Anda di halaman 1dari 2

Leak mempunyai tujuh tingkatan sesuai dengan apa yang dipelajari yang didukung oleh kebersihan

bathinnya sendiri. Adapun dari ketujuh tingkatan tersebut yakni sebagai berikut:

Liyak Barak [Brahma]. Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.

Liyak Bulan.

Liyak Pemamoran.

Liyak Bunga.

Liyak Sari.

Liyak Cemeng Rangdu.

Liyak Siwa Klakah. Leak inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya bisa mengeluarkan cahaya
sesuai dengan kehendak bathinnya.

Penyimpangan Aji Pangliyakan

Salah satu aspek dari output belajar aji pangliyakan akan membuat kita menjadi sakti. Setiap
tingkatan leak mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah seorang shakta aji pangliyakan sering
terjebak.

Kalau bathin kurang bersih, apalagi emosi labil, ilmu ini akan berbalik merugikan kita, kita bisa
terjebak menyalahgunakan ilmu ini untuk menyakiti. Karena itulah sang guru sangat sangat ketat
dalam mengajarkan muridnya, murid harus dijaga sekali sadhana-nya.

Selain itu, dalam sejarahnya memang terjadi penyimpangan dalam aji pangliyakan ini. Muncul aliran
yang memang spesial mempelajari ilmu untuk menyakiti. Ini disebut Pengiwa [artinya : tangan kiri],
karena setiap menarik energi selalu memasukan energi dari belahan badan bagian kiri. Misalnya :
teluh, desti atau nerangjana.

Aji pangliyakan yang sebenarnya dimodifikasi dan dirancang ulang, khusus agar bisa membikin
celaka, sakit, mati, dll, melalui aspek kekuatan pikiran yang gelap. Inilah aliran yang bersifat negatif,
khusus belajar untuk bagaimana cara menyakiti orang. Sebabnya bisa macam-macam, seperti
misalnya : balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ingin disegani, dll.

Menghindarkan diri disakiti oang dengan ilmu ini


Cara paling mendasar ilmu ini bisa leluasa digunakan untuk menyakiti adalah dengan memancing
orang lain agar dia emosi atau melakukan kesalahan pada kita. Karena itu kita sebenarnya bisa saja
menghindarkan diri disakiti orang dengan ilmu ini.

Orang yang baik hati serta bathin dan kesehariannya bersih [tidak marah, tidak dendam, tidak
sombong, tidak curigaan, tidak berpikiran negatif], apalagi rajin meditasi, sembahyang dan melukat,
dijamin sampai capek dan berbuih mulut komat-kamit baca mantra, tidak akan bisa disakiti. Ini
karena berlakunya hukum semesta, kekuatan pikiran yang gelap hanya akan bisa masuk dan bekerja
pada pikiran yang juga gelap.

Sejatinya bagi praktisi pengiwa hal ini beresiko sangat besar dan sangat merugikan praktisinya.
Karena dalam Shakti Yoga, kalau kita berpraktek secara salah, apalagi digunakan untuk menyakiti,
setelah mati kita akan langsung meluncur ke alam bawah, ke alam para ashura (neraka).

Dikutip hanya sebatas sebagai pengetahuan umum dari Sekilas Tentang Shakti Yoga, oleh Rumah
Dharma - Hindu Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai