Anda di halaman 1dari 23

__. .,.

, _ _k

,·,
~ , ·~ . i·

'

PERJANJIAN KERJASAMA
.

-
- . .. i li,,. ' .'

tuu.!!IJ.~ .··
111111

PERJANJIAN KERJASAMA (PKS)-BLM APBD


NOMOR : 690/26/PUPR/2021
TANGGAL 9 JULI 2021

AMANDEMEN PERJANJIAN KERJASAMA (PKS)-BLM APBD


NOMOR : 690/498/PUPR/2021
TANGGAL 11 NOVEMBER 2021

QJPUPR
SIGAP MEMBANGUN NEGERI
PERJANJIAN KERJA SAMA
(PKS) - BLM APBD
Nomor : 690/26/PUPR/2021
Tanggal : 9 Juli 2021

Pada hari ini Jumat tanggal Sembilan bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, kami
yang bertanda tangan di bawah lni:

Nama Sjariful S. Hamka, ST


Jabatan Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
Anggaran Belanja Daerah OPD Kabupaten Kaimana Provinsi Papua
Barat, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana Nomor
800/137/111/PUPR/2021 tanggal 19 Maret 2021, dan bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah Kabupaten yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA

II Nama Burhan Werfete


Jabatan Koordinator Kelompok i<eswadayaan Masyarakat (KKM) Kampung
Warwasi, Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana, berdasarkan Akta
/Pencatatan Notaris Ors. Abdul Wahab Wajo, S.H.,M.Kn nomor
741/war/2021, tanggal 03 Mei 2021, bertindak untuk dan atas nama
masyarakat Kampung Warwasi, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA

Kedua belah pihak berdasarkan:


1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (DPA OPD)
Kabupaten Kaimana nomor 900/12/111/fahun 2021tanggal 18 Maret 202l
2. Surat Keputusan Bupati Kaimana nomor 600/134 tanggal 19 Oktober tahun 2020,
tentang Penyampaian Usulan Desa Sasaran Reguler Program Pamsimas Tahun
Anggaran 20Zl.
3. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Kampung Warwasi
4. Pengesahan DPMU untuk RKM Kampung Warwasi Distrik Teluk Arguni Kabupaten
Kaimana
5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pamsimas di tingkat Masyarakat

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk hal-hal sebagai berikut:
'
1) PIHAK PERTAMA, sepakat untuk melakukan perjanjian kerja sama penyaluran dana
8antuan Langsung Masyarakat dengan nilai sebesar- Ap. 510.435.000,- (lima ratus

lldari 11
sepuluh juta empat ratus tiga puluh lima ribu rupiah) kepada Pihak Kedua guna
membiayai kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM)
SUMBER DANA (RP)
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME BIAYA(Rp) KONTRJBUSI
APBD MASYARAKAT
RKM
1 BPMA lUNIT 52.593.000 35.SSLOOO 16.742.000
2 POMPA SUBMERSIBLE lUNIT 162.560.000 153,310.000 9.250.000
3 RESERVOIR lUNIT 66.770.000 48.584.000 lB.186.000
4 PERPIPAAN 2800M 22L506.000 204.056.000 17.450.000
~A.M&YNGAN. RUMA.tt !AQ YNI.T ~-~74'.QQQ 23.!;!74QOQ -
6 CTPS DI TEMPAT UMUM lUNIT 13.099.000 7.799.000 5.300.000
7 BOP KKM/SATLAK PAKET 32.027.000 28.027.000 4.000.000
8 PELATIHAN DISABIUTAS PAKET L078.000 L078.000 -
9 PELATIHAN KEUANGAN PAKET L078.000 L078.000 -
10
11
PELATIHAN TEKNIK SAM
PElATIHAN ICPSltAMS
PAKET
PAUT
L078.000
L078.000
L078.000
L078.000 .-
12 PEL. PHBS DI MASYARAKAT PAKET 640.000 640.000 -
13 PEL. PHBS DI SEKOLAH PAKET 672.000 672.000 -
14 MEDIA PROMKES DI MASYARAKAT PAKET 2.055.000 2.055.000 -
15 MEDIA PROMKES DI SEKOLAH PAKET L155.000 L155.000 -
JUMLAH 58L363.000 510.435.000 70.928.000

Catalan:
Besarnya biaya untuk masing-masing kegiatan tergantung dari proses secara
partisipatif di masyarakat.
Sesuai dengan RAB masing-masing kegiatan da/am RKM
Totai waktu penyeiesalan keglatan adaiah i2tJ (seratus dua puiuh) had kaiender
(sesuai jadwal pelaksanaan pada RKM).

2) Untuk mendukung kegiatan dalam RKM yang diperjanjikan dalam PKS ini, PIHAK
KEDUA memberikan kontribusi sebesar 20% dari nilai RKM senilai Rp. 70.928.000,-
(tujuh puiuh juta sembUan ratus dua puiuh deiapan ribu rupiah) dalam bentuk tn Kind
(tenaga dan material).
3) Ketentuan lain yang merupakan kesepakatan yang harus dipenuhi oleh kedua belah
pihak dapat dilihat pada lampiran syarat-syarat perjanjian kerja sama yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
4) Perjan)lan kerja sama lnl ditandatanganl oleh kedua belah plhak di Kantor tllnas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana pada hari dan tanggal
tersebut di atas.
5) Surat perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal di tanda tangani surat
perjanjian ini.
6) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyusun laporan kemajuan kegiatan sesuai
dengan ta ha pan pencairan dan progres akhir kegiatan (100%) yang dituangkan dalam

2ldari 11
bentuk Serita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan yang dilengkapi dengan Foto
kegiatan lapangan.
7) Apabila terbukti bahwa pelaksanaan RKM tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Perjanjian Kerja Sama Pihak Pertama akan memberikan sanksi kepada Pihak
Kedua.
8) PIHAK KEDUA bersedia mengikuti tindakan pencegahan C0VID-19.
9) PIHAK KEDUA sanggup menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas negara.
10) Kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian ini dilaksanakan sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia.

PIHAK PERTAMA PIHAKKEDUA


PPK Program Pamsimas Koordinator KKM Warwasi
Kabupaten Kaimana

lI"I ' lf_yr--A.


.,i

TEM~,
' ~~~~!1,9;:~~
I

' SJARIFUL S, HAMKA, ST


NIP. 19710715 200605 1 004

DISAHKAN OLEH,
Pit. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kaimana

-e
VICTOR R. KLAU, ST 4
NIP, 19800427 200605 1 003

3ldari 11
SYARAT-SYARAT UMUM
PERJANJIAN KERJA SAMA (APBD)
I. DEFINISI
Dalam perjanjian kerja sama ini beberapa istilah diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Perjanjian Kerja Sama berarti persetujuan yang dibuat antara PIHAK PERTAMA
mewakili pemberi bantuan dengan PIHAK KEDUA sebagai penerima bantuan
dana bantuan pemerintah sebagaimana tertulis dalam formulir yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak, termasuk seluruh lampiran dan
referensi dokumen yang dimasukkan;
2. Nilai Perjanjian berarti nilai harga yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA
sesuai Perjanjian Pemberian Kerja Sama;
3. Pekerjaan berarti pekerjaan / kegiatan yang tersebut pada uraian kegiatan,
meliputi;
1) Peningkatan kapasitas keterampilan dan kelembagaan masyarakat
2) Peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan sekolah melalui
promosi - penyuluhan - pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
dan pemicuan perubahan perilaku hidup tidak bersih dan sehat
3) Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi di masyarakat dan sekolah
4) Biaya opersional KKM;
4. KKM berarti koordinator KKM yang dipilih oleh masyarakat setempat sebagai
PIHAK KEDUA;
5. Barang-barang berarti semua peralatan, mesin, atau bahan lainnya dimana
pihak penjual/supplier diminta untuk menyerahkan/memasok kepada pembeli
sesuai kontrak;
6. PPK OPD Kabupaten berarti Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan OPD pengelola
Pamsimas di kabupaten, yang diangkat dengan Keputusan Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana Nomor
800/137/lll/PUPR/2021tanggal 19 Maret 2021sebagai PIHAK PERTAMA;
7. Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) terdiri dari Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat (CD), FasilitatorTeknik Sarana Air Minum dan Sanitasi (WSS), yang
bertugas untuk memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan
Pamsimas ditingkat masyarakat;
8. Fasilitator Senior merupakan tenaga fasilitator yang bertugas untuk
mengendalikan pelaksanaan pendampingan kegiatan tingkat masyarakat dan
Kampung, baik untuk Kampung reguler maupun Kampung pasca.
9. Koordinator Kabupaten dan koordinator provinsi bertugas untuk memberikan
dukungan kepada PPMU, DPMU dan PPK Air Minum, Satker Pelaksanaan
Prasarana Permukiman dan dalam mengendalikan bantuan teknis tingkat
kabupaten (termasuk Fasilitator STBM dan TFM), yang antara lain meliputi,
rencana kerja bersama, target atau output pekerjaan, pemantauan kualitas
hasil, pelaksanaan kegiatan secara tepat waktu dan sasaran, pelaporan,

- -
4ldari 11
penilaian kinerja. Koordinator Kabupaten direkrut melalui kontrak Regional
Oversight Management Services (ROMS).
10. DPMU adalah unit pengelola Program Pamsimas ditingkat kabupaten.

II. TUGAS KKM SEBAGAI PIHAK KEDUA


Bersama masyarakat melaksanakan kegiatan yang telah dituangkan dalam RKM,
sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Pamsimas dan spesifikasi teknis, dengan
pendampingan oleh Fasilitator Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan tersebut
termasuk:
Membentuk unit pelaksanaan untuk kegiatan fisik (pembangunan sarana air
minum dan sanitasi}, kegiatan kesehatan masyarakat dan sekolah; pengelolaan
dana; menetapkan personil dan/atau tukang yang ditugaskan untuk
melaksanakan setiap kegiatan tersebut diatas.
Melakukan pembelanjaan dana guna pengadaan bahan dan material yang
diperlukan.

Ill. PENGGUNAAN DANA DALAM PEMBELANJAAN


1. Dana bantuan Program Pamsimas hanya boleh digunakan untuk membiayai
kegiatan masyarakat yang telah direncanakan bersama dan dituangkan dalam
RKM. Penggunaan di luar kegiatan yang telah disepakati dengan alasan apapun
tidak dibenarkan.
2. Bila terdapat penggunaan untuk berbagai hal di luar rencana kegiatan yang
telah dituangkan dalam RKM, maka penggunaan tersebut masuk kategori
pengeluaran yang tidak dapat dibiayai oleh dana bantuan Pamsimas. Pihak
kedua wajib mengembalikan semua pengeluaran yang tidak dapat dibiayai oleh
dana bantuan Program Pamsimas tersebut kepada pihak kesatu.
3. Apabila pelaksanaan kegiatan telah mencapai 100% dan terdapat sisa dana
RKM, maka KKM mengajukan usulan •amandemen" Surat Perjanjian Kerja
Sama kepada PPK Pamismas Kabupaten dengan melampirkan rincian Rencana
Pengembangan dari sisa dana tersebut, dan tertuang didalam 'amandemen
RKM dan PKS'.
4. Semua bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut harus disediakan oleh pihak kedua.
5. Fasilitator masyarakat harus mendampingi pihak kedua dalam proses
pengadaan agar barang yang dibeli sesuai kebutuhan, seperti penentuan jenis
dan spesifikasi barang yang akan dibeli, tata cara transaksi dan kewajaran
harga.

IV. TENAGA PELAKSANA


Tenaga kerja pelaksana terdiri atas tenaga kerja: tenaga kerja terampil/tukang &
pekerja.

Sldari 11
1. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan pada tingkat Kampung dilakukan oleh
masyarakat (partisipasi masyarakat) melalui Satuan Pelaksana Program
Pamsimas yang dibentuk masyarakat sendiri di dalam wadah kelembagaan
masyarakat Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM).
Sela in sebagai pelaksana kegiatan Program Pamsimas tugas Satuan Pelaksana
(Satlak) juga bertugas sebagai Satgas Pencegahan C0VID-19 pada Pelaksanaan
Program Pamsimas yang harus berkoordinasi dengan Gugus Tu gas Percepatan
Penanganan C0VID-19 Kampung.
2. Proses partisipasi masyarakat tersebut diharapkan menjadi wujud
pemberdayaan dan memberi kesepakatan agar masyarakat menjadi pelaku
dalam menangani kegiatan yang mereka inginkan.
3. Tenaga inti pelaksana yang diperlukan dalam pelaksanaan (misalnya tukang
batu, tukang pasang pipa} adalah dari masyarakat setempat. Fasilitator
Masyarakat bertugas untuk memberikan bimbingan dan pelatihan kepada
mereka.
4. Tenaga inti diberi upah (insentif) sesuai dengan norma yang wajar di Kampung
tersebut, berapa besarnya upah yang wajar tersebut ditetapkan bersama oleh
Satuan Pelaksana Program bersama Fasilitator Masyarakat.
5. Bila ada bagian pelaksanaan tertentu ternyata tidak terdapat tenaga di
Kampung yang bersangkutan, maka Satuan Pelaksana Program bersama
Fasilitator Masyarakat dapat menggunakan tenaga yang dibutuhkan dari tempat
lain (Kampung lain, Distrik, kabupaten, dsb). Fasilitator Masyarakat bertugas
untuk membantu dan mendampingi Satuan Pelaksana Program dalam
identifikasi tenaga yang dibutuhkan dan melakukan perundingan mengenai
harga yang wajar. Penggunaan tenaga luar terse but berbasis upah harian atau
borongan.
6. Sedangkan kebutuhan tenaga lain yang sifatnya pembantu umum (seperti
tenaga angkut, galian, dsb) akan ditangani masyarakat sendiri secara gotong
royong dan hal tersebut merupakan bagian dari kontribusi masyarakat.

V. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN


1. Unit pengelola keuangan harus melakukan pencatatan, penyusunan dan
penyimpanan dokumen pendukung dari pihak ketiga untuk pengeluaran dana.
Yang termasuk dokumen pendukung diantaranya adalah kwitansi, ban, nota,
bukti pembayaran, faktur, dsb.
2. Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus
tersedia pada waktu dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak Program Pamsimas
dan/atau pihak lain.
3. Catatan dan dokumen pendukung bersifat transparan sehingga masyarakat
dapat melihat dan memeriksanya.

6ldari 11
4. Fasilitator Masyarakat bertugas untuk memberikan dukungan dan bimbingan
kepada KKM dalam hal administrasi dan pelaporan tersebut.
5. Pihak kedua berkewajiban untuk menyusun laporan kemajuan kegiatan sesuai
dengan tahapan pencairan dan progres akhir kegiatan (100%) yang dituangkan
dalam bentuk Serita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan yang dilengkapi
dengan Foto kegiatan lapangan. dan Laporan Keuangan Sulanan, Laporan
kemajuan kegiatan dan Laporan keuangan ditempel pada papan informasi.
6. Pihak kedua harus menyebarluaskan ikatan perjanjian pengadaan barang dan
jasa pengerjaan antara KKM dengan sub pemasok/sub kontraktor melalui
papan informasi.

VI. PEMBAYARAN KEPADA PIHAK KEDUA


Tahapan dan Persyaratan Pencairan Dana Santuan APSD
Penyaluran dana APSD dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, tahap I: 40%, tahap II: 60%.

Pencairan Dana Tahap I


Pencairan dana tahap I sebesar 40% dapat diajukan setelah PKS ditandatangani.
1. Pengajuan SPP oleh KKM sebagai syarat penerbitan SPM :
a. Surat Perjanjian Pemberian Santuan (PKS)
b. Akta/pencatatan notaris pembentukan KKM
c. Serita Acara Permintaan Pencairan Dana (SAPPD)
d. Ringkasan RKM, termasuk: kesanggupan kontribusi masyarakat
e. Foto copy DIPA APSD
f. Rencana Penggunaan Dana Tahap I (RPO I)
g. Kwitansi Tahap I bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh
Koordinator KKM dan disahkan oleh PPK.
2. Penerbitan SPM
SPM diterbitkan oleh Pejabat Penguji SPM setelah dilakukan pengujian
terhadap dokumen yang disyaratkan pada butir 1) di atas.
3. Penerbitan SP2D
DPKAD atau instansi terkait akan menerbitkan SP2D setelah menerima SPM
dengan melampirkan:
a. Ringkasan Kontrak/PKS
b. Daftar rekening KKM
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Selanja (SPTS)

Pencairan Dana Tahap II:


Pencairan dana Tahap II sebesar 60% dapat diajukan setelah :
1. Pengajuan SPP oleh KKM sebagai syarat penerbitan SPM
a. Serita Acara Permintaan Pencairan Dana (SAPPD)

7ldar i 11
b. Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang menyatakan 90% dana tahap
sebelumnya telah digunakan;
c. Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan, mencapai 30%;
d. Kwitansi sesuai jumlah dana tahap II yang ditandatangani oleh Koordinator
KKM dan disahkan oleh PPK;
e. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Kegiatan (SPKMK);
2. Penerbitan SPM :
SPM diterbitkan oleh Pejabat Penguji SPM setelah dilakukan pengujian
terhadap dokumen yang disyaratkan pada butir 1) di atas.
3. Penerbitan SP2D :
DPKAD atau instansi terkait akan menerbitkan SP2D setelah menerima SPM
dengan melampirkan:
a. Ringkasan Kontrak/PKS
b. Nomor dan nama pemilik rekening KKM
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)

VII. AMANDEMEN PERJANJIAN KERJA SAMA


Amandemen Perjanjian Kerja Sama adalah ketentuan mengenai perubahan
Perjanjian Kerja Sama. Perubahan Perjanj ian Kerja Sama dapat terjadi apabila :
1. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
DPMU dan KKM sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam Perjanjian Kerja
Sama.
2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan.
3. Perubahan harga dalam Perjanjian Kerja Sama akibat adanya perubahan
pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan.

Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh pihak Satker dan KKM.
VIII. SANKSI DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN
Apabila terbukti bahwa pelaksanaan RKM tidak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Perjanjian Kerja Sama yang antara lain meliputi : bahan, peralatan,
tenaga kerja, cara pengerjaan, manajemen pelaksanaan, administrasi dan
keuangan serta tindakan lainnya yang diluar ketentuan Perjanjian Kerja Sama yang
mengakibatkan terjadinya penyimpangan atas mutu pekerjaan, jadwal
pelaksanaan, administrasi keuangan dan penyalahgunaan dll. Maka Pihak Pertama
berhak mengajukan :
1. Pemberian teguran-teguran dan peringatan-peringatan secara tertulis
2. Penangguhan pembayaran
3. Pemberian perintah perbaikan/penggantian
4. Pemutusan Perjanjian Kerja Sama

Sldari 11
Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian Kerja Sama, maka :

a. Pihak Kedua harus mempertanggungjawabkan kepada Pihak Pertama atas


penyimpangan-penyimpangan Perjanjian Kerja Sama tersebut dengan
mengembalikan kepada Pihak Pertama dana sebesar Nilai Kegiatan yang belum
teralisir.
b. Bila Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai butir (a)
tersebut maka akan dilakukan tindakan hukum sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

IX. TRANSPARANSI
1. KKM beserta TFM, FS (Fasilitator Senior) dan Tim Konsultan Kabupaten wajib
memberikan penjelasan tentang pelaksanaan Program Pamsimas kepada
seluruh komponen masyarakat.
2. KKM wajib memasang Papan lnformasi dengan isi sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan operasional tingkat Kampung yang berisi :
a. Susunan Organisasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)
b. Peta Sosial dan Sarana yang dibangun
c. Ringkasan Rencana Kerja Masyarakat
d. Perjanjian Kerja Sama
e. Gambar Teknis Rinci Sarana yang dibangun
f. Jadwal pelaksanaan
g. Realisasi pencairan dana
h. Kemajuan pelaksanaan kegiatan dan biaya
i. Hak dan kewajiban masyarakat
j. Perjanjian Kesepakatan antara Satlak dengan Penyedia Barang/Jasa (Pihak
Ketiga)

X. PENYEDIA BARANG / JASA OLEH PIHAK KETIGA


1. Pada dasarnya Pihak Kedua boleh bekerja sama dengan penyedia barang/jasa
oleh pihak ketiga untuk pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan sendiri oleh
masyarakat.
2. Kerjasama antara Pihak Kedua dengan Pihak Ketiga dituangkan dalam bentuk
Perjanjian Kesepakatan.
3. Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dari penyedia
barang/jasa oleh pihak ketiga dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan
antara Pihak Kedua dengan penyedia barang/jasa oleh pihak ketiga.

XI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% yang disebut dalam
butir II di atas ditetapkan selama 120 hari kalender, terhitung sejak tanggal
Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani.

9ldari 11
I.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat satu di atas tidak dapat diubah oleh
Pihak Kedua, kecuali adanya keadaan memaksa yang diatur dalam butir XII
perjanjian ini, atau adanya penambahan pekerjaan yang harus disetujui oleh
Pihak Pertama secara tertulis.
*) Catalan:

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan untuk menambah


waktu melebihi 120 hari kalender terhitung sejak tanggal PKS ini ditandatangani

XII. KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


1. Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa" adalah peristiwa-peristiwa seperti
berikut:
• Bencana Alam
Kebakaran
• Perang, huru-hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi
Yang masing-masing mempunyai akibat langsung sehingga tertundanya
penyelesaian kegiatan ini.
2. Bila terjadi keadaan memaksa tersebut maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan itu, akan ditanggung oleh kedua belah pihak secara
musyawarah dan mufakat.

XIII. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


1. Apabila timbul perbedaan pendapat atau perselisihan mengenai pelaksanaan
ketentuan perjanjian kerja sama, maka kedua belah pihak akan mengutamakan
penyelesaian secara musyawarah.
2. Apabila kedua belah pihak tidak memperoleh penyelesaian menurut cara yang
ditetapkan dalam ayat 1., maka perbedaan pendapat atau perselisihan tersebut
diselesaikan melalui panitia perdamaian yang dibentuk oleh kedua belah pihak
terdiri dari 3 (tiga) orang wakil, yaitu :
- Seorang wakil dari Pihak Pertama
- Seorang wakil dari Pihak Kedua
- Seorang wakil yang ditunjuk dan disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Apabila tidak dapat diperoleh penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam
ketentuan ayat 1. dan 2. di atas, maka masalahnya akan diselesaikan melalui
Pengadilan Negeri kedua belah pihak memilih domisili di Pengadilan Negeri
Kabupaten setempat.
4. Semua biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan hal yang dimaksud dalam
ayat 1, 2, dan 3 menjadi beban bagi kedua belah pihak.

lOldari 11
XIV. LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur
lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan (amandemen) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian.

llldar i 11
'
AMANDEMEN PERJANJIAN KERJA SAMA
(PKS) - BLM APBD

Nomor : .'°'3CU~38/PUPR/202 I
Tanggal : 11 November 2021

Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas bulan November tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Sjariful S. Hamka, ST
Jabatan : Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
Anggaran Belanja Daerah OPD Kabupaten-Kaimana Provinsi Papua Barat,
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Kaimana Nomor 800/137ll/l/PUPR/2021 tanggal 19
Maret 2021, dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten
Kaimana yang selanjutnya disebut sebagai PilIAK PERTAMA

II Nama Durban Werfete


Jabatan Koordinator Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) Kampung
Warwasi, Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana, berdasarkan Akta
/Pencatatan Notaris Drs. Abdul Wabab Wajo, S.H.,M.Kn nomor
741/war/2021, tanggal 03 Mei 2021, bertindak untuk dan atas nama
m~Yl\!"8.k!lt K;impu!lg Wmw!1$i, ~lanjµt!lY!l <:!i~eli\lt ~li!IS!li PlliAK
KEDUA

Kedua belah pihak berdasarkan:


J. S\l!"!!t lJ~\1!!!11
MJ!!lldeme!l d!l!i KKM !lQffiQr 004/KKM-WRS~<m t!!llgg!l! Q~
November tahun 2021.
2. Surat Keputusan Bupati Kaimana nomor 6001734 tanggal 19 Oktober tahun 2020, tentang
Penyampaian Usulan Desa Sasaran Reguler Program Pamsimas Tahun Anggaran 2021.
3. Berita Acara Revisi RKM yang ditandatangani oleh DPMU.
4. Berita Acara KKM yang membahas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan PAMSIMAS
di Kampung Warwarsi.
5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pamsimas di tingkat Masyarakat.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk hal-hal sebagai berikut:
1) PilIAK PERTAMA, sepakat untuk melakukan amandemen pe1JanJ1an
pemberian/penerimaan bantuan dengan nilai sebesar Rp. 510.435.000,- (lima ratus
sepulub juta empat ratus tiga pulub lima ribu rupiah) kepada Pihak Kedua guna
membayar kegiatan yang tertuang dalam Berita Acara Revisi Rencana Kerja Masyarakat
(RKM).

1 BPMA 1 Unit 52,593,000 35,851,000 16,742,000


2 POMPA SUBMERSIBLE 1 Unit 162,560,000 153,310,000 9,250,000
3 RESERVOIR 1 Unit 66,770,000 48,584,000 18,186,000
4 PERPIPAAN 2800M 221,506,000 204,056,000 17,450,000

1 Id a r i 11
6 CTPS DI TEMPAT UMUM 1 Unit 5,300,000
7 BOP/KKM SATLAK 1 Paket 4,000,000
8 PELATIHAN DISABILITAS 1 Paket 1,078,000
9 PELATIHAN KEUANGAN 1 Paket 1,078,000 1,078,000
10 PELATIHAN TEKNIS SAM 1 Paket 1,078,000 1,078,000
11 PELATIHAN KPSPAMS 1 Paket 1,078,000 1,078,000
12 PELATIHAN PHBS DI 1 Paket
640,000 640,000
MASYARAKAT
13 PALATIHAN PHBS DI SEKOLAH 1 Paket 672,000 672,000
14 MEDIA PROMKES DI 1 Paket
2,055,000 2,055,000
MASYARAKAT
15 MEDIA PROMKES DI SEKOLAH 1 Paket 1,155,000 1,155,000
JUMLAH _ 581,363,000 510,435,000 70,928,000
Catalan : Total waktu penye/esaian menjadi 171 (Seratus Tujuh Pu/uh Satu) Hari Ka/ender

2) Untuk mendukung kegiatan dalam RKM yang diperjanj ikan dalam PKS ini, PIHAK
KE:OUA m~m~rikim kontrib1J.si s~b~Sl!r 20% d.ari nilai RKM s~nilai Rp, 70,9i8.000,-
(tujuh puluh juta sembilan ratus dua puluh delapan ribu rupiah) dalam bentuk In
Kind (tenaga dan material).
3) Ketentuan bdn yang merupakan kesepakatan yang harus dipt:ouhi oleh kedua belah
pihak dapat dilihat pada Iampiran syarat-syarat perjanjian kerja sama yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian ini.
4) J>ih~ kajWl ~rsajia m~ngik!Jti tind.akan p~n<,~gahan Covid-19
5) Amandemen penjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Kantor
Dinas PUPR Kabupaten Kaimana pada hari dan tanggal tersebut di atas.
6) Amandemen Surat Perjanjian Kerja Sama ini dinyatakan bedaku sejak tanggal
ditandatangani.
7) Kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian ini dilaksanakan sesuai dengan hukum
y@g ~rlakll di Indonesia,
PIHAKPERTAMA --=PIHAK KEDUA
PPTK Program Pamsimas . . ;':_. ~'rilin Warwasi
Kabupaten rwasi

SJARIFUL S. • ST
NIP.19710715 200605 1 004
DISAHKAN OLEH,
Pit. Kepal ~~ijjirv'AA Umum dan Penataan Ruang
it .hnima

2lda r i 11
SYARAT-SYARAT UMUM
PER.JANJIAN KER.JA SAMA (APBD)
I. DEFINISI
Dalam perjanjian kerja sama ini beberapa istilah diinterpretasikan sebagai berikut:
I. Perjanjian Kerja Sama berarti persetujuan yang dibuat antara PIHAK PERTAMA
mewakili pemberi bantuan dengan PIHAK KEDUA sebagai penerima bantuan dana
bantuan pemerintah sebagaimana tertulis dalam formulir yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak, termasuk seluruh lampiran dan referensi dokumen yang
dimasukkan;
2. Nilai Perjanjian berarti nilai harga yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA sesuai
Perjanjian Pemberian Kerja Sama;
3. Pekerjaan berarti pekerjaan / kegiatan yang tersebut pada uraian kegiatan, meliputi;
I) Peningkatan kapasitas keterampilan dan kelembagaan masyarakat
2) Peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan sekolah melalui promosi -
penyuluhan - pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan pemicuan
perubahan perilaku hidup tidak bersih dan sehat
3) Pembangunan Sarana Air Minum dan Sanitasi di masyarakat dan sekolah
4) Biaya opersional KKM;
4. KKM berarti koordinator KKM yang dipilih oleh masyarakat setempat sebagai
PIHAK KEDUA;
5. Barang-barang berarti semua peralatan, mesin, atau bahan lainnya dimana pihak
penjuaVsupplier diminta untuk menyerahkan/memasok kepada pembeli sesuai
kontrak;
6. PPK OPD Kabupaten berarti Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan OPD pengelola
Pamsimas di kabupaten, yang diangkat dengan Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kaimana Nomor 800/137RIIIPUPR/2021
tanggal 19 Maret 2021 sebagai PIHAK PERTAMA;
7. Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) terdiri dari Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
(CD), Fasilitator Teknik Sarana Air Minum dan Sanitasi (WSS), yang bertugas untuk
memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan Pamsimas ditingkat
masyarakat;
8. Fasilitator Senior merupakan tenaga fasilitator yang bertugas untuk mengendalikan
pelaksanaan pendampingan kegiatan tingkat masyarakat dan Kampung, baik untuk
Kampung reguler maupun Kampung pasca.
9. Koordinator Kabupaten dan koordinator provinsi bertugas untuk memberikan
dukungan kepada PPMU, DPMU dan PPK Air Minum, Satker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman dan dalam mengendalikan bantuan teknis tingkat kabupaten (termasuk
Fasilitator STBM dan TFM), yang antara lain meliputi, rencana kerja bersama, target
atau output pekerjaan, pemantauan kualitas basil, pelaksanaan kegiatan secara tepat
waktu dan sasaran, pelaporan, penilaian kinerja. Koordinator Kabupaten direkrut
melalui kontrak Regional Oversight Management Services (ROMS).
10. DPMU adalah unit pengelola Program Pamsimas ditingkat kabupaten.

3ldari 11
Il. TUGAS KKM SEBAGAI PIHAK KEDUA

Dengan mempertimbangkan hasil musyawarah masyarakat dalam Berita Acara


membahas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Pamsimas di Kampung Warwarsi pada
tanggal 8 November 2021 dengan agenda pembahasan, basil pembahasan serta
kesimpulan dalam musyawarah tersebut adalah sebagai berikut:

Agenda Pembahasan:

a. Keterlambatan pekerjaan (BPMA Stagnan di Progres 90% dan Reservoir belum


dikerjakan).
b. Kurangnya partisipasi masyarakat.
c. Penggunaan Dana BLM diluar RKM/RPDB.
d. KKM/Satlak tidak mengikuti arahan Tim Fasilitator.
e. KKM satlak Belum Menyusun laporan keuangan penggunaan dana Tahap I (satu).

Hasil Pembahasan:

a. Keterlambatan Pekerjaan disebabkan material tidak di drop ke lokasi kegiatan


sehingga membutuhkan waktu untuk mengangkut material ke lokasi kegiatan,
adanya duka di Kampung sehingga tukang dan pekerja harus istirahat kerja selama
3 hari.
b. Kurangnya partisipasi masyarakat karena pekerjaan yang seharusnya dibayar tapi
diswadayakan Serta adanya material lokal yang belum dibayar oleh Bendahara
satlak.
c. Bendahara satlak tidak melakukan pengeluaran berdasarkan RPDB sehingga
banyak pengeluaran diluar RKM termasuk didalamnya biaya makan minum yang
jumlahnya lebih dari RP. 19.000.000,-.
d. Bendahara Satlak tidak mengindahkan petunjuk dan arahan Tim Fasilitator bahkan
tidak memfungsikan Ketua Satlak dan Koordinator KKM, sehingga menyulitkan
fasilitator dalam proses pendampingan yang berdampak pada pengeluaran
~n<;lahara yang tidak ~~~uai RKM.

Kesimpulan sekaligus menjadi kesepakatan dalam musyawarah:

a. Mendesak bendahara satlak menyelesaikan laporan pertanggungjawaban tahap I


(satu).
b. Mengkoordinasikan kepada PPK kendala yang dihadapi.
c. Pada penyaluran dana tahap 2 (Dua) tidak lagi melibatkan bendahara satlak.
d. Berdasarkan pengalaman pencairan dana BLM tahap satu, agar tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan, untuk pencairan BLM Tahap 2 (dua) secara teknis
KKM/Satlak mengikuti petunjuk dan arahan dari Tim Fasilitator dan PPK Program
Pamsimas.

4ldari 11
Berdasarkan Berita Acara tersebut maka dalam pelaksanaan pekerjaan Tahap ke 2 (Dua)
Dana BLM-APBD Tahun Anggaran 2021. PPTK Membuat kesepakatan dengan KKM
dalam rangka pengendalian pelaksanaan kegiatan. sebagai berikut:

- KKM melaksanakan kegiatan yang telah dituangkan dalam RKM, sesuai dengan
Pedoman Pelaksanaan Pamsimas dan spesifikasi teknis, dengan pendampingan
oleh Fasilitator Masyarakat sampai tanggal berakhirnya kontrak Fasilitator
PAMSIMAS tanggal 30 November 2021.
- Setelah Kontrak Fasilitator PAMSIMAS berakhir per tanggal 30 November 2021,
PPTK Program Pamsimas Kabupaten Kaimana menunjuk District Coordinator
untuk melakukan tugas sebagai berikut:

l. Melakukan Pendampingan dan intervensi terhadap Pelaksanaan pekerjaan


Tahap 2 yang dilaksanakan oleh KKM Kampung Warwarsi Tahun Anggaran
2021 termasuk pengelolaan keuangan dana BLM Tahap 2.
2. Mendampingi KKM Satlak dalam menyusun administrasi dan pembukan Dana
BLMTahap2.
3. Memastikan pekerjaan dapat selesai sesuai target sebelum 31 Desember 2021.
4. Mendampingi Proses Uji Fungsi Sarana Terbangun.
5. Mendampingi KKM Satlak dalam penyusunan laporan akhir.
6. dan Mendampingi KKM dalam melakukan serah terima pekerjaan dari KKM
kepada Pemerintah Desa,
- Berdasarkan pengalaman pelaksanaan kegiatan tahap 1 (satu), dimana Bendahara
Sadak tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka dalam pelaksanaan kegiatan
Tahap ke 2 (dua) tugas dan fungsi bendahara diambil alih oleh Ketua Satlak.
- KKM memberikan kewenangan kepada Ketua Sadak dalam menjalankan tugas dan
fungsi sebagai bendahara namun dalam pelaksanaanya setiap pengeluaran yang
dikeluarkan oleh bendahara harus mendapat persetujuan dari Koordinator KKM
dan Distict Coordinator Program Pamsimas.
- Untuk membantu percepatan penyelesaian pekerjaan tahap ke 2 (dua) diadakan
penambahan tenaga tukang yang di ambil dari Kota Kaimana.

III. PENGGUNAAN DANA DALAM PEMBELANJAAN


1. Dana bantuan Program Pamsimas hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan
masyarakat yang telah direncanakan bersama dan dituangkan dalam RKM.
Penggunaan di luar kegiatan yang telah disepakati dengan alasan apapun tidak
dibenarkan.
2. Bila terdapat penggunaan untuk berbagai hal di luar rencana kegiatan yang telah
dituangkan dalam RKM, maka penggunaan tersebut masuk kategori pengeluaran
yang tidak dapat dibiayai oleh dana bantuan Pamsimas. Pihak kedua wajib
mengembalikan semua pengeluaran yang tidak dapat dibiayai oleh dana bantuan
Program Pamsimas tersebut kepada pihak kesatu.
3. Apabila pelaksanaan kegiatan telah mencapai 100% dan terdapat sisa dana RKM,
maka KKM mengajukan usulan "amandemen" Surat Perjanjian Kerja Sama kepada
PPK Pamismas Kabupaten dengan melampirkan rincian Rencana Pengembangan
dari sisa dana tersebut, dan tertuang didalam 'amandemen RKM dan PKS'.
4. Semua bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut harus disediakan oleh pihak kedua.

Sldari 11
5. Fasilitator masyarakat harus mendampingi pihak kedua dalam proses pengadaan agar
barang yang dibeli sesuai kebutuhan, seperti penentuan jenis dan spesifikasi barang
yang akan dibeli, tata cara transaksi dan kewajaran harga.

IV. TENAGA PELAKSANA


Tenaga kerja pelaksana terdiri atas tenaga kerja: tenaga kerja terampil/tukang & pekerja.
1. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan pada tingkat Kampung dilakukan oleh
masyarakat (partisipasi masyarakat) melalui Satuan Pelaksana Program Pamsimas
yang dibentuk masyarakat sendiri di dalam wadah kelembagaan masyarakat
Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM).
Selain sebagai pelaksana kegiatan Program Pamsimas tugas Satuan Pelaksana
(Satlak) juga bertugas sebagai Satgas Pencegahan COVID-19 pada Pelaksanaan
Program Pamsimas yang harus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 Kampung.
2. Proses partisipasi masyarakat tersebut diharapkan menjadi wujud pemberdayaan dan
memberi kesepakatan agar masyarakat menjadi pelaku dalam menangani kegiatan
yang mereka inginkan.
3. Tenaga inti pelaksana yang diperlukan dalam pelaksanaan (misalnya tukang batu,
tukang pasang pipa) adalah dari masyarakat setempat. Fasilitator Masyarakat
bertugas untuk memberikan bimbingan dan pelatihan kepada mereka.
4. Tenaga inti diberi upah (insentif) sesuai dengan norma yang wajar di Kampung
tersebut, berapa besarnya upah yang wajar tersebut ditetapkan bersama oleh Satuan
Pelaksana Program bersama Fasilitator Masyarakat.
5. Bila ada bagian pelaksanaan tertentu temyata tidak terdapat tenaga di Kampung yang
bersangkutan. maka Satuan Pelaksana Program bersama Fasilitator Masyarakat dapat
menggunakan tenaga yang dibutuhkan dari tempat Iain (Kampung lain, Distrik,
kabupaten, dsb). Fasilitator Masyarakat bertugas untuk membantu dan mendampingi
Satuan Pelaksana Program dalam identifikasi tenaga yang dibutuhkan dan melakukan
perundingan mengenai harga yang wajar. Penggunaan tenaga Iuar tersebut berbasis
upah harian atau borongan.
6. Sedangkan kebutuhan tenaga lain yang sifatnya pembantu umum (seperti tenaga
angkut, galian, dsb) akan ditangani masyarakat sendiri secara gotong royong dan hal
tersebut merupakan bagian dari kontribusi masyarakat.

V. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN


I. Unit pengelola keuangan harus melakukan pencatatan, penyusunan dan penyimpanan
dokumen pendukung dari pihak ketiga untuk pengeluaran dana. Yang termasuk
dokumen pendukung diantaranya adalah kwitansi, boo, nota, bukti pembayaran,
faktur, dsb.
2. Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus tersedia
pada waktu dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak Program Pamsimas dan/atau pihak
Iain.
3. Catatan dan dokumen pendukung bersifat transparan sehingga masyarakat dapat
melihat dan memeriksanya.
4. Fasilitator Masyarakat bertugas untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada
KKM dalam hal administrasi dan pelaporan tersebut.
5. Pihak kedua berkewajiban untuk menyusun laporan kemajuan kegiatan sesuai dengan
tahapan pencairan dan progres akhir kegiatan ( l 00%) yang dituangkan dalam bentuk

6ldari 11
Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan yang dilengkapi dengan Foto kegiatan
lapangan. dan Laporan Keuangan Bulanan, Laporan kemajuan kegiatan dan Laporan
keuangan ditempel pada papan informasi.
6. Pihak kedua harus menyebarluaskan ikatan perjanjian pengadaan barang dan jasa
pengerjaan antara KKM dengan sub pemasok/sub kontraktor melalui papan
informasi.

VI. PEMBAYARAN KEPADA PIHAK KEDUA


Tahapan dan Persyaratan Pencairan Dana Bantuan APBD
Penyaluran dana APBD dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, tahap I: 40%, tahap II: 60%.

Pencairan Dana Tahap I


Pencairan dana tahap I sebesar 40% dapat diajukan setelah PKS ditandatangani.
1. Pengajuan SPP oleh KKM sebagai syarat penerbitan SPM :
a. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (PKS)
b. Akta/pencatatan notaris pembentukan KKM
c. Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD)
d. Ringkasan RKM, termasuk : kesanggupan kontribusi masyarakat
e. Foto copy DIPA APBD
f. Rencana Penggunaan Dana Tahap I (RPO I)
g. Kwitansi Tahap I bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh Koordinator
KKM dan disahkan oleh PPK.
2. Penerbitan SPM
SPM diterbitkan oleh Pejabat Penguji SPM s.etelah dilakukan pengujian terhadap
dokumen yang disyaratkan pada butir l) di atas.
3. Penerbitan SP2D
DPKAD atau instansi terkait akan menerbitkan SP2D setelah menerima SPM dengan
melampirkan:
a. Ringkasan Kontrak/PKS
b. Daftar rekening KKM
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)

Pencairan Dana Tahap II:


Pencairan dana Tahap II sebesar 60% dapat diajukan setelah :
l. Pengajuan SPP oleh KKM sebagai syarat penerbitan SPM
a. Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD)
b. Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang menyatakan 90% dana tahap sebelulllnya
telah digunakan;
c. Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan, mencapai 30%;
d. Kwitansi sesuaijurnlah dana tahap II yang ditandatangani oleh Koordinator KKM
dan disahkan oleh PPK;
e. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Kegiatan (SPKMK);
2. Penerbitan SPM :
SPM diterbitkan oleh Pejabat Penguji SPM setelah dilakukan pengujian terhadap
dokumen yang disyaratkan pada butir I) di atas.
3. Penerbitan SP2D :
DPKAD atau instansi terkait akan menerbitkan SP2D setelah menerima SPM dengan
melampirkan:

7ldari 11
a. Ringkasan Kontrak/PKS
b. Nomor dan nama pemilik rekening KKM
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)

VII. AMANDEMEN PERJANJIAN KERJA SAMA


Amandemen Perjanjian Kerja Sama adalah ketentuan mengenai perubahan Perjanjian
Kerja Sama. Perubahan Perjanjian Kerja Sama dapat terjadi apabila :
1. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh DPMU
clan KKM sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam Perjanjian Kerja Sama.
2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan.
3. Perubahan harga dalam Perjanjian Kerja Sama akibat adanya perubahan pekerjaan
dan perubahan pelaksanaan pekerjaan.
Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh pihak Satker dan KKM.
VIIl. SANKSI DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN
Apabila terbukti bahwa pelaksanaan RKM tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Perjanjian Kerja Sama yang antara lain meliputi : bahan, peralatan, tenaga kerja, cara
pengerjaan, manajemen pelaksanaan, administrasi dan keuangan serta tindakan lainnya
yang diluar ketentuan Perjanjian Kerja Sama yang mengakibatkan terjadinya
penyimpangan atas mutu pekerjaan, jadwal pelaksanaan, administrasi keuangan dan
penyalahgunaan dll. Maka Pihak Pertama berhak mengajukan :
1. Pemberian teguran-teguran dan peringatan-peringatan secara tertulis
2. Penangguhan pembayaran
3. Pemberian perintah perbaikan/penggantian
4. Pemutusan Perjanjian Kerja Sama

Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian Kerja Sama, maka :


a. Pihak Kedua harus mempertanggungjawabkan kepada Pihak Pertama atas
penyimpangan-penyimpangan Perjanjian Kerja Sama tersebut dengan
mengembalikan kepada Pihak Pertama dana sebesar Nilai Kegiatan yang belum
teralisir.
b. Bila Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai butir (a) tersebut
maka akan dilakukan tindakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

IX. TRANSPARANSI
1. KKM beserta TFM, FS (Fasilitator Senior) dan Tim Konsultan Kabupaten wajib
memberikan penjelasan tentang pelaksanaan Program Pamsimas kepada seluruh
komponen masyarakat.
2. KKM wajib memasang Papan Informasi dengan isi sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan operasional tingkat Kampung yang berisi :
a. Susunan Organisasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM)
b. Peta Sosial dan Sarana yang dibangun
c. Ringkasan Rencana Kerja Masyarakat
d. Perjanjian Kerja Sama
e. Gambar Teknis Rinci Sarana yang dibangun
f. Jadwal pelaksanaan

BI d ·a r i 11
g. Realisasi pencairan dana
h. Kemajuan pelaksanaan kegiatan dan biaya
1. Hak dan kewajiban masyarakat
j. Perjanjian Kesepakatan antara Satlak dengan Penyedia Barang/Jasa (Pihak
Ketiga)

X. PENYEDIA BARANG / JASA OLEH PIHAK KETIGA


1. Pada dasarnya Pihak Kedua boleh bekerja sama dengan penyedia barang/jasa oleh
pihak ketiga untuk pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat.
2. Kerjasama antara Pihak Kedua dengan Pihak Ketiga dituangkan dalam bentuk
Perjanjian Kesepakatan.
3. Pihak Kedua bertanggungjawab penuh atas pekerjaan dari penyedia barang/jasa oleh
pihak ketiga dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antara Pihak Kedua
dengan penyedia barang/jasa oleh pihak ketiga.

XI. JANGKAWAKTU PELAKSANAAN


1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% yang disebut dalam butir
II di atas ditetapkan selama 171 hari kalender, terhitung sejak tanggal Amandemen
Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat satu di atas tidak dapat diubah oleh Pihak
Kedua, kecuali adanya keadaan memaksa yang diatur dalam butir XII perjanjian ini,
atau adanya penambahan pekerjaan yang harus disetujui oleh Pihak Pertama secara
tertulis.
*) Catalan:

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan untuk menambah waktu


melebihi 120 hari kalender terhitung sejak tanggal PKS ini ditandatangani

XII. KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)


1. Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa" adalah peristiwa-peristiwa seperti
berikut:
• Bencana Alam
Kebakaran
• Perang, huru-hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi
Yang masing-masing mempunyai akibat langsung sehingga tertundanya
penyelesaian kegiatan ini.
2. Bila terjadi keadaan memaksa tersebut maka segala kerugian yang timbul akibat
keadaan itu, akan ditanggung oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan
mufakat.

XIII. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


I. Apabila timbul perbedaan pendapat atau perselisiban mengenai pelaksanaan
ketentuan perjanjian kerja sama, maka kedua belah pihak akan mengutamakan
penyelesaian secara musyawarah.
2. Apabila kedua belah pihak tidak memperoleh penyelesaian menurut cara yang
ditetapkan dalam ayat I., maka perbedaan pendapat atau perselisihan tersebut

9ldari 11
r
) ' I ••
diselesaikan melalui panitia perdamaian yang dibentuk oleh kedua belah pihak terdiri
dari 3 (tiga) orang wakil, yaitu :
Seorang wakil dari Pihak Pertama
Seorang wakil dari Pihak Kedua
Seorang wakil yang ditunjuk dan disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Apabila tidak dapat diperoleh penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam
ketentuan ayat I. dan 2. di atas, maka masalahnya akan diselesaikan melalui
Pengadilan Negeri kedua belah pihak memilih domisili di Pengadilan Negeri
Kabupaten setempat.
4. Semua biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan hal yang dimaksud dalam ayat I,
2, dan 3 menjadi beban bagi kedua belah pihak.

XIV. LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam
surat perjanjian tambahan (amandemen) dan merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian.

lOldari 11

Anda mungkin juga menyukai