yang digunakan oleh IPCo dan Perusahaan-Perusahaan Luksemburg
lainnya untuk negosiasi dengan para penyuplai global kepada Grup CKHH dan
harga global yang tersedia bagi H3I untuk layanan-layanan tersebut.

• HAT dalam kaitannya dengan suatu perjanjian fasilitas pinjaman yang akan
dibuat oleh H3I dan HAT dengan jumlah pokok yang setara dalam Rupiah dari
USD226,8 juta, sehubungan dengan penyelesaian oleh HAT sebagian dari
Utang-Utang yang Relevan atas nama H3I dan pembayaran kembali pinjaman
yang dihasilkan oleh H3I kepada HAT.

• HAT dalam kaitannya dengan suatu perjanjian fasilitas pinjaman yang akan
dibuat oleh H3I sebagai penerima pinjaman dan HAT sebagai pemberi
pinjaman sehubungan dengan (antara lain) penyelesaian Utang-Utang yang
Relevan sejumlah hingga USD 200 juta atau yang setara dalam Rupiah yang
dananya akan digunakan seluruhnya dan secara eksklusif untuk penyelesaian
sebagian tas Utang-Utang yang Relevan.

• CKHH dalam kaitannya dengan penjaminan kewajiban H3I dalam suatu


fasilitas pinjaman bergulir sebesar Rp1.400.000.000.000 dengan PT Bank
HSBC Indonesia.
• HAT dalam kaitannya dengan suatu perjanjian fasilitas pinjaman yang akan
dibuat oleh H3I sebagai peminjam dan HAT sebagai pemberi pinjaman dengan
jumlah sampai dengan Rp451.545.680.000, yang hasilnya akan digunakan
sepenuhnya dan khusus untuk pelunasan sebagian Utang-Utang yang Relevan.

PENJUALAN MENARA INDOSAT

Pada tanggal 18 Mei 2021, Indosat telah menyelesaikan (i) penjualan 4.247 menara
telekomunikasinya kepada PT Epid Menara AssetCo (“EMA”) sebagai pemenang tender, (ii)
menyewa kembali menara-menara tersebut dari EMA dan (iii) menyewakan bidang-bidang
tanah milik Indosat kepada EMA (secara bersama-sama, Penjualan Menara). Untuk mematuhi
Peraturan OJK No. 17/2020, Indosat telah membuat keterbukaan-keterbukaan mengenai
Penjualan Menara pada tanggal 30 Maret 2021, sebagaimana diperbarui pada tanggal 4 Mei
2021 dan 18 Mei 2021 (Keterbukaan Penjualan Menara). Para pemegang saham Indosat
telah menyetujui Penjualan Menara berdasarkan RUPSLB Indosat yang diselenggarakan pada
tanggal 17 Mei 2021.

Sebagaimana telah disebutkan dalam Keterbukan Penjualan Menara, Indosat bermaksud untuk
mendistribusikan bagian dari hasil penjualan yang diterima oleh Indosat dari Penjualan Menara
sebagai pembayaran dividen interim. Sesuai dengan Anggaran Dasar Indosat, pembagian
dividen interim memerlukan (i) persetujuan Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan (ii)
pengumuman di dalam dua surat kabar harian dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta
kepada BEI.

Sejak tanggal Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha ini, Direksi dan/atau Dewan
Komisaris Indosat masih dalam proses pengkajian internal terhadap rencana pembayaran
dividen interim tersebut, dan Indosat akan mengikuti prosedur keterbukaan yang berlaku
sebagaimana disebutkan di atas ketika keputusan final sudah diambil. Dengan ini
diberitahukan kepada para pemegang saham bahwa dalam hal rencana pembayaran dividen
interim diwujudkan, pembayaran dividen tersebut akan terjadi sebelum Penyelesaian
Penggabungan.
INFORMASI TERKAIT PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN SETELAH
TANGGAL EFEKTIF PENGGABUNGAN

IDENTITAS PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN

Nama: Sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan, setelah Penggabungan Usaha, Indosat


akan diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Izin Usaha Utama: Perusahaan Penerima Penggabungan akan memiliki gabungan izin usaha
utama dari Perusahaan Peserta Penggabungan, kecuali jika otoritas terkait menyetujui lain.

VISI DAN MISI

Visi:

Visi Perusahaan Penerima Penggabungan adalah menjadi operator jaringan telekomunikasi


penantang terkemuka di Indonesia.

Misi:

Misi Perusahaan Penerima Peenggabungan adalah untuk tetap memperbaiki kualitas layanan
bagi para pelanggan dan memperbaiki daya saingnya melalui integrasi, perbaikan jaringan,
pengembangan sumber daya dan kemitraaan terpilih dalam cara yang berkelanjutan, yang akan
berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia.

STRATEGI USAHA

Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha akan terus tumbuh dengan strategi-strategi bisnis
berikut ini:

(a) Meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja jaringan dalam jaringan yang telah
digabungkan terkait dengan rekam jejak cakupan, hubungan jaringan, dan kapasitas
untuk meningkatkan kualitas layanan bagi para pelanggan kami;

(b) Menjaga dan meningkatkan tingkat kualitas layanan kepada para pelanggan kami untuk
melindungi pendapatan dan pangsa pasar kami;

(c) Menumbuhkan pendapatan pangsa pasar secara melalui pengalaman pelanggan yang
ditingkatkan dan penyediaan layanan-layanan inovatif dan konektivitas serta kapasitas
layanan digital yang lebih baik;

(d) Mempertahankan dan menumbuhkan margin layanan kotor (yaitu margin kotor tidak
termasuk elemen pendapatan yang terkait dengan peralatan pengguna, ponsel atau
perangkat) secara mutlak, EBITDA dan arus kas yang bebas dengan mencapai struktur
biaya operasional yang efisien untuk menstabilkan dan memperkuat stabilitas
keuangan dan kelangsungan hidup;

(e) Mencapai efisiensi modal maksimum (misalnya biaya modal terpasang per unit lalu
lintas data yang ditangani atau parameter lain sebagaimana disepakati oleh HrI dan
Indosat) untuk dapat menawarkan nilai terbaik bagi para pelanggan kami dalam
penyediaan layanan kami;
(f) Mengadopsi disiplin pengadaan yang tepat waktu dan ketat termasuk mengadakan
tender untuk seluruh area pengeluaran belanja operasional dan belanja modal yang
besar untuk mencapai harga optimal/kinerja yang konsisten dengan kualitas yang
diperlukan untuk mencapai seluruh tujuan bisnis lainnya;

(g) Menjaga pengendalian-pengendalian anti-penyuapan dan anti-korupsi, pengendalian


kemanan siber dan pengendalian perlindungan data pribadi yang ketat, serta
pengendalian untuk mengelola seluruh risiko kepatuhan operasional, kepatuhan
pembiayaan dan kepatuhan pajak sampai dengan suatu standar yang konsisten dengan
praktik-praktik terbaik internastional, termasuk standar tanpa toleransi untuk
penyuapan, korupsi, penipuan, penyalahgunaan dan penghindaran pajak;

(h) Mengadopsi pengendalian-pengendalian yang ketat atas setiap bentuk dukungan


pelanggan, dukungan dealer, atau kredit atau dukungan keuangan lain yang diberikan
dalam bentuk apa pun kepada pihak ketiga yang tunduk, dalam semua kasus, pada
batas-batas yang dibuat oleh CEO dan CFO Perusahaan Penerima Penggabungan
Usaha yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris Perusahaan Penerima Penggabungan
Usaha dan yang akan diberikan hanya dengan persetujuan dari CEO dan XFO dan
dipantau oleh auditor internal dan auditor eksternal; dan

(i) Pelaporan keuangan dan manajemen untuk Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha
akan berfokus secara merata, dan menempatkan kepentingan yang sama pada (i)
manajemen arus kas dan modal kerja dan (ii) pencapaian Laba & Rugi, menggunakan
ukuran-ukuran dan Indikator Kinerja Utama (KPI) yang ditentukan di dalam rencana
usaha yang telah disepakati dan oleh Dewan Komisaris Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha, termasuk margin layanan, biaya operasional berjalan, biaya
perolehan dan biaya retensi, EBITDA, EBIT dan arus kas bebas sebelum membayar
kewajiban-kewajiban keuangannya (unlevered free cashflow); dan

(j) Manajemen Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha akan dievaluasi dan diberi
penghargaan berdasarkan rencana insentif jangka panjang untuk Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha berdasarkan implementasi yang sukses dari rencana usaha yang
telah disepakati dan rencana integrasi penggabungan usaha dan, dalam hal insentif
jangka pendek, dengan menilai kinerja individual dari Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha dan setiap anggotaa tim manajemen.

STRUKTUR MODAL DAN KEPEMILIKAN SAHAM INDOSAT SEBAGAI


PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN USAHA

Berdasarkan Rasio Pertukaran Penggabungan, struktur modal dan susunan pemegang saham
Indosat sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha setelah Tanggal Efektif
Penggabungan Usaha akan menjadi sebagai berikut:

Nilai Nominal Saham Biasa @ Rp100 per saham


Keterangan Jumlah
Nilai Nominal (Rp) %
Saham
Modal Dasar 20.000.000.000 200.000.000.000 100

Modal Ditempatkan dan Modal 8.062.702 806.270. 100


Disetor: .740 274.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan 8.062.702 806.270. 100
Modal Disetor .740 274.000
Jumlah Saham-Saham Yang 11.937.297.260 1.193.729.726.000 -
Belum Diterbitkan
Catatan:

Saham-saham yang diterbitkan oleh Indosat adalah saham-saham atas nama dan setiap saham
memiliki satu hak suara.

SUSUNAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS INDOSAT SEBAGAI


PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN USAHA

Manajemen sedang membahas susunan Dewan Komisaris dan Direksi setelah Tanggal Efektif
Penggabungan Usaha yang akan dikonfirmasikan dan diberitahukan kepada OJK secara
terpisah dan diumumkan kepada publik dalam revisi dan/atau tambahan informasi Rancangan
Penggabungan (2 Hari Kerja sebelum tanggal RUPSLB Indosat amenyetujui Penggabungan
Usaha).

STRUKTUR ORGANISASI INDOSAT SEBAGAI PERUSAHAAN PENERIMA


PENGGABUNGAN USAHA

Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan Penerima Penggabungan di masa depan akan dibentuk


berdasarkan penilaian yang sesuai setelah penandatanganan Perjanjian Penggabungan
Bersyarat. Ini akan disusun untuk memastikan dukungan yang tepat untuk rencana bisnis
gabungan dan memperhitungkan efisiensi operasional, campuran keterampilan, kompetensi
staf dan persyaratan pengembangan dan praktik industri yang relevan dalam mendesain ulang
organisasi.

PERUBAHAN ATAS ANGGARAN DASAR INDOSAT SEBAGAI PERUSAHAAN


PENERIMA PENGGABUNGAN USAHA

Anggaran Dasar Indosat sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha akan diubah.
Perubahan-perubahan tersebut merupakan perubahan atas Anggaran Dasar yang harus
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

IKHTISAR DATA KEUANGAN DARI LAPORAN KEUANGAN PROFORMA


PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN USAHA

Berikut ini adalah proforma laporan keuangan posisi keuangan dari Perusahaan Penerima
Penggabungan Usaha yang disusun oleh Indosat dengan menggunakan laporan saldo posisi
keuangan per tanggal 31 Maret 2021. Proforma laporan posisi keuangan disiapkan berdasarkan
laporan keuangan yang telah diaudit dari H3I dan Indosat untuk triwulan yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2021 dengan penyesuaian-penyesuaian proforma penggabungan sesuai
dengan kriteria yang berlaku berdasarkan mana manajemen dari Indosat telah menyusun
proforma terkonsolidasi dari informasi keuangan. Informasi tentang laporan posisi keuangan
historis dari H3I dan Indosat diambil dari masing-masing laporan keuangan H3I per tanggal 31
Maret 2021 (setelah dilakukannya penyesuaian reklasifikasi tertentu untuk menyesuaikan
dengan format penyajian yang digunakan dalam pro forma laporan keuangan terkonsolidasi),
yang telah diaudit oleh Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pada tanggal 15 Mei 2021 dan
laporan keuangan Indosat per tanggal 31 Maret 2021 yang telah diaudit oleh KAP Tanudireja,
Wibisana, Rintis & Rekan pada tanggal 15 Mei 2021 dan 19 Mei 2021, secara berturut-turut.

Proforma Laporan Posisi Keuangan


Penyesuaian Pro
Historis Indosat Historis H3I forma Pro forma
ASET
ASET LANCAR
Kas dan yang setara kas 1.881.893 4.280.766 23.893.550 5.103.807
(25.494.351)
10.041.932
(9.499.983)
Kas yang dibatasi 8.200 - 8.200
Piutang usaha:
- Pihak terkait 632.951 - 632.951
- Pihak ketiga 2.083.206 275.719 (155.470) 2.203.455
Piutang lain 35.300 1.110.355 (1.102.152) 43.503
Inventaris 44.345 34.948 79.293
Aset derivatif 3.223 - 3.223
Pajak lain yang dibayar di muka 50.900 10.913 61.813
Porsi lancar dari pembayaran di muka
jangka panjang:
- Biaya dan lisensi frekuensi prabayar 2.828.531 715.023 301.240 3.589.146
(255.648)
- Sewa prabayar 85.132 44.192 129.324
- Biaya dibayar di muka lainnya 127.710 55.164 182.874
Aset yang diklasifikasikan sebagai 2.460.075 - 2.460.075
dimiliki untuk dijual
Aset keuangan lancar lainnya 16.001 5.667 21.668
Aset lancar lainnya 304.452 8.346 312.798

Total aset lancar 10.561.919 6.541.093 (2.270.882) 14.832.130

ASET TIDAK LANCAR


Kas yang dibatasi - 451.512 451.512
Utang dari pihak terkait 238.982 - 238.982
Klaim pengembalian pajak 1.796.127 104.527 1.900.654
Aset pajak tangguhan 1.276.573 - 1.276.573
Pembayaran di muka jangka panjang:
- Biaya dan lisensi frekuensi prabayar 514.752 - 621.973 1.136.725
- Biaya dibayar di muka - lainnya 54.849 311.442 366.291
- Investasi pada perusahaan asosiasi dan 226.714 - 226.714
joint ventures
Investasi jangka panjang 315.562 - 315.562
Properti dan peralatan 45.720.203 38.484.323 (17.830) 85.400.427
1.987.051
244.250
(496.384)
(521.186)
Goodwill dan aset tidak berwujud 1.694.642 4.352.430 (4.352.430) 3.805.760
lainnya 2.111.118
Properti investasi 54.203 - 54.203
Aset keuangan tidak lancar lainnya 171.271 - 171.271
Aset tidak lancar lainnya 265.602 171.829 437.431

Total aset tidak lancar 52.329.480 43.876.063 (423.438) 95.782.105

Kelebihan jumlah bersih - - (9.669.274) (9.669.274)


aset yang dapat diidentifikasi
diperoleh dan kewajiban
yang ditanggung atas dasar harga yang
dialihkan

TOTAL ASET 62.891.399 50.417.156 (12.363.594) 100.944.961

Penyesuaian
Historis Indosat Historis H3I Pro forma Pro forma
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Utang usaha:
- Pihak terkait 200.060 - 200.060
- Pihak ketiga 716.495 3.375 719.870
Utang pengadaan 8.946.046 10.951.432 (10.309.526) 9.587.952
Utang lainnya - 830.545 (107.186) 723.359
Pajak yang harus dibayar:
- Pajak penghasilan badan 30.869 - 30.869
- Pajak lainnya 95.393 181.602 276.995
Akrual 2.048.239 842.490 107.833 3.098.216
(50.258)
149.912
Kewajiban imbalan karyawan jangka 636.896 - 636.896
pendek
Kewajiban imbalan karyawan jangka 34.110 - 34.110
panjang – bagian lancar
Pendapatan diterima dimuka 2.462.515 1.634.869 (667) 4.283.057
186.340
Setoran dari pelanggan 377.213 - 377.213
Kewajiban derivatif 49.928 - 49.928
Pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo saat ini:
- Utang pinjaman 620.000 - 620.000
- Utang obligasi 2.021.244 - 2.021.244
- Obligasi syariah 210.876 - 210.876
- Kewajiban sewa 2.702.758 4.119.603 (4.526) 7.046.595
228.760
Penyediaan untuk kasus hukum 1.358.643 - 1.358.643
Liabilitas keuangan lancar lainnya 7.547 - 7.547
Liabilitas lancar lainnya 312.560 889.701 (889.701) 764.106
451.546
Total liabilitas lancar 22.831.392 19.453.617 (10.237.473) 32.047.536

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


Utang pengadaan – tidak lancar 1.941.565 14.268.397 (14.252.931) 1.957.031
Utang pihak terkait 416.266 - 2.912.421 3.328.687
Kewajiban pajak tangguhan 24.401 - 24.401
Pinjaman jangka panjang - setelah
dikurangi jatuh tempo saat ini:
- Utang pinjaman 3.557.074 - 3.557.074
- Utang obligasi 8.109.456 - 8.109.456
- Obligasi syariah 1.423.534 - 1.423.534
- Kewajiban sewa 10.533.803 12.989.709 (13.766) 25.810.613
2.300.867
Kewajiban derivaif - 413.563 (413.241) 322
Kewajiban imbalan karyawan jangka 531.258 278.314 809.572
panjang - setelah dikurangi bagian
lancar
Kewajiban keuangan tidak lancar 7.471 - 7.471
lainnya
Kewajiban tidak lancar lainnya 368.847 3.270.787 (3.260.050) 389.775
10.191
Total kewajiban tidak lancar 26.913.675 31.220.770 (12.716.509) 45.417.936
TOTAL KEWAJIBAN 49.745.067 50.674.387 (22.953.982) 77.465.472

Penyesuaian
Historis Indosat Historis H3I Pro forma Pro forma
KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan 543.393 55.310.965 (71.431.487) 806.270


kepada pemilik entitas induk 262.877
16.120.522
Tambahan modal disetor 1.546.587 18.765.043 (22.071.952) 15.076.391
13.529.804
3.306.909
Pendapatan yang disimpan:
- Telah dimiliki 134.446 - 134.446
- Belum dimiliki 9.464.707 (74.458.704) 720.534 6.005.183
462
107.186
74.110.315
(107.833)
(255.648)
(224.145)
6.148.292
(9.499.983)
Komponen ekuitas lainnya 404.104 - 404.104
Cadangan lain (22.456) 125.465 (125.465) (22.456)
Kepentingan non-pengendali 1.075.551 - 1.075.551
TOTAL EKUITAS (DEFISIT
DALAM EKUITAS) 13.146.332 (257.231) 10.590.388 23.479.489

TOTAL KEWAJIBAN DAN


EKUITAS 62.891.399 50.417.156 (12.363.594) 100.944.961

Penyesuaian
Historis Indosat Historis H3I Pro forma Pro forma
KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan 543.393 55.310.965 (71.431.487) 806.270


kepada pemilik entitas induk 262.877
16.120.522
Tambahan modal disetor 1.546.587 18.765.043 (22.071.952) 15.076.391
13.529.804
3.306.909
Pendapatan yang disimpan:
- Telah dimiliki 134.446 - 134.446
- Belum dimiliki 9.464.707 (74.458.704) 720.534 6.005.183
462
107.186
74.110.315
(107.833)
(255.648)
(224.145)
6.148.292
(9.499.983)
Komponen ekuitas lainnya 404.104 - 404.104
Cadangan lain (22.456) 125.465 (125.465) (22.456)
Kepentingan non-pengendali 1.075.551 - 1.075.551
TOTAL EKUITAS (DEFISIT
DALAM EKUITAS) 13.146.332 (257.231) 10.590.388 23.479.489

TOTAL KEWAJIBAN DAN


EKUITAS 62.891.399 50.417.156 (12.363.594) 100.944.961

Berikut ini adalah proforma laporan laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain dari
Perusahaan Penerima Penggabungan yang disusun oleh Indosat dengan menggunakan laporan
laba rugi dan pendapatan komprehensif lainnya untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31
Maret 2021. Proforma laporan laba atau rugi dan pendapatan komprehensif disiapkan
berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit dari H3I dan Indosat untuk triwulan yang
berakhir pada tanggal 31 Maret 2021 dengan penyesuaian-penyesuaian proforma
penggabungan sesuai dengan kriteria yang berlaku berdasarkan mana manajemen dari Indosat
telah menyusun proforma terkonsolidasi dari informasi keuangan. Informasi tentang laporan
laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain historis dari H3I dan Indosat diambil dari
masing-masing laporan keuangan H3I per tanggal 31 Maret 2021 (setelah dilakukannya
penyesuaian reklasifikasi tertentu untuk menyesuaikan dengan format penyajian yang
digunakan dalam pro forma laporan keuangan terkonsolidasi) dan laporan keuangan Indosat
per tanggal 31 Maret 2021 yang telah diaudit oleh KAP Tanudireja, Wibisana, Rintis & Rekan
pada tanggal 15 Mei 2021 dan 19 Mei 2021, secara berturut-turut

Proforma laporan laba atau rugi dan pendapatan komprehensi

Penyesuaian
Historis Indosat Historis H3I Pro forma Pro forma
PENDAPATAN
Seluler 6.045.151 3.283.320 9.328.471
Multimedia Data Communication 1.166.473 - 1.166.473
Internet (“MIDI”)
Telekomunikasi tetap 133.678 - 133.678
Total pendapatan 7.345.302 3.283.320 10.628.622

(BEBAN) PENGHASILAN
Biaya layanan (3.115.081) (1.438.788) (298.520) (4.852.389)
Depresiasi dan amortisasi (2.495.493) (2.648.621) 210.371 (4.933.743)
Personil (451.739) (133.535) (585.274)
Pemasaran (235.264) (117.055) (352.319)
Umum dan administrasi (151.324) (38.874) (107.833) (298.031)
(Rugi) keuntungan selisih kurs - bersih (4.721) (2.826) 199.343 191.796
Amortisasi keuntungan ditangguhkan 35.263 - 35.263
atas penjualan dan penyewaan kembali
menara
Bagian dari laba bersih entitas asosiasi 4.199 - 4.199
danjoint ventures
Lainnya - bersih (1.796) 14.394 (423.166) (429.202)
(18.634)
Total biaya (6.415.956) (4.365.305) (438.439) (11.219.700)
929.346 (1.081.985) (438.439) (591.078)

Laba atas perubahan nilai wajar 28.006 - (322) 27.684


derivative - bersih
Keuntungan bersih dari penjualan dan - - 6.166.926 6.166.926
penyewaan kembali menara
Pendapatan bunga 6.546 29.230 35.776
Biaya keuangan (660.725) (655.289) 88.149 (1.227.865)
Rugi selisih kurs - bersih (3.533) - (3.533)
(629.706) (626.059) 6.254.753 4.998.988

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK


PENGHASILAN 299.640 (1.708.044) 5.816.314 4.407.910

(96.507) - (96.507)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 203.133 (1.708.044) 5.816.314 4.311.403
LABA (RUGI) UNTUK PERIODE

PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAINNYA (KERUGIAN)
Item yang akan direklasifikasi
sebagai Untung atau Rugi
Selisih mata uang asing yang timbul dari 2.066 - - 2.066
penjabaran laporan keuangan entitas
anak:
- Perbedaan periode saat ini

Item yang akan direklasifikasi


sebagai Untung atau Rugi
Keuntungan pengukuran ulang pada 34.995 - - 34.995
program imbalan pasti
Beban pajak penghasilan terkait (7.258) - - (7.258)
27.737 - - 27.737
Pendapatan komprehensif lain untuk 29.803 - - 29.803
periode – pajak bersih

TOTAL PENDAPATAN
KOMPREHENSIF (RUGI) UNTUK 232.936 (1.708.044) 5.816.314 4.341.206
PERIODE

ANALISA MANAJEMEN TENTANG LABA, RISIKO DAN PROSPEK


PENGGABUNGAN USAHA
Laba

Direksi dan Dewan Komisaris dari masing-masing Indosat dan H3I memandang bahwa rencana
Penggabungan Usaha antara Indosat dan H3I sejalan dengan tujuan bersama untuk menciptakan
perusahaan telekomunikasi yang lebih terintegrasi sehingga menciptakan nilai yang signifikan
bagi kedua perusahaan, pemegang saham masing-masing, pelanggan dan untuk semua
pemangku kepentingan lainnya yang terlibat.

Sehubungan dengan penggabungan usaha yang diusulkan, Direksi dan Dewan Komisaris kedua
perusahaan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perusahaan Penerima Penggabungan akan memberikan peningkatan kualitas jaringan


kepada pelanggan vis-à-vis Indosat dan H3I secara mandiri dan akan dapat
menawarkan kualitas jaringan 4G dalam ruangan dan luar ruangan yang lebih baik.

2. Penggabungan Usaha ini akan menawarkan konsolidasi jaringan strategis dan


peningkatan efisiensi jaringan dengan cara-cara di bawah ini:

a. Jaringan yang lebih kuat dan padat dari H3I dan Indosat secara mandiri;

b. Menghindari peluncuran situs yang digandakan sehingga memastikan


penyebaran modal yang lebih baik.

3. Penggabungan Usaha, tunduk pada persetujuan peraturan akan menghasilkan suatu


kombinasi kepemilikan sprektrum H3I dan Indosat (yaitu bandwidth spektrum
2x72,5MHz di beberapa pita spektrum).

4. Perusahaan Penerima Penggabungan akan lebih cocok untuk penyebaran cepat 5G


ketika spektrum 5G tersedia. Selain itu, akan timbul penggunaan spektrum yang lebih
efisien dan potensi kecepatan 5G yang lebih tinggi untuk pelanggan Perusahaan
Penerima Penggabungan.

Potensi Risiko

Direksi dari masing-masing Indosat dan H3I mengakui bahwa akan ada risiko berikut
sehubungan dengan Penggabungan Usaha yang diusulkan:

Risiko pelaksanaan rencana Penggabungan Usaha

Sebagai akibat dari rencana Penggabungan Usaha, H3I dan Indosat dapat merestrukturisasi
manajemen dan struktur operasional mereka, meskipun hal ini dapat dilaksanakan secara
bertahap. Oleh karena itu, belum terdapat kepastian bahwa integrasi tersebut tidak akan
mengganggu kegiatan usaha. Faktor-faktor seperti izin dari pemerintah untuk penggunaan
frekuensi, setiap persyaratan pemerintah yang mungkin diberlakukan, budaya perusahaan,
langkah-langkah operasional baru dapat berdampak negatif pada operasi bisnis. Selain itu,
Perusahaan Penerima Penggabungan dapat menghadapi potensi disharmonisasi dari kombinasi
manajemen atau sumber daya manusia baru terkait proses, pelatihan, dan lambatnya
pengambilan keputusan.

Sinergi yang diharapkan dari Rencana Penggabungan Usaha mungkin tidak dapat tercapai

Sinergi merupakan salah satu tujuan dari Rencana Penggabungan Usaha untuk
mengkonsolidasikan sumber daya operasional dan menciptakan kekuatan bisnis yang lebih
besar untuk mencapai efisiensi operasional yang lebih baik. Namun, belum terdapat kepastian
sinergi yang diharapkan akan terwujud sepenuhnya dalam kerangka waktu yang diharapkan.

Potensi disharmonisasi dari hilangnya pelanggan umum

Perusahaan Penerima Penggabungan juga mungkin menghadapi kehilangan pelanggan umum


setelah penggabungan usaha dan mungkin menghadapi penurunan pendapatan dan kehilangan
pangsa pasar untuk menjalankan beberapa merek.

Potensi pengunduran diri karyawan

Sebagai akibat dari rancangan Penggabungan Usaha tersebut, terdapat kemungkinan tidak
semua karyawan memutuskan untuk bergabung dengan Perusahaan Penerima Penggabungan.
Terdapat risiko bahwa karyawan utama memilih untuk tidak berpartisipasi dalam Perusahaan
Penerima Penggabungan yang menyebabkan dampak negative pada keberlanjutan usaha
Perusahaan Penerima Penggabungan. Jika hal ini terjadi, dapat diantisipasi dengan memilih
karyawan pengganti yang dapat melanjutkan kegiatan operasional setelah Penggabungan
Usaha. Perusahaan Penerima Penggabungan akan berupaya mengurangi dampak tersebut
dengan melakukan “handover” sebelum karyawan tersebut berhenti atau mengundurkan diri.

Risiko terkait dampak keuangan yang timbul dari rencana penggabungan usaha

Sebagai akibat dari dari Penggabungan Usaha yang diusulkan, ada kemungkinan bahwa rasio
leverage Perusahaan Penerima Penggabungan dapat meningkat karena biaya integrasi dan
peningkatan belanja modal. Biaya pembiayaan Perusahaan Penerima Penggabungan juga dapat
meningkat karena rasio leverage yang meningkat.

Risiko yang terkait dengan dampak perlakuan pajak yang timbul dari Penggabungan Usaha
yang diusulkan

Dalam melaksanakan studi kelayakan atas Penggabungan Usaha yang diusulkan, Direksi telah
memperoleh masukan dari konsultan mengenai dampak perpajakan dari Penggabungan Usaha
yang diusulkan berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
Namun demikian, penafsiran peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan tersebut
dapat menimbulkan ketidaksepakatan atau tantangan oleh Otoritas Pajak Indonesia yang dapat
berdampak pada posisi pajak Perusahaan Penerima Penggabungan.

Risiko terkait peraturan perundang-undangan

H3I dan Indosat harus mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia yang
dapat berubah dari waktu ke waktu.

Risiko yang terkait dengan persetujuan dan izin peraturan

Persetujuan peraturan, izin dan persyaratan pemerintah yang mungkin dikenakan adalah
beberapa hal utama yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan penggabungan usaha.
Kemungkinan semua persetujuan/izin peraturan yang diperlukan akan diperoleh namun tidak
ada jaminan untuk hal yang sama atau persyaratan apa yang mungkin dikenakan.

PENEGASAN PENERIMAAN SELURUH HAK DAN KEWAJIBAN DARI


PERUSAHAAN YANG MENGGABUNGKAN DIRI
Sesuai dengan Pasal 11 PP 27, Indosat sebagai Perusahaan Penerima Penggabungan Usaha
dengan ini menegaskan bahwa Indosat akan mengambil alih dan menanggung seluruh aset
operasional bisnis, liabilitas dan ekuitas H3I sebagai hasil dari Penggabungan Usaha.

REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Direksi dan Dewan Komisaris dari H3I dan Indosat berpendapat bahwa penggabungan usaha
yang diusulkan menguntungkan pemegang saham H3I dan Indosat karena:

(a) Penggabungan Usaha akan memungkinkan Perusahaan Penerima Penggabungan untuk


beroperasi sebagai sebuah entitas tunggal dengan sinergi dalam pendapatan, biaya dan
kegiatan-kegiatan operasional dengan penghapusan biaya penggandaan dan akibatnya
memberikan pengembalian investasi yang lebih baik;

(b) Perusahan Penerima Penggabungan Usaha akan menikmati kombinasi kemampuan


kedua perusahaan untuk melayani berbagai segmen pelanggan dan untuk menyediakan
produk-produk/layanan-layanan; dan

(c) Penggabungan Usaha akan menciptakan sebuah perusahaan yang lebih besar sehingga
Perusahaan Penerima Penggabungan dapat meningkatkan daya saingnya di Indonesia
dengan menyediakan ruang lingkup layanan yang lebih luas dan lebih mudah bagi para
pelanggan yang sudah ada dan para pelanggan potensial.

Setelah mengkaji isi dari Rancangan Penggabungan Usaha, Direksi dan Dewan Komisaris dari
Indosat dan H3I merekomendasikan kepada setiap pemegang saham mereka untuk menyetujui
Rancangan Penggabungan Usaha.
RUPSLB DAN PERSYARATAN PEMUNGUTAN SUARA

Para pemegang saham dari Indosat yang dapat hadir dalam RUPSLB Indosat adalah pemegang saham
dari Indigo yang tercatat di dalam daftar pemegang saham masing-masing perusahaan pada satu hari
kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPSLB.

RUPSLB Indosat akan diselenggarakan pada tanggal sesegera mungkin setelah diterbitkannya
persetujuan OJK terhadap Rancangan Penggabungan usaha dan RUPSLB sebagaimana diatur dalam
perkiraan jadwal penggabungan usaha dalam dokumen ini.

RUPSLB Indosat untuk menyetujui Penggabungan Usaha harus dihadiri oleh (i) Pemegang Saham Seri
A, yaitu Pemerintah Indonesia, dan (ii) para pemegang saham lain yang setidaknya berjumlah 3/4 dari
jumlah saham Indosat dengan hak suara yang sah, dan harus disetujui oleh (i) Pemegang Saham Seri A,
yaitu Pemerintah Indonesia, dan (ii) para pemegang saham lain yang berjumlah setidaknya 3/4 dari para
pemegang saham yang hadir.

RUPSLB H3I untuk menyetujui Penggabungan Usaha harus dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari
pemegang saham H3I dengan hak suara yang sah, dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari
jumlah pemegang saham yang hadir.

Para pemegang saham H3I diharapkan untuk menandatangani sebuah keputusan sirkuler yang akan
diedarkan kepada para pemegang saham yang merupakan keputusan-keputusan di luar suatu RUPSLB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 Undang-Undang Perseroan Terbatas.

A. DALAM KEPUTUSAN SIRKULER DAN PADA RUPSLB INDOSAT, SEBAGAIMANA


BERLAKU, H3I DAN INDOSAT AKAN MEMINTA PERSETUJUAN BERIKUT DARI
PARA PEMEGANG SAHAMNYA:

1. Persetujuan atas Rancangan Penggabungan Usaha, termasuk anggaran dasar yang telah
diubah dari Perusahaan Penerima Penggabungan dan perubahan nama Indosar menjadi PT
Indosat Ooredoo Hutchison Tbk; dan

2. Persetujuan atas Akta Penggabungandan pelaksanaannya.

Sebagai tambahan, Indosat juga akan meminta persetujuan Pemegang Saham untuk mengangkat secara
bersyarat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru, dimana pengangkatan tersebut akan berlaku
efektif pada Penyelesaian Penggabungan.

Prosedur-prosedur yang akan diambil oleh Para Pemegang Saham dari Perusahaan yang
Menggabungkan Diri

Perusahaan Peserta Penggabungan harus mematuhi prosedur berikut:

1. Para pemegang saham Indosat dan H3I telah memahami dengan benar Rancangan
Penggabungan Usaha;

2. Pada tanggal masing-masing RUPSLB, RUPSLB harus dihadiri dan disetujui oleh jumlah
para pemegang saham yang memenuhi syarat yang disyaratkan untuk mengambil keputusan-
keputusan sesuai dengan anggaran dasar Indosat dan H3I secara berturut-turut;

3. Para pemegang saham Indosat dan H3I (jika berlaku) yang tidak hadir dalam RUPSLB dapat
diwakili oleh pihak lain dengan surat kuasa.
PERKIRAAN JADWAL PENGGABUNGAN USAHA

Perusahaan Peserta Penggabungan bermaksud untuk menyelesaikan Penggabungan Usaha dalam waktu
2.5 bulan. Penggabungan Usaha dijadwalkan untuk diselesaikan sesuai dengan perkiraan jadwal berikut
ini:
Perkiraan
No. Kegiatan
Penyelesaian
1. Persetujuan dari masing-masing Direksi dan Dewan Komisaris 16 September
H3I dan Indosat atas Rancangan Penggabungan Usaha 2021
• Penyampaian pernyataan pendaftaran penggabungan usaha 17 September
2. kepada OJK 2021
• Pengumuman situs web Indosat dan BEI tentang
Rancangan Penggabungan Usaha
• Pengumuman kepada karyawan tentang Rancangan
Penggabungan Usaha
• Pengumuman Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha
ini (di 2 surat kabar)
• Permohonan pencatatan ke BEI sehubungan dengan saham
baru yang akan diterbitkan oleh Perusahaan Penerima
Penggabungan kepada pemegang saham H3I
3. Pengumuman di situs web Indosat dan BEI tentang fakta material 17 September
(yaitu penandatanganan Perjanjian Penggabungan Bersyarat dan 2021
pengajuan Rancangan Penggabungan Usaha)
4. Tanggal Terakhir Penyampaian Keberatan oleh Kreditur 1 Oktober 2021
5. Pemberitahuan Agenda RUPSLB Indosat kepada OJK 11 Oktober 2021
6. Pengumuman RUPSLB Indosat 16 Oktober 2021
7. Undangan RUPSLB Indosat 31 Oktober 2021
8. Tanggal pencatatan akhir bagi pemegang saham yang dapat hadir 29 Oktober 2021
dan mengeluarkan suara dalam RUPSLB Indosat
9. Pengumuman perubahan/tambahan informasi atas rancangan 19 November 2021
penggabungan usaha
Selambat-
lambatnya pada 2
hari kerja sebelum
RUPSLB
10. RUPSLB Indosat untuk menyetujui Rancangan Penggabungan 22 November 2021
Usaha, perubahan Anggaran Dasar Indosat, dan perubahan
komposisi Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Penerima
Penggabungan hasil dari Penggabungan Usaha
11. Pemberitahuan hasil RUPSLB Indosat kepada OJK dan 24 November 2021
pengumuman hasil RUPSLB Indosat dalam 2 surat kabar
12. Pengumuman dari BEI pada awal hari perdagangan saham Indosat 30 November 2021
yang baru diterbitkan
13. Penandatanganan Akta Penggabungan 1 Desember 2021
14. Pelaporan Akta Penggabungan dan perubahan Anggaran Dasar 1 Desember 2021
Indosat dan perubahan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris
Perusahaan Penerima Penggabungan, kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia dan pengkinian izin Indosat pada Sistem OSS
15. Penerbitan persetujuan dan penerimaan pemberitahuan dari 1 Desember 2021
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas perubahan Anggaran
Dasar Indosat dan perubahan komposisi Direksi dan Dewan
Komisaris Perusahaan Penerima Penggabungan
Perkiraan
No. Kegiatan
Penyelesaian
16. Tanggal Efektif Penggabungan (dan efektivitas pengendalian 1 Desember 2021
bersama oleh CK Hutchison Indonesia dan Ooredoo South East
Asia sehubungan dengan Perusahaan Penerima Penggabungan)
17. Pengungkapan informasi/fakta material tentang penandatangan 1 Desember 2021
Akta Penggabungan
18. Laporan kepada OJK tentang pelaksanaan Penggabungan Usaha 8 Desember 2021
19. Pengumuman atas penyelesaian Penggabungan di surat kabar 24 Desember 2021
20. Jangka Waktu Pembelian Kembali Saham bagi Pemegang Saham 2 – 16 Desember
Yang Berhak yang berniat untuk menjual saham Indosat miliknya 2021
21. Penyelesaian pembelian kembali saham 23 Desember 2021
PIHAK-PIHAK INDEPENDEN

AKUNTAN PUBLIK: TANUDIREDJA, WIBISANA, RINTIS & REKAN

KONSULTAN HUKUM INDOSAT: GINTING & REKSODIPUTRO

PENILAI INDEPENDEN SAHAM H3I: KANTOR JASA PENILAI PUBLIK RENGGANIS


HAMID & REKAN

PENILAI INDEPENDEN SAHAM INDOSAT DAN KEWAJARAN DARI PENGGABUNGAN


USAHA: KANTOR JASA PENILAI PUBLIK RUKY, SAFRUDIN & REKAN

NOTARIS: MALA MUKTI, S.H., LL.M.

BIRO ADMINISTRASI EFEK INDOSAT DAN PERUSAHAAN PENERIMA PENGGABUNGAN:


PT EDI INDONESIA
INFORMASI TAMBAHAN

Apabila para pemegang saham Indosat atau H3I memerlukan informasi tambahan terkait dengan
Penggabungan Usaha, mohon hubungi:

H3I:

Direktur Utama, dengan tembusan kepada General Counsel


(corporate.affairs@three.co.id)

INDOSAT:

VP Hubungan Investor (Investor Relations)


(christy.kusumaatmaja@indosatooredoo.com)

Anda mungkin juga menyukai