Ibu mengandung sembilan bulan Kasihnya ibu tiada sempadan
Lebih dan kurang tak ditentukan Kasihnya ayah rela berkorban Lahirkan dikau berapa kesakitan Badan dan nyawa jadi taruhan . Berpantang pula minum dan makan (Disesuaikan : Warna Sari Sastera Melayu Cukuplah masa sampai ketika Tradisional hal. 367-370) Lahirlah engkau ke dalam dunia Barulah suka ibu dan bapa Kepada engkau sangat kasihnya
Harap ibumu bukan sedikit
Tinggilah harap darinya bukit Lama ibumu merasa sakit Sembilan bulan tidak berbangkit
Setelah kamu sudahlah ada
Siang dan malam ibumu jaga Tidurpun tidak barang seketika Makan dan minum tidak berasa
Berapalah dian dengannya tanglung
Diangkat dituam lalu dibedung Sudahlah jaga lalu didukung Kasih dan sayang tidak tertanggung
Tidaklah tentu siang dan malam
Bangun memangku di dalam kelam Terkejut jaga di tengah malam Tidurpun tidak lekat di tilam
Rela ibumu menanggung hutang
Kain dan baju tidak dipandang Basah di ampai kering di pinggang Didukung galas tidak berenggang
Kenang ayahmu anak bangsawan
Barang katanya jangan dilawan Ibu bapamu hubungan Tuhan Baru sempurna anak budiman NAZAM RUKUN ISLAM
Allah Allah azzawajal Tuhan kami
Kami minta ampun akan dosa kami
Segala puji bagi Allah yang menyuruh
Berdiri sembahyang atas insan dengan sungguh
Hai saudara sembahyang itu rukun Islam
Fardu ain atas kamu siang malam
Agama Islam dipersusun atas lima
Mengucap syahadah tanda iman yang pertama
Yang kedua sembahyang itu tiang agama
Yang ketiga puasa ramadhan bulan utama
Yang keempat keluar zakat jika sampai
Nisab harta milik kamu jangan lalai
Yang kelima naik haji ke Baitullah
Jika ada kuat kuasa wajiblah
Allah Allah azzawajal Tuhan kami
Kami minta akan ampun dosa kami...
(Sumber, Ali Bachik , Melaka)
NAZAM SIFAT DUA PULUH Sifat dua puluh wajib kita bilang..
Bismillah itu permulaan kalam (Sumber; Kumpulan Nurul Aman,
Dengan nama Allah khaliqul-alam Berendoi Sifat 20 Nazam Berlagu (Kaset) Ar-Rahmanirrahim dua sifat kemuliaan Dunia dan akhirat kemurahan mengasihan NAZAM DODOI BUAI ANAK Alhamdulillah puji-pujian Puji yang empat kembali bagi Tuhan Pejamkan mata anakku sayang, Selawat dan salam atas nabi kemuliaan Dalam buaian ibu dodoikan, Ialah penghulu din dan Islam Ibu berdoa kepada tuhan, Minta jauhkan gangguan syaitan. Atas keluarga sahabat yang bahagia Atas segala tabi’ tabi’in mengikut dia Harum mewangi si bunga melur, Kembang berseri di hujung laman; Amma ba’du inilah nazam Anakku manis lekaslah tidur, Aku namakan dia kasifulqirom Ibumu ini banyak tugasan. Mana yang membuka hati yang kelam Baiknya laku bekal dunia, Pada menyatakan agama Islam Eloknya budi bekalnya mati, Cantiknya rupa mainan mata, Ashhaduanlailahailallah Indah bahasa penambat hati. Waashhaduannamuhammadarrasulallah Cepatlah besar anakku ini, Aku mentashdiqkan tiada Tuhan Boleh kuhantar tempat belajar, melainkan Allah Menghadap guru lebai dan haji, Aku mentashdiqkan nabi Muhammad Dunia akhirat biar sejajar. pesuruh Allah Tiadalah ku daya tiadalah upaya Pergi ke hulu membeli buyung, Melainkan dengan tolong Tuhan yang kaya Buyung dibawa pulang bertiga; Jadikan ilmu sebagai payung, Dengan kemegahan nabi yang mulia Payung hidupmu di hari muka. Darilah awal hingga akhirkan dia Menanam temu di kampong sena, Inilah maksud kepada yang maksud Tanam bersama dengan halia; Pada menyatakan sifat yang makbud Kalau hidupmu sudah sempurna, Sifat 20 wajib bagi Tuhan Ibu dan bapa tumpang bahagia. Wajib ketahui kita laki-laki dan perempuan Asalnya kain jadi pakaian, Ditiup angin jatuh ke lumpur; Ketahui olehmu sekalian ikhwan Biar menangis dalam buaian, Jangan menangis di dalam kubur. Menghadap guru lebai dan haji,/ Di akhirat kelak tidaklah rugi Pergi ke hulu membeli buyung, Buyung dibawa pulang bertiga; Mudik ke hulu sambil berdayung/ Dayung Jadikan ilmu sebagai payung, dipaut selang berdua Payung hidupmu di hari muka. Menuntut ilmu menjadi payung/ Menjadi payung di hari muka Menanam temu di kampong sena, Tanam bersama dengan halia; Nyior manis tanam- tanaman/ Tanam Kalau hidupmu sudah sempurna, mari di tepi dapur Ibu dan bapa tumpang bahagia. Biar menangis dalam buaian/ Jangan menangis di dalam kubur Asalnya kain jadi pakaian, Ditiup angin jatuh ke lumpur; Tanam tebu di lembah sana/ Tali seurat Biar menangis dalam buaian, bercalar lima Jangan menangis di dalam kubur. Kalaulah ilmu sudah sempurna/ Dunai akhirat Allah terima (Sumber: CD Puisi Tradisional Zurinah Hassan) (Sumber, Ali Bachik, Melaka)
NAZAM TIDURLAH INTAN
Tidurlah intan emas tempawan/ Tidur
seorang dalam buaian Ibu berdoa kepada Tuhan/ Hidup dan mati dalam beriman
Ratib- ratib bunga tanjung/ Bunga
kembang di huiung galah Ratib- ratib sama sekampung/ Ratib seorang memuji Allah
Tok Haji berserban merah/ Turun ke
padang memburu rusa Orang mengaji memuji Allah/ Orang sembahyang mencuci dosa