Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HADIS, SUNNAH, KHOBAR, ATSAR


Dosen Pengampu :
Yuliharti,Dr.,M.Ag.
Muhammad mufti fashlih,M.Pd

Disusun oleh :

Anisah Alpionita Putri (12110324809)


Kelas :
Manajemen pendidikan islam 2A
Matkul :
STUDI HADIST
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Ahamdulillah, puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Ilahi rabbi,


Yang dengan pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah berjudul ; “
Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar”
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada:

1.yuliharti.,M.A
2.muhammad mufti fashlih,M.Pd
(Selaku dosen pengampu)

Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi saya sendiri dan Pembaca
pada umumnya dalam kehidupan masyarakat dan beragama, sehingga Terciptalah
masyarakat yang bertaqwa.

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.


Saya berharap kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah berikutnya
Menjadi lebih baik.

14, Maret,2022

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
I

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….


Ii

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….


1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1

C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits ………………………………………………………………


3

B. Pengertian sunnah…………………………………………………….. 9
C.Pengertian Khobar ………………………………………………………………..
9

D.Pengertian atsar……………. ……10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
12

B. Saran………………………………………………………………………………
.. 12

DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………………


13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping al-Qur’an. “Hadits
Atau disebut juga dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau
Didasarkan kepada Nabi SAW., baik berupa perkataan, perbuatan, atau
taqrir-nya.
Hadits, sebagai sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an, sejarah perjalanan
hadits
Tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan Islam itu sendiri.
Hadits Nabi yang berkembang pada zaman Nabi (sumber aslinya), lebih
Banyak berlangsung secara hafalan dari pada secara tulisan. Penyebabnya
adalah
Nabi sendiri melarang para sahabat untuk menulis hadits-nya, dan menurut
Penulis karakter orang-orang Arab sangat kuat hafalannya dan suka
menghafal,
Dan ada kehawatiran bercampur dengan al-Qur’an. Dengan kenyataan ini,
sangat
Logis sekali bahwa tidak seluruh hadits Nabi terdokumentasi pada zaman Nabi
Secara keseluruhan.
Pada realitas kehidupan masyarakat muslim, perkembangan hadits Nabi
Secara kuantitatif cukup banyak sekali. Selain perkembangan hadits yang
cukup Banyak, juga banyak istilah-istilah yang digunakan. Pada masyarakat
umum yang Dikenal adalah Hadits dan as-Sunnah, sedangkan pada kelompok
tertentu, dikenal istilah Khabar dan Atsar. Untuk itu, pada pembahasan
makalah ini, pemakalah
Akan menyoroti : (1) pengertian Hadits, dan perbedaan Hadits dengan al-
Khabar, Dan al-Atsar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hadis?
2. Apa yang dimaksud dengan Sunnah?
3. Apa yang dimaksud dengan Khobar?
4. Apa yang dimaksud dengan Atsar?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Hadis.
2. Untuk mengetahui pengertian Sunnah.
3. Untuk mengetahui pengertian Khobar.
4. Untuk mengetahui pengertian Atsar.

BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian hadis

Kata ‫ الديث‬bentuk jamak ‫حدثان‬،‫ االحاديث‬secara etimologi merupakan isim mashdar


dari kata kerja : ‫ حدث يحدث حديثا‬Yang berarti “komunikasi,
cerita ,percakapan ,baik dalam konteks agama maupun duniawi atau dalam
konteks sejarah atau peristiwa dan kejadian aktual penggunaan dalam bentuk
kata sifat objektif mengandung arti 1 berarti Jadid sesuatu yang baru lawan
kata dari kodim Al qodim sesuatu yang lama berarti al-khabir lawan kata dari
kodim zat yang zat yang di percakapan atau dipindahkan dari seorang kepada
orang lain dan yang 3 berarti Al qarib sesuatu yang dekat dengan demikian
pemakaian kata hadis di sini seolah-olah dimaksud untuk membedakan dengan
Alquran yang bersifat Al qodim .
Bahwa hadis adalah segala peristiwa yang disandarkan Kepada Nabi,
walaupun peristiwa itu terjadi hanya sekali saja di sepanjang Hayat Nabi, dan
walaupun hanya diriwayatkan seorang rawi.

Penggunaan kata hadis ditinjau dari sudut kebahasaan tersebut juga dapat
ditemukan dalam AlQuran disebut sebanyak 28 kali dengan rincian 23 dalam
bentuk mufrad dan 5 dalam bentuk jamak menuru MM.azami menggunakan
hadis dari sudut kebahasaan kebahasaan dalam Alquran di antara lain.

A. komunikasi religius pesan atau Al Qur’an , sebagaimana terdapat dalam QS. Al-
zumar,23 “‫ هللا نزل احسن الحديث كتابا‬Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu ) Alquran dalam hadis nabi yang diriwayatkan oleh al-bukhari sesungguhnya
sebaik-baik hadits (cerita) adalah kitab Allah (Alqur’an)”
B. Cerita sejarah (historical stories) sebagaimana terdapat dalam QS. Taha: 9
‫و هل ا تاك حديث موسي‬-
“Dan apakah telah sampai kepadamu kisah Musa” dalam Hadis nabi: “ceritakanlah
mengenai Bani Israil dan tidak mengapa.”

2. Teori Ke-sahih-an Hadis


Perkembangan Hadis dan Ilmu Hadis berkembang dengan kompleks,
Sehingga memunculkan banyak teori berkaitan dengan Hadis, teori-teori tersebut
muncul salah satunya untuk menjaga Hadis agar tehindar dari penyelewengan
Oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Selain itu teori-teori tersebut
Muncul untuk membendung adanya Hadis-Hadis palsu yang berkembang pada
Masa itu, sehingga dapat memilah antara hadis yang memang bersumber dari
Nabi SAW dan hadis yang dibuat untuk kepentingan pribadi atau pun kelompok
(Hadis Palsu).
Suatu teks dapat dikatakan Hadis apabila memenuhi dua komponen penting, yaitu
adanya mata rantai perawi (sanad) dan redaksi yang mengandung Arti (matan).
Dua komponen tersebut harus memenuhi standar.
Sahih agar dapat Diterima dan diamalkan sebagai hujjah dalam beragama, oleh
karena itu Diperlukan penelitian untuk mengetahui apakah hadis tersebut s{ahi>h
atau tidak.

2. Sunnah
Sunnah secara etimologi berarti jalan lurus dan berkesinambungan,yang baik
maupun yang buruk, sebagimana yang dapat di lihat dari perkataan Rasulullah:

barangsiapa yang merintis suatu jalan yang baik maka ia akan memperoleh
pahalanya dan juga para orang yang mengamalkannya sesudahnya tidak
mengurangi yang demikian itu akan pahala mereka sedikitpun dan siapa yang
merintis jalan yang buruk ia akan menerima dosanya dan dosa orang yang
mengamalkan tanpa mengurangi dosa sedikitpun.
Berdasarkan hadis tersebut para ulama memberikan pengertian sunnah secara
bahasa sebagai berikut:
‫السيرة و الطر ثقة المعتاد حسنة ما نت او سيئة‬
Jalan dan kebiasaan yang baik atau yang jelek,atau dikatakan pula dengan:
‫السيرة حسنة أو سيئة‬
“ jalan (yang ditempuh) baik yang terpuji atau tercela”.
bisa juga diartikan dengan:
‫الطر يقةالمسقيمة‬
“ jalan yang lurus atau .”
Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang di gunakan muhaddisin, Sunnah
adalah:
Segala sesuatu yang dikaitkan dengan nabi Muhammad shallallahu alaihi Wa
sallam baik berbentuk perkataan, perbuatan, dan taqrir, bentuk fisik moral
maupun perjalanan hidup baik dilakukan sebelum diangkat menjadi nabi (seperti
bertahanus di gua Hira ) maupun sesudah menjadi rasul.
Adapun Sunnah adalah perbuatan Nabi yang bersifat mutawâtir, yakni cara
Rasulullah melaksanakan suatu ibadah yang dinukil kepada umatnya Dengan
amaliah yang mutawâtir pula.

Menurut kalangan ulama Ushul sunnah adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi
Muhammad SAW selain Alquran baik berupa perkataan perbuatan nabi shallallahu
salam san Alquran baik berupa perkataan perbuatan ataupun takdir yang pantas menjadi
dalil hukum syara sedangkan sunnah adalah hal-hal yang berasal dari nabi SAW tetap
hal ini tidak fardu yang tidak wajib ulama Ushul fiqih membatasi definisi di atas dengan
surat Alquran karena mereka memandang rasul sebagai syar'i yaitu yang merumuskan
hukum dan menjelaskan kepada umat manusia tentang peraturan-peraturan dan kaidah-
kaidah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini sedangkan sunnah ulama fiqih adalah:
‫هي كل ما قلت عن النبي صلي هللا عليه و سلم و لم يكن من باب الفر ض وال الواجب‬
“Setiap yang datang dari rosul Saw yang bukan fardhu dan tidak pula wajib.
Hal ini karena sasaran ulama Ushul fiqh adalah perbuatan mukallaf yang terdiri dari
wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah,

Dari pengertian diatas tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara hadis dan
Sunnah keduanya hampir dikaitkan dengan nabi Muhammad walaupun berbeda
hanyalah pengertian yang dikemukakan oleh hajat al-hakim yang lebih memperluas
jangkauan makna sunnah terhadap perilaku nabi sebelum diangkat menjadi rasul namun
demikian jika dilihat dari historis tentang perkembangan makna sunnah ada di antara
ulama yang membedakan antara Sunnah dan hadits sunnah dipahami sebagai tradisi
faktual yang berlaku di tengah masyarakat muslim pada masa Rasulullah sedangkan
hadits adalah keterangan keterangan yang disampaikan secara lisan oleh Rasulullah
menyangkut sesuatu masalah dunia dan agama jadi sudah di kalangan sahabat jauh lebih
populer dibandingkan dengan hadis sehingga setiap sunnah dapat dikatakan bersifat
mutawatir sedangkan hadits tidak semua demikian karenanya suatu hadis belum tentu
menjadi sunnah tetapi secara esensial bahwa sunnah adalah hadits.

3.Khobar
Khabar menurut bahasa berarti Al naba yaitu berita sedangkan menurut istilah terdapat
tiga pendapat yaitu:
A.Khabar adalah sinonim dari Hadis yaitu yang disandarkan kepada nabi
Muhammad saw dari segala dari perkataan perbuatan taqrir dan sifat.
B.Kabar berbeda dengan hadis hadis adalah sesuatu yang berasal dari nabi
sedangkan khabar adalah berita yang datang dari selain nabi atas dasar dan
muhadditsin, sedangkan mereka yang berkecimpung dalam kegiatan sejarah dan
sejenisnya disebut Akbariy.
C.Khabar lebih umum dari hadis hadis adalah sesuatu yang berasal dari nabi
sedangkan khabar adalah sesuatu yang datang dari nabi atau dari selain nabi
( orang lain) pendapat ini, maka seorang ahli al- hadits atau ahli al-sunnah.

Sedangkan tinjauan istilah sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Hajar Al-


asqalani khabar adalah hadits-hadits yang termasuk marfu mauquf dan maqthu.
4 . Atsar
Atsar secara etimologi berarti baqiyyat Al-syai’, yaitu sisa atau peninggalan
sesuatu.
sedangkan pengertiannya secara terminologi ada 2 pendapat:
1.atsar adalah sinonim dari hadits yaitu segala sesuatu yang berasal dari nabi
SAW.
2.kedua atsar adalah berbeda dengan Hadis yaitu:
Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in, yang terdiri atas perkataan
dan perbuatan.
Jumhur ulama cenderung menggunakan istilah khabar dan atsar untuk segala
sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW dan demikian juga kepada sahabat
dan tabiin namun para fuqaha kHurasan membedakannya dengan
mengkhususkan al-mauquf yaitu berita yang disandarkan pada sahabat dengan
sebutan atsar, dan al-marfu’, yaitu segala sesuatu Yang di sandarkan kepada nabi
Saw dengan istilah khabar.
Dari keempat pengertian tentang hadis, sunnah,khobar ,dan atsar sebagaimana
diuraikan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa keempat istilah tersebut
pada dasarnya memiliki kesamaan maksudnya segala sesuatu yang datang dari
nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan ,maupun ketetapan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut ahli hadits, pengertian hadits adalah “Seluruh perkataan, perbuatan,


Dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW”, sedangkan menurut yang lainnya
Adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan,
Perbuataan, maupun ketetapannya.”
Khabar menurut bahasa adalah “Semua berita yang disampaikan oleh
Seseorang kepada orang lain.” Menurut ahli hadits, khabar sama dengan hadits.
Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqthu’, dan
Mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi’in. Adapun
Atsar berdasarkan bahasa sama pula dengan khabar, hadits, dan sunnah.
Dari pengertian menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama.
“Jumhur ahli hadits mengatakan bahwa Atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu
Yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut
Ulama Khurasan, bahwa Atsar untuk yang mauquf dan khabar untuk yang marfu.

B. Saran

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, pembaca diharapkan lebih


Banyak membaca buku-buku tentang Pengertian Hadits, Khobar, dan Atsar,
Sehingga lebih banyak menambah ilmu dan wawasan tentang pengertian tersebut,
Kritik dan saran juga kami harapkan dari pembaca, untuk membuat
Makalah-makalah selanjutnya agar lebih baik lagi.

DAFTAR RUJUKAN
Daftar Rujukan
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta: Bulan

Bintang, 1980.

______. Kriteria antara Sunnah dan Bid’ah. Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

______. Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis I. Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

______. Dinamika Syariat Islam. Jakarta: Galura Pase, 2007.

Bukhârî (al), Muh}ammad b. Ismâ„îl. S{ah}îh} al-Bukhârî, Vol. 3. T.tp: Dâr


T{awq al-Najâh, 1422.

Ismail, Syuhudi. Hadis Nabi Menurut Pembela, Pengingkar, dan Pemalsunya.

Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Ismail, Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Bulan

Bintang, 1991.

______. Pengantar Ilmu Hadis. Bandung: Angkasa, 1991.

Midong, Baso. Kualitas Hadis dalam Kitab Tafsir An-Nur Karya T.M. Hasbi

Ash-Shiddieqy. Makassar: YAPMA, 2007.

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.

Jakarta: Bulan Bintiang, 1996.

Rudliyana, Muhammad Dede. Pemikiran Ulum al-Hadis: dari Klasik sampai

Modern. Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Anda mungkin juga menyukai