Anda di halaman 1dari 21

Diabetes Mellitus

Dosen pengampu : Meily


Nirnasari,S.Kep,Ns,M.Biomed

Kelompok 7
- Bella Muvitasari (142011005)
- Maharani (142011014 )
- Maulina husna (142011015 )
- Nurlian Fazzila (142011019 )
Definisi
01

Topik 02 Faktor Resiko

Bahasan 03
Patofisiologi
Gejala Klinis
04

Diagnosis Klinis
05

Topik 06 Pengobatan

Bahasan Pencegahan
07
Definisi
gangguan metabolik terjadi
secara kronis atau menahun
karena tubuh tidak mempunyai ditandai dengan
hormon insulin yang cukup akibat munculnya gejala khas
gangguan pada sekresi insulin, yaitu poliphagia, polidipsia
hormon insulin yang tidak bekerja dan poliuria serta
sebagaimana mestinya atau sebagian mengalami
keduanya kehilangan berat badan

Diabetes Melitus Ciri penyakit DM DM yang tidak


(DM) merupakan adalah ditemukannya terkontrol dapat menyebabkan
salah satu penyakit konsentrasi beberapa komplikasi seperti
tidak menular yang glukosa yang tinggi di kerusakan mata, ginjal
dikenal dengan nama dalam darah pembuluh darah, saraf dan
penyakit kencing (hiperglikemia) jantung
manis
KLASIFIKASI
Perbedaan DM Tipe-1 dan Tipe-2
FAKTOR RESIKO
Faktor Tetap Umur
Jenis Kelamin
Genetik
Suku
Riwayat Keluarga

Faktor Perilaku Konsumsi Zat Gizi (karbohidrat, protein,


lemak, serat)
Aktifitas Fisik

Faktor Sosial-Ekonomi, Budaya dan Status pekerjaan


Lingkungan Tingkat pendidikan

Faktor Intermediet Obesitas


Hipertensi
Penyakit mental serius
Kondisi psikologis
Patofisiologi
Gangguan metabolisme
terjadi karena 3 hal yaitu
pertama, kerusakan pada
Penyakit dengan sel-sel beta pankreas
gangguan karena pengaruh dari luar Step 4
metabolisme karbohidrat, seperti zat kimia, virus dan
protein dan lemak karena bakteri
insulin tidak dapat bekerja
secara optimal, jumlah Step 3
insulin yang tidak
memenuhi kebutuhan atau
keduanya Step 2 Ketiga, karena kerusakan
reseptor insulin di jaringan
perifer
Step 1
Kedua, penurunan
reseptor glukosa pada
kelenjar pankreas
Patofisiologi

Insulin yang disekresi oleh Kadar glukosa darah


sel beta pankreas yang tinggi akan
berfungsi untuk mengatur menstimulasi sel beta
kadar glukosa darah pankreas untuk
dalam tubuh mengsekresi insulin

Sel beta pankreas yang tidak Penyebab dari


berfungsi secara optimal kerusakan sel beta
sehingga berakibat pada pankreas sangat
kurangnya sekresi insulin banyak seperti contoh
menjadi penyebab kadar penyakit autoimun dan
glukosa darah tinggi idiopatik
Patofisiologi
Sensitivitas insulin untuk
Gangguan respons menurunkan glukosa darah
metabolik terhadap dengan menstimulasi
kerja insulin pemakaian glukosa di
disebut dengan jaringan otot dan lemak
resistensi insulin serta menekan produksi
glukosa oleh hati menurun

Keadaan ini dapat disebabkan


oleh gangguan reseptor
sehingga dibutuhkan insulin Penurunan sensitivitas
yang lebih banyak dari tersebut juga
biasanya untuk menyebabkan resistensi
mempertahankan kadar insulin sehingga kadar
glukosa darah agar tetap glukosa dalam darah tinggi
normal
Patofisiologi
(1)
Kadar glukosa darah yang tinggi
selanjutnya berakibat pada proses
(2) filtrasi yang melebihi transpor
maksimum
Keadaan ini mengakibatkan glukosa
dalam darah masuk ke dalam urin
(glukosuria) sehingga terjadi diuresis (3)
osmotik yang ditandai dengan
pengeluaran urin yang berlebihan Banyaknya cairan yang keluar
(poliuria) menimbulkan sensasi rasa haus
(4) (polidipsia)
Glukosa yang hilang melalui urin dan
resistensi insulin menyebabkan
kurangnya glukosa yang akan diubah (5)
menjadi energi sehingga menimbulkan Penderita akan merasa mudah lelah
rasa lapar yang meningkat (polifagia) dan mengantuk jika tidak ada
sebagai kompensasi terhadap kompensasi terhadap kebutuhan energi
kebutuhan energi tersebut
Gejala
Klinis

Penyakit DM dapat Gejala akut DM pada


menimbulkan berbagai gejala permulaan adalah banyak
pada penderita. Gejala-gejala makan (poliphagia), banyak
yang muncul pada penderita minum (polidipsia) dan banyak
DM sangat bervariasi antara kencing (poliuria).
satu penderita dengan
penderita lainnya. Bahkan, ada Gejala kronik DM adalah kulit
penderita DM yang tidak terasa panas, kebas, seperti
menunjukkan gejala khas tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal
penyakit DM. Gejala-gejala DM pada kulit, kram, kelelahan,
tersebut akhirnya dikategorikan mudah mengantuk, penglihatan
menjadi gejala akut dan gejala memburuk (buram), gigi mudah
kronis goyah dan mudah lepas,
keguguran pada ibu hamil dan
ibu melahirkan dengan berat
bayi yang lebih dari 4 kilogram
Diagnosis

01
Diagnosis dini penyakit DM sangat
menentukan perkembangan penyakit DM
pada penderita

Penderita DM yang tidak terdiagnosis dengan

02
cepat mempunyai resiko lebih besar
menderita komplikasi dan kesehatan yang
memburuk

03 Diagnosis DM dapat ditegakkan berdasarkan


pemeriksaan glukosa darah

Metode yang paling dianjurkan untuk


mengetahui kadar glukosa darah adalah
metode enzimatik dengan bahan plasma atau
serum darah vena
04
Diagnosis

FAST DM tidak dapat didiagnosis berdasarkan glukosa


dalam urin (glukosuria)
FOOD Keluhan dan gejala DM yang muncul pada
seseorang dapat membantu dalam mendiagnosis
DM
Seseorang dengan keluhan klasik DM (poliuria,
polidipsia, poliphagia) dan keluhan lain seperti
lemas, kesemutan, gatal, pandangan kabur dan
disfungsi ereksi dapat dicurigai menderita DM
Diagnosis
Kadar glukosa darah yang tidak
memenuhi kriteria normal dan tidak Prediabetes tidak harus menghasilkan
memenuhi kriteria diagnosis DM diabetes jika perubahan gaya hidup
yang dijalani adalah gaya hidup sehat
dikategorikan sebagai kategori
prediabetes
Kriteria prediabetes menurut Perkeni
(2015) adalah glukosa Darah Puasa
Terganggu (GDPT), toleransi Glukosa
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan
Terganggu (TGT) dan hasil
pada seseorang yang mungkin
pemeriksaan HbA1c yang
menderita DM tetapi tidak menunjukkan
menunjukkan angka 5,7 – 6,4 %
gejala dan keluhan
berdasarkan standar NGSP
Perbedaan antara prediabetes dan
diabetes adalah bagaimana tinggi Pemeriksaan penyaring ini dilakukan
kadar gula darah. Pradiabetes adalah pada kelompok dengan resiko
ketika kadar gula darah (glukosa) menderita DM yang tinggi yaitu
lebih tinggi dari normal tetapi tidak kelompok dengan Indeks Massa Tubuh
cukup tinggi untuk didiagnosis (IMT) yang besar, kelompok dengan
sebagai diabetes faktor risiko DM tinggi dan kelompok
usia >45 tahun
Komplikasi DM yang terjadi begitu lama
dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah
dan menimbulkan komplikasi
kronik. Retinopati, neuropati,
nefropati, penyakit arteri
koroner, infeksi, katarak dan
glaukoma adalah beberapa
contoh komplikasi kronik dari
A DM

Komplikasi akut menunjukan


B
perubahan relatif glukosa
darah yang akut dan diabetik
ketoasidosis
Pengobatan

Terapi Non Medikamentosa Terapi Medikamentosa


Terapi Medikamentosa
Terapi Kombinasi
Terapi kombinasi yang umum adalah antara golongan
sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan
mengawali denganmerangsang sekresi pankreas yang
memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida
bekerja efektif.
Terapi Obat Hipoglikemik Oral
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk
membantu penanganan pasien DM Tipe II. Pemilihan obat
hipoglikemik oral bergantung pada tingkat keparahan
penyakit dan kondisi pasien, dapat dilakukan dengan
menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis
obat.
Terapi Insulin
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita
DM Tipe 1. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2
tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir
30%ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi
hipoglikemik oral.
Pencegahan
Upaya preventif yang dapat dilakukan agar
terhindar dari DM yakni dengan
memperhatikan gaya hidup, pola makan, dan
kebiasaan berolahraga sehingga seluruh
fungsi tubuh dapat berjalan optimal. Rajin berolahraga
Selain itu, pantau juga gula darah secara rutin
untuk deteksi awal dan upaya kuratif dini.

Idealkan porsi makanan

Kurangi makanan/minuman
manis

Kurangi makanan berlemak

Mengetahui penyebab
diabetes
Pencegahan

Biasakan sarapan pagi


setiap hari

Idealkan berat badan

Istirahat yang cukup dan


teratur

Hindari stress berlebihan

Utamakan konsumsi sayur


Thank you

Anda mungkin juga menyukai