Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psychiatric Intensive
Care Unit (PICU)” yang di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa.

Makalah ini merupakan salah satu unsur pelengkap yang di dalamnya masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami memerlukan masukan – masukan untuk
menyempurnakan makalah ini, sehingga sesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga berharap,
semoga isi yang ada di dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua unsur yang telah
memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan.

Takalar, 17 November 2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................


B. Tujuan .............................................................................................................
C. Rumusan Masalah ...........................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Psikiatri ........................................................................................


B. Definisi Psychiatric Intensive Care Unit ....................................................
C. Kriteria Kondisi Darurat Psikiatri ..............................................................
D. Fase-fase Tindakan Intensif Bagi Pasien Psikiatri
E. Mengukur Tingkat Kedaruratan Pasien Dengan Skala ..............................
GAF (General Adaptive Function) ...........................................................
F. Modifikasi Skor GAF ( General Adaptive Function) ................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psychiatric Intensive Care Unit memiliki fungsi yang didefinisikan dalam hal
memenuhi kebutuhan jangka pendek individu yang hadir dengan gangguan perilaku dan
symptomology ekstrim yang dapat mengakibatkan merugikan diri atau resiko lain. Pada
tahun 2002 Departemen Kesehatan menerbitkan Kebijakan Pelaksanaan Bimbingan
berjudul "Standar nasional minimum untuk Dewasa Layanan Umum di Psychiatric
Intensive Care Unit (PICU) dan Lingkungan Aman Rendah". Ini didefinisikan perawatan
intensif psikiatri sebagai untuk pasien yang wajib ditahan, biasanya dalam kondisi aman,
yang berada dalam fase akut terganggu dari gangguan mental yang serius. Ada kerugian
yang terkait kapasitas untuk pengendalian diri dengan peningkatan yang sesuai dalam
risiko, yang tidak memungkinkan aman, manajemen terapi dan pengobatan di bangsal
akut umum terbuka. Perawatan intensif Psychiatric disampaikan oleh staf yang
berkualitas bekerja sebagai tim multi-disiplin, menurut sebuah filosofi disepakati unit
operasi didukung oleh prinsip-prinsip penilaian risiko dan manajemen risiko yang positif.
Perawatan dan pengobatan yang ditawarkan harus berpusat pada pasien, multi-disiplin,
intensif, komprehensif, kolaboratif dan memiliki kedekatan dalam menanggapi situasi
kritis.

B. Tujuan
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
 Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan Psychiatric Intensive Care
Unit.
 Agar mahasiswa mengetahui apa saja kriteria pasien yang masuk PICU.
 Agar mahasiswa mengetahui fase-fase dalam tindakan intensif untuk pasen PICU.
 Agar mahasiswa mengerti cara pengukuran tingkat kedaruratan pasien dengan
menggunakan skala GAF (General Adaptive Function).

C. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Psikiatri ?
 Apa yang dimaksud dengan Psychiatric Intensive Care Unit ?
 Apa saja kriteria pasien yang masuk PICU ?
 Apa saja fase-fase dalam tindakan intensif untuk pasien PICU ?
 Bagaimana cara mengukur tingkat kedaruratan pasien dengan menggunakan skala
GAF (General Adaptive Function) ?
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Psikiatri
Psikiatri adalah spesialisasi medis yang ditujukan untuk mempelajari dan
pengobatan gangguan mental-yang meliputi gangguan afektif, perilaku, kognitif dan
berbagai persepsi. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh dokter Jerman Johann Christian
Reil tahun 1808. Secara harfiah berarti 'pengobatan pikiran' (psikologi-: pikiran;-iatry:
perawatan medis; dari iātrikos Yunani: medis, iāsthai: untuk menyembuhkan).
Ilmu psikiatri tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berkolaborasi dan segala
aspeknya selalu berkaitan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya, misalnya
dengan cabang ilmu saraf (Neurologi) dan ilmu penyakit dalam (Internal Medicine).
Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi dasar, yaitu:
1.Dimensi Organo-biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta
fungsi fisiologis tubuh manusia khususnya yang berkaitan langsung dengan aspek
kesehatan jiwa (seperti Sistem Susunan Saraf Pusat)
2Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan psikologis
manusia serta pengaruh pendidikan-pengajaran terhadap seorang manusia sejak lahir
hingga lanjut usia.
3.Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial-
budaya serta kondisi lingkungan kehidupan terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
4.Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh taraf
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai spiritual-religius terhadap derajat kesehatan jiwa
manusia.

B. Definisi Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) atau UPIP (UNIT PERAWATAN
INTENSIF PSIKIATRI)
Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan pelayanan yang ditujukan
untuk klien gangguan jiwa dalam kondisi krisis psikiatri (Keliat, dkk, 2009).
Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan gabungan pelayanan gawat
darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa
atau unit psikiatri rumah sakit umum (Keliat, dkk, 2009).
Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) adalah suatu unit yang memberikan
perawatan khusus kepada klien-klien psikiatri yang berada dalam kondisi membutuhkan
pengawasan ketat (Maryree, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PICU adalah
suatu unit gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang
ditujukan untuk klien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis psikiatri dan berada dalam
kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat, dimana dapat diselenggarakan di rumah
sakit jiwa atau psikiatri rumah sakit umum.
Unit perawatan intensif psikiatri (UPIP)adalah suatu unit yang memberikan perawatan
khusus kepada pasien-pasien psikiatri yang berada dalam kondisi membutuhkan
pengawasan ketat. Di beberapa negara unit ini diterjemahkan sebagai unit kedaruratan
ataupun unit akut yang pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu merawat pasien-
pasien yang berada dalam kondisi membutuhkan intervensi segera. Pasien dengan kondisi
ini adalah pasien-pasien dalam kondisi dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan, seperti pasien dengan usaha bunuh diri, halusinasi, perilaku kekerasan,
NAPZA, dan waham.

Kedaruratan Psikiatrik adalah Keadaan gangguan dalam proses fikir, alam perasaan dan
perbuatan yang memerlukan tindakan pertolongan segera. Kasus kedaruratan psikiatrik
yang sering ditemukan adalah percobaan bunuh diri dan keadaan gaduh gelisah.
Kedaruratan dapat terjadi dimanapun dan membutuhkan penanganan segera.
Kecepatan menangani kondisi kedaruratan akan meminimalkan gejala sisa maupun
kecacatan yang akan dialami pasien. Oleh karena itu tenaga kesehatan umumnya dan
tenaga keperawatan khususnya perlu memperlengkapi diri dengan kemampuan
menangani masalah-masalah kedaruratan. Disamping itu fasilitas ruangan yang memadai
juga dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
terbaik.
C. Kriteria Kondisi Darurat Psikiatri
Secara umum pasien yang dirawat di PICU adalah pasien dengan kriteria:
1. Risiko bunuh diri yang berhubungan dengan kejadian akut dan atau suatu perubahan
alam perasaan atau perilaku yang menetap
2. Penyalahgunaan NAPZA atau kedaruratan yang berhubungan yang berlangsung
relatif singkat
3. Kondisi lain yang akan mengalami peningkatan yang bermakna dalam waktu singkat
dan pasien tampak mampu kembali ke komunitas segera bila peningkatan tersebut
terjadi.
Sedangkan berdasarkan masalah keperawatan maka pasien yang perlu dirawat di unit
perawatan intensif psikiatri adalah pasien dengan masalah keperawatan sebagai berikut:
1. Perilaku Kekerasan
2. Perilaku Bunuh diri
a. Perubahan sensori persepsi: halusinasi (fase IV)
b. Perubahan proses pikir: waham curiga
c. Masalah-masalah keperawatan yang berkaitan dengan kondisi pasien putus zat
dan over dosis:
1) Perubahan kenyamanan: nyeri
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan pemenuhan nutrisi
4) Gangguan eliminasi bowel
5) Defisit perawatan diri
D. Pola Penanganan di Psychiatric Intensive Care Unit
Pola penanganan di PICU menggunakan pendekatan MPKP yang terdiri dari empat pilar
yaitu :
1. Pendekatan manajemen
2. Compensatory reward
3. Hubungan profesional
4. Manajemen asuhan keperawatan
Pada ruangan PICU keempat pilar ini dilebur menjadi 2 pilar sebagai berikut:
1. Manajemen pelayanan keperawatan (pilar I-III)
2. Manajemen asuhan keperawatan (pilar IV)
E. Alur Penerimaan Pasien di PICU
Pasien baru yang masuk di UPIP dilakukan triase dengan mengkaji keluhan utama
pasien dengan menggunakan skor RUFA (1-30) dan tanda vital. Adapun kategori
pasien menurut skor RUFA adalah:
1. Skor 1-10 masuk ruang intensif I
2. Skor 11-20 masuk ruang intensif II
3. Skor 21-30 masuk ruang intensif III

F. Triase
Pada fase ini hal pertama yang harus dilakukan adalah rapid assessment/screening
assessment yang dilakukan berdasarkan protap yang telah disepakati. Pengkajian ini
harus meliputi nama pasien, tanggal lahir, nomor tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor),
alamat, nomor telepon, serta nama dan nomor telepon orang terdekat pasien yang dapat
dihubungi, tanda vital dan keluhan utama dengan skor RUFA untuk menentukan perlu
tidaknya dirawat di unit UPIP dan bila dirawat untuk menentukan level/fase intensif
pasien. Sedangkan pihak medis melakukan pengkajian dengan menggunakan skala GAF.

G. Fase-fase Tindakan Intensif Bagi Pasien Psikiatri


Secara umum ada tiga fase tindakan intensif bagi pasien yaitu :
fase intensif I, II, III.
 Fase intensif I (24 jam pertama)
Prinsip tindakan : life saving, Mencegah cedera pada pasien, orang lain dan
lingkungan
Indikasi: Pasien dengan skor 1-10 RUFA
Intervensi: observasi ketat, KDM (Kebutuhan Dasar Manusia), Terapi modalitas :
terapi musik.
 Fase intensif II (24-72 jam pertama)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase krisis (intensif I), mempertahankan
pencegahan cedera pada pasien, orang lain dan lingkungan
Indikasi : Pasien dengan skor 11-20 RUFA
Intervensi: observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase intensif I,
terapi modalitas : terapi music dan olah raga
 Fase intensif III (72 jam-10 hari)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase akut (intensif II), memfasilitasi
perawatan mandiri pasien
Indikasi: Pasien dengan skor 21-30 RUFA
Intervensi: observasi dilakukan secara minimal, pasien lebih banyak melakukan
aktivitas secara mandiri, terapi modalitas : terapi music, terapi olah raga, life skill
therapy.

H. Ketenagaan di PICU
Menurut Rollesby (2009), adapun ketenagaan yang terlibat di ruang PICU adalah sebagai
berikut:
a. Psikiater konsultan
b. Perawat terampil
c. Pekerja sosial
d. Occupation terapist
e. Instruktur teknis
f. Psikolog

I. Mengukur Tingkat Kedaruratan Pasien Dengan Skala GAF (General Adaptive


Function)
Adapun skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kedaruratan pasien adalah
skala GAF (General Adaptive Function) dengan rentang skor 1 – 30 skala GAF.
Kondisi klien dikaji setiap shift dengan menggunakan skor GAF. Katagori klien yang
berada dalam rentang skor 1-30 GAF adalah:
a. Skor 21 - 30: perilaku dipengaruhi oleh waham atau halusinasi atau gangguan serius
pada komunikasi atau pertimbangan (misalnya kadang-kadang inkoheren, tindakan
jelas tidak sesuai preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi
hampir pada semua bidang (misalnya tinggal ditempat tidur) sepanjang hari, tidak
memiliki pekerjaan.
b. Skor 11 – 20: terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (misalnya usaha
bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan,
kegembiraan manik) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan perawatan
diri yang minimal (misalnya mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam
komunikasi (sebagian besar inkoheren atau membisu)
c. Skor 1 – 10: Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah
(misalnya kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk
mempertahankan hiegene pribadi yang minimal atau tindakan bunuh diri yang serius
tanpa harapan bunuh diri yang jelas.

J. Modifikasi Skor GAF ( General Adaptive Function).

Pada keperawatan kategori pasien dibuat dengan skor RUFA (Respons Umum
Fungsi Adaptif)/ GAFR (General Adaptive Function Response) yang merupakan
modifikasi dari skor GAF karena keperawatan menggunakan pendekatan respons
manusia dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsi respons yang
adaptif. Keperawatan meyakini bahwa kondisi manusia selalu bergerak pada rentang
adaptif dan maladaptif.

Ada saat individu tersebut berada pada titik yang paling adaptif , namun di saat
lain individu yang sama dapat berada pada titik yang paling maladaptif. Kondisi adaptif
dan maladaptif ini dapat dilihat atau diukur dari respons yang ditampilkan. Dari respons
ini kemudian dirumuskan diagnosa Skor RUFA dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada pasien. Sehingga setiap diagnosa keperawatan
memiliki kriteria skor RUFA tersendiri (lihat tabel dibawah ini).

No Diagnosa Skor RUFA 1-10 Skor RUFA 11-20 Skor RUFA 21-30
Keperawatan
(Intensif I) (Intensif II) (Intensif III)

1 Gangguan 1. Setiap saat mengalami 1. Sering mengalami 1. Halusinasi sesekali


persepsi sensori: halusinasi halusinasi muncul
halusinasi 2. Halusinasi tidak 2. Seringkali tidak bisa 2. Perilaku masih bisa
terkendali mengendalikan dikendalikan
3. Perilaku dikendalikan halusinasi 3. Isi halusinasi tidak
oleh isi halusinasi 3. Halusinasi mengancam mengancam
4. Halusinasi berisi tetapi masih bisa 4. Perilaku kadang kacau
ancaman terhadap diri dikendalikan
atau orang lain 4. Perilaku sering kacau
5. Risiko tinggi bunuh diri
atau membunuh orang
lain
2 Perilaku 1. Perilaku kacau 1. Perilaku kadang 1. Perilaku kadang
2. Sedang melakukan kacau kacau
kekerasan tindak kekerasan 2. Sedang 2. Ada riwayat
fisik dan verbal melakukan melakukan
3. Berisiko tinggi kekerasan tindakan
mencederai orang verbal kekerasan
lain dan diri sendiri 3. Risiko sedang 3. Sesekali
mencederai diri melakukan
dan orang lain tindakan
kekerasan
verbal, tidak
fisik
3 Gangguan proses 1. Perilaku kacau 1. Perilaku sering 1. Perilaku cukup
pikir: waham 2. Waham terjadi kacau terorganisir
setiap saat 2. Waham sering 2. Waham jarang
3. Komunikasi sangat terjadi terjadi
kacau 3. Komunikasi 3. Komunikasi
kadang kacau kacau jika
terjadi waham
4 Risiko bunuh diri 1. Aktif mencoba bunuh 1. Aktif memikirkan 1. Mungkin sudah
diri engan cara: rencana bunuh diri, memiliki ide untuk
a. gantung diri namun tidak mengakhiri
b. minum racun hidupnya, namun
disertai dengan
c. memotong urat tidak disertai
nadi percobaan bunuh dengan ancaman
d. menjatuhkan diri diri dan percobaan
dari tempat yang bunuh diri
tinggi 2. Mengatakan ingin 2. Mengungkapkan
1. Mengalami tanda- bunuh diri namun perasaan seperti
tanda depresi tanpa rencana yang rasa bersalah / sedih
4. Mempunyai rencana spesifik / marah / putus asa
bunuh diri yang 3. Menarik diri dari / tidak berdaya
spesifik pergaulan sosial 3. Mengungkapkan hal-
5. Menyiapkan alat hal negatif tentang
untuk bunuh diri diri sendiri yang
(pistol, pisau, silet, menggambarkan
dll) harga diri rendah
4. Mengatakan:
“Tolong jaga anak-
anak karena saya
akan pergi jauh!”
atau “Segala
sesuatu akan lebih
baik tanpa saya”.

5 Panik 1. Perilaku kacau 1. Perilaku agak


2. Persepsi sangat kacau
sempit 2. Persepsi hanya
3. Tidak mampu yang nyata
menerima 3. Mampu
informasi berkomunikasi
4. Tidak sadar terbatas
lingkungan 4. Sadar
lingkungan
terbatas
6 Gejala putus zat

7 Over dosis zat


adiktif

8 Defisit perawatan 1. Sama sekali tidak 1. Mampu 1. Mau berinisiatif


diri mau dan mampu melakukan melakukan
melakukan kebersihan diri perawatan diri
perawatan diri tetapi tidak mau hanya dengan
2. Perilaku kacau 2. Perilaku masih bimbingan
3. Tidak mampu bisa diarahkan 2. Perilaku masih
mengikuti perintah 3. Praktek bisa diarahkan
kebersihan diri 3. Kadang-kadang
hanya jika tidak
diingatkan melakukan
kebersihan diri
dengan rutin
9 Isolasi sosial 1. Kontak sosial 1. Kontak sosial 1. Kontak verbal
sangat kurang sangat terbatas, masih sangat
2. Katatonia hanya dengan terbatas
3. Sama sekali atau orang yang 2. Sudah mau
kurang sekali sangat dekat berinteraksi
dalam kontak 2. Komunikasi walaupun
verbal verbal sangat sangat terbatas
terbatas 3. Aktifitas fisik
3. Aktivitas fisik sudah makin
hanya terbatas sering dilakukan
untuk
kebutuhan
dasar fisik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PICU adalah suatu unit
gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang ditujukan untuk
klien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis psikiatri dan berada dalam kondisi yang
membutuhkan pengawasan ketat, dimana dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa atau
psikiatri rumah sakit umum. Di beberapa negara unit ini diterjemahkan sebagai unit
kedaruratan ataupun unit akut yang pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu
merawat pasien-pasien yang berada dalam kondisi membutuhkan intervensi segera. Pasien
dengan kondisi ini adalah pasien-pasien dalam kondisi dapat membahayakan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan, seperti pasien dengan usaha bunuh diri, halusinasi, perilaku
kekerasan, NAPZA, dan waham.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Selain itu
kami selaku penulis berharap agar kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat menerapkan
ilmu-ilmu tentang kejiwaan yang telah dibahas dalam makalah ini untuk diterapkan ke
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://dwiners.blogspot.com/2010/11/psychiatric-intensive-care-unit.html

http://ikatanperawatkesehatanjiwaprovriau.blogspot.com/2011/10/mengenal-unit-perawatan-
intensif.html

http://lovelylive.wordpress.com/2010/11/27/konsep-kep-psikiatri/

http://en.wikipedia.org/wiki/Psychiatric_intensive-care_unit

http://wikansusanti.blogspot.com/2011/03/psikiatri.html

http://wir-nursing.blogspot.com/2011/09/psychiatric-intensive-care-unit-picu.html

Anda mungkin juga menyukai