Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok dapat menyusun makalah tentang "Application Of Nursing Conceptual
Theory : “Teori hubungan interpersonal Hildegard E. Peplau ". Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa
tentang Nursing Conceptual Theory : Teori hubungan interpersonal Hildegard E. Peplau serta
penerapan pada pemberian asuhan keperawatan.
Terimakasih diucapkan kepada pembimbing kami yaitu Ns. Syarifah Rauzatul Jannah,
S. Kep., MNS., Ph.D yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga memberikan manfaat dan menambah pengetahuan dan pemahaman bagi
kita semua.

Penulis,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan................................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan.............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Nursing Concept Theory : Hildegard E. Peplau................................ 6
B. Konsep Area Of Interest..................................................................... 11
BAB III HASIL LITERATUR RIVIEW............................................................... 13

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 17

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 19
B. Saran.................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan dilibatkan dalam mengidentifikasi pengetahuan dasarnya yang unik,
yakni inti pengetahuan yang pentik untuk praktik keperawatan, atau yang dikenal dengan
sebutan ilmu keperawatan. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dasar ini, para perawat
harus membangun dan mengenali konsep dan teori yang spesifik dalam keperawatan.
Keperawatan, sebagai aspek integral dari pelayanan kesehatan, memainkan peran penting
dalam memberikan asuhan keperawatan dan memenuhi kebutuhan pasien yang megalami
ganggua kesehatan jiwa secepat mungkin (Nurhalimah. 2016).
Strategi berbasis teori keperawatan untuk meningkatkan peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, salah satunya dengan penerapan teori hubungan
interpersonal Hildegard E. Peplau. Teori konseptual Peplau (1992) ada kerangka
konseptual di mana perawat dapat menilai, merencanakan, dan intervensi untuk
mendapatkan hasil pasien. Perawat adalah individu yang kompleks, dan klien adalah
individu yang kompleks yang memiliki kepribadian dan pengetahuan yang unik dengan
kerangka berpikir (Marchese,2006; Setiawan, dkk., 2017).
Tujuan keperawatan adalah mendidik klien dan keluarga serta membantu klien
mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, perawat berusaha
mengembangkan hubungan perawat-klien melalui peran mereka (sumber daya, konselor,
dan wali). Sedangkan untuk kerangka kerja praktek teori Peplau menjelaskan bahwa
keperawatan itu penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam
penataan sistem perawatan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi alami kecenderungan
manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal (Setiawan, dkk., 2017).
Konsep interaksi antara perawat dan pasien merupakan kunci utama dalam
keperawatan jiwa, sehingga diharapkan dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat
membantu perawat memfasilitasi proses penyembuhan masalah yang dialami pasien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui
penerapan teori hubungan interpersonal Heldegard E. Peplau dalam membantu mengatasi
masalah gangguan kesehatan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa yang dirawat di
rumah sakit jiwa.

B. Tujuan Penelitian
a. Memahami secara mendalam model konsep dan teori Heldegard E. Peplau.
b. Mampu mengetahui penerapan teori Heldegard E. Peplau dalam asuhan keperawatan.
C. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang model konsep dan teori
keperawatan Heldegard E. Peplau pada mahasiswa Fakultas keperawatan Universitas
Syiah Kuala.
2. Praktik

3
Makalah diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perawat dalam
membantu mengatasi masalah psikologis pada pasien gangguan jiwa yang dirawat di
rumah sakit jiwa atau di rumah dengan pendekatan teori hubungan interpersonal
Heldegard E. Peplau.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Hubungan Interpersonal (Theory of Interpersonal Relations)
1. Biografi
Peplau lahir 1 September 1909, di Reading, Pennsylvania. Meninggal pada
tanggal 17 Maret 1999, di Sherman Oaks, Los Angeles, California, AS.
Menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan di kampus Pottstown, Pennsylvania
pada tahun 1931. Kemudian menyelesaikan gelar BA di Bennington College dalam
Psikologi Interpersonal pada tahun 1943. Di pusat mental swasta, ia juga belajar
masalah psikologis dengan Erich From Frieda Fromm-Reichmann dan Harry Stack
Sullivan. Sebagian besar pekerjaan seumur hidup Peplau berfokus pada
pengembangan teori interpersonal yang digunakan Sullivan dalam melaksanakan
praktik keperawatan. Ia kemudian menyelesaikan pendidikan magister konsentrasi
keperawatan jiwa pada tahun 1947 dan kemudian pada tahun 1953 menyelesaikan
pendidikan doktoralnya dengan konsentrasi pengembangan kurikulum.
Di Teachers College, Columbia University Peplau memperoleh gelar master dan
doktor. Berlisensi dalam psikoanalisis di William Alanson Institute of New York
City. Pada awal 1950-an, Peplau tumbuh dan mengajar kelas pertama untuk
mahasiswa keperawatan psikiatri lulusan di Teachers College. Peplau juga anggota
fakultas dari College of Nursing di Rutgers University 1954-1974 dan mendirikan
program tingkat pascasarjana pertama untuk mempersiapkan spesialis klinis dalam
keperawatan psikiatri.
Setelah perang, Peplau bekerja di lingkungan yang didominasi laki-laki. Sama
seperti mereka yang juga bekerja untuk memulihkan sistem kesehatan mental di
Amerika Serikat dengan menggunakan bagian dari Undang-Undang Kesehatan
Mental Nasional tahun 1946.
Berbagai prestasi telah diraihnya melalui kegiatan menulis, pidato, dan lokakarya
pelatihan klinis. Peplau memiliki semangat yang kuat untuk menerapkan bahwa
perawat harus menjadi lebih berpengetahuan sehingga perawat dapat memberikan
perawatan yang komprehensif kepada pasien daripada perawatan kustodian yang
umum di rumah sakit jiwa saat itu. Pada 1950-an dan 1960-an, ia mengadakan
lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika Serikat, terutama di daerah
dengan rumah sakit jiwa. Di lokakarya, ia mengajarkan konsep dan teknik
interpersonal untuk mewawancarai pasien dan keluarga, serta terapi kelompok
individu.
Peplau sendiri memiliki rekam jejak bekerja di bidang keperawatan, baik di
instansi pemerintah maupun swasta, selama 2 tahun mengabdi di Militer Amerika
Serikat dan meneliti bidang keperawatan, dan menggunakan sebagian waktunya untuk
mengabdi di keperawatan jiwa swasta. Profesor Emeritus di Universitas Rutgers dan
telah menjadi pendidik dalam keperawatan psikiatri selama beberapa tahun.
Peplau adalah penasihat Organisasi Kesehatan Dunia dan dosen tamu di beberapa
universitas di Afrika, Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Belgia. Seorang pengacara
yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian dalam keperawatan, ia telah
menjabat sebagai konsultan bedah umum di Angkatan Udara Amerika Serikat dan

5
institut kesehatan mental nasional. Banyak yang berpartisipasi dalam berbagai
kelompok pembuat kebijakan pemerintah. Menjabat sebagai presiden Asosiasi
Perawat Amerika dari 1970-1972 dan wakil presiden kedua dari 1972-1974. Menjabat
sebagai profesor tamu di Universitas Leuven di Belgia pada tahun 1975 dan 1976
setelah pensiun dari Rutgers. Dia kemudian meninggal dalam tidurnya di rumahnya di
Sherman Oaks, California.
"Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan" adalah buku yang diterbitkan oleh
Hildegrad Peplau pada tahun 1952. Selain buku, ia juga menulis banyak artikel di
majalah profesional seperti konsep interpersonal hingga berita terbaru tentang
keperawatan. “prinsip dasar konseling keperawatan” adalah pamflet yang ditulisnya
berdasarkan hasil penelitian dan lokakaryanya.
Pengalaman Peplau dengan organisasi telah membuat banyak prestasi, seperti di
WHO, unit keperawatan, dan lembaga kesehatan mental nasional. Dia adalah mantan
direktur eksekutif dan anggota American Academy of Nursing dan presiden American
Nurses Association. Peplau bekerja sebagai konsultan keperawatan di berbagai negara
asing dan bekerja di bedah umum di Angkatan Udara Amerika Serikat. Meski pensiun
pada tahun 1974, ia masih aktif di bidang keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan buku dengan topik hubungan interpersonal
(interpersonal) dalam keperawatan, buku tersebut berkaitan dengan "teori parsial
untuk praktik keperawatan" ia menceritakan tahapan proses pembuatan hubungan
interpersonal, peran dalam pekerjaan keperawatan, dan berbagai metode belajar
keperawatan sebagai proses interpersonal.
2. Konsep Utama Peplau
Teori yang dikembangkan oleh Hildegard E Peplau adalah keperawatan
psikodinamik. Model hubungan interpersonal terapeutik yang terapeutik (proses
interpersonal terapeutik) signifikan mempengaruhi teori ini. Dia mendefinisikan teori
keperawatan psikodinamiknya sebagai; "Keperawatan psikodinamik adalah
kemampuan untuk memahami perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasi
keluhan yang dirasakan dan menerapkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang terkait
dengan masalah. .-masalah yang timbul dari segala hal atau kejadian yang pernah
dialami.
Menurut Peplau pada tahun 1952, keperawatan adalah upaya pematangan sadar
ketika kepribadian berkembang melalui pendidikan, terapeutik, proses interpersonal.
Meskipun Peplau bersentuhan langsung dengan masyarakat atau lingkungan, ia tidak
menyarankan perawat untuk mempertimbangkan aspek budaya dan budaya ketika
pasien beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.
3. Model Teori Peplau
Model Peplau telah terbukti berguna dalam teori keperawatan dalam mengembangkan
intervensi keperawatan. Untuk menggambarkan peran karakter dinamis yang khas
dalam melaksanakan asuhan klinis, ada tujuh Peran Keperawatan Menurut Peplau,
yaitu:
a. Peran asing
Menyambut pasien seperti bertemu dengan orang asing dalam situasi kehidupan
lain, memberi pasien kesan percaya sehingga pasien merasa diperhatikan.

6
b. Peran sumber
Jawaban atas pertanyaan, menjelaskan proses pengobatan klinis yang dijalani
pasien klinis, ketepatan memberikan informasi.
c. Peran pengajaran
Menginstruksikan dan mengajar kembali dengan benar, yang melibatkan analisis
dan sintesis dari seluruh pengalaman pelajar.
d. Peran konseling
Memfasilitasi klien dalam memahami dan menghubungkan makna keadaan hidup
saat ini, memfasilitasi motivasi dan dorongan menuju perubahan.
e. Peran pengganti
Bantu pasien dalam mengklarifikasi domain ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan mengambil tindakan sebagai advokat atas
nama pasien.
f. Peran pemimpin
Membantu pasien untuk memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan terapi dengan cara yang saling memuaskan.
4. Tahap Perkembangan Peplau dengan Hubungan antar Perawat dan Pasien
Model konsep dan teori keperawatan Peplau menjelaskan kemampuan seseorang
untuk mengatur diri sendiri dan orang lain melalui hubungan dasar manusia, yang
terdiri dari empat elemen kunci: pasien, perawat, masalah kecemasan yang disebabkan
oleh penyakit, dan proses interpersonal (Risnah&Irwan, 2021):
a. Klien
Klien adalah subjek yang bisa dipengaruhi dengan keberadaan proses
interpersonal. Sistem dari perkembangan terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berusaha memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar dari pengalaman.
b. Perawat
Sedangkan pasien mengontrol isi yang menjadi tujuan dan perawat berfungsi
mengatur tujuan dan perjalanan interaksi interpersonal partisipatif dengan pasien.
Sama halnya dengan hubungan pasien. Perawat yang disesuaikan dengan fase
proses interpersonal bertindak sebagai mitra, pendidik, pengasuh pengganti nara
sumber, pemimpin, dan konselor. Pendidikan atau pematangan fungsi digambarkan
untuk mengoptimalkan gerak progresif dan kepribadian seseorang dalam
menciptakan, membangun, dan menghasilkan cara hidup pribadi dan sosial.
c. Sumber Kesulitan
Terintegrasi dalam mengintegrasikan pengalaman interpersonal masa lalu dengan
menggunakan hal-hal yang ada di masa sekarang sehingga menghasilkan keadaan
kecemasan yang parah. Jika komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologis dan biologis individu, maka kecemasan dapat terjadi. Dalam model
Peplau, karena kecemasan berhubungan langsung dengan penggunaan kondisi
sakit, konsep ini memiliki peran penting. Kondisi sakit biasanya meningkatkan
tingkat kecemasan. Oleh karena itu, perawat harus memiliki kemampuan untuk
menilai tingkat kecemasan pasien. Kondisi yang membaik ditunjukkan dengan
berkurangnya kecemasan.

7
d. Proses Interpersonal
Proses interaksi simultan dengan orang lain yang saling mempengaruhi adalah
makna proses interpersonal dalam bidang ilmu komunikasi. Tujuannya adalah
untuk membangun hubungan. Sehingga proses interpersonal yang dimaksudkan
antara perawat dan pasien menunjukkan metode transformasi energi atau
kecemasan pasien oleh perawat yang terdiri dari empat fase, yaitu;
1. Orientasi
Selama fase ini, klien mencari bantuan, dan perawat membantu klien untuk
memahami masalah dan besarnya kebutuhan terhadap bantuan.
2. Identifikasi
Selama fase ini, klien menerima bentuk ketergantungan, saling bergantung, atau
mandiri dalam hubungannya dengan perawat (keterkaitan). Fokus perawat
adalah menyakinkan orang tersebut bahwa perawat mengerti makna
interpersonal dari situasi klien.
3. Eksploitasi
Pada fase ini, klien mendapatkan manfaat penuh dari apa yang ditawarkan oleh
perawat melalui hubungan yang terbina. Klien memanfaatkan layanan yang
tersedia berdasarkan kepentingan diri dan kebutuhannya. Terjadi pergeseran
kekuasaan dari perawat ke klien.
4. Resolusi
Pada akhir fase ini, kebutuhan dan tujuan yang lama dikesampingkan dan tujuan
maupun kebutuhan baru mulai diadopsi. Ketika kebutuhan terdahulu telah
terpenuhi, kebutuhan dan tujuan yang baru dan lebih mendesak akan muncul
(Alligood, M.R, 2014)
5. Teori Keperawatan Peplau dan Komponen Utama Keperawatan
a. Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,
bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif,
kekuatan yang mendewasakan dan mendorong kepribadian seseorang dalam arah
kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas.
b. Individu
Individu menurut Peplau adalah organism yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
c. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah simbol yang menyatakan secara
tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses manusia yang
terus-menerus mengarah pada kreatif, konstruktif, produktif, di dalam kehidupan
pribadi ataupun komunitas.
d. Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah
satu konsep utama dalam keperawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan dan adat istiadat klien saat klien harus membiasakan
diri dengan rutinitas rumah sakit (Asmadi, 2008).

8
B. Konsep Area of Interest
Perkembangan keperawatan jiwa dimulai pada zaman peradaban. Pada suku ini,
orang Yunani dan Arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh tidak
berfungsinya otak. Pengobatan saat ini telah menggabungkan berbagai pendekatan
pengobatan seperti: memberikan ketenangan, asupan gizi yang cukup baik,
mempraktikkan kebersihan tubuh yang baik, mendengarkan musik, dan melakukan
kegiatan rekreasi. Perkembangan keperawatan jiwa pada abad 21 lebih menekankan pada
upaya preventif melalui pengembangan pusat kesehatan jiwa, praktik mandiri, pelayanan
di rumah sakit dan layanan penitipan anak serta mengidentifikasi pemberian asuhan
keperawatan pada kelompok risiko tinggi dan pengembangan sistem manajemen pasien
perawatan dengan pendekatan multidisiplin.
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditujukan pada seluruh
komponen, meliputi klien, keluarga, dan masyarakat serta pengembangan model asuhan
keperawatan kesehatan jiwa mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Nursalam, 2008).
Pemberi asuhan keperawatan marupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan
keperawatan menjadi optimal. Pada tahap awal, peran perawat lebih besar dari peran
klien, namun pada proses sampaik akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar
daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Proses keperawatan pada
klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah
kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti masalah kesehatan fisik yang
memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Banyak klien dengan
masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin
menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan
dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Keliat, 2006). Hubungan saling percaya
antra perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan
pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan
keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya (Keliat, 2006).

9
BAB III
HASIL LITERATURE RIVIEW
Metode
Subjek
No. Judul Tujuan Pengumpulan Hasil
Penelitian
data
1. Analisis Untuk 4 orang Teknik Berdasarkan hasil penelitian dari
Komunikasi mengetahui perawat wawancara semi wawancara semi terstruktur, observasi
Perawat dalam penerapan Rumah Sakit terstruktur, nonpartisipan dan dokumentasi yang
pemulihan komunikasi Jiwa Aceh observasi dilakukan pada saat penelitian, bahwa
pasien terapeutik yang nonpartisipan dan perawat RSJ Aceh telah menerapkan
gangguan jiwa perawat dalam menerapkan dokumentasi komunikasi terapeutik dalam pemulihan
(Meliza, C.P & pemulihan komunikasi pasien gangguan jiwa khususnya pasien
Anisah, N., pasien terapeutik dengan masalah keperawatan halusinasi.
2017). gangguan jiwa pada pasien Komunikasi terapeutik yang diterapkan
khususnya gangguan jiwa perawat RSJ Aceh untuk membantu
halusinasi di halusinasi pemulihan pasien gangguan jiwa
Rumah Sakit halusinasi melalui empat tahapan yaitu
Jiwa Aceh tahap pra
dan interaksi, orientasi, kerja dan terminasi.
hambatannya Keempat fase tersebut saling berkaitan
dan disetiap fase diperlukan peran yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan pasien.
Pada fase orientasi dan Identifikasi dalam
teori sesuai dengan tahap pra interaksi
dan orientasi, pada fase eksploitasi dalam
teori sesuai dengan tahap kerja dan pada
fase resolusi dalam teori sesuai dengan
tahap terminasi dalam penerapan

10
komunikasi terapeutik yang dilakukan
perawat RSJ Aceh dalam pemulihan
pasien gangguan jiwa halusinasi.
2. Improving the Mengetahui 25 kepala Penelitian ini Hasil penelitian mempresentasikan
interpersonal pengaruh perawat dari menggunakan keterkaitan pengetahuan 66 dan
competences of pendekatan unit rawat inap desain pra- keterampilan kepala perawat dalam peran
head nurses teori sebuah rumah eksperimen interpersonal sebelum dan sesudah
through pembelajaran sakit swasta dengan satu mengikuti program penguatan
Peplau’s aktif Peplau ternama di kelompok yang menggunakan pendekatan teori
theoretical terhadap Jakarta memiliki pretest pembelajaran aktif Peplau. Nilai rata-rata
active learning peningkatan dilibatkan dan posttest, pengetahuan kepala perawat setelah
approach keterampilan dalam tanpa kelompok program penguatan adalah 7,45 lebih
interpersonal penelitian ini kontrol tinggi dibandingkan sebelum pelatihan.
kepala perawat. Analisis, selanjutnya, menunjukkan
bahwa P=.003)
3. Peningkatan Penelitian ini 38 metode pre- Terdapat peningkatan yang bermakna
Pendidikan mengidentifikasi dokumentasi experimental pada rerata nilai pengetahuan champion
Pasien dan pengaruh pendidikan design, one group promosi kesehatan selama mengikuti
Keluarga penguatan peran pasien dan pre and post test penguatan peran interpersonal dengan
dengan champion keluarga without control pendekatan Teori Peplau (p 0,001). di
Penguatan promosi interkolaborasi RSUD dr. Abdul Aziz. Peningkatan
Peran kesehatan signifikan kemampuan champion
Interpersonal dengan promosi kesehatan terdapat pada peran
Champion pendekatanTeori pengajaran/narasumber, kepemimpinan,
Promosi Peplau yaitu wali serta kepatuhan pemberian
Kesehatan pendekatan pendidikan pasien dan keluarga
dengan interpersonal
Pendekatan terhadap

11
Teori Peplau penerapan
(Suhariyanto, pendidikan
dkk., 2019). pasien dan
keluarga
4. Contributions Untuk Promosi Analisis teori Beberapa kontribusi teoretis untuk
of nursing mengeksplorasi kesehatan keperawatan promosi kesehatan mental harus disorot,
theories in the kontribusi mental, seperti pentingnya membangun
practice of the teoritis yang perspektif hubungan interpersonal dengan pasien
mental health berbeda dari filosofis post- (Peplau) teori Peplau tidak membahas
promotion keperawatan, modernisme, konsep promosi kesehatan, penulis
(Bittencourt, mengambil teori mengusulkan pengembangan bertahap
M.N, et al., sebagai referensi hubungan dari hubungan interpersonal antara
2018) fenomena interpersonal, perawat dan pasien, di mana akan
mental promosi model promosi memungkinkan bagi perawat untuk
kesehatan kesehatan, membantu pasien mengidentifikasi
teori transisi, kebutuhan spesifik untuk mencapai
dan model kemandirian dan otonomi mereka, dan
adaptasi dan memberi mereka alat untuk
kontribusi meningkatkan kesehatan fisik dan mental
mereka untuk mereka.
promosi
kesehatan
mental
5. Nurse–Patient Studi ini 695 wanita Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Interaction as a meneliti awal yang memiliki desain Intervensi dukungan telepon yang
Treatment for intervensi terdaftar metode campuran diberikan perawat, dimodelkan di sekitar
Antepartum dukungan dalam sampel. komplementer, teori hubungan interpersonal Peplau,
Depression: A telepon yang Strategi menggunakan mungkin merupakan cara yang efektif

12
Mixed-Methods diberikan pengambilan analisis sekunder untuk memberikan dukungan kepada
Analysis perawat yang sampel awal dari data yang ada wanita yang kurang terlayani dan
diberikan adalah memiliki potensi untuk mengobati atau
kepada wanita purposive, mengimbangi depresi antepartum.Fase-
hamil yang memastikan fase teori hubungan interpersonal Peplau
berisiko depresi sampel wanita terlihat jelas
antepartum yang memulai dalam interaksi. Wanita yang tidak
berpenghasilan penelitian terlayani dengan risiko tinggi untuk
rendah yang dengan skor depresi menghargai jenis dukungan ini,
tinggal di MHI-5 yang dengan wanita dengan risiko tertinggi
lingkungan menunjukkan untuk depresi memanfaatkan lebih
pedesaan. depresi dan banyak dukungan keperawatan yang
kemudian diberikan. Rata-rata, skor Indeks
dibagi menjadi Kesehatan Mental-5 meningkat dari 45
dua menjadi 66
subkelompok
berdasarkan
skor pada
akhir
kehamilan

13
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Aplikasi Teori Hubungan Interpersonal Hildegard Peplau dalam Keperawatan


Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif, yang mengandung hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori
ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian.
Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank
lien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali (Potter &
Perry, 2005).
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan
antara perawat dan klie, perawat dank lien bersama-sama mendefinisikan masalah
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori unik
dimana hubungan kolaborasi perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan yang
baru mungkin muncul (Potter & Perry, 2005).
Menurut teori Peplau, hubungan interpersonal sangat penting bagi pasien dan
perawat untuk tumbuh dan berkembang bersama, sehingga merupakan proses
dinamis yang harus berlangsung selama proses asuhan keperawatan. Agen penting
lainnya dalam proses ini adalah keluarga, budaya, masyarakat, dan tempat
terjadinya perubahan (Peplau, 1990; Bittencourt, M.N, et al., 2018). Agar hubungan
interpersonal ini ada, Peplau mengusulkan proses empat fase: orientasi, identifikasi,
eksploitasi, dan resolusi. Fase pertama orientasi adalah momen interaksi pertama
dimana perawat akan mengidentifikasi kebutuhan pasien dan informasi tentang
masalah yang mereka alami. Setelah memperoleh informasi ini, perawat dan
anggota tim lainnya akan dapat membimbing pasien tentang masalahnya, dengan
mempertimbangkan perasaan seperti kecemasan. Pada fase kedua identifikasi,
perawat akan membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi utama untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Fase ketiga eksploitasi adalah saat di mana hubungan
perawat-pasien harus diperkuat dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil terbaik, seperti menjadi lebih mandiri dan memanfaatkan layanan

14
sepenuhnya. Pada saat ini, perawat terus membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan mereka dan menetapkan tujuan hidup baru. Fase keempat dan terakhir
resolusi adalah saat di mana pasien bertahap menyimpang dan memutuskan ikatan
dengan orang-orang yang membantu mereka dan merasa diberdayakan untuk
memecahkan masalah mereka sendiri. Fase ini dicapai setelah fase-fase yang tersisa
diselesaikan dengan sukses (Peplau, 1990; Bittencourt, M.N, et al., 2018).
Adapun tujuan dari teori Peplau ialah agar dapat mendidik pasien dan
keluarganya serta membantu pasien untuk mencapai tingkat kepribadian yang
matang (Potter & Perry, 2010). Perawat mempunyai peran mendidik individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat yang berada dibawah tanggung jawabnya
dan peran ini dapat diimplementasikan berupa kegiatan penyuluhan kesehatan
kepada pasien.
B. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Peplau
Kelebihan:
1. Meningkatkan kondisi kejiwaan pasien yang lebih baik.
2. Menurunkan kecemasan pada pasien dalam teori keperawatan.
3. Memberikan proses asuhan keperawatan yang lebih baik.
4. Mendorong kemandirian pasien.
Kekurangan:
Hanya difokuskan pada aspek kejiwaan pasien saat melakukan upaya
penyembuhan.

15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi berbasis teori keperawatan untuk meningkatkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan. Salah satunya adalah teori dan model
asuhan keperawatan Hildegard E. Dalam menggunakan teori Peplau, perawat perlu
menjalin hubungan yang saling menghargai dan mempercayai satu sama lain
bersama pasien. Selama fase orientasi hubungan, perawat bekerja sama dengan
pasien untuk mengidentifikasi alas an spesifik hospitalisasi berulang dan hambatan
yang dialami pasien dalam perawatan diri. Saat fase kerja, perawat dan pasien
menyusun rencana untuk mengatasi hambatan telah teridentifikasi dan membnagun
kepercayaan diri pasien terhadap kemampuan mengelola penyakit dengan menjadi
bagian dari tim kesehatan yang berdaya. Ketika pasien telah berhasil
mendemonstrasikan perbaikan perawatan diri dalam manajemen penyakit, perawat
perlu memastikan bahwa pasien memiliki akses terhadap sumber daya di komunitas
dan hubungan dapat diakhiri.
B. Saran
Kepada pihak pelayanan kesehatan diharapkan menerapkan teori keperawatan
pada klien sesuai dengan teori diatas agar klien lebih merasa puas dengan pelayanan
dan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal

16
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their work, 8th edition. St. Louis, MO:
Elsevier
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Bittencourt, M.N, et al. (2018) Contributions of nursing theories in the practice of the
mental health promotion. Theoretical paper/essay artigo teórico/ensaio, 125-132.
Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan,
Jakarta : Depkes RI. Jakarta: EGC
Evans, E. C, et al. (2017). Nurse Patient Interaction as a Treatment for Antepartum
Depression: A Mixed-Methods Analysis. Journal of the American Psychiatric
Nurses Association, 1–13
Keliat, B.A, dkk. 2006. Keperaatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
Course).
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S., (2004). Fundamentals of nursing: Concept,
process, and practice, 7 th, New Jersey
Meliza, C.P & Anisah, N. (2017). Analisis komunikasi terapeutik perawat dalam
pemulihan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FISIP Unsyiah, 2, (2), 157-170.
Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Potter, P. A & Perry, A. G (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Risnah & Irwan, M. (2021). Falsafah dan teori keperawatan dalam integrasi keilmuan,
Alauddin university press
Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.Missouri:
Mosby
Suhariyanto, dkk. (2019). Peningkatan pendidikan pasien dan keluarga dengan
penguatan peran interpersonal champion promosi kesehatan dengan pendekatan
teori peplau. Journal of Hospital Accreditation, (1 ed), 1, 9-12.

17

Anda mungkin juga menyukai