Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PERILAKU KEKERASAN

ERI CANGRA LUNAN RAMADHAN


2720200013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS IMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

1. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,orang
lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu saat
sedang berlangsung perilaku kekerasan terdahulu. (Yosep, 2010).
Perilaku kekerasan merupakan perilaku kekerasan menunjukan bahwa dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Baik secara fisik, emosional,
seksual, verbal dan non-verbal (nanda, 2016)
Resiko perilaku kekerasan terbagi menjadi 2, yaitu perilaku kekerasan
terhadap diri sendiri (risk forests-directed violence) dan resiko perilaku kekerasan
terhadap orang lain (risk for other-directed violence).

2. Etiologi
Menurut Sujuono Riyadi (2009), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan yaitu:
A. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
 Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu
dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
 Psycomatic theory (teori psikomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maaupun lingkungan. Dalaam hal ini sistem limbik
berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa
marah.
2) Faktor psikologis
 Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi
frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku
agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku
kekerasan.
 Behaviororal theory (teori perilaku).
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia
fasilitas atau situasi yang mendukung. Reinforcement yang diterima pada
saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau
luar rumah. Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
 Existentinal theory (teori eksistensi)
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan dasar manusia apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka
individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
3) Faktor social kultural
 Social environment theory (teori lingkungan)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
menekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan
akan menciptaakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
 Social learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui
proses sosialisasi.
B. Faktor prespitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan:
 Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian massal
dan sebagainya.
 Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
 Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
 Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat dan
alcoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi
rasa frustasi.
3. Tanda dan gejala
Menurut yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda
dan gejala perilaku kekerasan:
A. Muka merah dan tegang
B. Mata melotot atau pandangan tajam
C. Tangan mengepal
D. Rahang mengatup
E. Wajah memerah dan tegang
F. Postur tubuh kaku
G. Pandangan tajam
H. Mengatupkan rahang dengan kuat
I. Mengepalkan tangan
J. Jalan mondar-mandir

4. Rentang respon

Respon Respon
Adaptif Mal adaptif

Asertif Frustasi Palif Agresif Kekerasan


(Amuk)

5. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan berbahaya bagi dirinya/
orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain/memecahkan
perabot, membakar rumah dan perilaku anarkis lainnya. Sehingga klien dengan
perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

6. Pohon masalah
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan ; core problem

Gangguan konsep diri ; harga diri rendah


7. Diagnosa keparawatan
A. Perilaku kekerasan
B. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
C. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai