Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan Fisik dan

Diagnostik Pasien
HIVAIDS
Kelompok 1

Bella Muvitasari 142011005

Nurlian Fazzila 142011019


Tahun 2017 : 48.300 kasus HIV positif, 9.280 di
antaranya positis AIDS
Triwulan II tahun 2018 : 21.336 kasus HIV,
6.162 di antaranya positif AIDS
PENDAHULUAN Data kumulatif dari pertama kali dilaporkan
pada tahun 1987 hingga Juni
2018 : 301.959 kasus HIV, dengan
108.829 kasus AIDS
(Kementerian Kesehatan, 2018)
Kelompok umur: 25-49 tahun dan 20-24 tahun
Provinsi dengan jumlah infeksi HIV
tertinggi : DKI Jakarta (55.099), Jawa
Timur (43.399), Jawa Barat (31.293),
PENDAHULUAN Papua (30.699), dan Jawa Tengah
(24.757)

(Kementerian Kesehatan, 2018)


Stadium pertama infeksi HIV
asimptomatik dan simptomatik
Riwayat kesehatan pasien sebagai pertimbangan
untuk pemeriksaan / screening HIV
PENDAHULUAN Riwayat: aktifitas seksual pasien, penggunaan
jarum IV, penyalahgunaan obat, dan
penerima donor darah
Pasien dengan stadium lanjut infeksi HIV
tanda dan gejala yang berhubungan dengan
kegagalan dan penurunan
kemampuan imun tubuh
PENDAHULUAN Screening test mendiagnosa infeksi HIV
Beberapa test lainnya stadium infeksi
Tahap penyakit HIV didasarkan pada:
Riwayat klinis
Pemeriksaan fisik
PENDAHULUAN Laboratorium disfungsi imun
Tanda dan gejala
Infeksi
Keganasan
Tahun 2006 : CDC merekomendasikan pengujian
antibody untuk HIV pada tatanan masyarakat dan
klinik
Tujuan dan kemungkinan hasil test dijelaskan pada
Test Antibodi pasien
HIV Informed consent
Hasil test antibody dijelaskan dengan hati-hati
kepada pasien
Semua hasil tes dijaga kerahasiaannya
Pada saat seseorang terinfeksi HIV, sistem imun
berespon dan memproduksi antibody untuk
melawan virus
Jangka waktu : 3 sampai 12 minggu setelah
Test Antibodi terinfeksi.
HIV Tahun 1985, FDA : pemeriksaan antibody HIV-1
menggunakan sekitar 5 - 7 mL darah Sampel diuji
menggunakan 2 teknik uji
laboratorium yang berbeda untuk menentukan
adanya antibodi terhadap HIV
Tabl^52'2 • Selected Laboratory Tests for Diagnosing and Tracking HIV and Assessing
Immune Status
EIA (enzyme immunoassay), formerly referred to
as ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
Western blot
Viral load
Test Antibodi CD4/CD8 ratio
Antibodies are detected, resulting in positive results and
HIV marking the end of the window period* Also detects
antibodies to HIV; used to confirm EIA Measures HIV
TEST FINDINGS IN HIV INFECTION
RNA in the plasma
These are lymphocytes, HIV kills CD4 cells,
which results in a significantly impaired immune
system.
Test EIA (enzyme immunoassay)
mengidentifikasi secara langsung antibodi
yang khusus melawan HIV.
Pengujian / pemeriksaan Western Blot
mengkonfirmasi seropositive pada saat hasil
Test Antibodi EIA positif
HIV
l.lnterpretasi hasil test positif
Antibodi untuk HIV ditemukan dalam darah (pasien
telah terinfeksi oleh virus dan tubuh memproduksi
antibodi)
Virus HIV aktif di dalam tubuh dan pasien dapat
menularkan virus pada orang lain
Terinfeksi HIV dan tidak menderita AIDS
Pasien tidak kebal terhadap AIDS (antibodi tidak
menunjukkan kekebalan)
2.lnterpretasi hasil test negative
Antibodi untuk virus HIV tidak ditemukan dalam
darah pada waktu pemeriksaan pasien
belum terinfeksi HIV / sudah terinfeksi namun tubuh
belum menghasilkan antibody (periode jendela : 3
minggu sampai 6 bulan)
Pasien sebaiknya mendapatkan tindakan pecegahan.
Karena bukan berarti pasien kebal terhadap virus,
tetapi mungkin tubuh belum memproduksi antibodi
Edukasi dan konseling tentang hasil test dan tentang
cara pencegahan penularan
Respon psikologis pasien terhadap hasil test positif :
panik, depresi, dan kehilangan harapan Konsekuensi
interpersonal dan sosial dari hasil test positif
mempengaruhi psikologis pasien
Pasien mungkin akan kehilangan pasangan, teman,
pekerjaan dan asuransi kesehatan karena status
kesehatannya terungkap
Diskriminasi dan pengalaman tidak
menyenangkan dalam pekerjaan dan lingkungan tempat
Dampak Hasil tinggal
test HIV Konseling dan layanan dukungan sosial, finansial,
medis, dan psikologis.
Metode pengerasan sasaran (target amplification
methods) mengukur level RNA dan DNA HIV pada
plasma Viral load prediktor yang lebih baik tentang
risiko pengembangan penyakit HIV dibandingkan
VIRAL LOAD jumlah CD4.
TEST Semakin rendah viral load, semakin lama waktu untuk
terdiagnosis AIDS dan semakin lama waktu bertahan
hidup.
1.Pemeriksaan Fisik Pernafasan
Temuan :
Nafas pendek Dispnea
Pemeriksaan Batuk
Fisik Pasien HIV
AIDS Nyeri dada Demam berhubungan dengan berbagai
infeksi oportunistik
Pemeriksaan

Rontgen dada pasien dengan AIDS dan Sarcoma Kaposi's


Pemadatan/ketebalan lobus bawah dan infiltrasi batas jantung
serta efusi pleura
2.Pemeriksaan Fisik Gastrointestinal
Temuan :
Pemeriksaan Kehilangan nafsu makan
Fisik Pasien Mual
HIVAIDS Muntah
Kandidiasia oral dan esophagus Diare kronik
(masalah pada sekitar 50% - 90% penderita AIDS)
Pemeriksaan Fisik
Pasien HIVAIDS

Lymphoma histiocytic yang menyebar dan meliputi


palatum
kasar pasien AIDS
3.Pemeriksaan Fisik Onkologi
Temuan :
Kaposi's sarcoma
lymphoma (khsususnya non-Hodgkin lymphoma dan
Pemeriksaan lymphoma sistem saraf pusat utama) Invasif kanker
Fisik Pasien serviks
HIVAIDS
Pemeriksaan
Fisik Pasien
HIVAIDS

Kaposi's sarcoma pada pasien AIDS menunjukkan plak,


potongan kecil dan stadium tumor
Pemeriksaan
Fisik Pasien
HIVAIDS

Kaposi's sarcoma
4.Pemeriksaan Fisik Integumen
Temuan :
Pemeriksaan
Herpes zoster
Fisik Pasien
Herpes simplex Seborrheic dermatitis Folliculitis
HIVAIDS
5.Pemeriksaan Fisik Endokrin
Temuan :
Pemeriksaan
Kelenjar endokrin menunjukkan infiltrasi dan
Fisik Pasien detruksi dari infeksi opportunistic atau keganasan
HIVAIDS
6.Pemeriksaan Fisik Ginekologi
Temuan :
Kandidiasis vagina
Pemeriksaan Fisik Syphilis
Pasien HIVAIDS Herpes

Anda mungkin juga menyukai