Anda di halaman 1dari 6

Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Nama: Selvany

Nim: 2110187P

S1 Konversi Keperawatan

Dosen: Dr. H. Zaidan, S. H., S.Ag., M. Hum

Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan
sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan
memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia. Serta tidak keluar
dari eksistensi dan jati diri bangsa Indonesia, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan zaman.
Pancasila sebagai ideologi terbuka merupakan ideologi seimbang dan harmonis bagi
kelangsungan hidup manusia dalam bernegara dan bermasyarakat.

Pancasila sebagai ideologi negara cita-citanya adalah untuk mewujudkan suatu tata masyarakat
adil dan makmur sejahterah lahiriah batiniah, seimbang antara individu dan sosialnya dengan
menempatkan manusia sebagai pribadi mandiri yang religius, sehingga tiap warga mendapatkan
segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan hakekat manusia adil dan beradab.
Sebagai suatu ideologi yang menjadi pengawal dan pengarah perjalanan hidup bangsa Negara
Republik Indonesia, Pancasila tentu tidak boleh berubah jati dirinya menjadi sebuah ideologi
yang bersifat tertutup yaitu seperti agama karena sangat membahayakan bangsa dan negara. Oleh
karena itulah, ideologi Pancasila harus tetap menjadi suatu ideologi yang bersifat terbuka dan
dinamis.

Suatu ideologi dikatakan terbuka dan dinamis yaitu apabila suatu ideologi tersebut bisa dan dapat
menerima dan mengembangkan pemikiran-pemikiran baru atau dengan kata lain dapat menerima
penafsiran baru tanpa harus takut kehilangan jati dirinya yang artinya makna Pancasila sebagai
ideologi terbuka. Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka dan dinamis tentu bisa menerima
atau mengakomodasi pemikiran atau penafsiran yang berasal dari luar sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai dasarnya tersebut karena hal itu dapat memperkaya tata kehidupan kita
dalam berbangsa dan bernegara dalam lingkup NKRI.

Sumber: https://indomaritim.id/makna-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/
Pancasila merupakan ideologi, atau pandangan hidup, bangsa Indonesia. Sebagai dasar
negara RI, Pancasila juga bisa menjadi ideologi terbuka. Adapun makna Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah bahwa ia selalu dapat digunakan dalam berbagai waktu dan generasi
tanpa menghilangkan nilai-nilai dasarnya. Merujuk penjelasan Deputi Bidang Pengkajian
Strategik Lemhannas RI, Prof. Reni Mayerni, sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila terbuka
dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa
Indonesia. Ideologi terbuka bermakna bahwa sebuah ideologi secara intenal memiliki sifat
dinamis dan dapat berinteraksi dengan zaman yang berkembang. Sebaliknya, ideologi tertutup
berarti suatu ideologi yang menentukan beragam tujuan dan norma politik-sosial tidak bisa
dipersoalkan lagi, sehingga harus diterima sebagai barang jadi, demikian mengutip modul PKN
terbitan Kemdikbud (2016).

Dalam artikel "Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Reformasi" terbitan
Jurnal Office (Vol. 2, No. 2, 2016), A. Aco Agus menulis bahwa Pancasila menjadi ideologi
yang terbuka karena ia tidak kaku, dinamis, serta reformatif. Sifat Pancasila ini membuat
ideologi tersebut bisa hidup di berbagai zaman dan relevan untuk merespons dinamika perubahan
masyarakat. Ideologi terbuka mempunyai ciri khas, yakni nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksakan dari luar, tetapi digali dan diambil dari kekayaan moral dan budaya masyarakat yang
melahirkannya. Dengan demikian, ideologi terbuka tidak hanya layak dibenarkan melainkan juga
dibutuhkan mengingat ia merupakan konsensus yang tumbuh dari masyarakat. Baca juga:
Sejarah dan Penerapan Pancasila Masa Orde Lama Soekarno 1959-1966 Sementara Kaelan,
dalam buku Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filsofis, Yuridis dan
Aktualisasinya (2013) menjelaskan tiga nilai dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka.

Pertama adalah nilai dasar yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan, dan keadilan. Kelima hal itu merupakan pedoman fundamental yang bersifat
universal, mengandung cita-cita negara, dan mengusung tujuan yang baik dan benar.

Kedua, nilai instrumental yang mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan
lembaga yang melaksanakannya. Aspek kedua ini berupa pengembangan 5 dasar yang berfungsi
menyesuaikan nilai-nilai pokok Pancasila dengan upaya penyelesaian masalah kebangsaan. Nilai
instrumental adalah nilai-nilai Pancasila yang diperluas dalam bentuk peraturan perundangan dan
lembaganya. Sebagai contoh dari penjabaran nilai instrumental seperti UUD, Ketetapan MPR,
UU, dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sila-sila Pancasila dijelaskan secara luas dalam
pasal-pasal UUD 1945.

Ketiga adalah nilai praksis yang meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata
dan dapat digunakan untuk kehidupan bernegara. Dengan implementasi nilai terakhir tersebut,
Pancasila bisa berkembang dan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia di berbagai
zaman. Dikutip dari buku PKN terbitan Kemdikbud (2018:16-17), nilai praksis merupakan
pelaksanaan dari nilai-nilai instrumental di masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam pelaksanaan nilai praksis, sering muncul perkembangan dan perubahan nilai-
nilai Pancasila. Masyarakat kerap memberikan tanggapan dan aspirasi mengenai nilai-nilai
Pancasila.

Hal tersebut merupakan sifat ideologi dari Pancasila yang terbuka. Mengenal Perwujudan
Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan 3 Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila berperan penting sebagai penentu arah dan pedoman untuk bangsa Indonesia mencapai
tujuan yang luhur. Selain itu, Pancasila dapat juga berfungsi untuk menstabilkan keamanan
negara yang memayungi masyarakat beragam sehingga tercipta bangsa yang bersatu dan
berpadu. Dikutip dari laman djkn kemenkeu, Presiden RI pertama Soekarno menjelaskan bahwa
Pancasila dapat disebut sebagai philosopiche grondslag (pandangan hidup bangsa), dan
mengandung dua fungsi sebagai berikut: Pancasila sebagai pedoman serta petunjuk dalam
menjalankan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Pancasila sebagai dasar
negara dalam berbagai bidang yang menyangkut ketatanegaraan seperti hukum, politik, ekonomi,
dan sosial masyarakat.

Oleh karena itu, penting menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Pancasila dapat
menjadi ideologi terbuka karena lantaran berakar kepada pandangan dan falsafah hidup bangsa
Indonesia. Hal tersebut secara lebih luas diartikan bahwa Pancasila dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman yang dinamis. Dasar-dasar dalam Pancasila tidak akan berubah. Perubahan
hanya akan terjadi pada pelaksanaan sesuai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi setiap waktu.
Kembali mengutip modul PKN terbitan Kemdikbud, untuk menjadi ideologi terbuka Pancasilan
pun perlu memiliki 3 dimensi. 3 dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka itu adalah Dimensi
Realitas, Dimensi Idealisme, dan Dimensi Fleksibilitas.

Secara ringkas, Dimensi Realitas berarti nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
Pancasila secara nyata berakar dari masyarakat sekaligus hidup dalam masyarakat. Sementara
maksud dari Dimensi Idealisme adalah bahwa ideologi Pancasila memberikan harapan berupa
masa depan yang lebih baik. Kemudian, Dimensi Fleksibilitas atau dimensi pengembangan,
bermakna bahwa ideologi Pancasila memiliki keluwesan yang memungkinkan ia berkembang
dari segi pemikiran.

Contoh Pengamalan Pancasila Lengkap Sila 1-5 di Lingkungan Keluarga Adapun jika
mengutip penjelasan A. Aco Agus dalam artikel "Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
di Era Reformasi" di Jurnal Office (2016), ada rumusan istilah yang sedikit berbeda terkait 3
dimensi Pancasila sebagai ideologi terbuka. Sebagai ideologi yang terbuka. Ketiganya adalah
Dimensi Idealistis, Dimensi Normatif, dan Dimensi Realistis. Penjelasan tentang 3 dimensi yang
dimiliki Pancasila sebagai ideologi terbuka itu adalah sebagai berikut:
1. Dimensi Idealistis: nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat sistematis, rasional, dan
menyeluruh, memuat memuat idealisme yang memberi harapan, optimisme, sekaligus bisa
menggugah bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan.

2. Dimensi Normatif: nilai-nilai dasar Pancasila perlu dijabarkan menjadi sistem norma
yang jelas agar dapat diimplementasikan dalam langkah operasional. Penjabaran ini seperti yang
terkandung dalam norma-norma kenegaraan (UUD 1945 yang jadi sumber hukum).

3. Dimensi Realistis: ideologi Pancasila harus mencerminkan realitas yang hidup,


berkembang dan dialami masyarakat. Oleh sebab itu Pancasila perlu dijabarkan dalam kehidupan
masyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun berbangsa dan bernegara.
Dengan begitu, dasar negara tersebut tidak menjadi ideologi utopia yang memuat ide-ide tidak
membumi. Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi
Maarif (tirto.id - Pendidikan) Kontributor: Syamsul Dwi Maarif Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom

Baca selengkapnya di artikel "Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka yang Memiliki 3
Dimensi", https://tirto.id/gh84

Sumber: https://tirto.id/makna-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-yang-memiliki-3-dimensi-
gh84
Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani “idea” yang artinya gagasan atau cita-cita dan “logos”
yang artinya ilmu. Sehingga ideologi bisa diartikan sebagai gagasan atau cita-cita yang
berdasarkan pada ilmu. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi
adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Lalu, apa yang dimaksud dengan ideologi terbuka.
Ideologi terbuka merupakan pandangan hidup yang sifatnya tidak kaku dan bisa berkembang.

Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sila dan nilai dalam Pancasila memang tidak
berubah, namun tetap bisa diterapkan dalam berbagai perubahan yang terjadi karena zaman,
teman-teman. Nilai Pancasila juga bisa disesuaikan dan dikembangkan sesuai dengan kehidupan
kita sebagai bangsa Indonesia. Sehingga, Pancasila sebagai ideologi terbuka bisa terus menjadi
pedoman bangsa di tengah kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi.

Pancasila juga disebut sebagai ideologi terbuka karena memenuhi beberapa syarat ideologi
terbuka, yaitu:

- Ideologi terbuka merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.

- Ideologi terbuka tidak diciptakan negara, tapi didapatkan dari budaya masyarakat.

- Ideologi terbuka tidak instan, dan bisa ditafsirkan setiap generasi.

- Ideologi terbuka tidak kaku dan dinamis.

- Ideologi terbuka menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.

Pancasila berisi lima dasar kehidupan yang menjadi pandangan hidup dan pedoman hidup
bangsa. Nilai Pancasila berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia. Pancasila juga
menghargai kebebasan dan keberagaman. Terdapat beberapa dimensi Pancasila sebagai ideologi
terbuka, yaitu:

Dimensi Fleksibilitas

Dimensi fleksibiltas bermakna Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki keluwesan, sehingga
bisa berkembang bersama pemikiran-pemikiran baru, tanpa kehilangan jati dirinya.

Dimensi Idealitas

Dimensi idealitas atau idealisme bermakna bahwa dalam Pancasila terdapat nilai dasar, sebagai
pandangan hidup dan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam kehidupan, untuk masa depan yang
lebih baik.
Dimensi Normatif

Dimensi normatif bermakna bahwa nilai dasar dalam Pancasila diajarkan dalam bentuk norma
yang merupakan bagian dari norma kenegaraan.

Dimensi Realitas

Dimensi realitas bermakna bahwa nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila secara nyata
berakar dan hidup dalam masyarakat.

Sumber: https://bobo.grid.id/read/082468769/makna-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-dan-
dimensi-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka?page=all

Anda mungkin juga menyukai