Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK

Disusun Oleh Kelompok 1


Adonia Helti Yanti Seran
Anita Patiraja
Agustinus Seri Oyan
Arni M.W Selan
Agrestina Rame Wila

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2021

I. PENDAHULUAN
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok,
tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok tersebut adalah menerima informasi. Asas-asas
yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut : Asas
kerahasiaan, asas keterbukaan, asas kesukarelaan, asas kenormatifan.
Bimbingan dan bimbingan sebagai profesi merupakan suatu hubungan yang saling
berkaitan, dimana disana terdapat proses membantu orang lain atau bias dikatakan
membimbing orang lain agar orang tersebut memiliki pribadi yang lebih baik dalam
memahami dirinya yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu pekerjaan (profesi).

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan lingkup materi Bimbingan Kelompok?
2. Bagaimanakah Bimbingan dan Konseling Kelompok Sebagai Sebuah System?

III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampun dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku . Kelompok adalah layanan yang membantu klien atau peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier
dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok. Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam
suasana kelompok.
Beberapa pendapat menurut;
a) Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan
kegiatan informasi kepada sekelompok peserta didik untuk membantu mereka
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa
bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat
personal, vokasional, dan sosial.
b) Menurut Winkel dan Sri Hastuti, bimbingan kelompok merupakan salah satu

2
pengalaman melalui pembentukan kelompok yang khas untuk keperluan
pelayanan bimbingan kelompok.
c) Thantawy menjelaskan pengertian bimbingan kelompok merupakan salah satu
upaya yang diberikan kapada beberapa individu dalam stuasi kelompok, dengan
sasaran kelompok tetap adalah individu yang memiliki masalah yang sama.
d) Sitti Hartinah mengemukakan bahwa bimbingan kelompok merupakan bimbingan
yang dilaksanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu sekaligus agar
individu tersebut dapat menerima bimbingan yang dimaksudkan. Hal tesebut
mengindikasikan bahwa dalam kegiatan bimbingan kelompok pelaksanaanya
dilakukan secara bersama-sama terhadap sejumlah individu sehingga masing-
masing individu dapat memahami kegitan bimbingan kelompok pelaksanaanya
dilakukan secara bersama-sama terhadap sejumlah individu dapat memahami
kegiatan bimbingan yang tengah diterapkan. Sitti Hartinah juga mengemukakan
bahwa kriteria bimbingan kelompok yang baik yaitu “bila didalam kelompok
diwarnai semangat tinggi, dinamis, hubungan yang harmonis, kerjasama yang
baik dan saling mempercayai antara kelompok “ .
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok adalah kegiatan bimbingan yang diberikan kepada sejumlah
individu yang dilakukan secara bersam-sama, guna dapat membantu peserta didik dalam
menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat, bimbingan kelompok
diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat propesional, vokasional, dan
sosial. Proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu untuk meningkatkan
dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara maksimal dengan memberikan
informasi, diskusi, tanya jawab dengan memanfaatkan dinamika kelompok .
2. Tujuan bimbingan kelompok
Adapun tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa para ahli.
a. Menurut Halena tujuan dari layanan bimbingan kelompok yaitu untuk
mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang
dibahas di dalam kelompok, dengan demikian dapat menumbuhkan hubungan
yang baik antar anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu,
pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, dapat mengembangkan

3
sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana
terungkap didalam kelompok.
b. Menurut Bennet tujuan layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
a) memberikan kesempatan-kesempatan pada peserta didik belajar hal-hal
penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang kaitan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial;
b) memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok;
c) bimbingan secara kelompok lebih ekonomis dari pada melalui kegiatan
bimbingan individual; dan
d) untuk melaksanakan layanan konseling individu secara lebih efektif.
denganmemepelajari masalah-masalah yang umum dialami oleh individu
dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatan-hambatan
emosional melalui kegiatan kelompok, maka pemahaman terhadap
masalah individu menjadi lebih mudah.
Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat
disimpulkan, bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan
konseling yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang dapat hidup secara
harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara optimal. Pelaksanaan dilakukan dengan cara berkelompok dengan
memperhatikan norma-norma yang berlaku dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
3. Fungsi Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut : memberi
kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai
hal yang terjadi di lingkungan sekitar, mempunyai pemahaman yang efektif, objektif,
tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan,
menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang
berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok, menyusun
progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk
dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik, melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang
mereka programkan semula.

4
4. Prinsip-prinsip Bimbingan Kelompok
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi
pelayanan bimbingan dan konseling yang akan digunakan sebagai dasar Bimbingan dan
konseling kelompok . Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan
konseling, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip
itu adalah:
a) Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti
bahwa bimbingan dan konseling kelompok diberikan kepada semua konseli, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan kelompok lebih bersifat preventif dan konseling kelompok bersifat
penyembuhan (kuratif); Sehinnga lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan (individual).
b) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan dan konseling kelompok konseli
dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c) Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan dan konseling kelompok, karena
bimbingan dan konseling kelompok dipandang sebagai satu cara yang menekan
aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan daan konseling
kelompok sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d) Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan dan konseling
kelompok bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-
guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
Mereka bekerja sebagai teamwork.
e) Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan

5
konseling kelompok. Bimbingan dan konseling kelompok diarahkan untuk membantu
konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan dan
konseling kelompok mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada konseli serta membantu menyelesaikan permasalahan , yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan dan konseling kelompok memfasilitasi konseli untuk
mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat
bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan
utama bimbingan dan konseling kelompok adalah mengembangkan kemampuan
konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f) Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling kelompok tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan dan konseling kelompok pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek
pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
5. Lingkup Materi Bimbingan Kelompok
Dalam bimbingan kelompok tentunya akan diberikan beberapa materi. Berikut
adalah materi yang diberikan dalam bimbingan kelompok:
a) Pengenalan sikap dan kebiasaan , bakat dan minat, dan cita-cita serta
penyalurannya.
b) Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan
pengembangannya.
c) Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan
pendapat, bertingkahlaku dan hubungan sosial, baik di rumah, sekolah,
maupun di masyarakat, teman sebaya di sekolah dan diluar sekolah dan
kondisi / peraturan sekolah.
d) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik disekolah dan di rumah
sesuai dengan kemampuan pribadi siswa.

6
e) Pengembangan teknik-teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.
f) Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh
penghasilan.
g) Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang henadak
dikembangkan.
h) Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

Pelayanan bimbingan kelompok juga memanfaatkan dinamika kelompok Dalam


mencapai tujuan pelayanan bimbingan. Dalam sebuah kelompok juga tidak boleh
terlalu besar anggotanya. Setiap kelompok paling tidak ada 10 orang atau
maksimal 15 orang.

6. Kelebihan Dan Kelemahan Bimbingan Kelompok


 Kelebihan
a) Lebih efisien
b) Ekonomis
c) Rasa memiliki
d) Dukungan umum
e) Pembelajaran seolah mengalami sendiri
f) Belajar perilaku baru dan belajar memahami
g) Belajar komunikasi dan interaksi
h) Meningkatkan rasa percaya diri
i) Siswa dapat berbagi informaisi dalam menjalanilani gagasan baru atau
Memecahkan masalah.
j) Dapat meningkatkan pemahaman atas Masalah-masalah penting.
k) Dapat mengembangkan kemampuan Untuk berfikir dan berkomunikasi.
l) Dapat meningkatkan ketertiban dalam Perencanaan dan pengambilan
Keputusan.
m) Dapat membina semangat kerja dan Tanggung jawab.

 Kelemahan

7
a) Tidak semua cocok dalam kelompok
b) Tidak semua siap jujur
c) Kurangnya jaminan kerahasiaan
d) Peran konselor menjadi kompleks dan menyebar
e) Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak dari pada cara
Yang biasa.
f) Dapat memboroskan waktu terutama bila terjadi hal-hal yang negatif
seperti Pengarahan yang kurang tepat.
g) Anggota yang kurang agresif (pendiam, pemalu) sering tidak mendapatkan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya sehingga
terjadi frustasi atau Penarikan diri.
h) Adakala hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja
7. Bimbingan Dan Konseling Kelompok Sebagai Sebuah System
Sistem merupakan kesatuan yang kompleks dan terorganisasi. Sistem merupakan
kumpulan terpadu elemen-elemen yang berinteraksi, yang dirancang untuk menjalankan
fungsi yang telah ditentukan dengan baik. Sistem merupakan struktur atau organisasi
suatu kesatuan yang secara jelas menunjukkan interelasi bagian-bagian, dengan satu sama
lain dan dengan kesatuan itu sendiri. Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling
mempengaruhi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sistem mengandung subsistem-
subsistem yang saling berinteraksi. Subsistem ini sendiri dipandang juga sebagai sistem-
sistem yang lebih rendah tingkatannya, yang juga memiliki subsistem-sub sistemnya
sendiri yang saling berinteraksi, dan demikian seterusnya. Komponen dasar sistem adalah
masukan, proses, balikan, kontrol, dan keluaran (Hussain,1973:60).

Tiga komponen dasar utama dalam sistem yaitu masukan, proses dan keluaran.
Masukan, Proses, Keluaran.

Masukan, merupakan komponen awal untuk pengoperasian sebuah sistem. Proses


merupakan kegiatan yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran. Keluaran sebagai
hasil dari suatu operasi. Masukan, proses, dan keluaran merupakan unsur normal dalam
semua sistem, dan merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan semua sistem.

8
Sistem memiliki sifat yang dinamis, dan perubahan-perubahan selalu terjadi. Dalam
sebuah sistem yang dinamis perlu diadakan penelaahan secar berkala atau secara
kontinyu tentang bentuk dari keluaran agar dapat dilakukan perubahan yang diperlukan
sesuai dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan atau karena sebab lainnya. Unsur-
unsur yang memungkinkan sistem itu berfungsi dalam keseimbangan adalah kontrol dan
umpan balik. Kontrol dan umpan balik merupakan komponen dasar dalam sistem seperti
halnya masukan, proses, dan keluaran. Kontrol dalam suatu sistem pada hakikatnya
menjaga sistem agar bekerja dalam batas-batas pelaksanaan tertentu. Suatu sistem yang
berada dalam kontrol, bekerja dalam toleransi-tioleransi tertentu. Sistem terbuka
cenderung mempunyai sifat menyesuaikan, yang berarti sistem tersebut dapat
menyesuaikan dengan perubahan dalam lingkungannya guna melangsungkan
keberadaannya.

Sistem adalah suatu hal yang aktif, bergerak, dan menuju kepada arah atau produk
tertentu. Oleh karena itu konseling yang disusun berdasarkan suatu sistem, mengadakan
penyesuaian atau peninjauan kembali kegiatan pemrosesannya, tetapi juga sistem itu
meninjau kembali dan mengubah tolok ukurnya (baik berupa sasaran, target, tujuan
maupun yang lainnya). Suatu sistem dikatakan baik apabila sanggup mempertahankan
kondisi keseimbangan terhadap perubahan lingkungan, dengan kata lain elemen-elemen
yang dianggap berpengaruh tidak boleh diabaikan dalam membangun sistem sehingga
terbentuk sinergi atau nilai yang jauh lebih besar dibandingkan penjumlahan biasa. Setiap
sistem bernaung dalam sebuah sistem yang lebih besar.

Bimbingan dan konseling yang berkedudukan sebagai bagian integral dari


keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa
pola atau kemungkinan operasionalnya. Pola ini didasarkan atas pemikiran bahwa
bimbingan merupakan suatu sistem, yang memiliki komponen-komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sistem bimbingan dan konseling
merupakan sub sistem pendidikan, yang saling berhubungan dan bekerja sama pula untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas. Sehubungan dengan pola ini, Downing
(1968) menegaskan bahwa “The guidance is an integral part of elements withing that
program.”

9
Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :

a) Fungsi pokok bimbingan dan konseling adalah mengusahakan terselenggaranya


suasana sekolah dan suasana belajar mengajar yang sehat dan sejahtera. Titik berat
orientasinya ditujukan kepada para peserta didik yang sedang mengalami masalah
maupun tidak (Guidance for all).
b) Perlu dibentuk lembaga bimbingan dan konseling yang dikelola oleh tenaga yang
profesional disamping dibantu oleh tenaga pengajar (staf educatif).
c) Kerja bimbingan dan konseling tidak terbatas hanya di ruang bimbingan dan
konseling, tetapi program bimbingan dapat dilaksanakan di mana saja baik di sekolah,
di muka kelas dan lain sebagainya.
d) Pendekatan bimbingan bersifat operasional, mempunyai jangkauan yang cukup luas
dan bersifat pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pengembangan.

Adapun kebaikan dari pola bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan
adalah sebagai berikut :

a) Bimbingan tidak terpisahkan dari proses dan program pendidikan, karena ia


merupakan sub sistem pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diragukan lagi.
b) Seluruh personil pendidikan, baik sebagai guru atau dosen, maupun tenaga
administrasi disamping tenaga atau guru pembimbing itu sendiri berperan aktif dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
c) Seluruh siswa mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan
bimbingan dan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun kelemahan bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan adalah
sebagai berikut :

a) Konsep pola ini sangat ideal akan tetapi petunjuk operasional sering kurang jelas,
sehingga pelaksanaannya sering menemukan kesulitan.
b) Bila job discription kurang baik, maka akan sering terjadi kesimpang siuran
(overlopping) antara fungsi kepala sekolah atau pimpinan perguruan tinggi dengan
guru / dosen.

10
Kesimpulan
 Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa.
 Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat
disimpulkan, bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan
bimbingan konseling yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang
dapat hidup secara harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara optimal. Pelaksanaan dilakukan
dengan cara berkelompok dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku
dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

Daftar pustaka
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta,
2009. H .99

11
Rosmalia, Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Peserta Didik Kelas VII N 2 Lampung Selatan (SKRIPSI,UIN Raden Intan
Lampung ,Bandar Lampung ,2016 ).
Prayitno, Erman Amti, Loc.Cit
Rosmalia, Lok.Cit
Djannah Wardatul ”Dan” Edy. K . Drajat, 2012, Bimbingan Kelompok Teknik
Sosiodrama Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya, Universitas
Sebelas Maret
H.M.Arifin,Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta:Bulan Bintang,1977), hlm.112
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2008), hlm.65.

12

Anda mungkin juga menyukai