Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Dr.Drs. Herman Budiono, M.Pd

Disusun Oleh :

Anggun Meiliani Aulia (G1B120038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2020
1. Menjelaskan perbedaan genre faktual dan genre fiksional :
Genre faktual dan fiksional merupakan dua kategori obyek yang dapat kita
gunakan untuk mengklasifikasikan obyek. Perbedaan genre faktual dan
fiksional yaitu :
1) Genre faktual berasal dari obyek yang benar-benar ada atau nyata apa
adanya tanpa direka-reka.
2) Sementara genre fiksional merujuk pada obyek-obyek yang berasal dari
imajnasi manusia. Faksional mengungkapkan gagasan, pikiran, pendapat
tentang suatu hal, konten yang fiktif.
Jenis Teks Faktual :
a. Teks Deskripsi
Menggambarkan sesuatu dengan memperhatikan unsur fisik (ciri umum).
Struktur :
- Pernyataan umum
- Uraian bagian
b. Teks Prosedur
Menjelaskan langkah-langkah suatu hal/memberikan sebuah cara/tips
kepada pembaca.
Struktur :
- Judul
- Daftar bahan
- Tahapan pelaksanaan
- Pengamatan
c. Teks Eksplanasi
Menjelaskan proses terjadinya suatu kejadian (lebih condong kepada
fenomena alam.
Struktur :
- Pernyataan umum
- Penjelasan
- Interpretasi
d. Teks Laporan
Menjelaskan tentang hal (tidak harus mengenai laporan percobaan)
Struktur :
- Pernyataan umum
- Aspek yang dilaporkan
2. Teks Genre Faktual sesuai yang telah ditentukan dalam soal:
PROSEDUR MENJAHIT LUKA (HEACTING)
1. Pengertian
Menjahit luka (Heacting) adalah suatu tindakan operasi kecil yang
bertujuan menyatukan jaringan yang terputus, meningkatkan proses
penyambungan jaringan, serta mencegah luka terbuka yang akan
mengakibatkan masuknya mikroorganisme atau infeksi.
2. Teknik Heacting
1) Simple interrupted suture
2) Vertical mattres suture
3) Subcuticular continuous suture
4) Jahitan pengunci
5) Jahitan terbalik ke dalam (interverting suture)
6) Jahitan terbalik keluar (everting suture)
7) Jahitan Lambert
8) Jahitan Halsted
9) Jahitan Cushing
10) Jahitan Conell
Dari berbagai macam teknit menjahit luka, yang sering dilakukan di
lapangan yaitu :
1) Simple interrupted suture yaitu, jarum ditusukkan pada kulit sisi
pertama dengan sudut sekita 90 derajat masuk kedalam jaringan
subkutan, melewati tengah luka, kemudian ditusukkan lebih lanjut
kedalam menembus kulit pada sisi lainnya. Perlu diingat bahwa ukuran
(lebar dan kedalaman) jaringan kulit dan subkutan yang dijahit pada
kedua sisi harus diusahakan sama, sehingga kedua tepi luka dapat
mendekat pada posisi yang tepat dalam posisi membuka ke arah luar
(everte). Dibuat simpul benang pemegang jarum dan benang ikat.
Penjahitan dilakukan dari ujung luka kearah ujung luka lainnya.
2) Vertical mattress suture yaitu, jarum ditusukkan pada tepi kulit sisi luka
pertama, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar kulit
tepi jauh pada sisi yang kedua. Jarum kemudian ditusukkan kembali
pada tepi dekat kulit sisi kedua secara tipis, menyebrangi luka, dan
keluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama dan akhiri
dengan membuat simpul dan benang diikat.
3) Subcuticular continuous suture yaitu, jarum ditusukkan pada kulit
sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu
tepi luka. Benang kemudian melewati jaringan dermis kulit sisi yang
lain secara bergantian terus-menerus sampai pada ujung luka yang lain,
untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang
lain. Dengan demikian, benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi
secara paralel di sepanjang luka tersebut.
4) Jahitan pengunci yaitu, jahitan berulang yang digunakan pada seluruh
lapisan usus, dimana dibuat ikal di atas ujung jarum sehingga ketika
jarum keluar, jarum melewati ikal dan bila ditarik akan membentuk
jahitan pengunci.
3. Pengkajian
Kaji keadaan luka (lokasi, ukuran, dan jenis)
4. Persiapan Alat, Pasien dan Lingkungan
Alat Steril
1) Bak instrumen berisi : jarum (bulat, segitiga), naldvoeder, 2 pinset
chirugis, 1 pinset anatomis, klem arteri, duk lubang, 1 sarung tangan,
gunting benang, spuit 3 cc, kasa, kapas lidi.
2) Benang (catgut, Zide) pada tempatnya.
3) Korentang pada tempatnya.
4) Cucing.
Bahan
1) Betadine
2) Alkohol
3) NaCl, perhidrol/H2O
4) Anestesi lokal : lidokain, pehacain (jumlah disesuaikan luas luka)
5) Plester
6) Larutan disinfektan 0,5%
Alat Tidak Steril
1) Bengkok
2) Gunting
3) Baki/troli
Persiapan Pasien Dan Lingkungan
1) Informed consent
2) Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
3) Rambut di sekiar luka dicukur bersih sampai batas sekitar 3 cm dari
tepi luka
4) Jaga privasi
5. Prosedur Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Buka bak intrumen
3) Tuangkan larutan NaCl ke dalam cucing
4) Buka spuit dan jatuhkan kedalam bak intrumen
5) Buka benang jahit
6) Pecahkan ampul lidokain dengan menggunakan kasa bersih
7) Pakai sarung tangan pada satu tangan dominan
8) Sedot likokain dengan spuit
9) Spuit diletakkan kembali ke dalam bak intrumen
10) Pakai sarung tangan satunya
11) Lakukan pencucian atau pemberihan luka degan NaCl menggunakan
pinset (pertahankan teknik steril)
12) Jika luka sangat kotor, bersihkan menggunakan pehidrol, kemudian
dibilas dengan NaCl
13) Injeksikan anestesi lokal dengan menggunakan injeksi di sekitar area
luka. Tunggu obat bereaksi (cek sensasi nyeri)
14) Pasang duk lubang pada area luka
15) Lakukan heacting (pastikan luka tertutup rapat atau tidak berongga di
semua lapisan)
16) Setelah jahitan selesai, usap dengan betadine sekali usap (sesuai SOP
setempat)
17) Tutup luka dengan kasa steril dan lakukan fiksasi
18) Rapihkan pasien
19) Bereskan alat
20) Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan disinfektan 0,5%
21) Cuci tangan
6. Evaluasi
1) Kaji respon pasien
2) Observasi kondisi jahitan
3) Observasi adanya perdarahan
7. Dokumentasi
1) Catat jumlah jahitan yang dilakukan
2) Catat karakteristik luka
3) Catat waktu saat dilakukan penjahitan

Anda mungkin juga menyukai