Anda di halaman 1dari 5

1.

PENDAHULUAN:
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak
termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari pengolahan
kelapa sawit.
Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu
limbah cair, padat dan gas. Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari unit
proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari
hidrosiklon. Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung
bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan
air. Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua
yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis
pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan
berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung,
serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang
tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga lalat
dan potensial menghasilkan air lindi (leachate).

2. PROSES:
Biasanya pabrik kelapa sawit memiliki lahan tersendiri untuk menanam
pohon kelapa sawit.
Benih ini ditanam di kebun pembibitan dimana benih-benih tersebut
mendapatkan pemeliharaan yang intensif selama delapan bulan pertama masa
pertumbuhannya, sebelum kemudian dipindahkan ke kebun.
Di perkebunan pohon-pohon ini disirami dan dikelola dengan menggunakan
pupuk yang cukup selama masa pertumbuhan. Setelah 30 bulan tanaman ini
dianggap sudah dewasa dan siap untuk dipanen, proses pemanenan ini akan
dilakukan setiap 7-10 hari.
Buah kelapa sawit dikenal dengan nama Tandan Buah Segar (TBS). Untuk
memanen TBS, pemanen harus menggunakan dodos atau pisau dengan tiang
panjang untuk memotong buah dari batang pohon. TBS yang sudah siap
dipanen sangat mudah diidentifikasi melalui warna merah cerah serta apabila
ada 10-15 buah jatuh di tanah.
TBS yang telah dipanen dikirimkan oleh truk pengangkut ke pabrik, untuk
disterilisasi menggunakan uap. Proses ini dilakukan agar TBS dapat dilepas
dari tandan, dan untuk mematikanenzim yang dapat menyebabkan kualitas
dari TBS turun.
Setelah TBS terlepas dari tandannya, kemudian tandan buah kosong akan
digunakan kembali. Serat panjang di batang dapat digunakan untuk membuat
kasur dan bantal kursi mobil, sementara tandan buah kosong yang tersisa
dikembalikan ke tanah kebun untuk membantu menjaga kelembaban sebelum
dijadikan pupuk ketika proses pembusukan sudah terjadi.
Setelah dilepas dari tandan, buah kelapa sawit diolah menjadi dua produk
utama: Minyak Sawit Mentah (CPO), yang diekstrak dari mesocarp atau
daging buah, dan Minyak Inti Sawit (PKO), yang berasal dari biji keras di
tengah.
Langkah pertama adalah menekan buah, untuk memeras CPO dari mesocarp-
nya. Minyak kemudian disaring dan dimurnikan untuk memastikan bebas dari
kontaminasi, dan dikeringkan untuk memenuhi spesifikasi standar CPO.
Selanjutnya CPO ditransfer ke pabrik pengolahan untuk diproses menjadi
minyak nabati (minyak goreng, krim dan margarin), bahan oleokimia
(digunakan dalam deterjen dan pelumas), biodiesel (bahan bakar) dan asam
laurat (digunakan dalam kosmetik dan sabun).
Sementara itu, 'cake' yakni Bungkil Inti Sawit (BIS) yang terdiri dari
campuran serat mesocarp dan cangkang yang tertinggal di mesin pemerasan
dimasukkan ke alat depericarper, yang memisahkan serat mesocarp dan biji.
Serat mesocarp digunakan sebagai biofuel atau bahan bakar hayati di boiler
pabrik kelapa sawit, yang menghasilkan uap yang menggerakkan turbin untuk
memberi daya pada pabrik.
Biji kelapa sawit yang tersisa, juga dikenal sebagai inti sawit atau kernel,
dipecahkan dan dipisahkan cangkangnya. Cangkang diambil untuk dijual
sebagai bahan bakar hayati, sementara kernel mengalami penghancuran lebih
lanjut untuk menghasilkan minyak inti sawit (PKO) dan Palm Kernel
Expeller (PKE).
Minyak inti sawit mentah (CPKO) juga mengalami proses pemurnian
sebelum digunakan dalam pembuatan produk makanan seperti krim non-susu
dan es krim, sedangkan sisa produksi dari bungkil inti sawit (PKE) umumnya
digunakan untuk membuat pakan ternak.

3. LIMBAH PADAT:
A. Pelepah Kelapa Sawit
Pelepah kelapa sawit juga mempunyai kandungan nutrisi walaupun
dalam jumlah kecil. Setiap pelepah kelapa sawit yang terpotong
mempunyai 11 kandungan 125 Kg N, 23 kg P2O5, 176 kg K2O dan 25
Kg MgO dalam tiap hektarnya selama setahun. Kandungan nutrisinya
dalam persen adalah 0,5% N, 0,1% P2O5, 0,8% K2O dan 0,1% MgO.
Susunan pelepah yang rapi dan berbentuk L pada lahan datar akan
merangsang pertumbuhan akar serabut pada tumpukan pelepah tersebut.
B. Serat
Pemanfaatan lain dari ampas serabut yakni sebagai mulsa di pembibitan
kelapa sawit terutama di Main Nursery (MN). Ampas serabut
diaplikasikan secara tipis di permukaan atas untuk mengurangi evaporasi
tanah sehingga kelembaban tanah terjaga dan mengurangi pertumbuhan
gulma di permukaan tanah polibag.
C. Tandan Kosong
Janjangan kosong atau yang biasa disebut EFB (empty fresh bunch)
merupakan bekas TBS (tandan buah segar) yang berondolannya sudah
lepas pada saat pengolahan di pabrik kelapa sawit. Dari setiap TBS yang
diolah akan dihasilkan 20% janjangan kosong dari setiap berat TBS yang
diolah. Janjangan kosong mempunyai rasio C/N sangat tinggi sehingga
proses dekomposisi dan mineralisasi janjangan kosong dilapangan oleh
mikroorganisme relatif lambat.
D. Cangkang
Cangkang dihasilkan dari pemecahan biji kelapa sawit. Cangkang biasa
diambil untuk dijual sebagai bahan bakar hayati
E. Bungkil Inti Sawit
Bungkil Inti Sawit (BIS) yang terdiri dari campuran serat mesocarp dan
cangkang yang tertinggal di mesin pemerasan dimasukkan ke alat
depericarper, yang memisahkan serat mesocarp dan biji.
Serat mesocarp digunakan sebagai biofuel atau bahan bakar hayati di
boiler pabrik kelapa sawit, yang menghasilkan uap yang menggerakkan
turbin untuk memberi daya pada pabrik.

4. PEMANFAATAN LIMBAH:
A. Pembangkit Listrik
Selama ini limbah pelepah kelapa sawit banyak yang dibiarkan.
Kalaupun digunakan, biasanya hanya untuk pupuk dengan cara dibakar.
Padahal limbah padat kelapa sawit dapat menghasilkan uap yang dapat
dijadikan sumber energi. Seperti yang dilakukan oleh pihak PT surya
raya lestari 2 di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten
Mamuju Tengah. Cangkang buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar alternatif (alternative fuel oil) pada boiler dan power
generation.

B. Briket Arang
PT. Surya Raya Lestari 2 telah mampu merancang bangun paket
teknologi untuk produksi briket arang, baik TKKS maupun cangkang
buah kelapa sawit. Karena sifat bahan berbeda, bahan TKKS
memerlukan tungku tipe vertikal, sedang untuk cangkang diperlukan
tungku horizontal guna menghasilkan arang bermutu tinggi (Nilai Kalor
> 5 000 kal/g). Proses pembriketan dapat dilakukan dengan mesin
pembriket tipe ulir dengan kapasitas 1 ton hari-1. Mesin ini menghasilkan
briket arang berbentuk silinder dengan diameter 5 cm dan panjang 10-30
cm sesuai dengan ukuran briket arang komersial dari serbuk gergaji.
Keunggulan produk arang ini antara lain permukaannya halus dan tidak
meninggalkan warna hitam bila dipegang. Briket arang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet,
gula, dan farmasi.
C. Pakan Ternak
Bahan pakan ternak dari limbah perkebunan kelapa sawit dapat
diproduksi antara lain dari bungkil inti sawit dan pelepah serta daun.
Bungkil inti sawit atau Palm Kernel Meal (PKM) adalah ampas dari
proses pembuatan minyak sawit mentah. Sementara jenis pakan ternak
dari sawit lainnya adalah Palm Kernel Expeller (PKE) yang merupakan
limbah inti sawit (palm kernel) yang telah diperas minyaknya untuk
menghasilkan palm kernel oil (PKO). Kernel Expeller (PKE) diolah
menjadi bubuk dengan harga Rp 800.000 per ton dan dapat dimanfaatkan
sebagai pencampur makanan ternak, khususnya sapi perah.

Anda mungkin juga menyukai