OLEH
KELAS/SEMESTER : A/VI
KUPANG
2022
1. Jelaskan Dampak Luka Bakar 90% Pada Pasien Dan Keluarga?
2. Jelaskan Dan Beri Contoh Do Not Resuscitate (DNR) Secara Etik Dan Hukum?
3. Jelaskna Mekanisme Trauma?
JAWABAN:
1. LUKA BAKAR
Luka bakar merupakan kondisi yang timbul akibat pajanan panas suhu sedang-tinggi
terhadap kulit tubuh. Luka bakar bakar bisa terjadi karena berbagai sumber
penyebab, termasuk diantaranya adalah sinar matahari, zat kimia, listrik, atau api.
Paparan api
a. Flame:
Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan
cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih
dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk
terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan
menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
b. Benda panas (kontak):
Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang
dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya antara
lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau
peralatan masak.
c. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin
lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka
yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan,
yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang
disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola
sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.
d. Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil.
Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari
uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap
panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
e. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
oklusi jalan nafas akibat edema.
f. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang
menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka
bakar tambahan.
g. Zat kimia (asam atau basa)
h. Radiasi
i. Sunburn, sinar matahari, terapi radiasi.
2. DO-NOT-RESUSCITATE (DNR)
a. Hukum
DNR adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga kesehatan untuk tidak
melakukan CPR, sehingga dokter, perawat, dan tenaga emergensi medis lainya
tidak akan melakuakn usaha CPR bila pasien mengalami henti jantung atau
pernapasan. DNR adalah permintaan tertulis atau lisan (sesuaikan hukum negara)
yang mana seseorang tidak ingin menerima resusitasi jantung paru (RJP) jika
jantung dan pernapasan berhenti berdetak. Contohnya seperti pasien mengalami
henti jantung atau pernapasan.
b. Etik / Pengambilan keputusan DNR
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama pasien atau seseorang yang mengalami
henti jantung/pernapasan dengan cara CPR, jika telah dilaksanakan CPR sesuai
standar tapi pasien tak kunjung sadar atau merespon dengan tindakan yang
diberikan pilihan terakhir adalah dengan mengakhiri RJP/CPR. Pengambilan
keputusan DNR salah satu hal yang rumit untuk dilakukan, hal ini sangat erat
hubungan dengan etika moral serta masalah hukum yang berlaku. Keputusan
DNR harus didiskusikan dengan baik antara dokter dan tenaga kesehatan
profesional lainnya dan harus atas permintaan dari yang bersangkutan atau
keluarga terdekat (ini alasan yang paling penting untuk memutuskan tindakan
DNR). Prosedur DNR harus mengikuti standar yang berlaku di fasilitas
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit). Contohnya seperti pasien yang mengalami
henti jantung/pernapasan dengan cara CPR, jika dilaksanakan sesuai standar CPR
atau merespon dengan tindakan yang diberikan.
c. Kriteria DNR
DNR diminta oleh pasien dewasa (mampu mengambil keputusan) atau keluarga
terdekat/wali yang sah dimana sebelumnya telah mendapat penjelasan dari
dokter. Kasus dengan angka harapa keberhasilan pengobatan renda atau CPR
hanya menunda proses kematian
3. Mekanisme trauma
Terjadi pada saat mobil baru menabrak, dan penderita masih berada pada
posisi masing- masing. Tabrakan dapat terjadi dengan cara :Tabrakan depan
(frontal),Tabrakan samping (T- Bone), Tabrakan dari belakang, Terbalik
(roll over).
2. SecondaryCollision
Setelah penderita menabrak bagian dalam mobil, organ yang berada dalam
rongga tubuh akan melaju kearah depan dan mungkin akan mengalami
perlukaan langsung ataupun terlepas (robek) dari alat pengikatnya dalam
rongga tubuh tersebut.
4. SubsidaryCollision
Ledakan terjadi sebagai hasil perubahan yang sangat cepat dari suatu bahan
dengan volume yang relatif kecil, baik padat, cairan atau gas, menjadi produk-
produk gas. Produk gas ini yang secara cepat berkembang dan menempati
suatu volume yang jauh lebih besar dari pada volume bahan aslinya. Bilamana
tidak ada rintangan, pengembangan gas yang cepat ini akan menghasilkan
suatu gelombang tekanan (shock wave).
Trauma ledakan dapat diklasifikasikan dalam 3 mekanisme kejadian trauma
yaitu primer, sekunder dantersier.
1. Trauma ledak primer
Merupakan hasil dari efek langsung gelombang tekanan dan paling peka
terhadap organ –organ yang berisi gas. Membrana timpani adalah yang
paling peka terhadap efek primer ledak dan mungkin mengalami ruptur
bila tekanan melampaui 2 atmosfir. Jaringan paru akan menunjukan
suatu kontusi, edema dan rupture yang dapat menghasilkan
pneumothoraks. Cedera ledak primer (gelombang kejut).
2. Cedera ledak sekunder Ruptur alveoli dan vena pulmonaris
dapat menyebabkan emboli udara dan kemudian kematian mendadak.
Pendarahan intraokuler dan ablasio retina merupakan manifestasi okuler
yang biasa terjadi, demikian juga ruptur intestinal. Trauma ledak
sekunder Merupakan hasil dari objek-objek yang melayang dan
kemudian membentur orang disekitarnya.
3. Trauma ledak tersier Terjadi bila orang disekitar ledakan terlempar dan
kemudian membentur suatu objek atau tanah. Trauma ledak sekuder dan
tertier dapat mengakibatkan trauma baik tembus maupun tumpul secara
bersamaan. Cedera LedakTersier
d. Trauma Tembus (PenetratingInjury)
Ada dua jenis trauma tembus antara lain:
1. Senjata dengan energi rendah (Low Energy)
Contoh senjata dengan energi rendah adalahpisau dan alat pemecah es.
Alat ini menyebabkan kerusakan hanya karena ujung tajamnya. Karena
energi rendah, biasanya hanya sedikit menyebabkan cidera sekunder.
Cedera pada penderita dapat diperkirakan dengan mengikuti alur senjata
pada tubuh. Pada luka tusuk, wanita mempunyai kebiasaan menusuk
kebawah, sedangkan pria menusuk keatas karena kebiasaan
mengepal.Saat menilai penderita dengan luka tusuk, jangan diabaikan
kemungkinan luka tusuk multipel. Inspeksi dapat dilakukan dilokasi,
dalam perjalanan ke rumah sakit atai saat tiba di rumah sakit, tergantung
pada keadaan disekitar lokasi dan kondisi pasien.
2. Senjata dengan energi menengah dan tinggi (medium and highenergy)