Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan

Vol 8, No. 1, Februari 2019


e-ISSN 2620-9209

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN


MUTU PEMBELAJARAN

Rabukit Damanik
Dosen STKIP Budi Daya Binjai

Abstrak
Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan dengan perbaikan kurikulum, peningkatan
mutu guru, penyediaan sarana prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan manajemen, pengawasan
dan perundang-undangan. Guru yang profesional dan handal akan mengetahui manajemen kelas dengan baik
guna mengelola proses pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuan
penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dengan mutu pembelajaran; Metode
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasi. Sampel adalah guru SMA Rayon 3 Medan yang
berjumlah 67 orang. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan
dengan mutu pembelajaran. Koefisien Korelasi yang diperoleh adalah 0,604 dengan level signifikansi alpha
sebesar 0,05.

Kata Kunci : Kepemimpinan dan Mutu Pembelajaran

A. Pendahuluan Mutu pendidikan meliputi mutu input,


Pendidikan yang bermutu selalu menjadi proses, output, dan outcome. Input pendidikan
harapan bagi setiap bangsa, baik yang di dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses
selenggarakan oleh pemerintah maupun pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan
masyarakat. Zamroni (2007:2) mengatakan bahwa suasana yang PAIKEM ( Pembelajaran yang Aktif,
peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
sistematis yang terus menerus meningkatkan Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar
kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome
yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap
target sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif didunia kerja dan semua pihak mengakui kehebatan
dan efisien. Masalah pendidikan di Indonesia saat lulusan. Disamping itu juga perlu diperhatikan
ini masih seputar rendahnya kualitas, relevansi, tentang kualifikasi dan kompetensi guru.
efisiensi dan produktifitas serta efektifitas. Rendahnya mutu pendidikan dapat menghambat
Penyebabnya adalah: (1) ketersediaan pendidik dan penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai
tenaga kependidikan yang belum memadai baik keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
secara kuantitas maupun kualitas, (2) kesejahteraan pembangunan bangsa di berbagai bidang. Sagala
pendidik yang belum memadai, (3) sarana dan (2010:63) menyatakan bahwa pembelajaran
prasarana yang kurang dan belum didayagunakan mempunyai dua karakteristik, yaitu: (1) Dalam
secara optimal, (4) biaya pendidikan yang belum proses pembelajaran melibatkan proses berfikir; (2)
memadai untuk menunjang mutu pembelajaran. Dalam proses pembelajaran membangun suasana

10
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

dialogis dan proses tanya jawab terus menerus beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
kemampuan dan berfikir siswa, yang pada Pembelajaran menurut Hamalik (2003:57)
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu merupakan proses perpaduan atau kombinasi dari
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan,
konstruksi sendiri. Hal ini senada dengan pendapat dan prosedur. Disamping itu, Shaleh (2005:217)
Shaleh (2005:220) bahwa pembelajaran yang mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah upaya
efektif dan menyenangkan adalah pembelajaran guru agar terjadi peristiwa belajar yang dilakukan
yang dapat membawa siswa aktif belajar dan oleh siswa.
berlangsung secara efektif dalam lingkungan Keberhasilan kepala sekolah dalam
kondusif untuk belajar. menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh gaya
Menurut Juran dalam Arcaro (2005:9) kepemimpinannya. Sehingga gaya kepemimpinan
tentang mutu adalah: (1) Meraih mutu merupakan merupakan rangkaian kegiatan penataan yang
proses yang tidak mengenal akhir. (2) Perbaikan diwujudkan sebagai kemampuan memengaruhi
mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan perilaku anggota organisasi dalam situasi tertentu
program sekali jalan. (3) Mutu memerlukan agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan
kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan yang disepakati. Oleh karena itu gaya
administrator. (4) Pelatihan massal merupakan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor
prasyarat mutu. (6) Setiap orang di sekolah mesti penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
mendapat pelatihan. Menurut Shaleh (2005:223) Diantara empat belas prinsip Deming
agar tercipta proses pembelajaran yang efektif dan dalam meningkatkan mutu adalah melembagakan
efisien guru perlu mempertimbangkan secara kepemimpinan. Mutu tak mungkin dihasilkan oleh
strategis agar dapat diwujudkan situasi yang kepemimpinan yang tak bermutu. Kepemimpinan
kondusif yang memungkinkan proses interaksi disebut bermutu apabila mampu menggerakkan
berlangsung dengan baik. Dalam situasi yang seluruh sistem secara terpadu sesuai dengan visi,
demikian perlu diupayakan agar: (1) siswa misi dan prinsip yang telah ditentukan. Menurut
senantiasa menaruh minat dan perhatian; (2) siswa Sagala (2009:170) mutu sekolah dalam pelayanan
turut serta secara aktif dalam pengalaman belajar; pendidikan dipandang dari kemampuannya
(3) guru memberikan pengalaman yang terpadu memuaskan kebutuhan yang diharapkan.
dalam proses belajar; dan (4) timbulnya dorongan Sedangkan Sukmadinata (2006:20) mengatakan
yang positif pada diri siswa untuk belajar. bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan harus
Suyitno (2004:1) menyatakan bahwa menekankan pada pembelajaran siswa aktif dan
pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan bermakna.
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, Peningkatan mutu pendidikan nasional
minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang telah dilakukan dengan perbaikan kurikulum,

11
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

peningkatan mutu guru, penyediaan sarana bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung jawab
prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan pengajaran, tanggung jawab dalam memberikan
manajemen, pengawasan dan perundang-undangan. bimbingan, mengembangkan profesi,
Semua hal penting yang dilakukan pemerintah itu mengembangkan kurikulum dan tanggung jawab
karena pendidikan terkait dengan peningkatan mutu membina hubungan dengan masyarakat.
sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia Guru merupakan ujung tombak dalam
yang kompeten dalam menghadapi perkembangan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
teknologi dan kemajuan zaman. disekolah. Guru bertanggung jawab dalam
Perkembangan teknologi dan kemajuan mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana
zaman yang terus terjadi mengharuskan setiap yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Ditangan
individu mampu bertahan hidup dan bersaing dalam guru terletak semua kegiatan pokok dalam proses
kemajuan tersebut. Pendidikan merupakan upaya belajar mengajar, seperti menentukan tujuan
pengembangan kemampuan dan kepribadian yang pembelajaran yang akan diberikan, memilih materi
mampu menjawab tantangan sesuai dengan yang cocok dan sesuai dengan kemampuan siswa
perkembangan zaman yang sedang dan akan terjadi. untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan,
Sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan mempersiapkan strategi belajar yang tepat untuk
Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. mencapai tujuan, menciptakan situasi yang
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendukung proses belajar mengajar yang kondusif
(Pasal 3) bahwa Pendidikan Nasional berfungsi dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Kegiatan–
mengembangkan kemampuan dan membentuk kegiatan ini dapat berjalan dengan baik jika guru
watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat memiliki kemampuan dan sikap profesional.
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Menurut Danim (2003:202) bahwa guru
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta yang baik adalah mereka yang memiliki sifat
didik agar menjadi manusia yang beriman dan kepemimpinan antara lain ditandai dengan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq kemampuannya bekerja dengan dan melalui orang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan lain, baik sesama staf maupun dengan siswa. Hanya
menjadi warga Negara yang demokratis serta guru yang memiliki sifat kepemimpinanlah yang
bertanggung jawab. mampu menjadi manajer kelas yang baik, dan dapat
Peran guru sangatlah menentukan dalam mengelola sumber-sumber belajar dan proses
usaha peningkatan mutu pembelajaran. Guru yang pembelajaran sendiri secara efektif dan efisien.
profesional dalam mendidik peserta didiknya akan Sedangkan menurut Kounin dalam Sopiatin
berupaya mengembangkan potensi yang ada pada (2010:48) guru dalam mengelola atau memanage
peserta didik. Oleh sebab itu guru dituntut untuk kelas dapat juga memengaruhi perilaku siswa
mampu mendidik peserta didik dengan sebaik- dalam melakukan proses belajar. Hal ini berarti
baiknya. Armstrong (1981:34) mengungkapkan bahwa jika seorang guru mengetahui dan

12
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

melakukan manajemen kelas yang baik maka terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang atau
perilaku siswa akan baik dalam melakukan lebih), ada tujuan dalam orientasi kegiatan serta
pembelajaran. Ini akan berdampak positif dalam pembagian tanggung jawab sebagai bentuk
hasil dan mutu pembelajaran. perbedaan kewajiban anggota. Berdasarkan latar
Salah Satu faktor yang berhubungan belakang permasalahan di atas maka penulis
dengan mutu pembelajaran adalah kepemimpinan. menganggap penting membuat penelitian dengan
Kepemimpinan adalah suatu proses atas judul ”Hubungan Kepemimpinan Dengan Mutu
kemampuan memengaruhi orang lain melakukan Pembelajaran”.
kegiatan tertentu. Kepemimpinan mencakup konsep
hubungan manusia yang luas. Dalam proses B. Metode Penelitian
kepemimpinan terkandung interaksi tiga faktor Penelitian ini berbentuk penelitian
penting yaitu fungsi pemimpin, pengikut (anggota) korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan
dan situasi yang melingkupi. Berarti dalam setiap untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
situasi yang bagaimanapun kepemimpinan dapat dua variabel atau beberapa variabel. Menurut
berlangsung, baik itu di bidang pemerintahan, Arikunto (2004: 114) penelitian korelasi merupakan
organisasi politik, bisnis, pendidikan, dan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
sebagainya. Menurut Thoha (1986:45) tidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel
kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi yang satu dengan variabel yang lain. Besar kecilnya
perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk
manusia baik perorangan maupun kelompok. koefisien korelasi.
Sedangkan Oteng (1983:253) mengatakan bahwa Menurut Sugiono (2009:117) populasi
kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
menciptakan perubahan yang paling efektif atau obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
proses memengaruhi seseorang atau kelompok karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. untuk di pelajari dan kemudian di tarik
Hersey dan Blanchard (1988:86) kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
berpendapat kepemimpinan merupakan proses adalah guru SMA Rayon 3 Medan yang berjumlah
memengaruhi aktivitas individu atau kelompok 67 orang guru. Sampel adalah sebahagian dari
dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam populasi, sampel dalam penelitian ini total populasi
situasi tertentu. Dengan kata lain dalam yaitu sebanyak 67 orang guru.
kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, Data yang diperoleh dianalisis dengan
pengikut (anggota) dan situasi. Stogdill dalam menggunakan teknik statistik yakni uji persyaratan
Keith Grint (1997:114) menjelaskan kepemimpinan analisis data dan pengujian hipotesi. Dalam hal ini
adalah sebagai tindakan memengaruhi kegiatan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.
kelompok dan pencapaian tujuan. Didalamnya

13
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

C. HASIL PENELITIAN DAN sekolah. Sebagai manajer pendidikan yang


PEMBAHASAN profesional, kepala sekolah bertanggung jawab
Berdasarkan butir-butir pernyataan variabel sepenuhnya terhadap sukses atau tidaknya sekolah
kepemimpinan yang berjumlah 20 butir, diperoleh yang dipimpinnya. Menurut Danim (2003:217)
skor terendah adalah 58 dan yang tertinggi adalah kepala sekolah adalah orang yang paling
90. Rata-rata 72,45, simpangan baku 8,51, median bertanggung jawab untuk memotivasi guru dalam
75,82, dan modus 76,04. Sedangkan berdasarkan mencapai tujuan yang dikehendaki dengan
butir-butir pernyataan variabel mutu pembelajaran memecahkan berbagai tantangan yang dihadapi.
yang berjumlah 30 butir, maka skor terendah adalah Kegagalan kepala sekolah dalam memerankan
61 dan yang tertinggi adalah 99. Rata-rata 76,75, fungsinya akan menyebabkan lembaga yang
simpangan baku 10,19, median 78,71, dan modus dipimpinnya akan masuk kedalam jurang yang
76,08. Hubungan kepemimpinan dengan mutu dalam.
pembelajaran adalah 0,604, Hal ini berarti 60,4% Temuan penelitian menunjukkan bahwa
mutu pembelajaran dapat dijelaskan oleh ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan. Koefisien determinasi ini juga kepemimpinan dengan mutu pembelajaran sebesar
signifikan secara statistik yang ditandai dengan 60,4%. Temuan ini didukung pendapat Juran dalam
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berada Arcaro (2005:9) tentang mutu adalah: (1) Meraih
dibawah α sebesar 0,05. Persamaan regresi yang mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir;
diperoleh adalah Y = 9,46 + 1,19 X. Hal ini berarti (2) Perbaikan mutu merupakan proses
kenaikan 1 satuan pada kepemimpinan akan berkesinambungan, bukan program sekali jalan; (3)
meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 1,19. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota
Model ini juga signifikan secara statistik yang dewan sekolah dan administrator; (4) Pelatihan
ditandai dengan nilai signifikansi hitung 0,000 massal merupakan prasyarat mutu; dan (6) Setiap
berada dibawah α sebesar 0,05. orang di sekolah mesti mendapat pelatihan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Deming Kepemimpinan dari anggota dewan sekolah disini
dalam meningkatkan mutu adalah melembagakan adalah kepala sekolah.
kepemimpinan. Mutu tak mungkin dihasilkan oleh Keberhasilan kepala sekolah dalam
kepemimpinan yang tak bermutu. Kepemimpinan menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh
disebut bermutu apabila mampu menggerakkan kepemimpinannya. Sehingga kepemimpinan
seluruh sistem secara terpadu sesuai dengan visi, merupakan rangkaian kegiatan penataan yang
misi dan prinsip yang telah ditentukan. Kepala diwujudkan sebagai kemampuan memengaruhi
sekolah merupakan faktor kunci efektif tidaknya perilaku anggota organisasi dalam situasi tertentu
suatu sekolah. Dikatakan faktor kunci karena agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan
kepala sekolah memainkan peranan yang sangat yang disepakati. Oleh karena itu kepemimpinan
penting pada keseluruhan aspek pengelolaan merupakan salah satu faktor penting dalam

14
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Rivai disimpulkan bahwa banyak Kepala Sekolah yang
dalam Nurjannah (2008:21) mengemukakan bahwa memiliki gaya kepemimpinan yang berorientasi
kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tinggi pada hubungan manusia dan paling sedikit
tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak yang memiliki gaya kepemimpinan yang
maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. berorientasi rendah terhadap tugas ataupun
Kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang hubungan manusia.
konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan Temuan-temuan penelitian lain tentang
sikap yang mendasari perilaku seseorang. gaya kepemimpinan kepala sekolah mengatakan
Kepemimpinan menunjukkan secara langsung bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah
maupun tidak langsung tentang keyakinan seorang memainkan peranan penting dalam keseluruhan
pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. upaya untuk mewujudkan efektifitas dan mutu
Artinya, kepemimpinan adalah perilaku dan sekolah. Austin dalam Danim (2003:217) yang
strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, meneliti semua kepala sekolah di negara bagian
keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan Maryland, Amerika Serikat menyatakan bahwa
seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi perbedaan antara sekolah yang berprestasi tinggi
kinerja bawahannya. dan yang berprestasi rendah di sebabkan oleh
Guru cenderung akan termotivasi dalam adanya pengaruh gaya kepemimpinan kepala
meningkatkan mutu pembelajaran jika kepala sekolah. Ruth Love dalam Danim (2003:217) juga
sekolah: (1) memiliki sifat komunikatif dengan menyatakan I never seen a good school without a
bawahan, selalu memberikan pujian atas good principals. Saya tidak pernah melihat sekolah
keberhasilan tugas bawahan; (2) disiplin; (3) yang baik tanpa kepala sekolah yang baik.
mengharapkan bawahan dapat mencapai tujuan
secara maksimal dan efektif; dan (4) selalu
memberikan peluang kepada bawahan untuk dapat D. Penutup
meningkatkan prestasi baik di sekolah maupun di Berdasarkan data dan hasil analisis yang
luar sekolah. Semua point di atas merupakan telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulkan
sebahagian indikator dari gaya kepemimpinan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang
partisipatif dan gaya kepemimpinan berorientasi signifikan dan berarti antara gaya kepemimpinan
pada prestasi. kepala sekolah dengan mutu pembelajaran.
Temuan penelitian ini juga didukung oleh Koefisien Korelasi yang diperoleh adalah 0,604.
hasil penelitian Bambang Budi Wiyono (2000) Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya
yang meneliti tentang Gaya Kepemimpinan Kepala kepemimpinan dalam meningkatkan mutu
Sekolah Dan Semangat Kerja Guru dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan penelitian
Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang
Negeri Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan antara kepemimpinan

15
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

dengan mutu pembelajaran dapat diterima. Hersey, Paul & Blanchard, H Kenneth. 1988.
Management of Organizational Behaviour.
Saran-saran yang disampaikan sehubungan
New Jersey : Englewood Cliffs.
dengan temuan penelitian ini adalah sebagai
Daniel,Goleman., Boyatzis, McKee. 2007.
berikut: Pertama, melaksanakan berbagai pelatihan
Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Emosi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
guru tentang manajemen kelas, hal ini mengingat
Danil, Muhammad. 2008. Kontribusi
berdasarkan hasil penelitian ini aspek pengetahuan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim
Sekolah Terhadap Kompetensi Guru MTs.N
manajemen kelas masih perlu ditingkatkan. Kedua,
di Kabupaten Tanah Datar. Tesis : UNP
bagi kepala sekolah, perlu melakukan pembenahan Padang.
terhadap kepemimpinannya, kepala sekolah diminta
Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas
cenderung menggunakan gaya kepemimpinan yang Pembelajar. Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas
berorientasi pada manusia dan memperkecil gaya
Organisasi Pembelajar. Jakarta : Bumi
yang berorientasi pada tugas. Ketiga, memberikan Aksara.
reward kepada para guru yang berprestasi dalam
________________. 2007. Visi Baru Manajemen
melaksanakan tugasnya, hal ini akan memberikan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
stimulan bagi guru yang lain untuk mau berpacu
Esti, Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta
meningkatkan prestasi dalam melaksanakan tugas. : Grasindo

Grint, Keith. 1997. Leadership: Classical,


DAFTAR PUSTAKA Contemporary, and Critical Approach. New
York : Oxford University.
Amstrong, Michael. 1981. A Hand Book of Human
Resources management. Jakarta : Gramedia. Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara.
Arcaro, Jerome.S. 2005. Pendidikan Berbasis
Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Handayaningrat, Soewarno.1996. Pengantar Studi
Langkah Penerapan. Terjemahan Yosal Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta :
Iriantara. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Gunung Agung.
Offset.
Hayat, Bahrul & Yusuf, Suhendra. 2009.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Banchmarking Internasional Mutu
Pendidikan. Pedoman Teoritis Praktis Bagi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Isaac, Stephen & Michael, William. 1982.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, Supardi. 2006. Handbook in Research and Evaluation.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi California : Edits publishers
Aksara.
Kamars, Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan
Devi, Poppy Kamalia,dkk. 2009. Modul Teori dan Praktek. Padang : Universitas Putra
BERMUTU (Better Education through Indonesia Press.
Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading). P4TK : Bandung. Kartono, Kartini. 1980. Pemimpin Dan
kepemimpinan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada

16
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi pendidikan


Kast, Remont E. 1990. Organisasi Dan Kontemporer. Bandung : Alfabeta
Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
____________ 2009. Manajemen Strategik Dalam
Le Clear. 2005. Relationship Among Leadership Peningkatan Mutu pendidikan. Bandung :
Style, School Culture, and Student Alfabeta.
Achievement. A Dissertation Presented to The
Graduate School of The University of Florida ____________ 2009. Kemampuan Profesional
In Partial Fulfillment of The Requirements Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung :
For The Degree of Doctor of Education, Alfabeta
University of Florida.
http://etd.fcla.edu/UF/UFE0013022/leclear. ____________ 2010. Supervisi Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta
Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan.
Terjemahan Aris Ananday. Jakarta : Spektum Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management In
Education. Terjemahan Ahmad Ali Riyadi.
Luffi, Mampa. 2010. Hubungan Antara Manajemen Jogjakarta : IRCiSoD.
Kelas Dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Konseling Dengan Mutu pembelajaran di Santoso, Singgih. 2005. Buku Latihan SPSS
SMPN se Kec. Medan Barat. Tesis : PPs Statistik Multivariat. Jakarta : Gramedia.
Unimed.
Shaleh, Abdul R. 2005. Madrasah dan Pendidikan
Monday, R.W. and Premeaux, SH. 1995. Anak Bangsa. Jakarta : Raja Grafindo
Management : Concepts Practice and Skill. Persada.
New Jersey : Prentice Hall Inc. Englewood
Cliffs. Sukmadinata. 2006. Pengendalian Mutu
Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung:
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah yang Refika Aditama
Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1986. Metode Statistika. Bandung :
Nawawi, Hadari. 2000. Organisasi Sekolah dan Tarsita
Pengelolaan Kelas. Jakarta : Gunung Agung
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Oteng, Sutisna. 1983. Administrasi Pendidikan Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Persada
Bandung : Angkasa.
Somantri, A dan Muhidin, S.A. 2006. Aplikasi
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Statistik Dalam Penelitian, Bandung: Pustaka
Bandung : Alfabeta. Sari.

Pidatta, Made. 1997. Pengelolaan Kelas. Surabaya Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
: Usaha nasional. Bandung : Alfabeta.

Ramly, Nadjamuddin. 2005. Membangun Sumayang, Lalu. 2003. Manajemen Produksi dan
Pendidikan yang memberdayakan dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Mencerahkan. Jakarta : Grafindo.
Surapranata, Sumarna. 2005. Analisis, Validitas,
Reeser. 1973. Management Function And Modern Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
Concepts. Illionis : Scoot Foresman and Bandung : Remaja Rosdakarya
Company
Sutopo. 1999. Administrasi, Manajemen dan
Organisasi. Jakarta : LAN-RI

17
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 8, No. 1, Februari 2019
e-ISSN 2620-9209

Wong, Harry. 2000. Effective Classroom


Suyitno, Amin. 2004. Pemilihan Model-Model Management. San Diego : Carreva
Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah.
Semarang : FMIPA UNNES. Wragg, E.C. 1996. Pengelolaan Kelas. Terjemahan
Anwar Jasin. Jakarta : Grasindo
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis
kepuasan Siswa. Jakarta : Ghalia Indonesia. Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah.
\Syafaruddin. 2005. Manajemen Mutu Jakarta : PSAP Muhammadiyah.
Pembelajaran. Ciputat : Quantum Teaching.

Terry, George R. 1973. The Principles of


Management. Illionis.

Thoha, Miftah. 1986. Pemimpin dan


Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta

___________ 1989. Perilaku Organisasi. Jakarta :


Persada Cipta.

Tim Penyusun KBBI. 1991. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Toenlioe, A.J. 1992. Teori dan Praktek


Pengelolaan Kelas. Bandung : Usaha
Nasional.

Usman, H & Akbar, P.S. 2008. Pengantar Statistik.


Jakarta : Bumi Aksara.

Wang, F.J., Shieh, C.J. and Tang,M.L. 2010. Effect


of Leadership Style on Organizational
Performace as Viewed from Human Resource
Management Strategy. African Journal of
Business Management. Vol 4(18), pp.3924-
3936, 18 December 2010. ISSN 1993-
8233@2010 Academic Journals.
http://academicjournals.org/ajbm/PDF/pdf20
10/18Dec/Wang_e_al_2.

Winardi. 1990. Asas-asas manajemen. Bandung :


Mandar maju.

_______ 2005. Manajemen Perilaku Organisasi.


Jakarta : kencana.

Wiyono, Bambang Budi. 2000. Gaya


Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan
Tugas jabatan di Sekolah Dasar. Tesis :
Universitas Negeri Malang.

18

Anda mungkin juga menyukai