D. EPIDEMIOLOGI
1. bentuk klasik.
Lab: trombositopenia,hemokonsentrasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Isolasi virus Dengue
2. Serologis
• Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI test)
• Uji Komplemen fiksasi (CF test)
• Uji Neutralisasi (NT test)
• Ig-M Elisa
• Ig-G Elisa
3. Reverse Transkriptase Polymerase Chain
Reaction
4. non-structural protein 1 (NS1)
H. DIAGNOSIS
DEMAM DENGUE
• Tersangka (probable): episode demam + 2 gejala berikut
ini: Sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, arthralgia,
rash, manifestasi perdarahan, leukopeni.
• ditunjang laboratorium serologis IgM-IgG/ adanya kasus
lain yang terbukti demam dengue disekitarnya.
• Terbukti (confirmed) secara laboratorik
• Dapat dilaporkan (reportable)
DEMAM BERDARAH DENGUE
WHO (1997)
Klinis:
• demam mendadak tinggi
• Hepatomegali
• Syok
Lab: -
• Trombositopenia (≤ 100.000/µL)
Tersangka DBD
Demam tinggi, mendadak terus
Menerus < 7 hari tidak disertai
Ispa, badan lemah dan lesu
Hb, Ht, Tr N
Hemodinamik baik(24 jam stabil)
pulang
Kasus DBD:
- Perdarahan spontan, masif : - epistaksis tdk terkendali
- Syok (-) - hematemesis melena/hematoskesia
- perdarahan otak
- RL 4jam/kolf
- Darah perifer lengkap tiap 4-6 jam
- Hemostasis
Pada pemeriksaan fisik tingkat kesadaran An. H kompos mentis dengan GCS 15, wajah tampak kemerahan, tidak ada
lesi, dan tidak ada benjolan. Pada mata skelera tidak ikterik, konjungtiva anemis, dan adanya edema pada palpebra.
Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung dan tidak ada epistaksis. Pada mulut warna bibir pucat dan
mukosa kering, bibir tampak pecah-pecah serta nyeri saat menelan, tidak ada perdarahan gusi. Telinga simetris kiri
kanan, pendengaran baik. Tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan pembesaran kelenjer limfe. Pada
pemeriksaan dada An. H dinding dada tampak simteris, tidak ada tarikan dinding dada, fremitus kiri dan kanan sama,
perkusi sonor dan saat auskultasi terdengar vesikuler. Pemeriksaan jantung iktus kordis tidak terlihat, iktus kordis
teraba, jantung dalam batas normal, irama jantung reguler. Pemeriksaan abdomen simetris, nyeri tekan pada ulu hati,
bising usus (+). Pada pemeriksaan integument turgor kulit kembali cepat, kulit kering dan tampak kemerahan. Terpasang
infuse RL 20 tts/i pada ekstremitas atas bagian kiri, tidak ada edema, capillary refil < 3 dtk, nyeri pada persendian. Pada
ekstremitas bawah akral teraba hangat, capillary refil< 3, nyeri pada persendian.
Selama dirawat di rumah sakit An. H biasanya buang air besar satu dua kali sehari karena mencret, sedangkan untuk
buang air kecilnya lebih sering ± 7-8 kali. An. H sering mual dan muntah, An. H sering terbangun saat malam hari dan
tidak nyenyak, pada saat sehat An. H tidak ada tidur siang atau sore karena An. H beraktivitas dan sekolah. Pada saat
sakit An. H minum 4-5 gelas/hari Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 Mei 2017
Hemaglobin: 13,0 g/dl (normalnya: 10-16 g/dl)
Lekosit: 2.500/ mm3 (normalnya: 9.000-12.000/mm3)
Hematokrit: 42 % (normalnya: 33-38%)
Trombosit: 133.000/mm3 (normalnya: 200.000-400.000/mm3)
IVFD RL 20 tts/menit 12 jam/ kolf, Paracetamol 500mg 3x1, Trolit 3x1, Ranitidine syrp 2x1
Referensi:
• 1. Guzman MG, Gubler DJ, Izquierdo A, Martinez E, Halstead SB. Dengue infection. Nat Rev
Dis Prim. 2016;2:1–26.
2. WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue
haemorrhagic fever. WHO Regional Publication SEARO. 2011. 159–168.
3. World Health Organization. (2009). Dengue guidelines for diagnosis, treatment,
prevention and control : new edition. World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/handle/10665/44188
4. Bhatt P, Sabeena SP, Varma M, Arunkumar G. Current understanding of Pathogenesis of
Dengue Virus Infection. Current Microbiology. 2021; 78:17-32
5. Wang WH, Urbina AN, Chang MR, Assavalapsakul W, Lu PL, Chen YH, et al. Dengue
hemorrhagic fever – A systematic literature review of current perspectives on
pathogenesis, prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963–78.
6. Intansari US, Sukorini U, Sari SI. FCγII (CD32) Monosit di Infeksi Dengue Primer dan
Sekunder. Indones J Clin Pathol Med Lab. 2015;22(1):42–7.