Dosen Pengampu : Jessy Maulani, S.Farm
STIKES HANGTUAH
TANJUNGPINANG
Oleh :
Nama : Maharani
Nim : 142011014
STIKES HANGTUAH
TANJUNGPINANG
2020
1. Definisi Amnesia
2. Etiologi
Amnesia terjadi akibat adanya kerusakan pada bagian sistem limbik yang
ada di otak. Bagian ini berperan dalam mengatur ingatan dan emosi
seseorang.
Kerusakan pada sistem limbik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Cedera pada kepala, misalnya akibat kecelakaan
Stroke
Kejang
Ensefalitis atau peradangan otak
Tumor otak
Penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Alzheimer atau demensia
Kebiasaan mengonsumsi minuman keras dalam jangka waktu yang
lama
Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti benzodiazepine dan obat
penenang
Penurunan pasokan oksigen pada otak, misalnya akibat keracunan
karbon monoksida, gangguan pada pernapasan, atau serangan jantung
Trauma psikologis, misalnya akibat pelecehan seksual
3. Patologi
Jenis Amnesia
- Amnesia Anterograde
Penderita jenis ini tidak dapat mengingat informasi baru. Peristiwa yang
terjadi baru-baru ini dan informasi yang harus disimpan dalam memori jangka
pendek menghilang.
Kondisi tersebut biasanya akibat trauma otak, misalnya ketika benturan pada
kepala menyebabkan kerusakan otak. Namun penderitanya akan mengingat
memori dan peristiwa yang terjadi sebelum mengalami cidera.
- Amnesia retrograde
Dalam kasus yang parah, hilangnya memori untuk sementara akan sulit
membentuk ingatan baru. Kondisi ini sangat jarang dan lebih mungkin terjadi
pada orang dewasa yang lebih tua yang memiliki penyakit pembuluh darah.
- Amnesia Infantil
Penderita jenis ini tidak dapat mengingat kembali kejadian sejak masih anak-
anak, kemungkinan karena masalah kemampuan bahasa atau beberapa area
memori otak yang belum sepenuhnya matang saat masa kanak-kanak.
4. Patofisiologi
mekanisme patofisiologis yang menyebabkan amnesia pasca trauma belum
sepenuhnya diketahui. Strategi penelitian yang paling umum untuk
mengklarifikasi mekanisme ini adalah pemeriksaan kemampuan fungsional
yang terganggu pada penderita amnesia pasca-trauma (PTA) setelah cedera
otak traumatis.
Penelitian tentang pengaruh trauma emosional pada retensi memori dan
gejala amnesia telah menunjukkan bahwa paparan stres ekstrem dalam
jangka waktu lama memiliki efek langsung pada hipokampus . Tingkat stres
yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan
produksi enkefalin dan kortikosteroid , yang dapat menghasilkan aktivitas
saraf yang abnormal dan mengganggu potensiasi jangka panjang(mekanisme
saraf yang terkait dengan pembelajaran) di hipokampus. Individu yang
mengalami pelecehan seksual berulang selama masa kanak-kanak atau yang
pernah mengalami pertempuran menunjukkan gangguan dan atrofi yang
signifikan pada daerah hipokampus di otak. Amigdala , area otak yang terlibat
dalam regulasi emosional, mungkin terlibat dalam menghasilkan ingatan
untuk beberapa aspek trauma. Meskipun jejak memori trauma mungkin hilang
dari hipokampus, mungkin tetap sebagian dikodekan dalam bentuk memori
emosional di amigdala di mana kemudian dapat diingat kembali dalam
bentuk kilas balik atau sebagian memori pulih .
5. Perubahan morfologi
Penderita amnesia mungkin tidak sadar dengan kondisinya. Jika Anda
menyadari adanya gejala amnesia pada seseorang, sebaiknya segera bawa
orang tersebut ke dokter.Dokter akan menanyakan keluhan penurunan dan
kehilangan daya ingat yang dialami oleh pasien, serta riwayat kesehatan dan
obat-obatan yang sedang atau pernah dikonsumsi pasien.