Anda di halaman 1dari 4

“TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN II”

FISIOLOGI HIDUNG

Dosen Pengampu : Lili Sartika, S.Farm,M.Farm

STIKES HANGTUAH

TANJUNGPINANG

Oleh :
 

Nama : Maharani

Nim : 142011014

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT I

STIKES HANGTUAH 

TANJUNGPINANG

2020

Hidung merupakan satu di antara lima panca indra yang dimiliki manusia.
Berkat organ ini, manusia bisa mengenali berbagai macam aroma, seperti
bau harum atau bau busuk. Mengetahui bagian anatomi hidung manusia akan
membantu Anda untuk memahami cara kerja hidung, berikut dengan cara
menjaga kesehatan hidung.Fungsi hidung yang pertama yaitu sebagai organ
respirasi dan juga sensorik .
Indera penciuman terdapat pada hidung dari ujung saraf otak nervus
olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung
yang dikenal dengan sebutan olfaktori. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel
yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, tenalin
dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil,
saraf olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.
Proses fisiologi kerja hidung yaitu :
1. Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melakui udara yang
awalnya disaring oleh bulu-bulu hidung terlebih dahulu. 
2. Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan sementara kotoran
menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran hidung.
3. Udara yang mengandung rangsangan bau ini masuk ke dalam epitelium
olfaktori
4. Rangsangan bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuk seperti
cairan atau mukus, dan kemudian menggetarkan Saraf olfaktori. Rangsangan
yang menggetar tadi disampaikan ke Talamus dan lalu menuju Hipotalamus
yabg ada di otak.
5.Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum) akan
menangkap bau lalu menerjemahkannya berdasarkan memori atau
menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan ketika suatu saat
nanti mencium bau yang sama.
Proses pembauan atau pencium itu paling banyak terjadi di olfaktorius jika
kita melihat gambar dibawah ini yaitu proses okfaktorius nantinya ada molekul
odorant yang menangkap silia pada ujung sel olfaktorius yang bisa terjadi
hanya dengan 2 cara yaitu bisa menguap dan bisa larut air, Molekul odorant
yang telah menembus nervus olfaktorius dari bulbus olfaktorius, akan
bergerak melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoriuspada olbus
temporalis di otak, dimana akan dilakukan interpretasi pada stimulus yang
masuk. Namun demikian kepekaan reseptor penciuman terhadap molekul
odorant akan berkurang, bahkan mudah hilang bila selalu terpapar pada bau
yang sama dalam waktu yang relatif lebih lama. Untuk memahami system
olfaktorius secara sederhana .

Pada manusia di dalam olfaktorius terdapat 5 juta sel . dalam 5 juta tersebut
tersapat 1000 jenis reseptor olfaktorius masing masing bau itu akan
menempel pada olfaktorius yang spesifik Reseptor bau terlokalisasi pada neu
ron sensorik penciuman, yang menempati area kecil di bagian atas epitel hidu
ng. Setiap sel reseptor penciuman hanya mengungkapkan satu reseptor bau.
Pada aktivasi, sinyal dari sel-sel reseptor penciuman disampaikan dalam daer
ah mikro yang didefinisikan oleh glomerulus di olfactory bulb.
Sel-sel reseptor dari jenis yang sama secara acak didistribusikan pada mukos
a hidung, tetapi berkumpul di glomerulus yang sama. Di glomerulus, ujung sar
af reseptor merangsang sel-sel mitral yang meneruskan sinyal ke daerah yan
g lebih tinggi dari otak.  
Reseptor olfaktori hanya akan mampu berfungsi kurang lebih selama 35 hari.
Apabila mati, baik disebabkan faktor alami, maupun dari kerusakan fisik,
maka reseptor tersebut akan diganti oleh reseptor-reseptor baru dengan axon
yang berkembang ke lapisan olfactory bulbs tujuannya atau sasarannya, dan
bila sudah sampai pada lapisan dimaksud tersebut, mereka akan memulihkan
kembali koneksi sinapsis yang terputus.

Anda mungkin juga menyukai