Anda di halaman 1dari 25

UJIAN TENGAH SEMESTER

SAVING-INVESTMEN GAP

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


Dosen Pengampu:
Ciplis Gema Qori’ah, S.E., M.Sc

Disusun Oleh
Falsa Kikit Indania
200810301035

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2021

BAB I

1
LATAR BELAKANG

Negara-negara yang mengalami savng investmen gap/ kesenjangan tabungan-


investasi umum terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Fenomena negara yang
memiliki kesenjangan antara tabungan dan investasi merupakan masalah umum di
banyak negara di dunia. Pada satu titik, suatu negara dapat memenuhi kebutuhan
investasi tabungan domestiknya, tetapi di lain waktu tabungan domestik mungkin
tidak dapat memenuhi kebutuhan saving investmen gap. Jika ini terjadi, arus masuk
modal dari luar negeri akan diperlukan untuk mengisi kekosongan tersebut. Arus
masuk modal asing memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu
negara, terutama bagi negara berkembang, sebagai pelengkap tabungan domestiknya
dan untuk meningkatkan investasi dalam negeri. Munculnya ide-ide tersebut muncul
dari kenyataan bahwa di negara-negara berkembang, di mana mereka umumnya
menghadapi masalah saving investmen gap.
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan lebih banyak investasi. Peningkatan
investasi, pada gilirannya, membutuhkan transfer dana dari dalam atau luar negeri.
Dari kedua sumber pendanaan tersebut, sumber pendanaan nasional menjadi sumber
pendanaan utama. Hal ini terutama terlihat dalam konteks pertumbuhan ekonomi
jangka panjang di mana negara-negara harus mendasarkan pembiayaan investasinya
dari sumber-sumber domestik. Di antara berbagai sumber pembiayaan dalam negeri,
tabungan dalam negeri merupakan salah satu faktor pembiayaan yang paling penting.
Tabungan rumah tangga dapat berasal dari tabungan masyarakat/swasta dan tabungan
pemerintah. Dalam konteks tabungan domestik, idealnya kedua komponen ini
meningkat secara sinergis dan simultan. Kali ini kesenjangan antara tabungan
domestik dan investasi diperiksa.
Investasi merupakan langkah awal dalam kegiatan produksi. Dalam posisi ini,
investasi juga merupakan langkah awal menuju pembangunan ekonomi. Dinamika
investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Oleh
karena itu, semua negara selalu berusaha menciptakan iklim untuk menarik investasi
guna meningkatkan perekonomian. Tabungan domestik yang rendah tidak
memungkinkan investasi yang memadai, sehingga pemerintah negara berkembang
harus menarik pinjaman dan investasi asing. Utang luar negeri dapat berperan penting

2
dalam upaya mengurangi hambatan utama negara berupa kekurangan devisa dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kesenjangan tabungan investasi akan berdampak negatif terhadap
perekonomian suatu negara jika tidak ditutup dengan arus masuk modal dari luar
negeri. Karena jika investasi yang direncanakan tidak terpenuhi maka akan tercipta
lapangan kerja yang lebih sedikit sehingga tidak dapat menyerap tenaga kerja yang
ada. Kejutan berikutnya adalah pengangguran. Jika ini terus berlanjut, pengangguran
akan semakin tinggi, penyebaran kemiskinan tidak akan dapat dicegah, sehingga
keamanan nasional dapat terpengaruh. Pada akhirnya, ini akan berdampak negatif
pada pertumbuhan ekonomi, karena sulit untuk menarik modal eksternal ketika
keamanan nasional terancam. Meskipun modal asing harus mengalir tidak hanya ke
negara berkembang tetapi juga ke negara maju, persaingan antar negara untuk modal
asing semakin ketat. Masalahnya diperparah ketika modal asing mengalir dalam
bentuk modal jangka pendek. Jika negara tidak mengelolanya dengan hati-hati, dapat
mengganggu neraca pembayaran dan cadangan devisa.
Kesenjangan tabungan investasi akan berdampak negatif terhadap
perekonomian suatu negara jika tidak ditutup dengan arus masuk modal dari luar
negeri. Jika kondisi ekonomi negara menarik bagi investor asing, modal akan mengalir
dengan mudah, tetapi jika situasi ekonomi dianggap lebih buruk, modal akan cepat
menarik diri dari negara-negara tersebut. Tentu saja, jika penarikan modal sangat
besar, itu akan mengguncang perekonomian negara, seperti yang dilakukan Meksiko.
Beberapa waktu lalu, di Indonesia juga lebih banyak karena Indonesia juga menganut
kebijakan mata uang bebas. Sebagaimana diketahui, investasi dalam perekonomian
terbuka tidak lagi hanya berasal dari tabungan dalam negeri, tetapi juga dapat berasal
dari luar negeri dan dari sektor negara. Akibatnya, investasi mungkin tidak selalu
sesuai dengan tabungan, yang bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan kata lain,
kesenjangan antara tabungan dan investasi dapat muncul.
Kesenjangan tabungan-investasi sesuai dengan defisit transaksi berjalan.
Identitas ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan internal, di mana kurangnya
tabungan diatasi oleh ketidakseimbangan eksternal, adalah defisit transaksi berjalan.
Dengan kata lain, perubahan perilaku ekspor dan impor akan sama dengan perubahan
perilaku tabungan dan investasi domestik (Roubini, 2006). Selanjutnya, defisit
transaksi berjalan akan menyebabkan aliran modal masuk dari luar negeri, karena

3
defisit akan membutuhkan aliran modal masuk untuk menyeimbangkan neraca
pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan tabungan-investasi terkait erat
dengan aliran modal.
Pembangunan di Indonesia juga menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai
tujuan. Untuk mencapai tujuan pertumbuhan yang tinggi, diperlukan investasi yang
besar. Dengan tabungan domestik yang terbatas untuk membiayai investasi, investasi
asing menjadi prioritas untuk mendorong pertumbuhan. Selain mengkonversi sektor
riil, total arus keluar modal asing diharapkan dapat meningkatkan kecepatan aliran
uang di pasar keuangan, meningkatkan kapitalisasi pasar saham/pasar Indonesia dan
menutup defisit transaksi berjalan yang selama ini dialami Indonesia. jauh.
Pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan masuknya modal asing tidak serta
merta mencerminkan pesatnya kemajuan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi NS Indonesia yang tinggi tidak berarti bahwa pertumbuhan tersebut
mayoritas dimiliki oleh entitas bisnis Indonesia. Sebaliknya, pertumbuhan adalah unit
bisnis yang dimiliki oleh konglomerat asing. Selain itu, peningkatan pendapatan per
kapita di Indonesia tidak menunjukkan bahwa pendapatan seluruh warga negara
Indonesia telah pulih. PDB milik asing yang kontribusinya sangat besar.
Dengan demikian, dalam literatur pembangunan ekonomi, ketika suatu negara
memiliki saving-investment gap, diperlukan aliran masuk modal neto untuk mengisi
saving-investment gap. Untuk mencapai tingkat modal negara yang stabil dan
mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil, menurut teori pertumbuhan
ekonomi Solow, tingkat tabungan domestik harus tinggi untuk membenarkan
investasi, sehingga proses produksi dapat berkelanjutan dan tingkat produksi dapat
dijaga tetap tinggi. Mankiw, 1997). Sedangkan menurut teori pertumbuhan Harrod
Domar, pertumbuhan ekonomi suatu negara terhambat ketika perekonomian negara
tersebut kekurangan modal. Oleh karena itu, kesenjangan antara tabungan dan
investasi harus diperhitungkan agar terjadi pertumbuhan ekonomi.

4
BAB II
KONSEP DAN TEORI

2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses peningkatan produksi per
kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses, bukan satu
gambaran ekonomi pada satu waktu. Meskipun Kuznet (Jhingan, 2000: 57)
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai kemampuan negara untuk
menyediakan barang-barang ekonomi yang untuk memenuhi kebutuhan penduduknya,
kapasitas pertumbuhan ini didasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
adaptasi ideologis yang diperlukan untuk perkembangan mereka.

5
Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan produksi per kapita secara
terus menerus dan berjangka panjang (Sukirno, 2004: 435). Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Jadi semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, walaupun
ada indikator lain yaitu pemerataan pendapatan.
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, bahwa pertumbuhan ekonomi
merujuk pada suatu proses untuk memperoleh output, dimana ukuran pencapaian
memerlukan jangka panjang.
1. Teori Pertumbuhan Ricardo
Ricardo dikenal dengan teorinya tentang hukum pendapatan
pembersihan ranjau. Dengan luas wilayah yang terbatas, pertumbuhan penduduk
(tenaga kerja) akan mengurangi produk marjinal. Selama para pekerja yang
bekerja di Bumi dapat menerima upah yang lebih tinggi dari upah alami,
angkatan kerja akan terus bertambah. Ini sekali lagi akan mengurangi produk
marjinal tenaga kerja dan pada akhirnya menurunkan tingkat upah.
Menurut Ricardo, peran akumulasi kapital dan kemajuan teknologi
adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu dapat memperlambat
kerja hukum ranjau kembali, yang pada gilirannya menurunkan standar hidup
seminimal mungkin. kualitas hidup. Proses ini merupakan konfrontasi antara
kekuatan dinamis, yaitu kekuatan hukum pengembalian minimum dan kemajuan
teknologi. Ricardo menekankan bahwa suatu negara hanya dapat tumbuh selama
sumber daya alamnya memungkinkan.

2. Teori Pertumbuhan Solow-Swan


Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian akan terus mengalami
kesempatan kerja penuh dan bahwa kapasitas barang modal akan dimanfaatkan
sepenuhnya dari waktu ke waktu. Sumber pertumbuhan dapat dibagi menjadi
pertumbuhan yang disebabkan oleh perubahan modal, tenaga kerja dan
produktivitas. Perbedaan produktivitas ini menjelaskan perbedaan pertumbuhan
antar negara, sedangkan kemajuan teknologi mempengaruhi produktivitas.
Dengan asumsi tingkat tabungan tertentu dan pertumbuhan penduduk tertentu,
model pertumbuhan SolowSwan dapat memberikan tingkat pendapatan per kapita
suatu negara. Bentuk fungsi produksi dalam model prtumbuhan Solow adalah :

6
Q = f (K, L); K, L > 0
Dalam persamaan di atas, Q adalah output bersih setelah penyusutan,
K adalah modal dan L adalah tenaga kerja. Menurut Romer dan Well (Nazara,
1994:22), model di atas diperbaiki dengan merinci produktivitas faktor total
dengan memasukkan variabel-variabel lain yang dapat menjelaskan pertumbuhan.
Model pertumbuhan ini selanjutnya disebut model pertumbuhan endogen. Model
pertumbuhan endogen ini mencari variabel-variabel yang dpat digunakan untuk
menjelaskan pertumbuhan ekonomi masa depan. Salah satu variabel yang diyakini
dapat menjelaskan pertumbuhan suatu perekonomian adalah variabel sumber daya
manusia.
Pada langkah selanjutnya, Solow mencoba memasukkan variabel
perubahan teknologi dalam model pertumbuhan. Variabel perubahan teknologi ini
menggambarkan keadaan pengetahuan masyarakat tentang metode produksi,
dimana dengan berkembangnya teknologi maka tingkat efisiensi tenaga kerja juga
akan meningkat. Dengan kemajuan teknologi, model Solow akhirnya dapat
menjelaskan peningkatan berkelanjutan dalam standar hidup di berbagai negara.
Model Solow menunjukkan bahwa kemajuan teknologi biasa mengarah pada
pertumbuhan berkelanjutan dalam output per pekerja. Tingkat tabungan yang
tinggi hanya mengarah pada tingkat pertumbuhan yang tinggi ketika kondisi
ekuilibrium tercapai. Dengan penambahan variabel baru ini, persamaan Solow
awal berubah menjadi :
Y = f (K, L x E)

3. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar


Harrod Domar adalah seorang ekonom yang mengembangkan analisis
Keynesian yang menekankan perlunya berinvestasi dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menurut dia, setiap usaha ekonomi harus
menghemat bagian tertentu dari pendapatan nasional, yaitu menambah persediaan
modal yang akan digunakan untuk investasi yang baru. Menurut Harrod Domar,
terdapat hubungan ekonomi langsung antara jumlah persediaan modal dengan
jumlah produksi dalam negeri (Arsyad, 1999: 58).

4. Teori Pertumbuhan Rostow

7
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi adalah transformasi
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Masyarakat Tradisional, masyarakat yang strukturnya berkembang dalam
fungsi produksi terbatas berdasarkan tekhnologi dan ilmu pengetahuan dan
sikap berpikir yang masih primitif dan irasional.
b. Prasyarat Lepas Landas adalah masa transisi di mana perusahaan
mempersiapkan diri atau dipersiapkan dari luar untuk mewujudkan
pertumbuhan yang mandiri.
c. Lepas landas adalah masa dimana terjadi perubahan yang sangat drastis
dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan pesat
dalam inovasi atau berupa pembentukan pasar baru.
d. Tahap kedewasaan adalah periode ketika masyarakat memanfaatkan
teknologi modern secara efisien untuk sebagian besar faktor produksi dan
sumber daya alam.
e. Masyarakat konsumsi massal, yaitu masyarakat di mana lebih banyak
perhatian diberikan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan manusia,
dan bukan pada permasalahan untuk melakukan produksi.

2.2 Teori Konsumsi


Konsumsi adalah pengeluaran barang dan jasa yang dilakukan rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan orang yang melakukan pembelian tersebut. Pengeluaran
pemerintah untuk makanan, sandang dan barang-barang lain untuk kebutuhannya
digolongkan sebagai pengeluaran atau konsumsi. Barang yang diproduksi oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya disebut barang konsumsi. Fungsi konsumsi
adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (disposable income) perekonomian.
Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :
C = a + bY
Ket :
a = konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
b = kecondongan konsumsi marginal
C = tingkat konsumsi

8
Y = tingkat pendapatan nasional
Ada dua konsep untuk menentukan sifat hubungan antara pendapatan
disposabel dengan konsumsi dan pendapatan disposabel dengan tabungan, yaitu
kecondongan untuk mengkonsumsi dan kecondongan untuk menabung.

Tren konsumsi marjinal dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara


peningkatan konsumsi (C) yang dicapai dengan peningkatan pendapatan disposabel
(Yd) yang diperoleh. Nilai tren konsumsi marjinal dapat dihitung dengan rumus :
∆C
MPC =
∆Y

Kecenderungan menabung marjinal adalah perbandingan antara peningkatan


tabungan dan peningkatan pendapatan disposabel. Nilai bias simpanan marginal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

∆S
MPS =
∆Y

1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes


Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga
membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi
casual. Pertama, Keynes berpendapat bahwa kecenderungan mengkonsumsi
marjinal kuantitas yang dikonsumsi dalam setiap pendapatan tambahan adalah
antara nol dan satu. Kedua, Keynes mengatakan bahwa rasio antara konsumsi dan
pendapatan, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata, menurun ketika pendapatan
naik. Dia percaya bahwa menabung adalah kemewahan, jadi dia mengharapkan
orang kaya untuk menabung bagian yang lebih besar dari pendapatan mereka
daripada orang miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan
merupakan determinan penting dari konsumsi dan bahwa bunga tidak memainkan
peran penting. Keynes mengatakan pengaruh suku bunga terhadap konsumsi
hanya bersifat teoritis. Berdasarkan ketiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes
sering ditulis :

9
C=Co +cYd

Beberapa komentar tentang fungsi konsumsi Keynes:


a. Variabel riil adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan
hubungan antara pendapatan nasional dan pengeluaran konsumen,
keduanya dinyatakan pada tingkat harga konstan. Pendapatan yang timbul
disebut sebagai pendapatan nasional, yang menentukan besarnya
pengeluaran konsumen adalah pendapatan nasional saat ini.
b. Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dalam bentuk
linier. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi adalah sebuah kurva.

2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)


Menurut teori ini, pendapatan masyarakat dapat diklasifikasikan
menjadi 2 , yaitu pendapatan tetap dan pendapatan sementara (penghasilan
transisi). Yang dimaksud dengan pendapatan tetap adalah pendapatan yang selalu
diterima selama jangka waktu tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya,
misalnya pendapatan dari upah gaji. Pengertian penghasilan sementara adalah
pendapat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Friedman juga percaya bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan
sementara dan pendapatan permanen, atau antara konsumsi sementara dan
konsumsi permanen, atau konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Jika
MPC pendapatan sementara adalah nol, yang berarti bahwa jika konsumen
menerima pendapatan sementara positif, tidak akan mempengaruhi konsumsi dan
sebaliknya jika konsumen menerima pendapatan sementara negatif, tidak akan
mengurangi konsumsi.

3. Variabel yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi


Berikut adalah daftar variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran
konsumsi adalah :
a. Pendapatan Nasional
b. Inflasi
c. Suku Bunga
d. Selera

10
e. Faktor Ekonomi Sosial
f. Kekayaan
g. Keuntungan dan Kerugan Capital
h. Tingkat Harga
i. Kredit

2.3 Teori Tabungan Domestik


Tabungan dalam negeri adalah jumlah tabungan pemerintah dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN), yang merupakan selisih antara pendapatan dalam
negeri (termasuk dari berbagai pajak) dan pengeluaran saat ini (seperti gaji pegawai
negeri sipil dan subsidi untuk kebutuhan pokok), dan serta tabungan masyarakat,
termasuk tabungan yang diperoleh dari keuntungan bersih perusahaan swasta.
. Tabungan domestik merupakan salah satu sumber pertumbuhan modal di
negara berkembang. Besar kecilnya tabungan menentukan pembentukan modal
pembangunan, khususnya pembentukan modal nasional atau tabungan nasional.
Tabungan nasional atau national saving terdiri dari dua sumber, yaitu public saving dan
public saving. Tabungan masyarakat merupakan selisih antara realisasi penerimaan
negara dan pengeluaran biasa. Sementara itu, tabungan masyarakat adalah jumlah antara
tabungan perusahaan dan tabungan rumah tangga. Tabungan ini diperlukan untuk
membiayai investasi. Kesenjangan tabungan-investasi ditutup dengan aliran masuk modal
asing di sektor publik dan swasta.

1. Teori Tabungan Domestik dalam Model Solow


Model pertumbuhan Solow menunjukkan bagaimana tabungan,
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat produksi
dan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu. Model ini dirancang untuk
menunjukkan bagaimana pertumbuhan stok modal, pertumbuhan angkatan kerja
dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian yang pada akhirnya
mempengaruhi produksi suatu negara (Mankiw, 2006).
Model Solow menjelaskan bagaimana tabungan yang digunakan untuk
mengakumulasi modal yang dapat mempengaruhi sebuah pertumbuhan. Langkah
pertama adalah untuk memeriksa bagaimana penawaran dan permintaan barang-
dagangan menentukan akumulasi modal. Pada posisi seperti ini, kita akan

11
mengasumsikan bahwa tenaga kerja dan tekhnologi adalah tetap. Penawaran
barang dalam model Solow didasarkan pada fungsi produksi, menunjukkan bahwa
produksi (Y) bergantung pada stok modal (K) dan tenaga kerja (L), dengan rumus
sebagai berikut :
Y = F (K,L)
Model pertumbuhan Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi
memiliki skala pengembalian konstan (constant return to scale). Apabila setiap
input dilipatgandakan sebesar c kali maka input juga akan bertambah sebesar c
kali,
cY = F ( cK,cL )
Apabila c = 1/L maka kita akan dapatkan :
Y/L = F (K/L, 1)
Apabila y = Y/L; k = K/L dan f(k) adalah F(K/L, 1) maka persamaan diatas
dapat ditulis kembali menjadi :
y = f(k)
Berdasarkan persamaan diatas kita dapat melihat bahwa output per kapita
merupakan fungsi dari modal per pekerja. Persamaan ini sesuai dengan definisi
pertumbuhan ekonomi sebagai perubahan output per kapita.
Permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari konsumsi dan
investasi. Dengan kata lain output per pekerja (y) dibagi diantara konsumsi per
pekerja (c) dan invetasi per pekerja (i), yang dirumuskan sebagai berikut :
y=c+i
Model Solow mengasumsikan bahwa setiap tahun orang menabung
sebagian dari pendapatan mereka dan mengkonsumsi sebagian yang dirumuskan
sebagai berikut :
c = (1-s) y
Untuk mengetahui apakah fungsi konsumsi tersebut berpengaruh terhadap
investasi, maka dengan subtitusi persamaan y dan c didapat fungsi sebagai berikut
:
y = (1-s)y + i
atau dapat ditulis sebagai berikut :
i = sy

12
Persamaan diatas menunjukkan bahwa invetasi sama dengantabungan, jadi
tingkat tabungan juga merupakan bagian dari output yang menunjukkan investasi.
Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan merupakan determinan
penting dari persediaan modal kondisi mapan. Jika tingkat tabungan tinggi,
perekonomian memiliki persediaan modal yang besar dan tingkat produksi yang
tinggi, dan sebaliknya. Peningkatan tingkat tabungan mendorong pertumbuhan
sampai ekonomi mencapai kondisi mapan baru. Perekonomian dengan tingkat
tabungan yang tinggi dengan persediaan modal yang besar dan tingkat produksi
yang tinggi juga tidak selalu mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

2.4 Teori Investasi


1. Pengertian Investasi Domestik
Terdapat perbedaan definisi investasi, yaitu dalam neraca nasional atau
struktur PDB menurut penggunaannya, investasi diartikan sebagai investasi aset
tetap dalam negeri. Investasi dapat dibedakan antara pembentukan modal bruto
(penanaman modal tetap domestik bruto) dan investasi neto (penanaman modal
tetap domestik neto). Selisih ini disebabkan oleh penyusutan barang modal tetap
(modal konsumsi) yang digunakan dalam proses produksi. Penyusutan adalah
nilai penggantian dari penurunan nilai barang modal tetap yang digunakan dalam
proses produksi.
Menurut definisi Badan Pusat Statistik (BPS), pembentukan aktiva tetap
adalah pengeluaran untuk pembelian, pembuatan atau pembelian barang modal
baru (bukan barang konsumsi), baik dalam negeri maupun impor, termasuk
barang modal bekas dari luar negeri hanya apa yang dilakukan sektor ekonomi
nasional.Ukuran aset tetap adalah sebagai berikut :
1) Barang modal baru dalam bentuk kontruksi (seperti bangunan tempat
tinggal dan bukan tempat tinggal, jalan dan bandara), mesin-mesin, alat
angkutan dan perlengkapannya, atau mempunyai umur pemakaian
(economic life time) satu tahun atau lebih.
2) Biaya untuk perubahan dan perbaikan berat barang-barang modal yang
akan meningkatkan output atau produktivitas pemakaian barang tersebut.

13
3) Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan tanah, perluasan areal
hutan dan daerah pertambangan serta penanaman dan peremajaan tanaman
keras.
4) Pembelian ternak produktif untuk keperluan pembiakan, pemerahan susu,
pengangkutan dan sebagainya, tidak termasuk ternak untuk dipotong.
5) Margin perdagangan dan ongkos-ongkos lain yang berkenaan dengan
transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak penguasaan tanah, hak
paten, hak cipta dan barang-barang modal bekas.

Menurut Samuelson (1997), investasi (pembelian barang modal) melibatkan


penambahan barang modal atau barang modal ke suatu negara dalam waktu satu
tahun, seperti konstruksi, peralatan manufaktur, dan barang-barang yang ada di
suatu negara.Berinvestasi adalah langkah mengorbankan konsumsi saat ini untuk
meningkatkan konsumsi di masa depan. Investasi juga dapat diartikan sebagai
pengeluaran modal atau pengeluaran usaha untuk membeli barang modal dan
peralatan produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi barang dan jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
Investasi terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk digunakan di masa
depan. Investasi juga dibagi menjadi tiga subkelompok, yaitu investasi usaha tetap
yang merupakan pembelian pabrik dan peralatan oleh perusahaan, investasi
perumahan yang merupakan pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan
pemilik dan investasi dalam persediaan yang merupakan peningkatan dalam
persediaan dari perusahaan.
Investasi merupakan suatu alat untuk mempercepat pertumbuhan tingkat
produksi di negara sedang berkembang, dengan demikian maka investasi berperan
sebagai sarana untuk menciptakan kesempatan kerja.

2. Teori Investasi Domestik Dalam Model Harrod-Domar


Teori ini dikembangkan oleh Sir Roy F. Harrod dan Evsey Domar. Teori ini
merupakan evolusi dari teori Keynesian. Harrod Domar mencoba menganalisis
kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang
stabil dalam jangka panjang (stable growth).

14
Teori Harrod-Domar menekankan pentingnya peran akumulasi modal
dalam proses pertumbuhan. Dimana setiap perekonomian dapat membelanjakan
sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti alat-
alat produksi yang rusak.
Namun, agar perekonomian tumbuh, diperlukan investasi baru sebagai
tambahan stok modal. Harrod Domar mengemukakan bahwa akumulasi kapital
memiliki peran ganda, yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan di sisi lain juga
dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan meningkatkan persediaan modal.
Misalnya, dalam istilah yang sederhana, teori Harrod Domar adalah bahwa pada
saat keseimbangan diciptakan pada tingkat pendapatan tenaga kerja penuh, untuk
mempertahankan keseimbangan dari tahun hingga tahun ini, sejumlah
pengeluaran diperlukan karena investasi harus cukup untuk menutupi peningkatan
produksi yang dihasilkan. Oleh karena itu, investasi harus selalu ada agar
keseimbangan tidak terganggu, jika tidak maka pendapatan perkapita akan turun
akibat pertumbuhan penduduk (Todaro dan Smith, 2006)

2.5 Konsep Saving Investment Gap/ Kesenjangan Tabungan Investasi


Timbulnya defisit dan surplus tabungan dan investasi merupakan akibat dari
kesenjangan antara akumulasi tabungan nasional, baik dari sektor publik maupun swasta
melalui mobilitas modal perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta pemerintah,
yang bersumber dari penerimaan dalam negeri. dengan anggaran rutin dan tingginya
kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi, baik swasta maupun publik.
Kesenjangan antara menabung dan berinvestasi bisa positif (surplus), negatif (defisit)
atau nol (seimbang). Keadaan kesenjangan tabungan dan investasi ditunjukkan pada
gambar berikut

15
Kesenjangan antara tabungan dan investasi disebabkan oleh rendahnya tabungan
domestik di satu sisi, sementara di sisi lain, kebutuhan akan sumber daya untuk
membiayai investasi domestik terus tumbuh dan meningkat setiap tahun berdasarkan
pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, kesenjangan tabungan dan
investasi adalah S-I < 0 (S < I ). Hal ini menunjukan bahwa negara yang bersangkutan
mengalami investment-saving gap.
Perbedaan antara tabungan domestik dan investasi domestik disebut arus keluar
modal neto, juga dikenal sebagai investasi asing neto. Jika arus keluar modal bersih kita
positif, maka tabungan kita melebihi investasi dan kita meminjamkan surplusnya kepada
asing. Jika arus keluar modal neto kita negatif, maka investasi kita lebih besar dari
tabungan dan kita harus meminjam ke luar negeri, artinya jika investasi lebih besar dari
tabungan, kita mengalami defisit.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Tabungan Investasi


1. Foreign Direct Investment (FDI)

16
Penanaman modal asing langsung (FDI) adalah aliran modal
internasional dimana perusahaan di satu negara mendirikan atau memperluas
bisnis mereka di 4.444 negara lain. Jadi tidak hanya transfer sumber daya, tetapi
juga penerapan kontrol atas perusahaan di luar negeri. FDI (Foreign Direct
Investment) atau Penanaman Modal Asing adalah salah satu ciri penting dari
sistem ekonomi yang semakin mengglobal. Ini dimulai ketika sebuah perusahaan
dari satu negara berinvestasi dalam jangka panjang di sebuah perusahaan dari
negara lain. Dengan cara ini, perusahaan di negara asal dapat memiliki kendali
sebagian atau penuh atas perusahaan di negara tujuan investasi. Untuk tujuan ini,
investor membeli perusahaan asing yang sudah ada atau memberikan modal untuk
memulai perusahaan baru di sana atau membeli saham minimal 10%. FDI penting
untuk memastikan pembangunan berkelanjutan dibandingkan dengan aliran
bantuan atau modal portofolio karena kemunculan FDI di suatu negara akan
diikuti dengan transfer teknologi, know-how, manajemen keterampilan, risiko
bisnis yang relatif rendah dan memiliki profit tinggi.
FDI terkait dengan investasi pada aset produktif, misalnya pembelian
atau pembangunan pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau
pembangunan peralatan atau bangunan baru yang dibuat oleh perusahaan asing.
Reinvestasi pendapatan perusahaan dan pemberian pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang antara perusahaan induk dan anak perusahaan atau afiliasinya juga
diklasifikasikan sebagai investasi langsung. Saat ini, fitur-fitur baru dari IDE
mulai bermunculan, seperti perizinan untuk menggunakan teknologi canggih.
Tujuan dari setiap FDI tidak sama, perusahaan investor dimotivasi oleh
alasan yang berbeda untuk berinvestasi di luar negeri. Ada empat tujuan utama
FDI (Foreign Direct Investment), yaitu pencari sumber daya, pencari pasar,
pencari efisiensi dan pencari aset strategis.
FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi
perusahaan. Dekade terakhir telah melihat perubahan signifikan dalam ukuran,
ruang lingkup dan metode investasi asing langsung. Perubahan ini merupakan
hasil dari perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan investasi asing dan
akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri.
Perkembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi global yang semakin
murah membuat pengelolaan penanaman modal asing menjadi lebih mudah.

17
Pemerintah memberikan banyak perhatian terhadap FDI karena
investasi ke dalam dan ke luar negara mereka dapat memiliki dampak yang
signifikan. Para ekonom menganggap investasi asing langsung sebagai salah satu
mesin pertumbuhan ekonomi karena mereka berkontribusi pada langkah-langkah
ekonomi nasional seperti produk domestik bruto (PDB), pembentukan modal tetap
bruto (PMTB, total investasi dalam perekonomian negara) dan neraca
pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan
karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi,
FDI merupakan sumber pertumbuhan untuk teknologi baru, proses, produk sistem
organisasi, dan keterampilan bisnis. Selain itu, FDI juga membuka pasar dan
saluran pemasaran baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah, dan
akses ke teknologi, produk, keterampilan, dan keuangan baru.
Namun, ada beberapa argumen yang menentang FDI karena dianggap
memperlebar kesenjangan antara tabungan dan investasi. Karena investasi asing
dikatakan benar-benar mengurangi tingkat tabungan domestik dan investasi di
negara tuan rumah melibatkan penciptaan berbagai bentuk persaingan tidak sehat
yang timbul dari pengaturan produksi monopoli. Sehingga mereka tidak perlu
menginvestasikan kembali keuntungan yang mereka hasilkan di ekonomi tuan
rumah. Efek lainnya adalah peningkatan konsumsi domestik akan menurunkan
minat masyarakat untuk menabung dan berinvestasi (Todaro dan Smith, 2006).
2. Tingkat Inflasi (Consumer Price Index)
Inflasi adalah proses kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga sementara seperti hari libur umum (tidak terus
menerus) dan kenaikan harga hanya satu atau dua barang tidak dapat dicirikan
sebagai inflasi kecuali kenaikan itu meluas (atau menyebabkan kenaikan) ke
barang-barang lain. Indeks harga konsumen atau yang sering disebut dengan
indeks harga konsumen merupakan salah satu indikator inflasi yang
mencerminkan pergerakan harga sekumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat. Berdasarkan atas dasar survei bulanan di 45 kota, di pasar tradisional
dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa di setiap kota dan secara
keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
Tergantung pada penyebabnya, perubahan harga dapat disebabkan oleh
penawaran dan permintaan. Di sisi permintaan, ini disebut Inflasi Tarik

18
Permintaan, dimana inflasi berada pada karena peningkatan permintaan agregat
(permintaan agregat), yang berlebihan ketika produksi sudah full employment dan
tidak dapat naik lagi sehingga tambahan hanya meminta perubahan dalam
kenaikan harga. Di sisi penawaran adalah inflasi dengan menekan biaya, inflasi
ini terjadi karena kenaikan biaya produksi (input) yang menyebabkan kenaikan
harga produk (output). Misalnya, sumber kenaikan biaya produksi ini bisa berasal
dari beberapa penyebab, seperti halnya adalah kenaikan upah, kenaikan harga
energi dan kenaikan harga komoditas.
Secara umum, inflasi memiliki pengaruh positif dan negatif tergantung
pada beratnya inflasi. Padahal, ketika inflasi rendah berdampak positif yaitu dapat
mendorong perekonomian yang lebih baik dengan meningkatkan pendapatan
nasional dan mendorong masyarakat untuk bekerja, menabung, dan berinvestasi.
Di sisi lain, dalam masa inflasi tinggi, ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali
(hiperinflasi), situasi ekonomi menjadi kacau dan perekonomian terasa lesu,
masyarakat tidak bersemangat untuk bekerja, menabung atau berinvestasi dan
berproduksi karena harga-harga naik dengan cepat.Oleh karena itu, tingkat inflasi
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesenjangan tabungan
dan investasi, karena secara langsung mempengaruhi pembentukan modal dalam
negeri dan pengeluaran investasi dalam negeri, yang pada gilirannya
mempengaruhi ukuran kesenjangan tabungan dan investasi domestik.

3. Total Populasi
Populasi adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah
tertentu. Jumlah penduduk suatu negara dianggap berdasarkan jumlah warga
negara dari negara yang sah dan terdaftar di negara tersebut. Adanya penduduk
warga negara asing atau pengunjung suatu negara yang tidak tercantum dalam
populasi suatu negara. Jumlah penduduk suatu negara sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan penduduknya. Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan
dinamis antara kekuatan yang menambah dan mengurangi ukuran populasi.
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh beberapa komponen, yaitu : kelahiran
(fertilitas), kematian (kematian), imigrasi dan emigrasi. Selisih antara kelahiran
dan kematian disebut pertambahan alami sedangkan selisih antara imigrasi dan
emigrasi disebut migrasi netto.

19
Pertumbuhan populasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi apabila kondisi dan kemajuan penduduk erat kaitannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan usaha-usaha ekonomi. Populasi di salah satu sisi
dapat menjadi menjadi agen atau sumber daya dalam faktor-faktor produksi, dan
di sisi lain dapat menjadi target atau konsumen dari produk yang dihasilkan.
Kondisi demografis dan informasional akan sangat membantu dalam menghitung
jumlah tenaga kerja yang akan diserap serta beberapa keterampilan yang
dibutuhkan dan jenis teknologi yang akan digunakan untuk memproduksi barang
atau jasa tersebut. Di sisi lain, mengetahui struktur penduduk dan kondisi sosial
ekonomi di suatu wilayah tertentu akan sangat membantu dalam menghitung
seberapa besar penduduk dapat memperoleh manfaat dari peluang dan hasil
pembangunan, atau tingkat pangsa pasar suatu wilayah.
Menurut model Solow, populasi dianggap sangat berpengaruh pada
tingkat tabungan suatu negara. Oleh karena itu, keberadaan populasi yang
berkualitas diharapkan mampu meningkatkan tingkat tabungan dan investasi
domestik untuk mempersempit kesenjangan antara tabungan dan investasi
domestik.

4. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)


Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang meningkatkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat dan kemakmuran rakyat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
sebagai masalah ekonomi makro jangka panjang. Perkembangan kapasitas
produksi barang dan jasa sebagai akibat dari peningkatan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti dengan peningkatan produksi barang dan jasa
yang sama besarnya. Peningkatan potensi produksi seringkali lebih besar dari
peningkatan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian, perkembangan
ekonomi lebih lambat dari potensinya.
Pertumbuhan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan
PDB riil per kapita. Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar total
produksi suatu negara , yang merupakan nilai pasar dari semua barang jadi dan
produk akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor
produksi di suatu negara.

20
Peningkatan PDB dapat dihasilkan dari peningkatan pasokan tenaga
kerja, peningkatan modal fisik atau sumber daya manusia, serta peningkatan
produktivitas. Input dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan
teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomi produksi skala. Manfaat
pertumbuhan ekonomi antara lain:
a. Sebagai patokan ukuran kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional.
b. Sebagai dasar untuk memperkirakan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan daerah.
c. Sebagai dasar untuk memprioritaskan pemberian bantuan luar
negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
d. Sebagai landasan untuk memperkirakan bisnis, khususnya
perbandingan penjualan bisnis untuk landasan perencanaan
produk dan pengembangan.

Pertumbuhan ekonomi berdampak besar pada kesenjangan antara


tabungan domestik dan investasi. Karena dengan adanya pertumbuhan ekonomi
yang kuat akan meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya guna
meningkatkan penanaman modal dalam negeri yang saat ini kurang baik. Selain
itu, pertumbuhan ekonomi dapat memberikan wawasan tentang kondisi
perekonomian suatu negara yang dapat membentuk terciptanya kegiatan ekonomi
yang didukung oleh tabungan dan investasi domestik dalam rangka pencapaian
kesejahteraan sosial.

21
BAB III
KESIMPULAN

Negara-negara yang mengalami savng investmen gap/ kesenjangan tabungan-investasi umum


terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Fenomena negara yang memiliki kesenjangan
antara tabungan dan investasi merupakan masalah umum di banyak negara di dunia. Hal ini
terutama terlihat dalam konteks pertumbuhan ekonomi jangka panjang di mana negara-negara
harus mendasarkan pembiayaan investasinya dari sumber-sumber domestik. Meskipun modal
asing harus mengalir tidak hanya ke negara berkembang tetapi juga ke negara maju,
persaingan antar negara untuk modal asing semakin ketat. Jika negara tidak mengelolanya
dengan hati-hati, dapat mengganggu neraca pembayaran dan cadangan devisa.
Teori Saving Investmen Gap itu meliputi :
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi(Teori Pertumbuhan Ricardo, Teori Pertumbuhan Solow-
Swan, Teori Pertumbuhan Harrod-Domar, Teori Pertumbuhan Rostow)
2. Teori Konsumsi adalah pengeluaran barang dan jasa yang dilakukan rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan orang yang melakukan pembelian tersebut(Teori
Konsumsi John Maynard Keynes, Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan
Permanen (Milton Friedman)
3. Teori Tabungan Domestik Tabungan dalam negeri adalah jumlah tabungan pemerintah
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), yang merupakan selisih
antara pendapatan dalam negeri (termasuk dari berbagai pajak) dan pengeluaran saat
ini (seperti gaji pegawai negeri sipil dan subsidi untuk kebutuhan pokok), dan serta

22
tabungan masyarakat, termasuk tabungan yang diperoleh dari keuntungan bersih
perusahaan swasta. (Teori Tabungan Domestik dalam Model Solow,
4. Teori Investasi( Teori investasi domestk, Teori investasi domestik dalam model
Harrod-Domar)

Konsep saving investmen gap/ Kesenjangan tabungan investasi adalah timbulnya defisit dan
surplus tabungan dan investasi merupakan akibat dari kesenjangan antara akumulasi tabungan
nasional, baik dari sektor publik maupun swasta melalui mobilitas modal perbankan dan
lembaga keuangan lainnya, serta pemerintah, yang bersumber dari penerimaan dalam negeri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan tabungan investasi adalah Foreign Direct


Investment (FDI), Tingkat Inflasi (Consumer Price Index), Total Populasi, Pertumbuhan
Ekonomi (Economic Growth) .

23
BAB IV
REKOMENDASI KEBIJAKAN

Pemerintah dan otoritas moneter harus menjaga stabilitas variabel makroekonomi.


Peningkatan utang dan kredit harus diwaspadai oleh pemerintah, karena peningkatan utang
dan kredit akan berdampak pada pengurangan kesenjangan tabungan. Pemerintah juga harus
mampu menstabilkan peningkatan utang dari tahun ke tahun, kemudian pemerintah dapat
mengontrol peningkatan kredit untuk mengurangi kesenjangan investasi tabungan sehingga
perekonomian menjadi stabil. Pemerintah harus mendorong penanaman modal asing di
Indonesia guna menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif di Indonesia sehingga
investor asing tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Jika peningkatan investasi
asing di Indonesia meningkatkan investasi, pemerintah juga harus mengendalikan
peningkatan tabungan domestik, karena jika tabungan dan investasi domestik dapat
dikendalikan, kesenjangan antara tabungan dan investasi dapat dikurangi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anoruo, E. 2001. “Saving-Investment Connection: Evidence From The ASEAN Countries”.


American Economist.

Boon, T. H. 2000. “Savings, Investment And Capital Flows: An Empirical Study On The
ASEAN Economies”. Working Paper 3,Malaysia.

Munir, Anwar, dan Hussain. 2010. “ Investment, Savings, Interest Rate and Bank Credit to
the Private Sector Nexus in Pakistan”. International Journal of Marketing Studies.
Departemen Ekonomi. University of Sirgodha, Pakistan.

Hadiputri, A.P. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesenjangan Tabungan dan
Investasi Domestik di Kawasan ASEAN 5+3 [skripsi]. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

25

Anda mungkin juga menyukai