ANTARA
PT INTRILOGI OPTIMA SOLUSI
DENGAN
PT INDOCIPTA KREASI HUTAMA
TENTANG
PENGELOLAAN KLINIK UTAMA HEMODIALISA
Nomor : …/…./…./…./2024
Pada hari ini, …………… Tanggal …………… Bulan …………. Tahun ……………………
(..-..-….), kami yang bertandatangan dibawah ini :
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai
PARA PIHAK, dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa PIHAK KESATU merupakan Badan Hukum yang bergerak di bidang
Jasa………..
2. Bahwa PIHAK KESATU akan menginvestasikan dana sebesar Rp 2.000.000.000,- (dua
milyar rupiah) dan aset bangunan yang terletak di Bintaro kepada PIHAK KEDUA.
3. Bahwa PIHAK KEDUA akan melaksanakan pengelolaan Klinik Utama Hemodialisa yang
terletak di jalan ……..
4. Bahwa PIHAK KEDUA akan menggunakan dana investasi untuk pengelolaan Klinik
Utama Hemodialisa selama …..
5. Bahwa PIHAK KESATU akan mendapatkan kembali aset bangunan yang terletak di jalan
bintaro setelah ………..
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK dalam kedudukan masing-masing sebagaimana
tersebut diatas, sepakat untuk bersama-sama mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-
masing PARA PIHAK dalam rangka Kerjasama investasi untuk pengelolaan Klinik Utama
Hemodialisa dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Halaman 1 dari 7
Pasal 1
DEFINISI
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk melakukan pengelolaan Kerjasama Klinik Utama Hemodialisa dengan kerjasama
yang saling menguntungkan, dalam pengembangan klinik sehingga dapat memberikan nilai
tambah dan menjadi sumber pendapatan bagi PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
Pasal 3
OBJEK KERJASAMA
Objek Kerjasama dalam Perjanjian Kerjasama ini adalah uang investasi sebesar Rp.
2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dan asset bangunan yang terletak di jalan …….., (“Objek
Kerjasama”).
Pasal 4
RUANG LINGKUP
Pasal 5
PERNYATAAN DAN JAMINAN
Halaman 2 dari 7
PIHAK KESATU dengan ini menyatakan menjamin kepada PIHAK KEDUA bahwa pada saat
ditandangani dan selama berlakunya Perjanjian Kerja Sama ini:
1. PIHAK KEDUA memiliki hak dan kewenangan dalam mengelola dan mengoptimalkan
objek perjanjian kerja sama sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Perjanjian Kerja Sama ini merupakan perikatan yang sah, berlaku dan mengikat, serta dapat
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. PARA PIHAK memiliki kemampuan teknis, finansial yang diperlukan untuk
melaksanakan, pengelolaan Objek Kerja Sama.
4. PARA PIHAK tidak sedang berada dalam keadaan lalai, cidera janji atau gagal dalam
pemenuhan kewajiban pembayaran atau kewajiban lainnya dalam perjanjian dengan Pihak
Ketiga.
5. PARA PIHAK dengan ini menyatakan siap dan sanggup menerima segala resiko dalam
menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kerja Sama ini.
Pasal 6
PELAKSANAAN
1. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk mengadakan kerjasama
pengelolaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini, termasuk dokumen
penghitungan bagi hasil yang merupakan Lampiran dalam Perjanjian Kerjasama ini.
2. PIHAK KEDUA bertindak sebagai Pengguna dan Pengelola objek Klinik Utama
Hemodialisa yang terletak di …….
3. Dalam melaksanakan pengelolaan Klinik Utama Hemodialisa PARA PIHAK tunduk pada
ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA melaksanakan pengelolaan dan pemanfaatan setiap biaya investasi
dengan nilai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).
b. Dengan dalih, cara dan bentuk apapun PARA PIHAK dilarang mengalihkan atau
mengoperkan hak pengelolaan sebagai akibat dari Kerjasama ini kepada pihak lain,
baik untuk Sebagian maupun untuk seluruhnya, baik untuk sementara atau selama
masa Kerjasama kecuali atas ijin dan persetujuan tertulis dari PARA PIHAK.
4. Apabila salah satu PIHAK mengadakan perubahan, selain sebagaimana yang dimaksud
dalam perjanjian ini yang disepakati oleh PARA PIHAK, maka PARA PIHAK akan
melakukan musyawarah untuk menemukan kesepakatan bersama dan tidak akan meminta
ganti rugi atas perubahan tersebut.
5. Dalam hal pengelolaan Klinik Utama Hemodialisa beserta fasilitasnya, PIHAK KESATU
berkewajiban mengurus perijinan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan dibantu pelaksanaannya oleh PIHAK KEDUA.
6. Segala biaya yang timbul dari pengurusan izin terhadap pengeloaan seluruhnya menjadi
tanggungjawab PIHAK PERTAMA.
7. Grace periode bagi hasil selama 6 (enam) bulan setelah berjalannya operasional.
8. PIHAK KEDUA menyerahkan kembali kepada PIHAK KESATU objek Kerjasama berupa
aset Gedung di jalan … , dalam kondisi baik, pada akhir jangka waktu Perjanjian Kerja
Sama ini.
Pasal 7
JANGKA WAKTU KERJASAMA
Halaman 3 dari 7
1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak
ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
2. PARA PIHAK diberikan Grace Periode setelah operasional berjalan untuk waktu persiapan
melakukan pembayaran financial sesuai dengan persentase yg di dapatkan dalam
kesepakatan pembagian bagi hasil persentase Pasal 11, yang telah di sepakati selama 6
(enam) bulan dihitung sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama ini.
3. PARA PIHAK diberikan opsi (prioritas) untuk memperpanjang jangka waktu Kerjasama
dengan tetap memperhatikan ketentuan/peraturan yang berlaku.
4. Untuk perpanjangan masa Perjanjian Kerjasama ini PIHAK KEDUA harus menyampaikan
permohonan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat ….. tahun sebelum
jangka waktu Perjanjian Kerja Sama berakhir.
5. Sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama ini, maka segala hak dan kewajiban atas
objek kerjasama beralih kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU
Pasal 9
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
Halaman 4 dari 7
e. Mendapatkan prioritas perpanjangan masa sewa/kerjasama pengelolaan kepada PARA
PIHAK.
f. Menarik manfaat untuk kepentingan perusahaan dari setiap dan semua penghasilan
yang timbul dari pelaksanaan Pengelolaan Klinik.
Pasal 10
PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
1. PIHAK KESATU akan melakukan pembayaran investasi untuk pengelolaan Klinik Utama
Hemodialisa kepada PIHAK KEDUA, melalui Nomor Rekening Bank ……. Atas nama ….
2. PIHAK KEDUA melakukan pembayaran bagi hasil kepada PIHAK KESATU yang
dibayarkan 6 (enam) bulan setelah Grace Periode dan pembayaran bagi hasil dilakukan
setiap 1 (satu) bulan saat operasional memasuki bulan ke 13 (tiga belas) berjalan,
berdasarkan laporan hasil penjualan yang dilaporkan kepada PIHAK KESATU selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya, sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) perjanjian ini.
3. Pajak-pajak yang terkait dengan pembagian pendapatan dari hasil Kerja Sama dibayarkan
sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Pasal 11
CARA PEMBAYARAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
1. Besaran pembagian investasi yang wajib dibayarkan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK
KEDUA selama jangka waktu 10 (sepuluh) Tahun dan di bayarkan secara berkala yaitu 4
(empat) periode tahapan yaitu paling lambat 3 (tiga) bulan sekali dan ditetapkan sejak Objek
Kerja Sama mulai dari saat di tanda tanganinya perjanjian Kerjasama ini.
2.
Tabel besaran Persentase Bagi Hasil
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
…% …%
3. PIHAK KEDUA melakukan pembayaran bagi hasil kepada PIHAK KESATU sesuai
besaran persentase bagi hasil pada Pasal 11 ayat (2), yang disetorkan ke Rekening Bank
melalui Bank No………… a.n …………
Halaman 5 dari 7
Pasal 12
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
1. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melakukan pembayaran uang pembagian hasil selama 6
(enam) bulan, bukan dikarenakan Force Majeure maka PIHAK KESATU berhak melakukan
teguran kepada PIHAK KEDUA dan tidak akan melakukan gugatan dan tuntutan apapun.
Pasal 13
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Dengan mengenyampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini berakhir,
bilamana :
a. Jangka waktu perjanjian kerjasama ini telah berakhir dan tidak dilakukan
perpanjangan.
b. Pengakhiran Perjanjian Kerjasama oleh SALAH SATU PIHAK.
c. Force majeure yang menyebabkan tidak mungkin dilaksanakannya kembali
Perjanjian Kerjasama ini.
2. Pengakhiran Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud huruf b ayat 1, dapat dilakukan
dalam hal PARA PIHAK:
a. PARA PIHAK melanggar dan/atau tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam
pasal- pasal yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama ini.
3. Pengakhiran Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatas, dapat
dilakukan PIHAK KESATU secara tertulis tanpa melalui Putusan Pengadilan, setelah
terlebih dahulu dilakukan oleh PARA PIHAK dan diberikan peringatan/pemberitahuan
tertulis kepada PIHAK KEDUA jika tidak ditemukannya hasil kesepakatan bersama dari
musyawarah.
Pasal 14
FORCE MAJEURE
1. Force Majeure dalam perjanjian ini menyangkut mengenai setiap kejadian yang terjadi di
luar pengendalian PIHAK KEDUA termasuk diantaranya bencana alam (gempa bumi,
banjir, tanah longsor, cuaca buruk dan sebagainya), kebakaran, pemberontakan, pemogokan
buruh, huru hara, wabah penyakit, perang, sabotase, dan kebijakan pemerintah dalam bidang
kesehatan yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA
kepada PIHAK KESATU sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadi sesuatu Force Majeure sebagaimana diatur dalam ayat 1 di atas, pihak
yang terpengaruh oleh Force Majeure di atas akan memberitahukan secara tetulis kejadian
tersebut sebagaimana disebutkan dalam pasal ini kepada pihak lainnya dalam jangka waktu
selambat– lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, sejak tanggal terjadinya Force Majeure tersebut.
3. Dalam hal Force Majeure terjadi terus menerus melebihi 30 (tiga puluh) hari yang sangat
berdampak pada kemampuan salah satu pihak untuk melaksanakan kewajiban berdasarkan
perjanjian kerja sama ini, maka pihak yang terkena dampak Force Majeure tersebut dapat
mengajukan pemutusan perjanjian kerja sama.
4. Setelah berakhirnya waktu force majeure sebagaimana yang dimaksud di atas, PIHAK
Halaman 6 dari 7
KEDUA dan PIHAK KESATU segera melakukan pemulihan sebagaimana keadaan semula
Halaman 7 dari 7
sebelum terjadinya force majeure sebagaimana yang diatur dalam perjanjian ini atau
kesepakatan PIHAK KEDUA dan PIHAK KESATU bilamana terjadi perubahan
perencanaan.
5. Dalam hal dilaksanakan pengakhiran Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), masing-masing Pihak tidak dapat menuntut ganti rugi kepada Pihak lainnya dengan
dalih apapun juga.
Pasal 17
PENYELESAIAN SENGKETA
1. Dalam perjanjian ini PIHAK KESATU dan PARA PIHAK telah sepakat tidak
mengikatkan, dengan kata lain melepaskan diri dari pasal 1266 dan pasal 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
2. Apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini, semua pihak
sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah dan apabila tidak menghasilkan
penyelesaian, maka PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat memilih tempat
kediaman hukum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Jakarta Selatan.
Pasal 18
KETENTUAN PENUTUP
1. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat dan setuju untuk mentaati dan
melaksanakan Perjanjian Kerja Sama ini dengan itikad baik dan saling menguntungkan.
2. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini, maka akan
diatur dalam addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Perjanjian
Kerja Sama ini.
Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan ditandatangani oleh
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA diatas materai yang cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
Halaman 8 dari 7